Anda di halaman 1dari 5

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sistem infomasi manajemen merupakan sistem yang menghasilkan informasi bagi proses
pengambilan keputusan.

A. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses pemiliham dan beberapa alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau tujuan-tujuan.
Ada empat dari pengambilan keputusan, yaitu:

1. Pemikiran ( Inteligence)
2. Perancangan ( Design)
3. Pemilihan ( Choice)
4. Penerapan ( Implementation)

1. Tahap Pemikiran

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhdap lingkungan, baik secara berkesinambungan
atau sesekali. Hal ini meliuti beberapa aktivitas yang vertujuan untuk mengidentifikasi ada
nya permasalahan-permasalahan atau kesempatan-kesempatan. Aktivitas-aktivitas tersebut
adalah:

a. Menemukan Permasalahan
Tahap pemikiran dimulai dengan identifikasi tjuan dan saaran ari organsisasi. Permsalahan
timbuk dari adanya ketidakpuasan terhadap keadaan yang sedang berjalan. Ketidakpuasan
tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara apa yang diinginkan dan apa yang terjadi
atau tidak terjadi. Pada tahap ini usaha yang dilakukan ialah mencari apakah ada
permasalahan, mencari besarnya permasalahan dan mengidentifikasi permsalahan tersebut

b. Klasifikasi Permasalahan
Aktivitas ini merupakan konseptualisasi dari masalah dalam usaha untuk mengklasifikasian
ke dalam beberapa kategori yang dapat didefinisikan.

i. Penguraian Permasalahan
Banyak permsalahan kompleks yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian permasalahan.
Dengan memecahkan bagian permasalahan yang paling mudah dapat menolong dalam
emmecahkan permasalahan yang kompleks. Pendekatan ini juga membantu komunikasi
antar orang-orang yang terkait dengan proses solusi.

ii. Kepentingan Permasalahan


Pada tahap pemikiran penting untuk menentukan pemilik dari permasalahan tersebut.

Tahap pemikiran diakhiri dengan suatu pernyataan permasalahan. Pada waktu itu tahap
peracangan dimul

2. Tahap Perancangan

Tahap Perancangan meliputi kegiatan menciptakan, mengembangkan dan menganalisa


tindakan-tindakan yang mungkin. Pada tahap ini juga dilakuakn pembuatan, pengujian dan
validasi model dari situasi permasalahan tersebut.
Pemodelan adalah kombinasi dari seni dan sains. Beberapa topik dari permodelan yang
berhubungan dengan model kuantitatif adalah:
a. Komponen Model
Semua model terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu variabel keputusan, variabel yang tidak
dapat dikontrol serta parameter-parameter dan variabel-variabel hasil atau keluaran.

b. Stuktur Model Kuantitatif


Model Kuantitatif mempunyai komponen-komponen model yang dihubungkan oleh ekspresi
matematis seperti persamaan atau ketidaksamaan.

c. Prinsip-prinsip Pemilihan
Evaluasi dari alternatif-alternatif dan pemilihannya langsung dari tipe kriteria-kriteria yang
akan digunakan. Dua prinsip dalam pemilihan ialah normatif dan deskriftif.

Model Normatif
Alternatif yang dipilih ialah yang dapat dibuktikan yang terbaik diantara alternatif-alternatif
yang mungkin.

Model Deskriptif
Model deskriptif mendeskripsikan suatu sistem seperti adanya atau akan menjadi apa
nantinya.

Mencari Alternatif-alternatif
Bagian yang signifikan dari proses pemdoelan ialah menciptakan alternatif-alternatif. Hal ini
membutuhkan kreatifitas dan proses mencari yang membutuhkan waktu dan biaya.

Memperkirakan Keluaran dari Masing-masing Alternatif


Untuk mengevaluasi dan memperbandingkan alternatif-alternatif yang telah diperkirakan,
perlu untuk meramalkan keluaran-keluaran yang akan dihasilkan ooleh setiap alternatif
tersebut.

Mengukur Hasil ( Tingkat Pencapaian Tujuan)


Nilai suatu alternatif dilihat berdasarkan kemampuannya untuk mencapai tujuan.

Skenario
Skenario adalah suatu pernyataan tentang asumsi mengenai lingkungan operasi dari sistem
tertentu pada waktu tertentu.

2. Tahap Pemilihan

Tahap pemilihan meliputi penarian tindakan-tindakan yang tepat ( diantara tindakan-


tindakan yang telah diidentifikasikan pada tahap perancangan) yang akan dapat
memecahkan masalah yang sesungguhnya.

Untuk model normatif dapat digunakan pendekatan analitis atau memperbandingkan satu
dengan yang lainnya secara mendalam. Untuk model deskriptif dapat digunakan
perbandingan alternatif-alternatif dengan jumlah terbatas yang dilakukan baik dengan
pendekatan penarian buta (blindly approach) atau dengan pendekatan heuristik.

Pendekatan Pencartian Formal ( Turban)

i. Teknik-teknik Analistik
Teknik-teknik analitis menggunakan formula matematis yang secara langsung dapat
menurunkan solusi optimal atau memprediksi hasil tertentu
ii. Algoritma
Teknik-tekniks analitis dapat menggunakan algoritma-algoritma untuk meningkatkan
efisiensi dalam proses pencarian alternatif.
iii. Pendekatan Penarian Buta ( Blind Search)
Teknik pencarian buat mengacu pada pendekatan pencarian yang berubah-ubah dan tidak
ada panduannya. Ada dua type pencarian buta, yaitu:

– Enumerasi lengkap, yaitu seluruh alternatif dipertimbangkan sampai solusi optimal


didapatkan
– Enumerasi tidak lengkap, yaitu penarian parsial, dimana hanya sebagian laternatif saja
yang dieprtimbangkan sampai solusi yang cukup baik didapatkan.

iv. Pendekatan Heuristik


Heuristik ialah aturan-aturan keputisan mengenai bagaimana suatu masalah seharusnya
dipecahkan. Heuristik dikembangkan dengan analisis masalah yang padat dan teliti,
kadangkala dengan menggunakan metode desain eksperimen.

B. MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manajemen di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan.

1. Tingkat Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:

– Manajemen Puncak
– Manajemen Madya
– Manajemen Bawah

Manajemen Puncak bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan. Tugas utama
terpenting adalah perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan sasaran serta
rencana jangka panjang organisasi. Informasi yang dibutuhkan manajemen tingkat ini ialah
informasi yang luas mengenai arah kecendrungan perusahaan dan lingkungan eksternal.

Manajemen madya lebih banyak berguvungan denga nperencaan taktis yaitu menentukan
bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan pengawasannya.

Manajemen tingkat bawah banyak berhubungan dengan perencanaan operasional yaitu


bertangung jawab langsung dalam perencanaan dan pangawasan aktivitas-aktivitas
pekerjan sedemikian sehingga target tingkatan yang lebih tinggi dapat tercapai.

2. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi ialah bahwa tidak ada suatu cara yang standard dan terbaik yang
dapat diterapkan untuk setiap manajer dari setiap organisasi, dalam setiap kondisi dan
setiap waktu.
Faktor-faktor dan kendala-kendala situasional atau dengan kata lain manajer harus
mempunyai:

a. Pengetahuan yang baik mengenai teori manajemen

b. Sikap yang merefleksikan hal tersebut baik secara teori ataupun tergantung faktor-faktor
situasional yang sangat berguna untuk kondisi-kondisi tertentu

c. Ketrampilan untuk mengidentifikasi, menganalisi dan mengoreksi situasi yang kompleks.


Lingkungan eksternal dari organisasi terdiri dari:

a. Kebudayaan umum yaitu teknologi, sosiologi, ekonomi, politik dan lain sebagainya

b. Kelom[ok khusus yang berinteraksi dengan organisasi, yaitu pelanggan, pemasok,


pesaing, sumber tenaga kerja,serikat buruh, dan pemerintah.

Faktor-faktor Internal organisasi terdiri dari pemilik, pekerja, budaya perusahaan, harta yang
terukur, struktur organisasi, tugas-rugas atau pekerjaan, sejarah perusahaan, kebijaksanaan
perusahaan, rencana perusahaan, prosedur-proseudr dan sebagainya yang diidentifikasikan
sebagai milim atau bagian dari organisasi.

3. Peran Manajemen

Ada banyak teori mengenai peran manajemen dalam organisasi. Henry Fayol menyatakan
bahwa manajemen terdiri dari 5 tindakan, yaitu:

1) Perencanaan
2) Penngawasan
3) Pengorganisasian
4) Pelaksanaan
5) Pengkoordinasian

Pada tahun 1970-an Henry Mintzberg menyempurnakan konsep Fayol, yaitu Peran manajer
dapat dibagi menjadi peran yang behubungan dengan manusia, informasi, dan keputusan.

A. Dalam hubungannnya dengan manusia:

– Figur Pimpinan : Berhubungan dengan tugas-tugas seremonial dalam jabatannya


sebagai manajer
– Pemimpin : Kemampuan untuk mempengaruhi atau memimpin orang-orang dalam
usaha membuat keinginan atau tujuan menjadi kenyataan
– Penghubungn : merupakan penghubung antar bermacam-macam tingkatan
organisasi dan sebagai penghubung antar orang-orang di dalam satu tingkatan
organisasi.

B. Dalam hubunngannya dengan Informasi

– Penerima atau Pusat : sebagai penerima informasi, manajer mengumpulkan


informasi untuk kemudian disimpan atau didistribusikan. Alat bantu yang dapat
digunakan dalam peran ini ialah Sistem Informasi Manajemen
– Penyebar : sebagai penyebar informasi ke bagian-bagian yang membutuhkan di
dalam unit kerja organisasi. Dalam peran ini dapat dibantu dengan Sistem
Otomatisasi Kantor.
– Pembicara : sebagai penyampai informasi ke luar dari unit kerja atau organisasi.
C. Dalam hubungan dengan keputusan

– Wirausaha (entrepreuner) ialah orang yang memulai suatu usaha dan


mengembangkan menjadi suatu hal yang nyata, dengan asumsi banyak risiko yang
harus dihadapi dalam melaksanakannya.

– Tugas menangani gangguan atau masalah berhubungan dengan pengawasan.


– Tugas mengalokasikan sumber daya berhubunngan denngan perencanaan
– Tugas sebagai perunding mengharuskan manajer agar dapat mempertahankan
pendapatnya.

4. Perencanaan dan Pengawasan

Aktivitas perencanaan dinyatakan oleh Anthony (1965) sebagai tiga tipe yang berbeda, yaitu
perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan operasional.

a. Perencanaan Strategis umumnya meliputi perencanaan jangka panjang dan berada


pada tingkatan yang paling tinggi pada sistem perusahaan/organisasi.

b. Perencanaan praktis merupakan perencanaan untuk menentukan bagaimana


sasaran-sasaran strategis dapat dicapai.

c. Perencanaan operasional meliputi perencanaan pada tingkat yang paling rinci.

5.Gaya Manajemen

D. Kepemimpinan

Manajemen yang efektif seringkali berarti kepemimpinanyang baik. Pemimpin yang baik
menurut Parker (1989) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

 Penemu Kesempatan
 Melakukan hal-hal yang benar
 Mengetahui bagaimana membuat orang lain merasa senang
 Dapat memberi semangat kepada orang lain
 Dapat menerima orang lain seperti adanya, bukan apa yang seharusnya
 Menitikberatkan pada kondisi saat ini bukan saat lampau
 Mempunyai kemampuan untuk mempercayai orang lain dan mengambil resiko dari
kepercayaan tersebut.
 Tidak membutuhkan ijin terus menerus dalam melakukan tindakan
 Tidak membutuhkan penghargaan
 Mempunyai visi terhadap masa yang akan datang, yang akan mengarahkan
tindakan-tindakannya
 Selalu berpikir untuk mencapai keberhasilan, kegagalan adalah konsep yang tidak
pernah ada
 Tidak akan membuang-buang waktu dengan kekhawatiran yang tidak perlu.

Anda mungkin juga menyukai