FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2019 1. Apakah perlu dilakukan pengendalian? 2. Apa yang harus dilakukan? 3. Apakah pemerintah pusat atau daerah sudah melakukan upaya-upaya? 4. Upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan? 5. Sejauh mana efektivitas yang telah dilakukan dalam mengendalikan zoonosis? 6. Sejauh mana politik mempengaruhi keberhasilan pengendalian zoonosis? Zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Menurut Tailor et al (2001), dari 1.415 spesies organisme penyakit yang menginfeksi dan bersifat patogen pada manusia, diantaranya 217 virus dan prion, 538 bakteri dan riketsia, 307 fungi, 66 protozoa, dan 287 helmin. Dari 1.415 tersebut, 868 (61%) diantaranya bersifat zoonosis. Selain itu, 175 kasus adalah emerging disease atau infeksi yang baru muncul dalam sebuah populasi dan meningkat secara cepat, dimana 132 (75%) diantaranya bersifat zoonosis. Penyakit-penyakit zoonosis harus dikendalikan karena dapat menyebar secara cepat dan luas sehingga dapat menyebabkan kerugian di berbagai aspek. Dampaknya yaitu dapat menyebabkan gangguan kesehatan hingga kematian, kerugian ekonomi akibat biaya pengobatan, penurunan produktifitas ternak yang tertular; pembatasan pemasaran ternak; dan penurunan wisata.
Dalam pengendalian zoonosis yang harus dilakukan adalah kerja
sama multidisipin ilmu dan lintas sektor yang terintegrasi dan sinergi untuk mencapai tingkat kesehatan optimal bagi manuasia, hewan, dan lingkungan, yang dikenal dengan One Health. Kerja sama multidisipin ilmu dan lintas sektor meliputi bidang kesehatan manusia, kesehatan hewan, kesehatan lingkungan, pemerintah, serta bidang terkait lainnya. Selain kerja sama, kolaborasi, dan koordinasi antar sektor, hal penting adalah adanya komitmen untuk mencegah zoonosis.
Pemerintah baik pusat atau daerah telah melakukan upaya-upaya
dalam pengendalian zoonosis. Upaya pemerintah pusat yang telah dilakukan dikeluarkannya aturan tentang zoonosis seperti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan; Peraturan Metnteri Pertahan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang Pelibatan Satuan Kesehatan Kementerian Pertahan dan