M. Ihya Ulumuddin
2019
FOTO ABDOMEN 3 POSISI
Tujuan dari pemeriksaan abdomen 3 posisi adalah untuk memperlihatkan ada atau
tidaknya penebalan atau distensi pada colon, menampakkan udara bebas di bawah diafragma,
adanya kelainan jantung, gangguan pada dinding thorax dan untuk memperlihatkan air fluid
level atau udara bebas yang mungkin terjadi akibatperforasi colon (Bontranger, 2001).
Dengan pemeriksaan abdomen 3 posisi klinis trauma abdomen, gastrointestinal,
hepatorenal, dan ileus.
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Gastrointestinal adalah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.
Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus),
lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu
(traktus biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002). Hepatorenal adalah suatu sindrom klinis
yang terjadi pada pasien penyakit hati kronik dan kegagalan hati atau penurunan fungsi
ginjal. Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2001). Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksiusus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan
(Dermawan, 2010)
Kriteria gambaran : T11,T12 tampak, Columna Vertebrae, Sympisis pubis, Crista iliaca,
Ischium,Ileum, Vertebrae Lumbal, dan Fisika urinaria.
Kriteria Evaluasi :
Tampak kontur liver (hati), ginjal, dan keadaan dalam abdomen, tampak sedikit costae
dan processus spinosus, columna vertebrae pada satu garis lurus.
Kedua SIAS terlihat simetris, os iliaca simetris.
PP (Posisi pasien) = Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital
Plane) tubuh sejajar dengan kaset, kedua tangan lurus disamping tubuh.
PO (Posisi Objek) = Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas atas
procxypoid dan batas bawah sympisis pubis, pelvis dan shoulder tidak mengalami
rotasi.
Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
CR = Tegak lurus Horizontal
CP = pada umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas crista iliaca
FFD = 100 cm
Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11,T12 dan Batas bawah Sympisis pubis.
Marker = R/L Orientasi AP
Memakai Lysolm/grid
Intruksi ekposi = Tarik nafas,Keluarkan nafas,Tahan nafas.
Kriteria gambaran : Tampak columa vertebrae, T11 dan T12, Sympisis pubis, Crista iliaca,
Vertebrae Lumbal dan Fisika Urinaria
Kriteria Evaluasi :
Persiapan pasien = Pasien tetap posisi miring (LLD) selama 10 atau 20 menit sebelum
dilakukan eksposi untuk memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga daerah
permukaan atas rongga peritoneum.
PP (Posisi Pasien) = Pasien berbaring miring dengan sisi kiri tubuh menempel pada
meja pemeriksaan. kedua lengan ditekuk dengan lutut diletakkan agak ke depan bidang
anterior abdomen.
PO (Posisi objek) = Kaset dan grid dengan ukuran sesuai kebutuhan dipasang
dibelakang punggung secara vertikal dan diganjal agar posisinya terfiksasi.
Pertengahan kaset berada pada garis yang menghubungkan kedua Crista iliaca. Bidang
median sagital (MSP) berada sejajar dengan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset.
Kaset harus mencakup diafragma
Ukuran kaset = 30x40 cm Horizontal
CR = Tegak lurus Horizontal
CP = Pada Umbilikus (Pusar) atau 3 jari di atas Krista iliaca
FFD = 100cm
Marker = L Orientasi AP
Kriteria gambaran : Vertebrae Lumbal, Diafragma, Krista iliaca, T11 dan T12
Kriteria Evaluasi =
Foto LLD dilakukan dengan tujuan agar terpisah dengan udara di lambung, pada pasien
yang mengalami kebocoran dinding usus, udara akan berada pada permukaan teratas. Jika
dibuat foto RLD, udara bebas itu akan tampak menyatu/bercampur dengan udara di usus
sehingga patologis sulit dinilai.
Tujuan pasien disuruh menahan nafas setelah ekspirasi penuh pada saat eksposi
dikarenakan Pada saat menahan nafas pergerakan usus berhenti, diafragma akan naik dan
gambaran abdomen akan jelas.
FOTO RONTGEN BNO
BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan
dari Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian).
Dalam bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO
adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada
daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.
Gambar 1. Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)
Gambar 2. Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak visualisasi udara /
faeces di rongga abdomen)
Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan antara foto BNO dan foto polos abdomen
Foto BNO atau Blass Nier Oversich dalam bahasa inggris disebut KUB (Kidney Ureter
Bladder) adalah foto didaerah abdomen untuk melihat tractus urinaria dari nier (ginjal) hingga
blass (kandung kemih). Pemeriksaan dilakukan DENGAN PERSIAPAN. Biasanya indikasi
pemeriksaan ini adalah batu ginjal. Pemeriksaan kompleksnya adalah BNO IVP yang
menggunakan media kontras. Tujuan dari persiapan BNO adalah untuk membersihkan rongga
abdomen dari udara dalam usus yang dapat mengganggu gambaran foto BNO. Persiapan yang
dilakukan yaitu puasa dari malam sebelum pemeriksaan, meminum obat pencahar, dan tidak
banyak bicara dan tidak merokok selama sebelum pemeriksaan. PS : untuk foto BNO, luas
lapangan penyinaran atau kolimasinya harus mencakup daerah ginjal hingga blass yaitu titik
pusat sinar (CP) berada di daerah umbikus dan batas bawahnya adalah simfisis pubis