Oleh A-11 A
Kelompok 5
2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT LEUKEMIA
I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi Penyakit Leukemia
Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah
putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada seluruh aspek kehidupan
yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia atau kanker darah merupakan salah
satu jenis keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang dan dapat terjadi
pada anak maupun dewasa (Indonesian Pediactric Society, 2017).
Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel
darah putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat
menyebabkan kegagalan sumsum tulang, hitung sel darah putih sirkulasi
meninggi dan menginfiltrasi organ lain. Leukemia adalah kanker yang
disebabkan oleh pertumbuhan tidak normal pada sel darah putih (leukosit),
dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya melainkan
menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Yayasan Kanker Indonesia,
2008).
Leukemia adalah keganasan yang ditandau dengan proliferasi sel imatur
(sel leukemik) di sumsum tulang, darah tepi dengan infiltrasi organ hati, limpa,
dan kelenjar limfe. Proliferasi sel imatur mengakibatkan penumpukan sel
leukemik di dalam sumsum tulang dengan akibat fungsi hematopoesis dan
trombopoesis tertekan. Proliferasi sel imatur biasanya disertai dengan penurunan
apoptosis. Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang
sering ditemui pada anak-anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum
tulang dan sistem limfatik (Wong et al, 2009).
B. Klasifikasi Penyakit Leukemia
Penggolongan utama dibagi menjadi dua yaitu leukemia akut dan kronik,
selanjutnya leukemia akut dan kronik dibagi menjadi limfoid dan myeloid.
1. Leukemia Akut
Leukemia akut didefinisikan sebagai adanya lebih dari 20% sel blas dalam
sumsum tulang pada saat manifestasi klinis.
Klasifikasi Leukemia akut menurut French American British (FAB) 1976
dikenal :
- Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
LMA adalah bentuk leukemia akut yanmg merupakan penyakit
ekspansi klonal dari sel blas seri mieloid ke dalam sumsum tulang, darah,
dan berbagai jaringan. AML terjadi pada semua kelompok usia. AML
adalah bentuk umum leukemia akut pada orang dewasa dan makin sering
ditemukan segala usia. AML hanya mencakup sebagian kecil (10-15%)
leukemia di masa anak.
Gambaran klinis LMA yaitu:
Gejala berhubungan dengan beratnya penekanan pada sistem
hematopoesis normal, yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya
anemia, infeksi, dan perdarahan.
a. Pucat, lelah, dan lemah hampir terhadap semua pasien akibat anemia.
b. Infeksi disebabkan neutropenia.
c. Perdarahan, memar, dan petekghia disebabkan oleh trombositopenia.
d. Pada LMA dapat terjadi infiltrasi ke kulit (leukemia kutis), infiltrasi
gusi.
- Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah penyakit keganasan yang
ditandai oleh akumulasi limfoblas. Hal ini terjadi akibat proliferasi
monoklonal dan ekspansi seri limfoid yang imatur di sumsum tulang,
darah, dan organ lain. LLA adalah bentuk leukemia yang paling lazim
dijumpai pada anak, insidensi tertinggi pada usia 3-7 tahun, dan
menurunpada usia 10 tahun. Kedua jenis kelamin mempunyai insidensi
yang sama pada penyakit ini.
Gambaran Klinis LLA yaitu:
a. Gambaran klinis pada LLA bervariasi. Oinset biasanya mendadak
dan progresif Penderita merasalemah, pucat, sesak, dan pusing
akibat anemia.
b. Mudah terjadi infeksi akibat neutropenia. Hal ini ditandai dengan
demam.
c. Perdarahan seperti petekia, dan ekimosis akibat trombositopenia.
d. Keluhan susunan saraf pusat, ditimbulkan oleh neuropati saraf otak.
e. Bisa terjadi leukemia meningeal akibat peningkatan tekanan
intrakranial dengan gejala sakit kepala, kejang, mual, dan muntah.
f. Pada pemeriksaan fisik didapati adanya limfadenopati,
hepatosplenomegali.
2. Leukemia Kronik
Leukemia kronik dibedakan dari leukemia akut berdasarkan progresinya
yang lebih lambat. Selain itu leukemia kronik juga lebih sulit diobati.
Leukemia kronik dapat dibagi secara luas menjadi kelompok myeloid dan
limfositik.
- Leukemia Myeloid Kronik (LMK)
LMK adalah penyakit yang tergolong dalam mieloproliferatif menahun
(MPD) dengan kelainan klonal yang disebabkan oleh perubahan genetik
pada pluripotent stem cell yang dikaitkan dengan kromosom Philadelphia
(Ph). BCR/ABL fusion gene dan P210. Penyakit ini mencakup 15%
leukemia. Penyakit ini dijumpai pada usia pertengahan yaitu 50-60 tahun
dan jarang pada usia muda. Angka kejadian pada pria:wanita adalah 3:2,
secara umum didapatkan 1-1,5/100.000 penduduk di seluruh Negara
Gambaran Klinik LMK yaitu:
a. Gejala yang berhubungan denga hopermetabolisme, misalnya
penurunan berat badan, kelelahan, anoreksia, atau keringat malam.
b. Splenomegali hampir selalu ada dan seringkali bersifat masif. Pada
beberapa pasien, pembesaran limpa disertai dengan rasa tidak
nyaman, nyeri, atau gangguan pencernaan.
c. Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
d. Memar, epistaksis, menorrhagia, atau perdarahan dari tempat tempat
lain akibat fungsi abnormal trombosit.
e. Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurukemia
akibat pemecahan yang berlebihan.
- Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik kronik (LLK) merupakan keganasan hematologi
yang ditandai akumulasi limposit kecil matang dalam darah, sumsum
tulang dan jaringan limfoid. Resiko terjadinya penyakt ini meningkat
dengan bertambahnya usia, umumnya penderita berusia lebih dari 60
tahun, dan lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan dengan
wanita. Keganasan pada LLK umumnya berasal dari sel B (B cell lineage)
dan yang berasal dari sel T kurangdari 2%, umumnya berhubungan dengan
leukemia prolimfositik sel T.
Gambaran Klinis LLK, yaitu:
Lebih dari 25% kasus LLK bersifat asimtomatik
a. Penderita umumnya didiagnosis karena adanya pembesaran kelenjar
getah bening (limfadenopati) yang tidak nyeri.
b. limfositosis yang tidak diterangkan penyebabnya.
c. Sebagian pasien mengeluh cepat lelah atau lemah. Pasien dengan
stadium lebih lanjut dapat mengalami penurunan berat badan.
d. Infeksi berulang karena defisiensi imun dan neutropenia.
e. Perdarahan akibat trombositopenia.
f. Splenomegali dijumpai pada hampir 50% kasus LLK, umumnya
ringan hingga sedang, sedangkan hepatomegali lebih jarang dijumpai
C. Etiologi Leukemia
Etiologi dari leukemia masih belum pasti. Namun diketahui ada beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi, yaitu: (Lanzkowsky P, 2011)
1. Faktor Eksogen
a. Radiasi, kusuhnya ang mengenai sumsum tulang, kemungkinan leukimia
meningat pada penderita yang diobati dengan raadiasi atau kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzena, arsen,kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen
anti neoplastik. terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia sumsum
tulang belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya
dapat menyebabkan leukima.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukimia Virus) dari leukimia sel T manusia pada limfosit seorang
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
penderita leukima sel T.
2. Faktor Endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter
seperti sindrom down mempunyai insiden leukimia kaut 20x lipat dan
riwayat leukimia dalam keluarga. insiden leukimia lebih tinggi dari
saudara kandung anak-anak ynag terserang, dengan insiden yang
meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.
b. Kelainan genetik, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang
tidak ditemukan.
D. Tanda dan Gejala Leukemia
Gejala klinis yang terjadi pada leukemia pada individu disebabkan
kurangnya sel darah yang normal, karena berlebihannya sel darah normal yang
membentuk sel darah baru pada sumsum tulang belakang. Akibatnya individu
tidak memiliki sel darah merah, sel darah putih, dan platelet yang cukup. Hal-hal
tersebut dapat diketahui pada pemeriksaan darah, namun dapat juga
menyebabkan suatu gejala. Adapun beberapa tanda dan gejala yang ditimbulkan
pada individu dengan leukemia adalah: (American Cancer Society, 2012)
Faktor lain
Faktor utama Faktor lingkungan:
(infeksi virus,
belum pasti radiasi, zatkimia,
genetik, agen)
kemoterapi
Menyebabkan keganasan
pada sumsum tulang Sel
normalkalah
Terjadi peristiwa
Terjadi nyeri organ omegali
MK :Nyeri akut
Sel normal digantikan
oleh sel kanker
Kanker darah
Peradanganp
Dilakukan Kemoterapi Leukemia ada organ-
organ
Penurunan
nafsu makan MK :Resiko infeksi
Anoreksia
Berat badan
menurun
MK : Defisit nutrisi
F. Prevalensi Leukemia
Epidemiologi leukemia secara global prevalensi 13.7 per 100.000 populasi
dengan tingkat mortalitas 6.8 per 100.000 populasi per tahun. Di Indonesia, Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa leukemia merupakan salah
satu kanker yang paling banyak ditemui pada anak-anak.
Menurut data statistic kanker Surveillance, Epidemiology, and End Results
Program National Cancer Institute prevalensi leukemia sebesar 13.7 per 100.000
populasi per tahun, dan jumlah kematian leukemia sebesar 6.8 per 100.000
populasi per tahun. Pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak 62.130 kasus baru
leukemia dan 24,500 orang akan meninggal karena leukemia. Leukemia berada di
urutan ke-9 dilihat dari prevalensi kejadiannya, yaitu sebesar 3.7% dari seluruh
kanker di United States.
Prevalensi kasus leukemia pada kelompok usia 65-74 merupakan
prevalensi tertinggi yaitu sebesar 22.4% dengan median usia 66 tahun saat
terdiagnosis leukemia. Sedangkan jumlah kematian akibat leukemia paling tinggi
ditemui pada kelompok usia 75-84 tahun yaitu sebesar 30.2% dengan median
usia 75 tahun saat kematian.
Prevalensi kasus leukemia dilihat dari jenis kelamin didapatkan bahwa
kejadian pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan yaitu sebesar 17.6%, dan
perempuan sebesar 10.7%. Ras yang paling tinggi menderita leukemia adalah ras
kaukasian (18.5% laki-laki, 11,3% perempuan).
Kejadian leukemia pada anak (0-19 tahun) menurut CDC pada tahun 2014
adalah sebesar 8.4 per 100.000 ditemukan pada kelompok usia 1-4 tahun dan
tingkat kematian akibat leukemia sebesar 0.8 per 100.000 anak ditemukan pada
kelompok usia 15-19 tahun.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbang Kementerian
Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, prevalensi kanker di Indonesia
berturut-turut adalah kankerserviks (0.8%), kanker payudara (0,5%), dan kanker
prostat (0,2%). Riset yang dilakukan di RS Kanker Dharmais pada tahun 2010-
2013 menyebutkan bahwa leukemia tidak termasuk dalam 10 kanker terbanyak di
Indonesia.
Namun menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus, dan jenis kanker
yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu leukemia dan retinoblastoma.
Pada riset yang dilakukan pada pasien anak di RS Kanker Dharmais pada tahun
yang sama menyatakan bahwa leukemia adalah penyakit dengan jumlah kasus
baru dan jumlah kematian terbanyak di RS Kanker Dharmais.
G. Komplikasi
Secara umum, kanker darah terjadi akibat produksi sel darah putih yang
terlalu cepat sehingga banyak sel yang belum terbentuk secara sempurna dan
akhirnya kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik bagi penderitanya.
Beberapa komplikasi kanker darah antara lain:
1. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limfa. Komplikasi kanker darah
ini akan menyebabkan limfa menjadi bertambah besar bahkan berisiko
untuk pecah.
2. Limpadenopati
bening.
darah terjadi pada sumsum tulang akan gagal memproduksi sel darah
merah dalam jumlah cukup. Jika sel darah merah kurang, maka akan
4. Hepatomegali
ukuran normal. Pembengkakan dan pembesaran organ hati ini tentu dapat
hepatomegali.
H. Penanganan Leukemia
Terapi Farmakologi Leukemia
1. Antibiotik Anthrasiklin (daunorubisin, doxorubisin dan idarubisin),
anthrasediones (mitoxantron) dan antimetabolite sitabirin.
2. Gemtuzumab (mylotarg) dapat diberikan secara infuse kepada orang-orang
yang AML telah kambuh.
3. Terapi dengan menginduksi Anthrasiklin dan sitarabin.
4. Kemoterapi
I. Penatalaksanaan
1. Transfusi darah, biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan tranfusi
trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya).
Setelah dicapairemisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
3. Sitostatika. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi berasama-
sama dengan predison. Pada pemberian obat ini sering ditemukan efek
samping berupa alopesia (botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
atau kandidiasis.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci
hama).
5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai
remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105 – 106).
Cara pengobatan berbeda-beda ini pada setiap klinik bergantung
pengalaman, tetapi prinsipnya sama, yaitu dengan pola sadar:
1. Induksi. Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat
tersebut sampai sel blas dalam sum-sum tulang kurang dari 5%.
2. Konsolidasi. Bertujuan agar sel yangersisa tidak cepat memperbanyak diri
lagi.
3. Rumat. Untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama. Biasanya
dengan memberikan sitostatika setengah dosis biasa.
4. Reinduksi. Dimaksudkan untuk mencegah relaks biasanya dilakukan setiap
3-4 bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14
hari.
5. Mencegah terjadinya leukemia pada susunan saraf pusat diberikan MTX
secara intratekal dan radiasi cranial.
6. Pengobatan immunologic.
J. Pencegahan
1. Tidak Merokok atau Berhenti Merokok
Bukan rahasia umum lagi kalau merokok bisa mengakibatkan segala jenis
kanker. Di setiap bungkus, merk apapun sudah tertera jelas bahwa resiko
merorok adalah menimbulkan kanker, gangguan kehamilan dan
membunuhmu. Jadi jika sudah ada gejala awal kanker mulailah berhenti
merokok atau yang tidak merokok menghindari individu yang aktif
merokok.
2. Olahraga Rutin
Kekebalan tubuh dibentuk juga dari kegiatan olah raga yang rutin. Jika
kekebalan tubuh kuat, virus virus penyebab kanker takkan bisa melawan
antibodi yang ada dalam tubuh. Ada banyak kegiatan olahraga ringan yang
bisa kita lakukan setiap hari sebelum berangkat kerja atau sekolah seperti
senam, jogging dll.
3. Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung karzinogen
Hindarilah makananan yang mengandung zat karsinogenik. Zat ini bisa
menyebabkan kanker. Zat karsinogenik merupakan zat penyebab kanker.
Perlu kalian ketahui bahwa zat ini umunya dihasilkan dari proses
pemasakan dengan cara digoreng, ditumis atau dibakar. Untukitu, olahlah
masakan dengan cara mengukus atau merebus. Atau kalau bisa
mengkonsumsi buah dan sayuran non-organik.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Selain tidak merokok, kalian juga harus menghindari minuman beralkohol
baik yang konsentrasinya tinggi maupun yang sedikit. Seringkali kita
menyepelekan dengan minima beralkohon rendah, padahal kalau
dikonsumsi sering, bahkan rutin bisa menimbulkan bibit kanker darah atau
leukimia. Karena ada banyak minuman kemasan yang mengandung alkohol
rendahyang ada dipasaran.
5. Diet
Obesitas atau kelebihan beraat badan juga memicu penyebab kanker,
karena obesitas biasanya adalah orang orang malas bergerak, orang
berlemak dan suka makan sembarang makanan. Jadi kemungkinan besar
bisa terserang leukimia. Jadi salah satu menghindari penyakit leukemia
adalah dengan diet. Dietbisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa
dilakukan dengan puasa, olahraga, mengurangi makanan berlemak,
mengurangi porsi makan, Dengan diet jadi makanan yang masuk dalam
perut bisa terkontrol dan bisa menyeleksi makanan.
6. Memakan makanan yang mengandung antikanker
Salah satu hal efektif dalam mencegah leukemia adalah mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat antik kanker. Ada beberapa makanan yang
memang dianjurkan dalam pengobatan leukimia, yakni makanan yang
mengandung antikanker atau antikarsinogen. Zat dapat melindungi tubuh
dari serangan kanker. Zat zat tersebut tergolong sebagai antioksidan,
misalnya vitamin A, C, E, dan selenium. Fungsi Antioksidan adalah
menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk melawan radikal bebas.
Makanan yang mengandung zat di atas ialah bawang putih, tomat, brokoli,
tempe, wortel, kol, jambu biji, yogurt dan keju, ikan (ikan laut) dan kacang-
kacangan.
7. Mengurangi makanan yang mengandung lemak
Pencegahan kanker darah yang sering kelupaan juga pada konsumsi
makanan yang terlalu banyak lemak. Apalagi salah satu jenis bahan
makanan yang sering dikonsumsi merupakan makanan pokok setiap hari,
seperti mentega, krim, margarin, minyak sayur, minyak kelapa, dan minyak
jagung. Boleh dikonsumsi tetapi jangan berlebihan. Sebab bisa memicu
terjadinya leukemia.
8. Menghindari Makanan yang mengandung Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang banyak digunakan dalam minuman
ringan dan permen karet saat ini. Zat aspartam juga salah satu penyebab
leukemia. Jadi hindari beberapa makanan yang mengandung aspartam
seperti sosis, nugget, hamburger dan olahan daging yang diproses
kemudian diawetkan.
9. Deteksi Dini
Selain melakukan pencegahan rutin penyebab leukemia, individu juga
harus memerikakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa individu
tersebut bebas dari kanker.