Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT LEUKEMIA

Oleh A-11 A

Kelompok 5

A.A Istri Meidina Cindy (17.321.2657)

Gst Ayu Putu Wahyu Sartika (17.321.2665)

I Made Wahyu Aditra (17.321.2671)

Kadek Aristiani Putri (17.321.2673)

Luh Putu Dian Suryaningsih (17.321.2678)

Ni Komang Sri Wahyuni (17.321.2687)

Ni Luh Kade Novita Wahyuningrum (17.321.2691)

Ni Made Anggi Febrianti (17.321.2694)

Ni Putu Eva Pradnyayanti (17.321.2700)

Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT LEUKEMIA

I. KONSEP PENYAKIT
A. Definisi Penyakit Leukemia
Leukemia merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah
putih yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada seluruh aspek kehidupan
yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia atau kanker darah merupakan salah
satu jenis keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang dan dapat terjadi
pada anak maupun dewasa (Indonesian Pediactric Society, 2017).
Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel
darah putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat
menyebabkan kegagalan sumsum tulang, hitung sel darah putih sirkulasi
meninggi dan menginfiltrasi organ lain. Leukemia adalah kanker yang
disebabkan oleh pertumbuhan tidak normal pada sel darah putih (leukosit),
dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya melainkan
menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Yayasan Kanker Indonesia,
2008).
Leukemia adalah keganasan yang ditandau dengan proliferasi sel imatur
(sel leukemik) di sumsum tulang, darah tepi dengan infiltrasi organ hati, limpa,
dan kelenjar limfe. Proliferasi sel imatur mengakibatkan penumpukan sel
leukemik di dalam sumsum tulang dengan akibat fungsi hematopoesis dan
trombopoesis tertekan. Proliferasi sel imatur biasanya disertai dengan penurunan
apoptosis. Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang
sering ditemui pada anak-anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum
tulang dan sistem limfatik (Wong et al, 2009).
B. Klasifikasi Penyakit Leukemia
Penggolongan utama dibagi menjadi dua yaitu leukemia akut dan kronik,
selanjutnya leukemia akut dan kronik dibagi menjadi limfoid dan myeloid.

Akut Leukemia myeloid akut M0-M7


Leukemia limfoblastik L1-L3
Kronik Leukemia myeloid kronik
Leukemia limfosit kronik

1. Leukemia Akut
Leukemia akut didefinisikan sebagai adanya lebih dari 20% sel blas dalam
sumsum tulang pada saat manifestasi klinis.
Klasifikasi Leukemia akut menurut French American British (FAB) 1976
dikenal :
- Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
LMA adalah bentuk leukemia akut yanmg merupakan penyakit
ekspansi klonal dari sel blas seri mieloid ke dalam sumsum tulang, darah,
dan berbagai jaringan. AML terjadi pada semua kelompok usia. AML
adalah bentuk umum leukemia akut pada orang dewasa dan makin sering
ditemukan segala usia. AML hanya mencakup sebagian kecil (10-15%)
leukemia di masa anak.
Gambaran klinis LMA yaitu:
Gejala berhubungan dengan beratnya penekanan pada sistem
hematopoesis normal, yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya
anemia, infeksi, dan perdarahan.
a. Pucat, lelah, dan lemah hampir terhadap semua pasien akibat anemia.
b. Infeksi disebabkan neutropenia.
c. Perdarahan, memar, dan petekghia disebabkan oleh trombositopenia.
d. Pada LMA dapat terjadi infiltrasi ke kulit (leukemia kutis), infiltrasi
gusi.
- Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah penyakit keganasan yang
ditandai oleh akumulasi limfoblas. Hal ini terjadi akibat proliferasi
monoklonal dan ekspansi seri limfoid yang imatur di sumsum tulang,
darah, dan organ lain. LLA adalah bentuk leukemia yang paling lazim
dijumpai pada anak, insidensi tertinggi pada usia 3-7 tahun, dan
menurunpada usia 10 tahun. Kedua jenis kelamin mempunyai insidensi
yang sama pada penyakit ini.
Gambaran Klinis LLA yaitu:
a. Gambaran klinis pada LLA bervariasi. Oinset biasanya mendadak
dan progresif Penderita merasalemah, pucat, sesak, dan pusing
akibat anemia.
b. Mudah terjadi infeksi akibat neutropenia. Hal ini ditandai dengan
demam.
c. Perdarahan seperti petekia, dan ekimosis akibat trombositopenia.
d. Keluhan susunan saraf pusat, ditimbulkan oleh neuropati saraf otak.
e. Bisa terjadi leukemia meningeal akibat peningkatan tekanan
intrakranial dengan gejala sakit kepala, kejang, mual, dan muntah.
f. Pada pemeriksaan fisik didapati adanya limfadenopati,
hepatosplenomegali.

2. Leukemia Kronik
Leukemia kronik dibedakan dari leukemia akut berdasarkan progresinya
yang lebih lambat. Selain itu leukemia kronik juga lebih sulit diobati.
Leukemia kronik dapat dibagi secara luas menjadi kelompok myeloid dan
limfositik.
- Leukemia Myeloid Kronik (LMK)
LMK adalah penyakit yang tergolong dalam mieloproliferatif menahun
(MPD) dengan kelainan klonal yang disebabkan oleh perubahan genetik
pada pluripotent stem cell yang dikaitkan dengan kromosom Philadelphia
(Ph). BCR/ABL fusion gene dan P210. Penyakit ini mencakup 15%
leukemia. Penyakit ini dijumpai pada usia pertengahan yaitu 50-60 tahun
dan jarang pada usia muda. Angka kejadian pada pria:wanita adalah 3:2,
secara umum didapatkan 1-1,5/100.000 penduduk di seluruh Negara
Gambaran Klinik LMK yaitu:
a. Gejala yang berhubungan denga hopermetabolisme, misalnya
penurunan berat badan, kelelahan, anoreksia, atau keringat malam.
b. Splenomegali hampir selalu ada dan seringkali bersifat masif. Pada
beberapa pasien, pembesaran limpa disertai dengan rasa tidak
nyaman, nyeri, atau gangguan pencernaan.
c. Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
d. Memar, epistaksis, menorrhagia, atau perdarahan dari tempat tempat
lain akibat fungsi abnormal trombosit.
e. Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurukemia
akibat pemecahan yang berlebihan.
- Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik kronik (LLK) merupakan keganasan hematologi
yang ditandai akumulasi limposit kecil matang dalam darah, sumsum
tulang dan jaringan limfoid. Resiko terjadinya penyakt ini meningkat
dengan bertambahnya usia, umumnya penderita berusia lebih dari 60
tahun, dan lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan dengan
wanita. Keganasan pada LLK umumnya berasal dari sel B (B cell lineage)
dan yang berasal dari sel T kurangdari 2%, umumnya berhubungan dengan
leukemia prolimfositik sel T.
Gambaran Klinis LLK, yaitu:
Lebih dari 25% kasus LLK bersifat asimtomatik
a. Penderita umumnya didiagnosis karena adanya pembesaran kelenjar
getah bening (limfadenopati) yang tidak nyeri.
b. limfositosis yang tidak diterangkan penyebabnya.
c. Sebagian pasien mengeluh cepat lelah atau lemah. Pasien dengan
stadium lebih lanjut dapat mengalami penurunan berat badan.
d. Infeksi berulang karena defisiensi imun dan neutropenia.
e. Perdarahan akibat trombositopenia.
f. Splenomegali dijumpai pada hampir 50% kasus LLK, umumnya
ringan hingga sedang, sedangkan hepatomegali lebih jarang dijumpai
C. Etiologi Leukemia
Etiologi dari leukemia masih belum pasti. Namun diketahui ada beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi, yaitu: (Lanzkowsky P, 2011)
1. Faktor Eksogen
a. Radiasi, kusuhnya ang mengenai sumsum tulang, kemungkinan leukimia
meningat pada penderita yang diobati dengan raadiasi atau kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzena, arsen,kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen
anti neoplastik. terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia sumsum
tulang belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya
dapat menyebabkan leukima.

c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukimia Virus) dari leukimia sel T manusia pada limfosit seorang
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
penderita leukima sel T.

d. Obat-obatan (contohnya, penggunaan bahan-bahan bergugus alkil pada


terapi kombinasi radiasi dapat menyebabkan LMA).

2. Faktor Endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter
seperti sindrom down mempunyai insiden leukimia kaut 20x lipat dan
riwayat leukimia dalam keluarga. insiden leukimia lebih tinggi dari
saudara kandung anak-anak ynag terserang, dengan insiden yang
meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.
b. Kelainan genetik, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang
tidak ditemukan.
D. Tanda dan Gejala Leukemia
Gejala klinis yang terjadi pada leukemia pada individu disebabkan
kurangnya sel darah yang normal, karena berlebihannya sel darah normal yang
membentuk sel darah baru pada sumsum tulang belakang. Akibatnya individu
tidak memiliki sel darah merah, sel darah putih, dan platelet yang cukup. Hal-hal
tersebut dapat diketahui pada pemeriksaan darah, namun dapat juga
menyebabkan suatu gejala. Adapun beberapa tanda dan gejala yang ditimbulkan
pada individu dengan leukemia adalah: (American Cancer Society, 2012)

1. Lemah dan kulit yang pucat


Tanda-tanda ini merupakan tanda anemia (kurangnya sel darah
merah). Hal ini menyebabkan individu merasa lemah, lelah, pusing, dan
nafas yang pendek. Hal ini juga dapat menyebabkan kulit menjadi pucat.
2. Infeksi dan demam
Gejala yang sering ditimbulkan leukemia adalah demam. Hal ini
sering disebabkan infeksi, bahkan hal ini tidak berpengaruh setelah
diberikan antibiotik sekalipun.
3. Muntah berdarah
Pada penderita leukemia sering terjadi mimisan,gusi berdarah, dan
bahkan perdarahan besar pada luka gores yang kecil. Pada kulit terlihat
bercak-bercak kemerahan yang disebabkan perdarahan pada pembuluh
darah yang kecil. Hal ini disebabkan karena kurangnya platelet normal
yang berfungsi memberhentikan perdarahan.
4. Nyeri pada tulang atau sendi
Nyeri pada tulang dan sendi disebabkan penumpukan sel-sel darah
muda pada tulang ataupun sendi.
5. Perut yang membesar
Gejala yang jelas terlihat adalah hepatomegali dan spleenomegali.
Hal ini terjadi karena penumpukn sel-sel leukemia menumpuk pada limpa
dan hati.
6. Penurunan selera makan, penurunan berat badan
Gejala penurunan selera makan dan penurunan berat badan
disebabkan pembesaran dari organ pada abdomen penderita. Sehingga
banyaknya makanan yang bisa masukpun juga berkurang.
7. Kelenjar limph yang membengkak
Sel-sel leukemia dapat menyebar pada kelenjar limph. Hal ini
menyebabkan terlihat pembengkakan pada leher, ketiak, atau tempat
lainnya. Untuk mengetahui penyebab pasti biasanya dilakukan biopsi.
8. Batuk atau gangguan bernafas
Sel T limfosit pada leukemia juga melibatkan kelenjat timus yang
berada di belakang sternum dan di depan trakea. Pembesaran dari kelenjar
limph dapat menyebabkan batuk.
9. Pembesaran pada wajah dan tangan
Pada leukemia, terjadi Superior Vena Cava (SVC) syndrome. Hal
ini disebabkan karena pembesaran kelenjar timus yang dilalui oleh vena
cava superior sehingga menyebabkan pembengkakan wajah dan tangan
penderita.
10. Nyeri kepala, kejang, muntah
Pada leukemia, terjadi penyebaran ke seluruh tubuh. Nyeri kepala
yang di timbulkan karena sel-sel leukemia telah menyebar hingga otak.
Selain itu pandangan kabur juga menjadi gejala leukemia yang menyebar
hingga sistem saraf pusat.
11. Ruam, masalah gusi
Pada penderita leukemia mieloblastik akut terjadi pembesaran gusi
karena sel-sel leukemia menyebar pada gusi.
12. Kelemahan pada alat gerak
Gangguan ini jarang ditemukan. Namun hal ini terjadi karena
penumpukan sel-sel leukemia yang sangat banyak pada exxtremitas.
E. Patofisiologi Leukemia
Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tidak terkendali dari
satu atau beberapa jenis sel darah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada
kromosom sel induk sistem hemopoetik. Sel sistem hemopoetik adalah sel yang
terus menerus berproliferasi, karena itu sel ini lebih potensial untuk
bcrtransformasi menjadi sel ganas dan lebih peka terhadap obat toksik seperti
sitostatika dan radiasi. Penelitian morfologik menunjukkan bahwa pada
Leukemia Limfositik Akut (LLA) terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas
yang neoplastik memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan
memendek. Oleh karena itu, akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan
kegagalan pematangan progeni menjadi sel matur fungsional. Akibat
penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel bakal hemopoetik mengalami
tekanan (Sudoyo, 2007).
Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah
kelainan genetik sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA
gen suatu sel mengalami perubahan. Akibat proliferasi sel yang tidak terkendali
ini tcrjadi kenaikan kadar satu atau beberapa jenis sel darah dan penghambatan
pembentukan sel darah lainnya dengan akibat terjadinya anemia, trombositopenia
dan granulositopenia. Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap awal
onkogenesis dan prosesnya sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host)
dan ekstrinsik (lingkungan).
Leukemia diduga mulai sebagai suatu proliferasi local dari sel neoplastik,
timbul dalam sumsum tulang dan limfe noduli (dimana limfosit terutama
dibentuk) atau dalam lien, hepar dan tymus. Sel neoplastik ini kemudian
disebarkan melalui aliran darah yang kemudian tersangkut dalam jaringan
pembentuk darah dimana terus terjadi aktifitas proliferasi, menginfiltrasi banyak
jaringan tubuh, misalnya tulang dan ginjal. Gambaran darah menunjukan sel yang
inmatur. Lebih sering limfosit dan kadang-kadang mieloblast. Normalnya tulang
marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositipenia (Aguayo., dkk, 2006).
Pathway Leukemia

Faktor lain
Faktor utama Faktor lingkungan:
(infeksi virus,
belum pasti radiasi, zatkimia,
genetik, agen)
kemoterapi

Terjadi poliferasi sel Sel kanker bersaing dengan sel


kanker normal dalam mendapatkan
nutrisi

Menyebabkan keganasan
pada sumsum tulang Sel
normalkalah

MK :Intoleransi Terjadinya depresi tulang Menyebabkan


aktivitas terjadinya infiltrasi

Terjadi peristiwa
Terjadi nyeri organ omegali

MK :Nyeri akut
Sel normal digantikan
oleh sel kanker

Kelainan fungsi darah

Kanker darah

Peradanganp
Dilakukan Kemoterapi Leukemia ada organ-
organ
Penurunan
nafsu makan MK :Resiko infeksi

Anoreksia

Berat badan
menurun

MK : Defisit nutrisi
F. Prevalensi Leukemia
Epidemiologi leukemia secara global prevalensi 13.7 per 100.000 populasi
dengan tingkat mortalitas 6.8 per 100.000 populasi per tahun. Di Indonesia, Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa leukemia merupakan salah
satu kanker yang paling banyak ditemui pada anak-anak.
Menurut data statistic kanker Surveillance, Epidemiology, and End Results
Program National Cancer Institute prevalensi leukemia sebesar 13.7 per 100.000
populasi per tahun, dan jumlah kematian leukemia sebesar 6.8 per 100.000
populasi per tahun. Pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak 62.130 kasus baru
leukemia dan 24,500 orang akan meninggal karena leukemia. Leukemia berada di
urutan ke-9 dilihat dari prevalensi kejadiannya, yaitu sebesar 3.7% dari seluruh
kanker di United States.
Prevalensi kasus leukemia pada kelompok usia 65-74 merupakan
prevalensi tertinggi yaitu sebesar 22.4% dengan median usia 66 tahun saat
terdiagnosis leukemia. Sedangkan jumlah kematian akibat leukemia paling tinggi
ditemui pada kelompok usia 75-84 tahun yaitu sebesar 30.2% dengan median
usia 75 tahun saat kematian.
Prevalensi kasus leukemia dilihat dari jenis kelamin didapatkan bahwa
kejadian pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan yaitu sebesar 17.6%, dan
perempuan sebesar 10.7%. Ras yang paling tinggi menderita leukemia adalah ras
kaukasian (18.5% laki-laki, 11,3% perempuan).
Kejadian leukemia pada anak (0-19 tahun) menurut CDC pada tahun 2014
adalah sebesar 8.4 per 100.000 ditemukan pada kelompok usia 1-4 tahun dan
tingkat kematian akibat leukemia sebesar 0.8 per 100.000 anak ditemukan pada
kelompok usia 15-19 tahun.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbang Kementerian
Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, prevalensi kanker di Indonesia
berturut-turut adalah kankerserviks (0.8%), kanker payudara (0,5%), dan kanker
prostat (0,2%). Riset yang dilakukan di RS Kanker Dharmais pada tahun 2010-
2013 menyebutkan bahwa leukemia tidak termasuk dalam 10 kanker terbanyak di
Indonesia.
Namun menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan
prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus, dan jenis kanker
yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu leukemia dan retinoblastoma.
Pada riset yang dilakukan pada pasien anak di RS Kanker Dharmais pada tahun
yang sama menyatakan bahwa leukemia adalah penyakit dengan jumlah kasus
baru dan jumlah kematian terbanyak di RS Kanker Dharmais.

G. Komplikasi
Secara umum, kanker darah terjadi akibat produksi sel darah putih yang
terlalu cepat sehingga banyak sel yang belum terbentuk secara sempurna dan
akhirnya kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik bagi penderitanya.
Beberapa komplikasi kanker darah antara lain:
1. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limfa. Komplikasi kanker darah
ini akan menyebabkan limfa menjadi bertambah besar bahkan berisiko
untuk pecah.
2. Limpadenopati

Limpadenopati adalah salah satu komplikasi kanker darah yang

menyerang tubuh penderita. Limpadenopati merupakan kondisi

ketidaknormalan ukuran, konsitensi, maupun jumlah dari kelenjar getah

bening.

3. Gagal Sumsum Tulang

Kanker darah dapat membuat sel darah putih menumpuk dalam

jumlah yang berlebihan di sumsum tulang. Akibatnya komplikasi kanker

darah terjadi pada sumsum tulang akan gagal memproduksi sel darah

merah dalam jumlah cukup. Jika sel darah merah kurang, maka akan

menyebabkan kondisi lainnya seperti anemia.

4. Hepatomegali

Hepatomegali merupakan komplikasi kanker darah dalam kondisi

organ hati yang mengalami pembesaran dan membengkak melebihi

ukuran normal. Pembengkakan dan pembesaran organ hati ini tentu dapat

membuat kerusakan fungsi hati. Kanker darah yang dibiarkan dalam

jangka waktu lama tanpa ditindaklanjuti dapat menyerang dan menyebar

ke bagian tubuh lain salah satunya organ hati, sehingga menyebabkan

hepatomegali.

H. Penanganan Leukemia
Terapi Farmakologi Leukemia
1. Antibiotik Anthrasiklin (daunorubisin, doxorubisin dan idarubisin),
anthrasediones (mitoxantron) dan antimetabolite sitabirin.
2. Gemtuzumab (mylotarg) dapat diberikan secara infuse kepada orang-orang
yang AML telah kambuh.
3. Terapi dengan menginduksi Anthrasiklin dan sitarabin.
4. Kemoterapi

I. Penatalaksanaan
1. Transfusi darah, biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan tranfusi
trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya).
Setelah dicapairemisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
3. Sitostatika. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi berasama-
sama dengan predison. Pada pemberian obat ini sering ditemukan efek
samping berupa alopesia (botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
atau kandidiasis.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci
hama).
5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai
remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105 – 106).
Cara pengobatan berbeda-beda ini pada setiap klinik bergantung
pengalaman, tetapi prinsipnya sama, yaitu dengan pola sadar:
1. Induksi. Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat
tersebut sampai sel blas dalam sum-sum tulang kurang dari 5%.
2. Konsolidasi. Bertujuan agar sel yangersisa tidak cepat memperbanyak diri
lagi.
3. Rumat. Untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama. Biasanya
dengan memberikan sitostatika setengah dosis biasa.
4. Reinduksi. Dimaksudkan untuk mencegah relaks biasanya dilakukan setiap
3-4 bulan dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14
hari.
5. Mencegah terjadinya leukemia pada susunan saraf pusat diberikan MTX
secara intratekal dan radiasi cranial.
6. Pengobatan immunologic.

J. Pencegahan
1. Tidak Merokok atau Berhenti Merokok
Bukan rahasia umum lagi kalau merokok bisa mengakibatkan segala jenis
kanker. Di setiap bungkus, merk apapun sudah tertera jelas bahwa resiko
merorok adalah menimbulkan kanker, gangguan kehamilan dan
membunuhmu. Jadi jika sudah ada gejala awal kanker mulailah berhenti
merokok atau yang tidak merokok menghindari individu yang aktif
merokok.
2. Olahraga Rutin
Kekebalan tubuh dibentuk juga dari kegiatan olah raga yang rutin. Jika
kekebalan tubuh kuat, virus virus penyebab kanker takkan bisa melawan
antibodi yang ada dalam tubuh. Ada banyak kegiatan olahraga ringan yang
bisa kita lakukan setiap hari sebelum berangkat kerja atau sekolah seperti
senam, jogging dll.
3. Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung karzinogen
Hindarilah makananan yang mengandung zat karsinogenik. Zat ini bisa
menyebabkan kanker. Zat karsinogenik merupakan zat penyebab kanker.
Perlu kalian ketahui bahwa zat ini umunya dihasilkan dari proses
pemasakan dengan cara digoreng, ditumis atau dibakar. Untukitu, olahlah
masakan dengan cara mengukus atau merebus. Atau kalau bisa
mengkonsumsi buah dan sayuran non-organik.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Selain tidak merokok, kalian juga harus menghindari minuman beralkohol
baik yang konsentrasinya tinggi maupun yang sedikit. Seringkali kita
menyepelekan dengan minima beralkohon rendah, padahal kalau
dikonsumsi sering, bahkan rutin bisa menimbulkan bibit kanker darah atau
leukimia. Karena ada banyak minuman kemasan yang mengandung alkohol
rendahyang ada dipasaran.
5. Diet
Obesitas atau kelebihan beraat badan juga memicu penyebab kanker,
karena obesitas biasanya adalah orang orang malas bergerak, orang
berlemak dan suka makan sembarang makanan. Jadi kemungkinan besar
bisa terserang leukimia. Jadi salah satu menghindari penyakit leukemia
adalah dengan diet. Dietbisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa
dilakukan dengan puasa, olahraga, mengurangi makanan berlemak,
mengurangi porsi makan, Dengan diet jadi makanan yang masuk dalam
perut bisa terkontrol dan bisa menyeleksi makanan.
6. Memakan makanan yang mengandung antikanker
Salah satu hal efektif dalam mencegah leukemia adalah mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat antik kanker. Ada beberapa makanan yang
memang dianjurkan dalam pengobatan leukimia, yakni makanan yang
mengandung antikanker atau antikarsinogen. Zat dapat melindungi tubuh
dari serangan kanker. Zat zat tersebut tergolong sebagai antioksidan,
misalnya vitamin A, C, E, dan selenium. Fungsi Antioksidan adalah
menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk melawan radikal bebas.
Makanan yang mengandung zat di atas ialah bawang putih, tomat, brokoli,
tempe, wortel, kol, jambu biji, yogurt dan keju, ikan (ikan laut) dan kacang-
kacangan.
7. Mengurangi makanan yang mengandung lemak
Pencegahan kanker darah yang sering kelupaan juga pada konsumsi
makanan yang terlalu banyak lemak. Apalagi salah satu jenis bahan
makanan yang sering dikonsumsi merupakan makanan pokok setiap hari,
seperti mentega, krim, margarin, minyak sayur, minyak kelapa, dan minyak
jagung. Boleh dikonsumsi tetapi jangan berlebihan. Sebab bisa memicu
terjadinya leukemia.
8. Menghindari Makanan yang mengandung Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang banyak digunakan dalam minuman
ringan dan permen karet saat ini. Zat aspartam juga salah satu penyebab
leukemia. Jadi hindari beberapa makanan yang mengandung aspartam
seperti sosis, nugget, hamburger dan olahan daging yang diproses
kemudian diawetkan.
9. Deteksi Dini
Selain melakukan pencegahan rutin penyebab leukemia, individu juga
harus memerikakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa individu
tersebut bebas dari kanker.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap ini akan
dilaksanakan pengumpulan, pengelompokan, penganalisaan data. Pengumpulan
data akan diperoleh antara lain:
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keterangan pasien atau keluarga pasien.
Pada pasien leukimia data yang diperoleh antara lain: pendarahan, lemah
dengan anemia, mudah merasa lelah, kehilangan selera makan, nyeri, dll.
b. Data objektif
Yaitu data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik, pada pasien leukimia data
objektif yang diperoleh antara lain: pendarahan, skala nyeri, penurunan
berat badan, sel darah putih meningkat, dll.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Pucat, keletihan, nyeri, sakit kepala, berat badan menurun, lemas.
2. Kulit
Berkeringat, muncul bintik-bintik merah, mudah memar.
3. Mata
Pengelihatan kabur, konjungtiva pucat.
4. Telinga
Tinitus
5. Mulut
Perdarahan gusi, pembesaran gusi, stomatitis.
6. Paru- paru
Dispnea
7. Kardiovaskuler
Palpitasi jantung, nyeri dada.
8. Hepar
Pembengkakan pada hati atau limpa
9. Gastrointestinal
Anoreksia
10. Musculoskeletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi atau tulang belakang.
11. System persarafan
Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas

2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul

Anda mungkin juga menyukai