Anda di halaman 1dari 7

Minggu ke 9

HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Defmisi dan Cakupan


Makna kesehatan dalam undang-undang pokok kesehatan nomor 32, tahun
1992 adalah meliputi kesehatan badan, rohaniah ( mental) dan sosial, dan bukan
hanya keadaan yang bebas dan penyakit, cacat dan kelemahan.
Selanjutnya kesehatan reproduksi dapat dimaknai seperti cuplikan ICPD Kairo
1994 sebagai berikut. Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang utuh, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsi serta prosesprosesnya.
Orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan
apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan berapa seringkah. Termasuk
keadaan terakhir ini adalah hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan
mempunyai akses terhadap cara-cara keluarga berencana yang aman, efektif,
terjangkau, dan dapat diterima yang menjadi pilihan mereka, serta metode-metode lain
yang mereka pilih untuk pengaturan fertilitas yang tidak melawan hukum; dan hak
untuk memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan yang tepat, yang akan
memungkinkan para wanita dengan selamat menjalani kehamilan dan melahirkan
anak. Dan memberikan kesempatan yang terbaik kepada pasangan-pasangan untuk
memiliki bayi yang sehat.
Sejalan dengan rumusan di atas tentang keshatan reproduksi, pemeliharaan
kesehatan reproduksi dirumuskan sebagai suatu kumpulan metode, teknik dan
pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melaluhi
pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup
kesehatan seksual, yang bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan-
hubungan perorangan, dan bukan semata-mata konseling dan perawatan yang
bertalian dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melaluhi hubungan seksual.
Mengingat rumusan tersebut di atas, hak-hak reproduksi mencakup hak-hak
asasi manusia terteniu yang sudah diakui dalam hukum-hukum nasional, dokumen-
dokumen

Universitas Gadjah Mada


hak-hak asasi manusia international. dan dokumen-dokumen konsensus perserikatan
bangsa-bangsa dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab
mengenai jumlah anak, penjarakan anak dan menentukan waktu kelahiran anak-anak
mereka dan seksual dan reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan
kekerasan seperti dinyatakan dalam dokumen-dokumen hak-hak asasi manusia.
Untuk melaksanakan hak tersebut, mereka hams memperhitungkan kebutuhan
kehidupan dan anak-anak mereka yang sekarang dan pada masa mendatang, serta
tanggung jawab mereka terhadap masyarakat. Promosi pemakaian hak-hak ini secara
bertanggung jawab untuk semua orang harus menjadi dasar asasi kebijakan dan
program dukungan pemerintah dan masyarakat di bidang kesehatan reproduksi,
termasuk keluarga berencana.
Selain penting bagi suami isteri pemahaman kesehatan reproduksi penting
bagi remaja. khususnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelayanan dan
kaum remaja guna memungkinkan mereka menghadapi seksualitasnya dengan cara
yang positif dan bertanggungjawab. Kesehatan reproduksi tidak tercapai oleh banyak
orang di dunia karena faktor-faktor berikut: tingkat pengetahuan yang tidak mencukupi
bernilai; kelaziman perilaku seksual beresiko tinggi; praktik-praktik sosial yang
mendiskriminatif; sikap-sikap negatif terhadap wanita dan gadis; dan kekuasaan
terbatas yang dimiliki banyak wanita dan gadis atas kehidupan seksual dan reproduksi
mereka. Kaum remaja khususnya mudah terkena karena kekurangan mereka akan
informasi dan pelayanan yang relevan di kebanyakan negeri. Wanita dan pria yang
lebih tua mempunyai masalah kesehatan reproduksi dan seksual yang khas, yang
sering kurang ditanggapi.

Tujuan Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi menurut ICPD 1994


Beberapa tujuan yang hendak dicapai dari program-program kesehatan
reproduksi antara lain adalah. Pertama, untuk memastikan bahwa informasi yang
menyeluruh dan faktual serta beraneka jenis pelayanan pemeliharaan kesehatan
reproduksi, termasuk perencanaan keluarga, ada tersedia, terjangkau, dapat-diterima
dan cocok untuk semua pemakai. Kedua, untuk memungkinkan dan mendukung
keputusan sukarela yang bertanggungjawab dalam hal kehamilan dan metode
keluarga berencana pilihan mereka, dan juga metode lain pilihan mereka dalam hal
pengaturan kesuburan yang tidak bertentangan dengan hokum, serta mempunyai
informasi, pendidikan dan cara untuk memperolehnya.

Universitas Gadjah Mada


Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi yang
mengalami penibahan sepanjang siklus hidup dan melakukan hal itu dengan cara
yang peka terhadap keanekaragaman keadaan masyarakat setempat.

Program Yang Diharapkan Diimplementasikan Oleh Masing-Masing Negara


Semua negara harus berusaha untuk menyediakan, melaluhi sistem
pemeliharaan kesehatan primer, kesehatan reproduksi untuk semua pribadi pada usia
yang tepat secepat mungkin dan tidak lebih lambat dari tahun 2015. Pemeliharan
kesehatan reproduksi dalam rangka pemeliharaan kesehatan primer harus, inter alia
mencakup: bimbingan keluarga berencana, informasi, pendidikan, komunikasi dan
pelayanan; pendiddikan dan pelayanan untuk perawatan prasntal, kelahiran yang
aman, dan perawatan pascanatal, khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan
bayi dan wanita; pencegahan dan pengobatan yang memadahi terhadap kemandulan;
aborsi, termasuk pencegahan aborsi dan pengelolahan akibat-akibat aborsi;
pengobatan infeksi saluran reproduksi, penyakit yang ditularkan secara seksual dan
keadaan kesehatan reproduksi lain; serta informasi, pendidikan dan konseling yang
promosi hubungan antara jenis kelaminn yang sating menghormati dan wajar, dan
khususnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelayanan dari kaum remaja
guna memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelayanan
dari kaum remaja guna memungkinkan mereka menghadapi seksualitasnya dengan
cara yang positif dan bertanggungjawab.
Kesehatan reproduksi tidak tercapai oleh banyak orang di dunia karena faktor-
faktor berikut: tingkat pengetahuan yang tidak mencukupi bernilai; kelaziman perilaku
seksual beresiko tinggi; praktik-praktik sosial yang mendiskriminatif; sikap-sikap
negatif terhadap wanita dan gadis; dan kekuasaan terbatas yang dimiliki banyak
wanita dan gadis atas kehidupan seksual dan reproduksi mereka. Kaum remaja
khususnya mudah terkena karena kekurangan mereka akan informasi dan pelayanan
yang relevan di kebanyakan negeri. Rujukan bagi pelayanan-pelayanan keluarga
berencana serta diagnosis dan pengobatan selanjutnya terhadap komplikasi-
komplikasi kehamilan, kelahiran dan aborsi, kemandulan, infeksi saluran reproduksi,
kanker payudara dan kanker sistem reproduksi,penyakit yang ditularkan secara
seksual danHIV/AIDS harus selalu tersedia sesuai dengan permintaan. Peniadaan
secara aktif dari praktik-praktik membahayakan, seperti penisakan alat kelamin wanita
hendaknya juga menjadi komponen integral dari pemeliharaan kesehatan primer,
termasuk program-program pemeliharaan kesehatan reproduksi.

Universitas Gadjah Mada


Program-program pemeliharaan kesehatan reproduksi hendaknya
direncanakan untuk memenuhi kebutuhan wanita, termasuk remaja, dan harus
melibatkan wanita dalam kepemimpinan, perencanaan, pengambilan keputusan,
pengelolaan, pelaksanaan, organisasi, dan penilaian pelayanan. Pemerintah dan
organisasi lain harus mengambil langkah yang positif untuk melibatkan para wanita
pada semua tingkat sistem pemeliharaan kesehatan.
Program-program inovatif harus dikembangkan agar menyediakan informasi,
konseling, dan pelayanan kesehatan reproduksi untuk para remaja dan pria dewasa.
Program seperti itu harus lebih baik mendidik dan memungkinkan pria untuk berbagi
tanggung jawab secara lebih berimbang di dalam keluarga berencana. Urusan rumah
tangga, dan membesarkan anak, serta menerima tanggung jawab utama untuk
mencegah penyakit yang ditularkan secara seksual, program-program tersebut harus
mencapai kaum pria di tempat kerjaa mereka, di rumah, dan di tempat mereka
berkumpul untuk rekreasi. Mengenai hak-hak anak, juga hams dicapai lewat sekolah,
organisasi pemuda, dan di mana saja mereka berkumpul. Metode kontrasepsi pria
yang sukarela dan tepat, serta untuk pencegahan penyakit yang ditularkan secara
seksual dan AIDS, hendaknya dipromosikan dan disediakan dengan informasi dan
konseling yang tepat.
Pemerintah hendaknya mempromosikan partisipasi masyarakat yang lebih
besar dalam pelayanan pemeliharaan keshatan reproduksi dengan men-desentralisasi
penglolaan program kesehatan masyarakat dan dengan membentuk kerekanan dalam
kerja sama dengan organisasi lokal non- pemerintah dan pemberi pelayanan-
pelayanan kesehatan swasta. Semua jenis organisasi non-pemerintah, termasuk
kelompok wanita setempat, serikat buruh, program remaja, dan kelompok agama,
hendaknya didorong agar dalam promosi kesehatan reproduksi yang lebih baik.
Masyarakat internasional diharapkan mempertimbangkan untuk memberi
pelatihan, bantuan teknis, kebutuhan suplai kontrasepsi jangka pendek. Untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi terjadinya kehamilan
beresiko tinggi, serta kesakitan dan kematian.Untuk membuat pelayanan keluarga
berencana yang bermutu terjangkau, bisa diterima dan diperoleh untuk semua yang
memerlukan.
Program-program tersebut harus mencapai kaum pria di tempat kerja mereka,
di rumah, dan di tempat mereka berkumpul untuk rekreasi. Mengenai hak-hak anak,
juga harus dicapai lewat sekolah, organisasi pemuda, dan di mana raja mereka
berkumpul. Metode kontrasepsi pria yang sukarela dan tepat, serta untuk pencegahan

Universitas Gadjah Mada


penyakit yang ditularkan secara seksual dan AIDS, hendaknya dipromosikan dan
disediakan dengan informasi dan konseling yang tepat.
Pemerintah hendaknya mempromosikan partisipasi masyarakat yang lebih
besar dalam pelayanan pemeliharaan kesehatan reproduksi dengan men-
desentralisasi
penglolaan program kesehatan masyarakat dan dengan membentuk kerekanan dalam
kerja sama dengan organisasi lokal non- pemerintah dan pemberi pelayanan-
pelayanan kesehatan swasta. Semua jenis organisasi non-pemerintah, termasuk
kelompok wanita setempat, serikat buruh, program remaja, dan kelompok agama,
hendaknya didorong agar dalam promosi kesehatan reproduksi yang lebih baik.
Para migran dan orang yang terlantar di banyak dunia mempunyai kesempatan
terbatas akan pemeliharaan kesehatan reproduksi, dan mungkin menghadapi
ancaman
berat yang khas atas kesehatan dan hak-hak reproduksi mereka. Pelayanan hams
peka, khususnya pada kebutuhan wanita dan remaja secara pribadi, dan harus
tanggap terhadap keadaan mereka yang sering tanpa kekuatan, dengan perhatian
khususs kepada mereka yang menjadi korban kekerasan seksual.

Keluarga Berencana
Hal-hal yang menjadi dasar tindakan dalam program yang dicanangkan dalam
ICPD adalah: Tujuan program-program keluarga berencana harus memungkinkan
pasangan dan pribadi-pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab
jumlah dan jarak anak-anak mereka. Dan mempunyai informasi dan cara
memperolehnya, serta memastikan pilihan-pilihan dengan pemberian informasi
terlebih dulu dan menyediakan berbagai metode yang aman dan efektif.
Program ditujukan untuk membantu pasangan dan pribadi memenuhi tujuan
tujuan reproduksi mereka dalam suatu kerangka kerja yang memajukan kesehatan
optimum, tanggungjawab dan kesejahteraan keluarga, dan menghormati martabat;
praktik-praktik sosial yang mendiskriminatif; sikap-sikap negatif terhadap wanita dan
gadis; dan kekuasaan terbatas yang dimiliki banyak wanita dan gadis atas kehidupan
seksual dan reproduksi mereka.
Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi terjadinya
kehamilan beresiko tinggi, serta kesakitan dan kematian. Untuk membuat pelayanan
keluarga berencana yang bermutu terjamgkau, bisa diterima dan diperoleh untuk
semua yang memerlukan dan menginginkannya, sambil menjaga kerahasiaannya.

Universitas Gadjah Mada


Untuk memperbaiki mutu nasihat, informasi, pendidikan, komunikasi, konseling, dan
pelayanan keluarga berencana.Untuk meningkatkan partisipasi dan pembagian
tanggungjawab pria dalam praktik nyataa dalam kelurga berencana.Untuk
mempromosi pemberian asi guna mendukung pengaturan jarak. kelahiran.
Dalam pelaksanaannya diharapkan ada pemahaman bahwa metode yang
tepat untuk pasangan dan pribadi adalah berbeda menurut usia, paritas, preperensi
besar keluarga dan faktor-faktor lain, dan menjamin bahwa wanita dan pria mendapat
informasi dan akses terhadap keluarga berencana yang aman dan efektif agar seluas
mungkin metode-metode memungkinkan mereka melakukan pilihan yang bebas dan
berdasarkan informasi. Menyediakan informasi yang mudah dijangkau, lengkap dan
akurat mengenai berbagai metode keluarga berencana, termasuk resiko dan manfaat
kesehatannya, kemungkinan efek sampingan, dan keefektifannya dalam mencegah
penyebaran HIV/AIDS serta penyakit lain yang ditularkan secara seksual.
Selain hal-hal di atas pelayanan KB diharapkan membuat pelayanan lebih
aman, lebih terjangkau, lebih menyenangkan, dan terjangkau oleh pars klien, serta
memastikan melalihi sistem logistik yang lebih kuat, penyediaan kontrasepsi yang
cukup dan terus menerus. Privasi dan kerahasian hendaknya terjamin.
Tujuan program-program keluarga berencana harus memungkinkan pasangan
dan pribadi-pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab jumlah
dan jarak anak-anak mereka. Dan mempunyai informasi dan cara memperolehnya,
sena memastikan pilihan-pilihan dengan pemberian informasi terlebih dulu dan
menyediakan berbagai metode yang aman dan efektif.
Meningkatkan pelatihan formal dan informal dalam pelayanan kesehatan,
seksual dan reproduksi dan kelurga berencana bagi semua pemberi pelayanan
kesehatan, penyuluh kesehatan dan manager, termasuk pelatihan dalam komunikasi
interpersonal dan konseling.
Meningkatkan pelatihan formal dan informal dalam pelayanan kesehatan,
seksual dan reproduksi dan kelurga berencana bagi semua pemberi pelayanan
kesehatan, penyuluh kesehatan dan manager, termasuk pelatihan dalam komunikasi
interpersonal dan konseling.
Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi terjadinya
kehamilan beresiko tinggi, serta kesakitan dan kematian. Untuk membuat pelayanan
keluarga berencana yang bermutu terjamgkau, bisa diterima dan diperoleh untuk
semua yang memerlukan dan menginginkannya, sambil menjaga kerahasiaannya.
Untuk memperbailci mutu nasihat, informasi, pendidikan, komunikasi, konseling, dan

Universitas Gadjah Mada


pelayanan keluarga berencana. Untuk meningkatkan partisipasi dan pembagian
tanggungjawab Aria dalam praktik nyata dalam tindak lanjut pemeliharaan yang tepat,
termasuk pengobatan efek samping dan pemakaian kontrasepsi. Menjamin
tersedianya pelayana-pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan ditempat atau
melaluhi mekanisme rujukan yang kuat.
Sebagai tambahan pada ukuran-ukuran kuantitatif dari kinerja, berilah lebih
banyak tekanan pada kinerja mutu yang memperhatikan perspektif pemakai yang barn
dan calon pemakai, melaluhi cara-cara termasuk sistem informasi pengelolahan yang
efektifdan teknik-teknik survei untuk penileian pelayanan yang tepat waktu. Program-
program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi hendaknya menekankan
pendidikan pemberian ASI dan pelayanan-pelayanan pendukung, yang secara
bersamaan dapat memberi arti bagi penjarangan kelahiran, kesehatn ibu dan anak
yang lebih baik, serta kelangsungan hidup anak yang lebih tinggi.
Penyakit yang ditularkan secara seksual dan pencegahan HIV
Tujuannya adalah mencegah, mengurangi insidensi, serta menyediakan
pengobatan untuk penyakit yang ditularkan secara seksual, termasuk HIV/AIDS, dan
komplikasi penyakit yang ditularkan secara seksual, seperti kemandulan, dengan
perhatian khusus pada para gadis dan wanita.

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai