2 Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flaviviru, keluarga flavivirida. Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 4x106.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.
Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype
terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengue dengan Flavivirus lain
seperti yellow fever, Japanese encephalitis dan west Nile virus. (Suhendro, dkk,
2006 hal :1709)
3 Patofisiologidan Pathway
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks
virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement. Akibat
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptide yang berdaya untuk
melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel
dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya
faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan
faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF.Yang menentukan beratnya penyakit adalah
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Renjatan terjadi
secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien
mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi akan terjadi anoksia jaringan,
asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi, dkk, 2010 hal : 57)
5 Pemeriksaanpenunjang
a. PemeriksaanLaboratorium :
1. Trombositmenurun
2. Hematokritmeningkat 20% ataulebih
3. Leukositmenurunpadaharikeduadanketiga
4. Kadar albumin menurundanbersifatsementara
5. Hipoproteinemia( Protein darahrendah )
6. Hiponatremia( NA rendah )
b. PemeriksaanRadiologi
Padafotothorax(pada DHF grade III/ IV dansebagianbesar grade II) di
dapatkanefusipleura.
6 Penatalaksanaan
a. Tirahbaring
b. Pemberianmakananlunak
c. Minumbanyak (2-2,5 liter/24 jam)
d. Pemberiancairanmelalui infuse
e. Pemberianobat-obtan; antibiotic, antipiretik
f.Antikonulsijikaterjadikejang
g. Monitor TTV
h. Monitor adanyatanda-tandarenjatan
i. Monitortanda-tandapendarahanlanjut
j. Periksa HB, HT, dantrombositsetiaphari
7 Komplikasi
Adapunkomplikasidaripenyakitdemamberdarahdiantaranya :
a. Perdarahanluas.
b. Shock ataurenjatan.
c. Effusi pleura
d. Penurunankesadaran.
b. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah
sebagai berikut :
1) Grade I : Kesadaran kompos mentis, keadaan
umum lemah, tanda – tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum
lemah, ada perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan
telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
3) Grade III : Keadaan umum lemah, kesadaran apatis,
somnolen, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur serta tensi
menurun.
4) Derajat IV
Naditidakteaba, tekanandarahtidakteatur (denyutjantung ³
140x/mnt) anggotagerakterabadingin,
berkeringatdankulittampakbiru.
b) TB/BB
Ukur berat badan,tinggi badan,IMT
c) Lingkar kepala (<2 tahun)
Ukur lingkar kepela apabila klien berumur kurang dari 2 tahun
d) Wajah : Kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar mata,
lakrimasi dan fotobia, pergerakan bola mata nyeri.
e) Mulut : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor,
(kadang-kadang) sianosis.
f) Mata
Kaji adanya mata cekung
g) Hidung
Kaji adanya sekret dan pernafasan cuping hidung, epitaksis
h) Tenggorokan : Hiperemia
i) Telinga
Kaji kebersihannya
j) Leher : Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas
rahang daerah servikal posterior.
k) Dada
Kaji frekuensi nafas dan pengembangan dada,Nyeri tekan
epigastrik, nafas dangkal
Pada Stadium IV :
Palpasi : Vocal – fremitus kurang bergetar.
Perkusi : Suara paru pekak.
Auskultasi : Didapatkan suara nafas vesikuler yang lemah.
l) Jantung
Kaji frekuensi denyut jantung
m) Paru-paru
Auskultasi bunyi nafas
n) Perut ( abdomen)
Palpasi : Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan
dehidrasi turgor kulit dapat menurun, suffiing dulness, balote
ment point (Stadium IV).
o) Punggung
Kaji kondisi kulit punggung
p) Genetalia dan anus
Kaji kebersihan dan fungsi genetalia,serta adanya iritasi sekitar
anus.
Eliminasi alvi : Diare, konstipasi, melena.
Eliminasi uri : Dapat terjadi oligouria sampai anuria.
q) Ekstremitas
Kaji kebersihan kuku,CRT
Stadium I : Ekstremitas atas nampak petekie akibat RL
test.
Stadium II – III : Terdapat petekie dan ekimose di kedua
ekstrimitas.
Stadium IV : Ekstrimitas dingin, berkeringat dan
sianosis pada jari tangandan kaki.
r) Kulit
Kaji turgor kulit,kebersihan
s) Pemeriksaan neurologis
Kaji fungsi neurologis dan reflek
t) Tanda vital
Kaji suhu badan,frekuensi nadi,respirasi
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan tinja
b) Analisa gas darah
c) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
d) Pemeriksaan elektrolit darah
e) Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :
a. Hb dan PCV meningkat ( ≥20%).
b. Trambositopenia (≤100.000/ml).
c. Leukopenia.
d. Ig.D. dengue positif.
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan :
hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.
f. Urium dan Ph darah mungkin meningkat.
g. Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg.
h. SGOT/SGPT mungkin meningkat.
Nutrition Monitoring
§ BB pasiendalambatas
normal
§ Monitor
adanyapenurunanberatbad
an
§ Monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor
mualdanmuntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Catatadanya edema,
hiperemik,
hipertonikpapilalidahdanc
avitas oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet
4, Evaluasi
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon
pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil
yang diharapkan telah dicapai,
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena
setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon
pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin
diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas
adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas
meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi
penyakitnya.
DaftarPustaka
Disusun oleh
ROHMADI
NIM : SN 181146