Anda di halaman 1dari 8

119

3.3 Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal

No. Rekam Medis : (mengetahui registrasi bayi)

Tanggal Pengkajian : (mengetahui tanggal pelaksanaan anamnesis)

Pukul : (mengetahui waktu pelaksanaan anamnesis)

Tempat : (lokasi pengkajian bayi)

I. Pengkajian Data Dasar


A. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsi klien tentang masalah
kesehatan mereka, yang meliputi Identitas Bayi antara lain neonatus dini.
Nama bayi :dikaji dengan jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Umur : diketahui untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan
yang dilakukan selain itu juga sebagai pertimbangan dosis apabila perlu
terapi obat serta saat memberikan asuhan (Saifudin, 2010).
Jenis kelamin : Mencocokkan identitas kelamin sesuai nama anak, serta menghindari
kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan pasien yang lain (Varney,
2009).
Alamat : dikaji dengan jelas dan lengkap diperlukan agar sewaktu-waktu terjadi
kegawatdaruratan atau perlu tindakan segera dapat dengan mudah
menghubungi disamping itu alamat juga dikaji jika ada kepentingan
kunjungan rumah.
*Neonatus Lanjut : Jika dari mulai neonatus dini kita sudah melakukan
pengkajian maka pengkajian identitas tidak perlu dilakukan lagi. Jika saat
neonatus lanjut baru melakukan kunjungan maka harus ditanyakan.
Biodata Orang Tua : Biodata orang tua pada bayi diperlukan untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan pengambilan bayi, tindakan yang akan diberikan pada bayi.
2. Keluhan Utama :
Pada bayi baru lahir normal umumnya tidak ada keluhan, bayi segera menangis kuat
setelah lahir, bergerak aktif, kulit kemerahan, tidak ada cacat bawaan, umur kehamilan 37-40
minggu, dan berat badan 2500-4000 gram (Kosim, 2012). Namun keluhan umum yang sering
muncul :
*Neonatus dini : sering bab dan bak, bab encer, sulit menyusu, bayi kuning
*Neonatus Lanjut : sering BAB encer, kulit mengelupas,bayi kuning
120

3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Ibu Riwayat Prenatal Anamnesis mengenai :
*Neonatus dini
 Riwayat ANC (frekuensi, tempat dan keluhan tiap trimester) : dikaji dengan jelas
bahwa kebutuhan ibu saat kehamilan sudah terpenuhi dan mendapatkan berbagai
informasi nifas dan bayi baru lahir karena pengetahuan ibu tentang bayi baru lahir dan
nifas mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti ASI (Dwienda,
2014).
 Gerakan janin pertama kali : menghindari adanya fetal distress yang dapat
memberikan efek berkelanjutan saat bertumbuh dewasa (Sinclair, 2009).
 Pola kebiasaan ibu (merokok, narkoba, jamu, tradisi keluarga terhadap bayi dan ASI,
binatang peliharaan) : berhubungan dengan penerimaan bayi terhadap lingkungan
keluarga dan rumah seperti adat istiadat dalam menyambut kelahiran, kebiasaan
pemberian PASI pada bayi, asap rokok terhadap kesehatan bayi seperti tidak
optimalnya produksi ASI dan gangguan pernapasan pada bayi, penggunaan narkoba
oleh ibu yang dapat mempengaruhi produksi dan kandungan ASI, dan binatan
peliharaan yang memicu resiko infeksi (Hidayat, 2008).
 HPHT : untuk memastikan umur kehamilan ibu terhadap berat bayi baru lahir sesuai
dengan masa kehamilan (Depkes RI. 2005)
*Neonatus Lanjut : Jika dari mulai neonatus dini kita sudah melakukan pengkajian
maka pengkajian identitas tidak perlu dilakukan lagi. Jika saat neonatus lanjut baru
melakukan kunjungan maka harus ditanyakan.
4. Riwayat Natal
Umumnya pada bayi baru lahir normal, ibu melahirkan pada usia kehamilan > 37-40
minggu dengan persalinan normal tanpa penyulit atau persalinan dengan penyulit
namun keadaan bayi segera setelah lahir normal atau tidak ada penyulit, melahirkan
bayi pada usia <37 minggu akan berpengaruh terhadap kondisi dan perawatan bayi
baru lahir (Kosim, 2012). *Neonatus Lanjut : Jika dari mulai neonatus dini
kita sudah melakukan pengkajian maka pengkajian identitas tidak perlu dilakukan
lagi. Jika saat neonatus lanjut baru melakukan kunjungan maka harus ditanyakan.
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi :
*Neonatus dini
Mengetahui pola makanan yang meliputi frekuensi dan volume. Pada 24 jam pertama
bayi mengonsumsi sekitar 7 ml susu setiap kali menyusu, pada 24 jam kedua
konsumsi meningkat 14 ml setiap kali menyusu (Hidayat, 2008).
121

*Neonatus lanjut
Pada neonatus lanjut kapasitas lambung masih terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi
baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi (Saputra, 2014).
a. Pola Aktivitas: *Neonatus dini dan Neonatus lanjut
Kebutuhan istirahat pada bayi bru lahir kurang lebih sebayank 14 jam/hari (Saifudin,
2010).
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum *Harus dilakukan pada neonatus dini maupun neonatus lanjut
Keadaan umum : Normalnya baik
Kesadaran : bayi menangis, gerakan aktif simetris
2. Pemeriksaan TTV :
 Suhu : Normalnya 36,5-37,50 C pada pengukuran suhu axilla. Pengukuran
ini untuk mendeteksi keadaan hipotermia atau hipertermia.
 Pernafasan : Normalnya 40-60 kali per menit. Pengukuran ini untuk mendeteksi
gangguan pernafasan
 Nadi : Normalnya 120-160 kali per menit. Pengukuran ini untuk mendeteksi
gangguan sirkulasi darah dan kinerja jantung.
 Tekanan darah : Normalnya 80/64 mmHg (Hanya dipantau bila ada indikasi).
Pengukuran ini untuk mendeteksi gangguan sirkulasi darah.
(Hidayat, 2008)
3. Pemeriksaan Fisik *Harus dilakukan pada neonatus dini maupun neonatus lanjut
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh bayi melalui teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi menunjukkan bayi dalam keadaan normal dan tidak ada tanda-
tanda kelainan pada bayi.
a) Kulit : umumnya pada bayi normal berwarna kemerahan di seluruh tubuh terdapat
verniks di permukaan kulit. Milia juga ada tidak terlalu banyak di daerah hidung dan
dahi. Rambut lanugo sedikit untuk bayi postmatur sedangkan bayi dismatur rambut
lanugo lebih banyak dan vernik kaseosa lebih banyak
b) Kepala : umumnya normal atau ada caput succedaneum pada persalinan dengan
vacum atau forceps atau partus lama. Untuk mengetahui adanya dehidrasi neonatus
pada ubun-ubun atau tekanan intracranial
c) Wajah : kemerahan, tidak ada oedema dan kelainan
d) Mata : umumnya pada bayi normal conjungtiva merah muda dan sclera putih
e) Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
f) Mulut : mukosa mulut atau bibir dari berwarna merah muda
g) Telinga : umumnya pada bayi normal tulang rawan telah terbentuk sempurna dan
kembali cepat jika ditekuk, keadaan tulang rawan menentukan maturitas bayi
(normal). Puncak pina telinga juga sejajar dengan epicantus mata.
122

h) Leher : ukuran fisik leher proposional dengan panjang badan bayi, tidak ada
pembesaran kel. thyroid, kel.limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis
i) Dada : Kadang-kadang terdengar ronkhi pada kedua paru karena fungsi paru masih
dalam proses maturasi fungsi, tidak adanya retraksi dada
j) Abdomen : Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada
garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya ascites atau tumor,
tidak ada hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah asfiksia
kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Track belum sempurna dan
bertambah apabila ketuban meconial dan keruh
k) Umbilikus : Perhatikan ada pendarahan atau tidak, dan apakah adanya tanda-tanda
infeksi pada tali pusat. Umumnya pada bayi baru lahir normal tidak ada tanda-tanda
infeksi pada tali pusat
l) Genetalia : Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak uretra
pada neonatus laki-laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor,
adakah sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan . Pada bayi prematur testis belum
turun pada laki-laki dan labia mayora belum menutupi labia minora bagi bayi yang
belum aterm
m) Anus : Tidak ada atresia ani
n) Ekstremitas : Warna kemerahan, gerakan aktif, akral hangat, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan saraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya
o) Refleks : Reflek moro dan rooting-sucking-swalowwing baik. Reflek moro dapat
memberi keterangan mengenai keadaan susunan saraf pusat atau adanya patah tulang
(Dwienda, 2014)

4. Pemeriksaan Penunjang *Harus dilakukan pada neonatus dini maupun neonatus lanjut
 Pemeriksaan Antropometri
 PB : normal 48-52 cm
 LD : sesuai dengan berat badan, normalnya 30-38 cm
 LK : bisa normal antara 33-35 cm, bila terjadi anomali atau trauma jalan
lahir bisa < 33cm (Dwienda, 2014)
5. Eliminasi *Harus dilakukan identifikasi pada neonatus dini maupun neonatus lanjut
BAK à periksa frekuensi dan warna, cek apakah ada perdarahan sebagai efek dari
perlukaan saat lahir atau apakah ada gangguan system renal
BAB à periksa frekuensi dan warna dan konsistensi, cek apakah ada perdarahan
sebagai efek dari gangguan sistem GIT atau apakah konsistensi feses terlalu cair yang
dapat dipengaruhi oleh dehidrasi dan warna keputihan yang dapat dipengaruhi oleh
gangguan pada sistem biliaris
(Hidayat, 2008)
123

II. Interpretasi Data Dasar


Mengidentifikasi masalah dari data yang ada untuk menentukan diagnosis yang
akurat, yang terdiri dari diagnosis, masalah dan kebutuhan. Langkah ini diambil berdasarkan
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada klien.
1. Diagnosa Aktual :
- Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik
kebidanan yang di kemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnose.
Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia ... jam/hari
Data Dasar :
- Data Subjektif : Data yang diperoleh melalui anamnesa pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian, namun untuk bayi baru lahir di tentukan secara
tampak kasat mata sebagai alasan bayi masuk ruang perinatologi.
- Data Objektif : data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan.
Menurut Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, tanda-tanda bayi lahir sehat,
yaitu :
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Umur kehamilan 37-40 minggu
3. Bayi segera menangis setelah lahir
4. Bergerak aktif, kulit kemerahan
5. Menghisap ASI dengan baik
6. Tidak ada cacat bawaan

- Masalah : Masalah yang timbul pada bayi baru lahir normal adalah hipotermia, resiko
infeksi, nutrisi dan lapar
- Kebutuhan : kebutuhan bayi baru lahir normal yaitu menjaga kehangatan dan
pemberian ASI pada bayi baru lahir

III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan
masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi. Langkah-langkah ini membutuhkan
antisipasi sambil mengamati pasien, bila kemungkinan dilakukan pencegahan infeksi. Bidan
diharapkan dapat bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi. Pada kasus Bayi baru lahir normal tidak ada diagnosis potensial
- Diagnosa potensial pada neonatus dini : asfiksia, hipotermi, ikterus
- Diagnosa potensial pada neonatus dini : hipotermi, ikterus, infeksi tali pusat

IV. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera / Kolaborasi


Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau
konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal.
Kebutuhan tindakan segera pada bayi baru lahir normal tidak ada.
124

Kebutuhan tindakan segera pada *neonatus dini


Jika asfiksi maka resusitasi, hipotemi : penanganan pada bayi hipotermi,
ikterus : KIE ASI, dijemur di bawah sinar matahari.
Kebutuhan tindakan segera pada *neonatus lanjut
Hipotemi : penanganan pada bayi hipotermi, ikterus : KIE ASI, dijemur di
bawah sinar matahari.Infeksi tali pusat: KIE perawatan tali pusat dan berikan terapi yang
sesuai.

V. Intervensi
 Intervensi pada Neonatus dini
1. Lakukan pencegahan infeksi yang berkaitan dengan asuhan BBL (cuci tangan
sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi; pakai sarung tangan bersih; alat
resusitasi yang steril; pakaian, handuk, selimut, alat timbangan, stetoskop,
termometer, pita pengukur bersih)
R/ Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir.
2. Lakukan pencegahan kehilangan panas (keringkan bayi dengan seksama; selimuti
bayi dengan selimut atau kain hangat; selimuti bagian kepala bayi; anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusui bayinya; jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir; tempatkan bayi di lingkungan hangat)
R/ mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi
sempurna. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah
atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang
relatif hangat.
3. Lakukan perawatan tali pusat
R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat.
4. Lakukan pemberian ASI pertama kali (Inisiasi Menyusui Dini)
R/ prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir.
5. Berikan salep mata bayi tetrasiklin 0.1% di kedua mata bayi
R/ Mencegah dari infeksi mata selama melewati jalan lahir
6. Berikan injeksi Vitamin K yang diberikan secara intramuscular sebanyak 1 mg di 1/3
paha kiri atas bagian luar.
R/ Vitamin K mencegah defisiensi vit K yang dapat menyebabkan perdarahan pada
otak
7. Diskusikan dan berikan KIE pada ibu mengenai perawatan tali pusat, personal
hygiene, cara menjaga kehangatan bayi, cara menyusui yang benar, asi eksklusif, dan
tanda bahaya bayi baru lahir.
125

R/ Ibu mengerti mengenai segala hal yang berhubungan dengan bayi baru lahir akan
membuat ibu kooperatif untuk melakukan KIE yang diberikan
8. Berikan injeksi vaksin Hepatitis B yang diberikan secara intramuscular 1-2 jam
setelah pemberian injeksi vitamin K, dberikan di paha kanan atas bagian luar.
R/ Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi
yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
9. Mandikan bayi setelah 6 jam
R/ Bayi rentan terkena hipotermi
10. Anjurkan ibu untuk kontrol pada hari ke 6 untuk pemeriksaan bayi
R/ Diharapkan ibu akan datang untuk kontrol/ kunjungan ulang tepat waktu.

 Intervensi pada Neonatus Lanjut


1. Lakukan pencegahan infeksi yang berkaitan dengan asuhan BBL (cuci tangan
sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi; pakai sarung tangan bersih; alat
resusitasi yang steril; pakaian, handuk, selimut, alat timbangan, stetoskop,
termometer, pita pengukur bersih)
R/ Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir.
2. Lakukan pencegahan kehilangan panas (keringkan bayi dengan seksama; selimuti
bayi dengan selimut atau kain hangat; selimuti bagian kepala bayi; anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusui bayinya)
R/ mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi
sempurna. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah
atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang
relatif hangat.
3. Lakukan perawatan tali pusat
R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat.
4. Berikan KIE tentang Asi Eksklusif, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi,
dan personal hygine.
R/ Untuk memberikan informai dan mengajarkan ibu cara perawatan neonatus yang
benar.

VI. Implementasi
Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada klien berdasarkan
rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menangani diagnosa / masalah yang
telah terindentifikasi.

VII. Evaluasi
126

Langkah ini merupakan cara untuk mengevaluasi asuhan yang telah diberikan apakah
telah memenuhi kebutuhan asuhan yang dibutuhkan klien.

Anda mungkin juga menyukai