Anda di halaman 1dari 4

Nama : NUR’ELA

Kelas :B
Guru : Matematika
Sekolah : SMP Negeri 1 Cisarua

TUGAS AKHIR MODUL 4

1. Buatlah bangun datar segi empat dengan diagonal-diagonalnya saling tegak lurus.
Tunjukkan bahwa luas suatu segi empat yang diagonal-diagonalnya tegak lurus
sesamanya sama dengan setengah perkalian diagonal-diagonalnya!
Penyelesaian :
Misal digambar segiempat ABCD, dengan AC tegak BD.
AC dan BD berpotongan titik O.
D C

A B

Akan ditunjukkan bahwa luas ABCD =

Luas ABCD =Luas ∆ ACD + Luas ∆ ABC


= AC OD + AC OB

= AC (OD +OB)

AC dan DB adalah diagonal-diagonal segiempat ABCD. Jadi terbukti bahwa luas segi
empat yang diagonal-diagonalnya tegak lurus sesamanya sama dengan setengah
perkalian diagonal-doagonalnya.

2. Lukiskan titik tembus PQ ke bidang ACF dengan P adalah titik tengah AD dan Q
terletak pada BF (BQ:QF = 2:1)!
Penyelesaian :
1) Membuat kubus ABCD.EFGH
2) Lukis garis PQ dan Bidang ACF
3) Lukis bidang yang melalui PQ dan memotong ACF, yaitu bidang PBFS
4) Garis PB terletak pada bidang PBFS dan garis AC terletak pada bidang ACF, maka PB
berpotongan dengan AC di titik T.
5) Hubungkan titik T dan F
6) Titik potong garis PQ dan TF merupakan titik tembus yaitu titik X.

3. Tulis dalam bentuk standar, dan identifikasilah unsur-unsur (contoh: pusat, fokus,
nilai a, nilai b, atau yang lainnya) yang ada pada: , dan lukiskan
grafiknya.
Penyelesaian :
 Jelas

( )

( ) ( )

Diperoleh,

Puncak parabola adalah ( )

Koordinat focus adalah ( ) karena nilai p =


 Titik potong dengan sumbu x, y=0

Sehingga diperoleh titik potong dengan sumbu x di (1,0).

4. Gambarlah sebuah garis s. Pilih titik A dan B. Jika A’ pencerminan dari A, dan B’
pencerminan dari B, tunjukkan bahwa AB = A’B’
Penyelesaian :
Ambil Sebarang A, B, A’, B’  V dengan Ms(A) = A’ dan Ms(B) = B’. Akan
ditunjukkan A’B’ = AB.
Kasus I
Jika A, B  s maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’ = B. Jadi AB = A’B’.
Kasus II
Jika A  S, B  s, maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’.
Perhatikan ABC &AB'C.
AC = AC (berimpit). 𝑚∠ = 𝑚∠ ′ (karena siku-siku).
BC = B’C (karena S sumbu simetri).
Jadi ABC  AB'C . Diperoleh AB = A’B’.
Kasus III
Jika A, B ∉ S dan Ms(A) = A’, Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’
(i) Perhatikan Δ 𝑑𝑎𝑛 Δ ′ .
DC = DC (berimpit)
𝑚∠ADC = 𝑚∠ ′ (900 )
AD = A’D (karena s sumbu simetri)
Jadi Δ ≅Δ ′ (𝑠 𝑠𝑑 𝑠).
Diperoleh AC = A’C dan 𝑚∠ = 𝑚∠ ′ .
(ii) Perhatikan Δ 𝑑𝑎𝑛 Δ ′ ′ .
AC = A’C (pembuktian (i))
𝑚∠ = 900 − 𝑚∠ = 900 − 𝑚∠ ′ = 𝑚∠ ′ .
BC = B ′C(karena s sumbu simetri).
Jadi Δ ≅ Δ ′ ′ (𝑠 𝑠𝑑 𝑠).
Diperoleh AB = A’B’. Jadi AB = A’B’.
Berdasarkan Kasus I, II, III, disimpulkan bahwa jika A’ = Ms(A), B’ = Ms(B)
maka AB = A’B’.

Anda mungkin juga menyukai