Dosen Pengampu :
Drs. H. Moh. Hasyim Afandi, M.Ag
Disusun Oleh :
Kelompok 5
M. Saiful Huda
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Kami selaku pembuat makalah ini sadar bahwa makalah yang kami buat
ini masih banyak kesalahan dalam segi kata atau makna. Kami sudah berusaha
untuk menyajikan data-data ini dengan baik dan benar dan apabila masih
ditemukan kekeliruan dalam pembuatan makalah ini saran dan kritik yang
membangun kami harapkan bagi pembaca guna evaluasi pembuatan makalah-
makalah kami selanjutnya, agar kesalahan-kesalahan dapat sedikit diminimalisir.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halalam Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB IIPENDAHULUAN
A. Pengertian Citra Guru Profesional .................................................. 3
B. Citra Guru Dalam Masyarak Tradisional ........................................ 5
C. Citra Guru Dalam Masyarakat Modern ........................................... 6
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra Guru .............................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik profosional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan mayarakat sekelilingnya, Masyarkat terutama
akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari- hari , apakah
meman ada yang patut di teladani atau tidak, Bagaimana guru meningkatkan
pelayanan, meninkatkan pengetahuanya, member arahan dan dorongan kepada
anak didiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara
bergaul baik dengan siswa, teman-temanya serta anggota masyarakat, sering
menjadi perhatian masyarakat luas.
Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan
perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu
sendiri. Dalam hal ini profesi guru pada mulanya di konsep sebagai
kemampuan member dan menembangkan pengetahuan peserta didik. Namun,
akhir-akhir ini konsep,propesi, dan penilaian terhadap profesi guru bergeser.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang citra guru yang di
gambarkan oleh beberapa lapisan masyarakat dan apa yang menyebabkan hal
itu terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di kemukakan beberapa masalah
yang akan penulis bahas yaitu;
1. Apa yang di maksud citra guru professional?
2. Bagaimana pandangan masyarakat tradisional terhadap citra guru?
3. Bagaimana pandangan masyarakat modern terhadap citra guru?
4. Apa factor-faktor yang mempengaruhi citra guru?
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di kemukakan beberapa
tujuan yang ingin di capai dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar kita tau apa sesungguhnya citra guru professional itu.
2. Agar kita mengerti tentang pandangan masyrakat tradisional terhadap citra
guru professional.
3. Agar kita mengerti tentang pandangan masyarakat modern terhadap citra
guru professional.
4. Untuk mengetahui apa factor-faktor yang mempengaruhi citra guru tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Desy anwar kamus lengkap bahasa Indonesia,(Surabaya:Amelia ,2003) hlm.110
2
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara 2001)hlm118
3
Sardiman interksi dan motivasi belajar mengajar, 9 (jakarta: Raja Grafindo
Persada,2008)hlm 133.
4
Ramayulis,Ilmu pendidikan islam ,(Jakarta :kalam mulia ,2008)hlm 56.
3
Dapat di simpulkan guru adalah orang yang mengajari atau yang
mendidik orang lain. Baik di lemaga pendidikan formal atau non formal,
bahkan dilingkungan keluarga sekalipun sebab orang tua adalah pendidik
utama bagi anak.
Guru professional adalah guru menguasai bentul tentang seluk-beluk
pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainya.5 Ditambah lagi dia telah
mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian
khusus yang di perlukan untuk jenis pekerjaan ini maka sudah tentu hasil
usahanya akan leih baik.
Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di tengah
masyarakat. HAl ini tentunya tidak terlepas dari sikap dan prilaku
prefesionalisme yang terlihat dari bagaiman memberikan pelayanan,
keteladanan di tngah masyarakat.6
Djamin(1999) mengemukakan citra guru mempunyai arti sebagai suatu
penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang
merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi,peran dan
kinerja.
Citra guru ini tercermin melalui:
1. keunggulan belajar.
2. Memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik.
3. Memiliki hubungan yang harmonis juga terhadap sesama teman seprofesi
dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan professional.
Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang
senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifat-sifat keteladanan,
penuh kasih saying, serta mampu mengajar di dalam suasana yang
menyenangkan.
Menurut H.muhamad surya, mengemukakan ada Sembilan karakteristik
citra guru yang di edialkan, masing-masing adalah guru yang:
5
Oemar Hamalik.op,cit.hlm 199.
6
Kusnadi,profesi dan etika keguruan ,(pekan baru :yayasan pusaka riau .2011) hlm. 23.
4
1. Memiliki semangat juang yang tinggi di sertai kualitas keimanan dan
krtaqwan yang mantap.
2. Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan
tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek.
3. Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.
4. Memiliki etos kerja yang kuat.
5. Berjiwa prefesionalis yang tinggi.
6. Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan non material.
7. Memiliki waawasan masa depan.
8. Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir.
9. Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu.7
7
Yunus Abu Bakar , dkk Profesi Keguruan ,(Surabaya:IAIN Sunan Ampel,2009) hlm 58.
8
Imam wahyudi , Mengejar Profesionalisme Guru ( strategi praktis mewujudkan citra guru
professional), (jakarta:prestasi pustakarya, 2012) hlm57.
5
lakukan oleh siapa saja dan profesi yang bangga dengan gelar pahlawan tanpa
tanda jasa.
Dalam pandangan masyrakat tradisional guru di angaap profesional jika
anak didik sudah dapat membaca, menulis, dan berhitung, atau mendapat nilai
tinggi, naik kelas dan lulus ujian.
6
3. Memiliki perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual dan efektif
untuk membangun humanware (SDIVI) yang unggul, bermartabat dan
memiliki daya saing.
Keunggulan mereka adalah terus meju untuk mencapai yang terbaik dan
memper baiki yang terburuk. Mereka secara berkelanjutan (sustainable) terus
meningkatkan mutu diri dari guru biasa dari guru yang baik dan terus berupaya
menungkat ke guru yang lebih baik dan akhirnya menjadi guru yang terbaik,
yang mampu memberi inspirasi, ahli dalam materi memiliki moral yang tinggi
dan menjadi teladan yang baik bagi siswa.
Dinegara kita guru yang memiliki ke ahlian spesialisasi harus di akui
masih langka. Walaupun sudah sejak puluhan taun di siapkan namun hasilnya
masih belum Nampak secara nyata, ini di sebabkan karena masih cukup banyak
guru yang belum memiliki konsep diri yang baik, tidak tepat menyandang
predikat sebagai guru, dan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
keahlinya (mismatch).
Dengan demikian, para guru di tuntut untuk tampil lebih professional,
lebih tinggi ilmu pengetahuanya dan lebih cekatan dalam pengusaan teknologi
komunikasi dan informasi. Artinya, guru mau tidak mau dan di tuntut harus
terus meningkatkan kecakapan dan pengetahuan selangkah kedepan lebih dari
pengetahuan masyarakat dan anak didiknya. Dalam kehidupan bermasyarakat
pun guru di harapkan lebih bermoral dan berahlak.
7
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha
mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru.
Syah (2000) menyorot rendahnya tingkat kopetensi profesionalisme guru,
pengusaan guru terhadap materi dan metode pengajaran yang masih ada di
bawah setandar, sebagai penyebab rendahnya mutu guru yang bermuara pada
rendahnya citra guru. Secara rinci dari aspek guru rendahnya mutu guru
menurut Sudarminto (dalam mujiran, 2005) antara lain tampak dari gejala-
gejala berikut:
1. Lemahnya penguasaan bahan yang di ajarkan.
2. Ketidak sesuaian antara bidang studi yang di pelajari guru dan yang dalam
kenyaataan lapangan yang du ajarkan.
3. Kurang efektifnya cara pengajaran.
4. Kurangnya wibawa du hadapan guru di hadapan murid.
5. Kurangnya kematangan emosional, kemandiran berfikir, dan keteguhan
sikap yang cukup banyak guru sehingga dari kepribadian mereka
sebenarnya tidak siap sebagai pendidik, kebanyakan guru dalam hubungan
nurid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sabagai pendidik9.
9
Yunus abu bakar,log.Cit.hlm 5
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat di tarik beberapa kesimpulan
yaitu:
Guru merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru memegang
peranan yag sangat penting terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Sedangkan cerita guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan
terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok
pengembang profesi ideal dalam lingku fungsi, peran dan kerja.
Citra guru dalam pandangan masyarakat tradisional yaitu sabagai profesi
guru suci yang mampu member pencerahan dan dapat mengembangkan potensi
yang tersimpan dalam diri peserta didik.
Citra guru dalam pandangan masyarakat modern, guru belum suatu
profesi yang professional jika hanya membuat murid membaca dan berhitung
atau mendapatkan nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern
menganggap kopetensi guru belum lengkap jika hanya di lihat dari keahlian
dan keterampilan yang di miliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap
perubahan dan inovasi.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi citra guru yaitu:
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pundapat menjadi
guru asalkan ia berpengetahuan:
2. Kekurangan guru di daerah terpencil,memberikan peluang untuk
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru.
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi bersaha
mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi,profesi dan etika keguruan ,(pekan baru :yayasan pusaka riau .2011) hlm.
23.
10