Materi Makalah Kelompok 2
Materi Makalah Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami pengertian diksi
1.3.2 Memahami makna denotatif dan konotatif
1.3.3 Memahami makna umum dan khusus
1.3.4 Mengetahui kata kongret dan kata abstrak
1.3.5 Mengetahui apa itu sinonim
1.3.6 Memahami bagaimana proses pembentukan kata
1.3.7 Mengetahui apa saja kesalahan dalam pembentukan dan pemilihan kata
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.5 Sinonim
Sinonim merupakan kata yang memiliki makna yang sama atau mirip. Tetapi,
perkataan ‘sama’ dalam hal ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-
hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan
sinonim itu kalau diselidiki dengan seksama mungkin mempunyai makna yang sama
sekali berlainan.
Misalnya, kata pukul bersinonim dengan jam. Ia berangkat pukul tujuh tepat.
Dapat digantikan dengan Ia berangkat jam tujuh tepat. Akan tetapi kelompok kalimat
‘jam bicara dokter’ tidak dapat digantikan dengan ‘pukul bicara dokter’atau pada
4
kalimat ‘kami pergi ke kebun binatang selama dua jam’ tidak dapat digantikan dengan
‘kami pergi ke kebun binatang selama dua pukul’.
Contoh beberapa kata yang dapat dikatakan bersinonim ialah, kitab bersinonim
dengan buku, mati bersinonim dengan meninggal, mayat bersinonim dengan jenazah,
cantik bersinonim dengan elok, besar bersinonim dengan agung, kuat bersinonim
dengan perkasa, dara bersinonim dengan gadis, pandai bersinonim dengan pintar,
remaja bersinonim dengan muda, ekonomis bersinonim dengan hemat dan lain
sebagainya.
(2) Sufiks
Sufiks merupakan imbuhan yang terletak di akhir kata. Bentuk-
bentuk sufiks antara lain –an, -at, -si, -i, -ika, -in, -ir, -ur, -ris, -us, -is,
-isida, -ita, -or dan -tas.
contoh:
lapang + sufiks –an = lapangan
turut + sufiks –i = turuti
(3) Infiks
Infiks atau sisipan merupakan imbuhan yang terletak di tengah-
tengah kata. Bentuk-bentuk infiks antara lain –el-, -em- dan -er-.
contoh:
getar + infiks –em- = gemetar
5
(4) Konfiks
Konfiks merupakan gabungan dari sufiks dan prefiks, dimana
imbuhan terletak di awal dan di akhir kata. Konfiks terdiri atas me-kan,
me-i, memper-kan, menye-kan, di-kan, di-i, ber-an, se-nya dan pe-an.
contoh:
konfiks pe-an + gunung = pegunungan
konfiks me-i + kirim = mengirimi
(b) Reduplikasi
Reduplikasi merupakan proses pengulangan bentuk dasar. Jenis
pengulangan ini didasarkan pada bagaimana bentuk kata dasar itu diulang.
Dalam Bahasa Indonesia ada empat macam pegulangan, yaitu:
(1) Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan bentuk dasar secara
keseluruhan. Misalnya:
Pengulangan dan
Bentuk Dasar + = Hasil Pengulangan
Pembubuhan Afiks
6
(c) Komposisi
Proses komposisi atau pemajemukan ialah peristiwa penggabungan
dua morfem dasar atau lebih secara padu dan menimbulkan arti yang relatif
baru. Makna yang timbul akibat penggabungan tersebut ada yang dapat
ditelurusuri dari unsur yang membentuknya, ada yang maknya tidak
berkaitan dengan unsur pembentuknya, dan ada yang mempunyai makna
unik. Contohnya kamar tidur, meja makan, kaki tangan dan mata air.
(b) Abreviasi
Abreviasi atau dalam bahasa sehari-hari disebut singkatan, adalah
gabungan huruf awal dari derat kata yang diperlakukan sebagai kata.
Contohnya ABRI, SIM, FKIP, PPP dan lain-lain. Dalam pengucapan abreviasi
ada yang dibaca sebagai abjad seperti FKIP (ef-ka-i-pe), dan ada pula yang
tidak, seperti PPP (pe- tiga).
(c) Abreviakronim
7
(d) Kontraksi
Kontraksi ialah pemendekan kata dengan pengerutan bentuk. Contoh
tak (tidak), begini (bagai ini), begitu (bagai itu) dan lain-lain.
(e) Kliping
Kliping ialah pengambilan suku kata dari suatu kata yang selanjutnya
dianggap kata baru. Contohnya, influenza menjadi flu, purnawirawan
menjadi pur, professor menjadi prof dan lain-lain.
(h) Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, pada,
daripada, dan terhadap sering dipertukarkan. Contoh:
Putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
9
(n) Analogi
Didalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkolerasi
dengan kata bertinju. Kata bertinju berarti orang yang (biasa) bertinju bukan
orang yang (biasa) meninju.
Dewasa ini banyak dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju,
seperti pesilat, petenis, pesenam, dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan
tercipta bentukan seperti berikut ini:
Petinju ‘orang yang bertinju’
Pesilat ‘orang yang bersilat’
Pesenam ‘orang yang bersenam’
(o) Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk
jamak bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk
jamak dalam bahasa indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut .
(1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan
seperti:
Kuda-kuda
Meja-meja
Buku-buku
(2) Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti:
Beberapa meja
Sekalian tamu
Semua buku
(3) Bentuk jamak dengan menambahkan kata bantu jamak seperti:
Para tamu
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan:
(a) Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti apa yang
diharapkan).
(b) Makna denotatif dapat diartikan sebagai hubungan antara kata atau ungkapan
dengan proses, tempat, barang, sifat, orang dan kegiatan di luar sistem bahasa.
Misalnya agung, besar, dan raya. Sedangkan makna konotatif merupakan makna
tambahan dari denotatif yang mampu membangkitkan nilai rasa, mungkin berupa
sikap pribadi atau sosial. Misalnya simak, emak, simbong, ibu, mami atau mamah.
(c) Makna umum merujuk pada gagasan yang umum, luas lingkupnya,dan dapat
mencakup banyak hal. Misalnya pakaian, makanan, dan sastra. Sedangkan makna
khusus adalah sebaliknya dari makna umum, yakni hanya mengacu pada hal
sifatnya atau bagiannya. Kata ini memiliki ruang lingkup yang terbatas. Misalnya
kemeja, nasi, puisi.
12
(d) Kata kongkret merupakan kata yang merujuk pada objek yang spesifik di dalam
pengalaman keseharian. Misalnya ayah, ibu, meja dan kursi. Sedangkan kata
abstrak merupakan kata yang merujuk pada sifat, nisbah, dan gagasan. Kata ini
biasanya digunakan untuk mengungkapkan gagasan yang rumit. Misalnya ide,
keinginan dan angan-angan.
(e) Sinonim merupakan kata yang memiliki makna yang sama atau mirip. Tetapi,
perkataan ‘sama’ dalam hal ini tidak bersifat mutlak, , sebab dalam pemakaian
sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Contohnya
pandai bersinonim dengan pintar, remaja bersinonim dengan muda, ekonomis
bersinonim dengan hemat dan lain sebagainya.
(f) Proses pembentukan kata terbagi dua, yaitu proses morfologi (afiksasi, reduksi dan
komposisi) dan di luar proses morfoligi (akronim, abreviasi, abreviakronim,
kontraksi, kliping dan afiksasi pungutan).
(g) Kesalahan dalam pembentukan dan pemilihan Kata biasanya disebabkan oleh:
(1) penanggalan awalan me-,
(2) penanggalan awalan ber-,
(3) peluluhan bunyi /c/,
(4) penyengauan kata dasar,
(5) bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh,
(6) awalan ke- yang kelirugunaan,
(7) pemakaian kata akhiran –ir,
(8) pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap,
(9) padanan yang tidak serasi
(10) pemakaian akronim (singkatan)
(11) penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemungkinan
(12) penggunaan dimana, yang mana, hal mana
(13) penggunaan kata yang hemat
(14) analogi
(15) bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
(h) Ungkapan ideomatik merupakan gabungan kata (frasa) yang maknanya tidak secara
langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsur pembentukannya. Misalnya muka
masam dapat diartikan rasa kecewa, dan naik daun dapat diartikan tekenal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Yamilah, M & Samsoerizal Slamet. 1994. Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC