Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN ANEMIA

OLEH :

NI KADEK CANDRA AYU SETYAWATI

17.321.2683

A11 - A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. DEFINISI
Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah
terlalu cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak
adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah.
2. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi anemia aplastik yang tinggi terdapat di bagian tropik yang dapat
mencapai hingga 40 % di daerah tertentu. Prevalensi anemia aplastik lebih rendah
di dapat juga di daerah Mediteranian, Saudi Arabia dan beberapa bagian di India.
Anemia aplastik adalah anemia yang terjadi akibat rusaknya sumsum tulang
belakang yang paling banyak didapat. Pembawa sifat diturunkan secara dominan.
Insiden diantara orang Amerika berkulit hitam adalah sekitar 8 % sedangkan status
homozigot yang diturunkan secara resesif berkisar antara 0,3 – 1,5 %.
3. ETIOLOGI
1 Berdasarkan ukuran sel darah merah

a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)

 Kekurangan zat besi


 Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang
mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
 Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di
Asia Tenggara)
 Keracunan timah
 Penyakit kronis (infeksi, tumor)
b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)

 Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat


 Kehilangan sel darah merah akut.
2) Gangguan hemolisis darah
 Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)
 Ganggauan C hemoglobin
 Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara
 Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)
 Anemia hemolitik (efek samping obat)
 Anemia hemolisis autoimun

3) Penurunan produksi sel darah merah

 Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)


 Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)

4) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan

c) Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)

 Kekurangan vitamin B12


 Kekurangan asam folat
 Hipotiroid
 Kecanduan alkohol
 Penyakit hati dan ginjal kronis

2. Penyebab anemia pada kehamilan

 Anemia defisiensi besi


 Anemia akibat kehilangan darah akut
 Anemia pada peradangan atau keganasan
 Anemia megaloblastik
 Anemia hemolitik
 Anemia aplastik
 Anemia Hipoplastik
4. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama
dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera.
5. PHATWAY
6. TANDA DAN GELAJA
Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara
mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
7. PENYEBAB
Penyebab dari anemia antara lain :

a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena;


 Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
 Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
 Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
 Inflitrasi sum-sum tulang
b. Kehilangan darah
 Akut karena perdarahan
 Kronis karena perdarahan
 Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena;
 Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
 Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi
yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Primer Assesment
1) Data subjektif
 Riwayat penyakit saat ini: pingsan secara tiba-tiba atau penurunan kesadaran,
kelemahan, keletihan berat disertai nyeri kepala, demam, penglihatan kabur,
dan vertigo.
 Riwayat sebelumnya : gagal jantung, dan/atau perdarahan massif.
2) Data objektif
 Airway
Tidak ada sumbatan jalan napas (obstruksi)
 Breathing
Sesak sewaktu bekerja, dipsnea, takipnea, dan orthopnea
 Circulation
CRT > 2 detik, takikardi, bunyi jantung murmur, pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjunctiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan),
kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (clubbing finger), rambut kering,
mudah putus, menipis, perasaan dingin pada ekstremitas.
 Disability (status neurologi)
Sakit/nyeri kepala, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi,
insomnia, penglihatan kabur, kelemahan, keletihan berat, sensitif terhadap
dingin.

b) Sekunder Assessment

1) Eksposure

Tidak ada jejas atau kontusio pada dada, punggung, dan abdomen.

2) Five intervention

Hipotensi, takikardia, dispnea, ortopnea, takipnea, demam, hemoglobin dan


hemalokrit menurun, hasil lab pada setiap jenis anemia dapat berbeda. Biasnya
hasil lab menunjukkan jumlah eritrosit menurun, jumlah retikulosit bervariasi,
misal : menurun pada anemia aplastik (AP) dan meningkat pada respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis.

3) Give comfort

Adanya nyeri kepala hebat yang bersifat akut dan dirasakan secara tiba-tiba, nyeri
yang dialami tersebut hilang timbul.

4) Head to toe
 Daerah kepala : konjunctiva pucat, sclera jaundice.
 Daerah dada : tidak ada jejas akibat trauma, bunyi jantung murmur, bunyi
napas wheezing.
 Daerah abdomen : splenomegali
 Daerah ekstremitas : penurunan kekuatan otot karena kelemahan, clubbing
finger (kuku sendok), perasaan dingin pada ekstremitas.
5) Inspect the posterior surface
Tidak ada jejas pada daerah punggung.
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan penurunan O2 ke otak ditandai dengan
penurunan kesadaran, nyeri kepala
b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi
nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah ditandai dengan
mual-muntah, anoreksia, penurunan BB
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
3. Rencana Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan O2 ke otak
ditandai dengan penurunan kesadaran, nyeri kepala
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah diberikan 1. Monitor kepuasan 1. Mempermudah
asuhan keperawatan pasien terhadap dalam menilai
…x24 jam diharapkan manajemen nyeri bagaimana rasa
nyeri kepala berkurang dalam interval yang nyeri yang
dengan kriteria hasil : spesifik dialami pasien
1. Mengenali kapan 2. Observasi adanya 2. Membantu
nyeri terjadi petunjuk nonverbal petugas kesehatan
2. Menggambarkan mengenai dalam
faktor penyebab ketidaknyamanan berkomunikasi
terjadinya nyeri terutama pada mereka dengan pasien
3. Mengenali apa yang yang tidak dapat untuk
terkait dengan berkomunikasi secara memberikan
gejala nyeri efektif pelayanan yang
maksimal sesuai
keluhan yang
dialami pasien

3. Lakukan pengkajian 3. Mengetahui


nyeri komprehensif segala hal yang
yang meliputi berhubungan
karakteristik, durasi, dengan nyeri
frekuensi, kualitas, pasien untuk
intensitas, atau memberikan
beratnya nyeri dan penanganan
faktor pencetus terhadap nyeri

4. Mempermudah
4. Gunakan strategi
dalam menggali
komunikasi terapeutik
informasi tentang
untuk mengetahui
keluhan pasien
pengalaman nyeri dan
dan bagaimana
sampaikan penerimaan
pasien dalam
pasien terhadap nyeri
menerima
keadaannya saat
ini
5. Ajarkan prinsip – 5. Membantu pasien
prinsip manajemen dalam mengatasi
nyeri nyeri yang
dialaminya

6. Mengurangi dan
6. Ajarkan tehnik – tehnik
mengalihkan rasa
non farmakologi
nyeri sehingga
(relaksasi)
pasien lebih
merasa nyaman

7. Berikan informasi
7. Memberikan
mengenai nyeri, seperti
ketenangan pada
penyebab nyeri, berapa
pasien karena
lama nyeri akan
mengetahui
dirasakan, dan
tentang keluhan
antisipasi dari
yang dialami
ketidaknyamanan
akibat prosedur

8. Kolaborasikan dengan 8. Membantu dalam


pasien, orang terdekat mengatasi atau
dan tim kesehatan menurunkan
lainnya untuk memilih intensitas nyeri
dan dengan bantuan
mengimplementasikan orang terdekat
tindakan penurunan pasien serta tim
nyeri nonfarmakologi, kesehatan lainnya
sesuai kebutuhan

b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi
nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah ditandai dengan
mual-muntah, anoreksia, penurunan BB
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah diberikan 1. Identifikasi alergi 1. Menghindari
asuhan keperawatan atau intoleransi terjadinya alergi pada
…x24 jam diharapkan makanan yang pasien
intake nutrisi pasien dimiliki pasien
adekuat dengan kriteria 2. Monitor 2. Mengetahui perubahan
hasil : kecenderungan nutrisi yang terjadi
1. Asupan makanan terjadinya penurunan pada pasien dari
pasien secara oral dan kenaikan berat penurunan atau
sepenuhnya adekuat badan peningkatan berat
2. Asupan cairan badan yang signifikan
pasien secara 3. Bantu pasien 3. Mempermudah pasien
intravena secara oral membuka kemasan untuk memenuhi
sepenuhnya adekuat makanan, memotong kebutuhan nutrisinya
makanan, dan makan
jika diperlukan
4. Berikan pilihan 4. Memberikan pilihan
makanan sambil kepada pasien tentang
menawarkan makanan yang dia
bimbinghan terhadap sukai dan tetap dalam
pilihan makanan yang kategori makanan
lebih sehat yang sehat
5. Intruksikan pasien 5. Mengingatkan pasien
mengenai kebutuhan kebutuhan nutrisi
nutrisi yang dibutuhkan
selama dirawat

6. Anjurkan keluarga 6. Menambah nafsu


untuk membawa makan pasien
makanan favorit sehingga
pasien meningkatkan asupan
nutrisi
7. Kolaborasi dalam 7. Mencegah agar pasien
pemberian obat – tidak mengalami mual
obatan sebelum muntah sebelum
makan makan
8. Kolaborasi dalam 8. Membantu
menentukan status memberikan gizi
gizi pasien dan yang sesuai dengan
kemampuan pasien kebutuhan pasien
untuk memenuhi
kebutuhan gizi

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah diberikan 1. Monitor kadar 1. Mempermudah
asuhan keperawatan oksigen mengetahui jika
…x24 jam diharapkan oksigen yang
pasien dapat diperlukan cukup
menunjukan atau kurang
peningkatan toleransi 2. Monitor posisi 2. Memastikan alat
aktivitas dengan perangkat (alat) pemberian oksigen
kriteria hasil : pemberian oksigen sudah terpasang
1. Observasi saturasi dengan benar
oksigen ketika 3. Bersihkan mulut, 3. Memperlancar jalan
beraktivitas tidak hidung dan sekresi masuknya oksigen ke
terganggu trakea dengan tepat otak
2. Observasi 4. Berikan oksigen 4. Memberikan oksigen
kemudahan dalam seperti yang di sesuai dengan
melakukan aktivitas perintahkan kebutuhan pasien
hidup harian pasien 5. Sediakan oksigen 5. Menghindari
ketika pasien di bawa terjadinya hipoksia
atau di pindahkan pada pasien
6. Ajarkan keluarga 6. Membantu pasien
pasien mengenai dalam pemakaian alat
penggunaan saat terjadi kesulitan
perangkat oksigen yang dapat
yang memudahkan mengakibatkan
mobilitas penurunan kadar
7. Anjurkan pasien dan oksigen
keluarga mengenai 7. Membantu mengatasi
penggunaan oksigen jika pasien
di rumah kekurangan oksigen
8. Konsultasikan saat berada dirumah
dengan tenaga 8. Meingkatkan kadar
kesehatan lain oksigen sesuai
mengenai dengan anjuran
penggunaan oksigen dokter atau tenaga
tambahan selama kesehatan lainnya,
kegiatan dan atau agar tidak berlebihan
tidur atau pun kekurangan
dalam memberikan
terapi pada pasien

4. Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
a. Klien diharapkan nyeri kepala berkurang
b. Klien diharapkan intake nutrisi pasien menjadi adekuat
c. Klien diharapkan dapat menunjukan peningkatan toleransi aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck Gloria, dkk. 2013, Nursing Interventation Classification

Moorhead Sue, dkk. 2013, Nursing Outcomes Classification

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,Jakarata: DPP
PPNI

Doenges, Marylinn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. 3, EGC: Jakarta.

Nanda.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda definisi dan Klasifikasi 2005-


2006.Editor : Budi Sentosa.Jakarta:Prima Medika

Diakses : https://www.academia.edu/18750689/Makalah_Anemia

Tanggal : 18 Januari 2019

Waktu : 19:27

Anda mungkin juga menyukai