Anda di halaman 1dari 3

SOP PENGAMBILAN BENDA ASING DITELINGA

No. Dokumen : SOP/ /CRJ/

SOP No. Revisi : 0


Tanggal Terbit : 04 Maret 2016
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS
dr. ELFIRA FIRDAUS
RAWAT INAP
NIP. 19681210 200212 003
CIRANJANG

1. Pengertian Pengambilan benda asing ditelinga berupa Serangga, benda organik, dan
objek lain yang dapat hancur menjadi potongan yang lebih kecil lebih
baik diekstrasi dengan suction dibanding dengan forceps. Serangga yang
masih hidup sebaiknya dimatikan terlebih dahulu sebelum dikeluarkan.
Untuk mematikannya dapat digunakan minyak gliserin.

2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mendiagnosa dan menangani benda asing di


telinga
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
tentang pelayanan klinis
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan 1. Lampu kepala


2. Otoskop dengan removable lens
3. Kait dan kuret
4. Pinset telinga
5. Forceps bayonet
6. Forceps aligator
7. Emesis basin
8. Handuk
9. Alat tulis

6. Langkah-langkah Bagan alir

1. Petugas memperkenalkan diri


2. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan Memperkenalkan diri
anamnesis, dan pemeriksaan fisik
3. Petugas melakukan informed consent tentang
tindakan yang akan dilakukan dan Menegakkan Diagnosis
prosedurnya
4. Bila pasien setuju dilakukan tindakan medis,
Melakukan informed consent
petugas mempersilahkan pasien
menandatangani informed consent
5. Petugas melakukan cuci tangan 6
langkahpetugas mempersilahkan pasien
menandatangani informed consent
6. Pasien diminta duduk diatas kursi periksa.
Posisikan pasien
Ekstraksi Mekanik
1. Posisikan pasien senyaman mungkin.
2. Ulang kembali pemeriksaan telinga sambil Lihat lokasi dan
menilai lokasi dan kedalaman benda asing kedalaman benda asing
pada liang telinga dengan menggunakan
lampu kepala atau otoskop.
3. Bila benda asing terdapat pada telinga Masukan forceps bayonet
kanan, dengan tangan kiri pemeriksa
atau aligator
retraksikan daun telinga ke arah
posterosuperior. Dengan tangan kanan
pemeriksa, masukkan forceps bayonet atau Jepit dan keluarkan
alligator secara hati-hati. forceps
4. Jepit benda asing kemudian dengan
perlahan tarik forceps keluar.
5. Bila menggunakan otoskop, buka lensa
otoskop, dengan hati-hati masukkan
forceps bayonet atau alligator melalui
lubang otoskop.
6. Periksa kembali apakah benda asing sudah
dibersihkan seluruhnya, nilai adakah
ATAU
perforasi membran timpani atau laserasi
MAE.
Irigasi
1. Pertama-tama siapkan dan pasang abocath Hangatkan cairan irigasi
no.16 pada spuit 50 mL.
2. Hangatkan cairan irigasi (air atau normal
saline) untuk kenyamanan pasien. Posisikan pasien
3. Posisikan pasien senyaman mungkin dan
lapisi bahu pasien dengan handuk untuk
menjaga pakaian pasien tetap kering. Simpan emesis basin
4. Tempatkan emesis basin dibawah telinga dibawah telinga
yang akan diirigasi untuk menampung
cairan irigasi yang keluar. Masukan tip ke MAE
5. Tempatkan abocath tip dengan hati-hati
pada MAE. Memasukkan tip terlalu dalam Semprotkan cairan
berisiko merusak membran timpani.
6. Setelah tip ditempatkan pada posisinya,
dengan perlahan semprotkan cairan irigasi Periksa kembali
ke arah dinding posterior MAE beberapa
kali sampai benda asing tersebut keluar.
7. Selalu periksa kembali telinga setelah Buang sampah medis
dilakukan tindakan untuk memastikan
benda asing sudah keluar sepenuhnya dan
Merapikan alat dan bahan
nilai adanya komplikasi. Prosedur ini
tidak boleh dilakukan pada membran
timpani yang perforasi. Cuci tangan

8. Petugas membuang sampah medis pada


tempatnya
9. Petugas merapikan alat dan bahan
10. Petugas mencuci tangan
11. Petugas mencatat tindakan dalam rekam
medis

7. Unit terkait 1. BP Umum


2. UGD
8. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan tindakan

Anda mungkin juga menyukai