Anda di halaman 1dari 21

Lampiran Peraturan Kepala Rumah Sakit

Nomor :

Tanggal :

============================================================

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat sesuai dengan nilai – nilai yang tertuang dalam

Undang – Undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharan, peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh

secara keseluruhan sehingga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut penting

dilakukan dalam mewujudkan derajad kesehatan setingi – tingginya.

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah sarana pelayanan kesehatan,

harapan pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya

dan waktu yang sesingkat- singkatnya.

Sebagai bagian dari Rumah Sakit Toeloengredjo, Sub Divisi Poli Gigi

berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala

aspek mutu kesehatan.

1
Selain untuk mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya pasien juga

mengharapkan kenyamanan dan keamanan serta mendapat pelayanan dari

petugas yang profesional

1.2 Tujuan pedoman

1.2.1 Tujuan umum

1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan di sub divisi poli gigi

2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di sub divisi poli gigi

1.2.2 Tujuan khusus

1. Melangsungkan pelayanan poli gigi yang optimal sesuai dengan

standar profesi dan SPO

2. Menyelenggarakan pelayanan poli gigi yang terintegrasi dengan unit

lain

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dengan

mengutamakan pada upaya preventif dan kuratif

4. Menciptakan poli gigi dengan pelayanan yang nyaman dan

lingkungan yang aman

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan di sub divisi poli gigi meliputi pelayanan yang

bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta pelayanan bedah

mulut. Pelayanan gigi dan mulut meliputi tindakan di rawat jalan, rawat inap

dan tindakan gawat darurat. Pasien yang mendapat pelayanan di poli ggi

meliputi pasien umum, pasien BPJS maupun pasien asuransi.

1.4 Batasan operasional

 Poli gigi adalah unit pelayanan dibawah divisi pelayanan medis yang

menangani masalah penyakit gigi dan mulut

2
 Rawat jalan adalah pelayanan gigi kepada seorang pasien untuk

tujuan pengamatan,diagnosis, pengobatan,rehabilitasi, dan pelayanan

kesehatan lainnya tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.

 Rawat inap adalah proses perawatan gigi kepada pasien yang dirawat

oleh profesional akibat penyakitnya dimana pasien dinapkan di suatu

ruangan tertentu.

 Gawat Darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak

mengakibatkan seseorang memerlukan penanganan / pertolongan

segera secara cermat, tepat dan cepat.

 Bedah Mulut adalah pelayanan, pemerikasaan, dan penentuan

diagnosa dilayani oleh dokter spesialis Bedah Mulut

 Promotif, yaitu kegiatan yang mengutamakan kegiatan yang bersifat

promosi dengan melalui media penyuluhan di sekolah, pertemuan,

surat kabar dan radio

 Preventif, yaitu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah

kesehatan misalnya dengan pembersihan karang gigi dan topikai

aplikasi fluor

 Kuratif , yaitu kegiatan atau serangkaian pengobatan yang ditujukan

untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat

penyakit atau pengendalian kecacatan misalnya dengan cara

penambalan/tumpatan gigi, perawatan saluran akar,pencabutan.

 Rehabilitatif yaitu kegiatan untuk mengembalikan bekas pasien ke

dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota

masyarakat yg berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal

mungkin contoh pada pembuatan dan pemasangan gigi palsu

1.5 Landasan Hukum

 Undang – undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit

3
 Undang – undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 tentang

kesehatan

 Permenkes no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

 Permenkes no 2052 tahun 2011 tentang ijin praktek dan pelaksanaa

praktik kedokteran

 Permenkes no 58 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pekerjaan

perawat gigi

 Permenkes no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit

 Pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah sakit Tipe C

 Permenkes no 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perijinan rumah

sakit

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 Klasifkasi sumber daya manusia

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di sub divisi poli gigi:

Kualifikasi tenaga Pendidikan

Kepala sub divisi Sarjana S 1 Kedokteran Gigi

Dokter Gigi Sarjana S 1 kedokteran gigi

Perawat gigi Sekolah pengatur Rawat Gigi

Kualifikasi tenaga perawat gigi yang ada dirumah sakit toeleongredjo saat ini
masih sekolah perawat gigi.

2.2 Distribusi Ketenagaan

Pembagian tenaga di subdivisi poligigi terbagi dalam dua shift dimana


dalam satu shift terdiri dari 1tenaga dokter gigi dan 1 tenaga perawat gigi.

Kualifikasi tenaga Jumlah

Dokter Gigi 2 (dua)

Perawat Gigi 2 (dua)

2.3 Pengaturan jaga

Tenaga Kerja Waktu Kerja


Pagi Siang Malam
Dokter Gigi 07.00 – 14.00 14.00 – 21.00

5
Perawat gigi 07.00 – 14.00 14.00 – 21.00
Setiap hari
senin yang
dinas shift pagi
kembali masuk j
17.00 untuk
asisten poli
bedah mulut

Jadwal pelayanan di poli gigi Rumah Sakit Toeloengredjo

Poli Gigi Umum

 Senin sampai sabtu


Shift pagi : pukul 07.00 – 14.00
Shift siang : pukul14.00 – 21.00

Poli Bedah Mulut

 Hari senin pukul 17.00 - selesai

6
BAB III

STANDAR FASILITAS

Berdasarkan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS Tipe C, pelayanan di


poli gigi mempunyai:
 Fungsi : ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan
pengobatan pasien penyakit gigi dan mulut
 Kebutuhan ruang :12 – 25 m2/poli
 Kebutuhan fasilitas : dental unit, dental chair, instrument bedah gigi dan
mulut, sterilisator, diagnosa set, scaller set, tumpatan set, exo set, set cetak
untuk protesa

3.1 Denah Ruang.


Gambar denah ruangan

1 2

6 5

Keterangan : ukuran ruangan 3m x 4m

1. Rak Kabinet
2. Wastafel
3. Dental Unit
4. Rak Status
5. Meja Dokter
6. Pintu

7
3.2 Standar Fasilitas

Pelayanan di sub divisi poli gigi dilaksanakan di dalam gedung Rumah Sakit
Toeloengredjo

1. Gedung dan Sarana


No Jenis Kelengkapan Keterangan Jumlah
(ada/tidak/rusak/baik)

1. Ruang ukuran 4mx5m Ada, baik 1


2. Ventilasi jendela kaca Ada, baik 1
3. Penerangan lampu Ada, baik 2
4. Air mengalir Ada, baik 1
5. APAR Ada, baik 1
6. Air Conditioner Ada, baik 1

2. Prasarana
No Jenis keterangan Jumlah
kelengkapan total
ada Tidak Baik rusak
1. Dental unit v v 1
2. Dental Chair v v 1
3. instrument v v 2 set
bedah mulut
minor
4. sterilisator v v 1
5. Diagnostic set v v 7 + 5 set
6. Alat konservasi v v 3 + 3 set
7. Tang cabut gigi v v 18 + 12
dewasa bh
8. Tang cabut gigi v v 6 +7 bh
anak
9. Bein v v 12 + 5 bh
10. Cryer v v 4 + 2 bh
11. Ultrasound v v 1 +1
scaller
12. Rotary v v 1
Endodontic
motor
13. Bleaching set v v 1
14. Sendok cetak v v 8 set

8
15 Straight hand v v 2 bh
piece low speed
16. Contra hand v v 2 bh
piece low speed
17 Contra hand v 1 1 3 bh
piece high
speed
18. Apex locator v v 1 bh
19. Endo activator v v 1
20. Camera v v 1
Intraoral
21. Mini monitor v v 1
camera intra
oral
22. Light curing v v 1
composite
23. citoject v v 1
24. tensimeter v v 1
25. stetoskop v v 1
26. Rak status poli v v 1
gigi
27. Meja komputer v v 1
28. Komputer v v 1
29. Rak beroda v v 1
30. Meja konsultasi v v 1
31. Kursi pasien v v 2
32. Kompresor v v 1
33. Pesawat telepon v v 1

Mulai bulan Nopember 2016 pelayanan poli gigi mobile dengan kunjungan ke
poli – poli pabrik gula ditiadakan sehingga pelayanan hanya dilaksanakan
didalam gedung Rumah Sakit.

9
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Poli gigi Rumah Sakit


1.1 pasien swasta murni
 Pasien mendaftar di loket pendaftaran, mendapat nomor antrian
menunggu dipanggil
 setelah status rawat jalan rekam medis pasien diantar petugas ke
poli gigi, perawat gigi membuat dan mencatat data pasien di
catatan medis poli gigi
 setelah pasien selesai dilakukan perawatan, dokter mencatat
semua tindakan yang telah dilakukan dicatatan medis poli gigi
dan di status rawat jalan Rekam Medis
 perawat mengisi tindakan perawatan yg telah dilakukan di
lembar IGD dan poli serta memasukkan data tindakan
kekomputer
 pasien ke kasir dengan membawa lembar IGD dan poli untuk
menyelesaiakan administrasi

1.2 pasien BPJS

 untuk pasien yang menggunakan BPJS, dengan membawa surat


rujukan PPK I dan persyaratan dari BPJS pasien mendaftar di
bagian pendaftaran SEP untuk mendapat nomor SEP dan nomor
antrian
 setelah status rawat jalan rekam medis pasien masuk, perawat gigi
mencatat data pasien di catatan medis poli gigi
 setelah pasien selesai dilakukan perawatan, dokter mencatat
semua tindakan yang telah dilakukan di dicatatan medis poli gigi
dan di status rawat jalan Rekam Medis serta mengisi lembar
resume medis
 pasien langsung pulang setelah menandatangi lembar IGD dan
Poli tanpa harus ke kasir
 apabila mendapat resep dokter, pasien ke loket apotek BPJS untuk
mengambil obat dan bisa lansung pulang setelah mengambil obat

10
1.3 pasien rekanan atau asuransi swasta
 untuk pasien asuransi swasta lainnya, pasien mendaftar di
pendaftaran sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
 setelah status rawat jalan rekam medis pasien masuk, perawat gigi
mencatat data pasien di catatan medis poli gigi
 setelah pasien selesai dilakukan perawatan, dokter mencatat dan
menandatangani semua tindakan yang telah dilakukan di
dicatatan medis poli gigi dan di status rawat jalan Rekam Medis
serta mengisi lembar resume medis dari asuransi
 pasien langsung pulang setelah menandatangi lembar IGD dan
Poli tanpa harus ke kasir

2. Pasien Rawat Inap

Pasien dari poli gigi yang memerlukan rawat inap, pasien dibuatkan
admision note kemudian diserahkan ke igd

3. Pasien yang memerlukan tindakan operasi elektif, data pasien


diserahkan ke poli umum untuk dijadwalkan operasinya

4. Pada pasien yang akan dilakukan pencabutan dengan riwayat penyakit


Diabetes wajib dilakukan pemeriksaan Gula Darah dan tekanan darah,
pada pasien Hipertensi dilakukan pemeriksaan Tekanan Darah

11
BAB V

LOGISTIK

5.1 Alur Permintaan Barang

5.1.1 Permintaan Rutin

 Membuat daftar kebutuhan barang dengan menginput di komputer


masing – masing setiap tanggal 20.
 Tanggal 23-25 proses di sekum untuk diprint dan selanjutnya
dikembalikan ke unit untuk konfirmasi sudah sesuai permintaan unit
atau belum, apabila sudah sesuai tandatangan kepala sub divisi dan
kepala divisi
 Berkas diteruskan ke kepala divisi AKS dan selanjutnya ke Kepala
Rumah Sakit oleh Sekum.

5.1.2 Permintaan Cito atau mendesak

 Membuat daftar kebutuhan barang dengan menginput di komputer


masing – masing atau mengambil form di sekum sesuai tanggal
kebutuhan
 Proses di sekum di print atau langsung dikembalikan ke unit untuk
konfirmasi sudah sesuai permintaan atau belum,apabila sudah sesuai
tanda tangan kepala sub divisi dan kepala divisi
 Berkas diteruskan ke kepala Divisi AKS dan selanjutnya ke Kepala
Rumah Sakit oleh sekum

5.2 Alur penerimaan Barang

 Semua barang datang diterima oleh gudang


 Gudang mengecek sesuai permintaan Daftar Kebutuhan Barang
 Masing – masing sub divisi mengambil barang di gudang
 Dari berkas rangkap 3 : 1. Untuk sekum, 2. Untuk gudang, 3. Sub divisi
 Barang yang sudah diterima oleh sub divisi , dicocokkan sesuai berkas
dan diparaf oleh subdivisi gudand

5.3 Alur penyimpanan barang di subdivisi

Barang yang sudah diterima disimpan di sub divisi sesuai dengan


tempatnya.

12
5.4 Alur pendistribuan Barang

Pengambilan barang sesuai kebutuhan dan sesuai dengan DKB di


gudang

13
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem


dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :

 Asesmen resiko

 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien

 Pelaporan dan analisis insiden

 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

6.2 Tujuan

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3Tata laksana keselamatan pasien

1. keselamatan pasien merupakan hal yang terutama di bidang pelayanan

2. terdapat pelayanan yang komperhensif sehingga meminimalkan kejadian

yang tidak diharapkan

14
3. identifikasi pasien harus dilakukan dengan lengkap

4. adanya riwayat penyakit sistemik maupun alergi harus ditanyakan dan

dicatat di status pasien untuk menghindari adanya kejadian shock

anafilaktik atau perdarahan

5. beri tanda pada gigi yang akan dicabut pada kasus persiapan perawatan

ortodonti seningga menghindari adanya kesalahan salah cabut.

6. sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien :

sterilisasi alat, cek kondisi alat, kalibrasi alat secara berkala

7. membangun budaya akan nilai dan keselamatan pasien

15
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.3 Pengertian

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit

membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan

dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi

ataupun rumah sakit. Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani

dan melakukan kontak langsung dengan pasien mempunyai resiko terpajan

infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan

keselamatan terhadap resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

7.2 Tujuan

1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat

melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya

mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat

kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus

menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

7.3 Tata Laksana Keselamatan Karyawan

1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip

pencegahan infeksi, yaitu :

- Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat

menularkan infeksi.

- Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, masker

dll)

- Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah

menangani pasien.

16
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius

3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:

- Dekontaminasi dengan larutan klorin

- Pencucian dengan sabun

- Memasukkan alat ke dalam sterisator

17
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kepuasan Pelanggan di subdivisi poli gigi


Judul Kepuasan Pelanggan pada subdivisi poli gigi

Dimensi Kenyamanan
Mutu
Tujuan Terselenggaranya pelayanan poli gigi yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan

Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan


Operasional terhadap pelayanan yang diberikan

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan
Data
Periode Tiga bulan sekali
Analisa
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien poli gigi
yang di survei

Denominator Jumlah seluruh pasien poli gigi yang di survei (Minimal n =


50)

Sumber Data Survei

Standar ≥ 70%

Penanggung Kepala subdivisi poli gigi/ Tim Mutu / Panitia Mutu


Jawab
Pengumpulan
Data

18
BAB IX

PENUTUP

Demikianlah buku Pedoman Pelayanan Subdivisi poli gigi ini disusun

untuk menjadi pedoman dalam pelayanan di poli gigi Rumah Sakit HVA

Toeloengredjo. Semua petugas baik tenaga medis, paramedis, maupun non

medis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan gawat darurat

hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah digariskan di dalam buku

pedoman ini.

PT. NUSANTARA MEDIKA UTAMA

Rumah Sakit Toeloengredjo

dr Anna Rahmawati MMRS


Kepala Rumah Sakit

19
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )

ADVERSE EVENT :

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera

pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan

yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi

pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan

kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah

Unpreventable Adverse Event :

Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan

pengetahuan mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )

Near Miss :

Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission )

atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang

dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :

 Karena “ keberuntungan”

 Karena “ pencegahan ”

 Karena “ peringanan ”

20
KESALAHAN MEDIS

Medical Errors:

Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL

Sentinel Event :

Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;

biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak

dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

21

Anda mungkin juga menyukai