Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG
2018
SATUAN PELAJARAN
Topik : PENGOLAHAN SAMPAH
Sub Topik : Mengelola sampah Organik dan Anorganik
Hari / Tanggal : Jumat, 14 Desember 2018
Waktu : 30 menit
Peserta / Sasaran : Masyarakat Desa Gudang
Karakteristik : Masyarakat yang tinggal di RW 01
Jumlah Peserta : 15-20 orang

I. Tujuan
a. Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang pengolahan sampah, klien dapat memahami dan
mengerti manfaat dari pengolahan sampah dan dapat mengolah sampah baik itu organik maupun
anorganik
b. Khusus:
1. Ibu dapat mengerti dan memahami apa itu sampah
2. Ibu dapat mengerti dan memahami jenis sampah.
3. Ibu dapat mengerti dan memahami manfaat cara mengolah sampah.
4. Ibu dapat mengenal dan mengikuti tokoh inspirator pengelolaan sampah.

II. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi

III. Alat Bantu/Peraga


1. Power point

IV. Sumber

V. Kegiatan (Terlampir)
VI. Evaluasi:
1. Menanyakan pengertian sampah
2. Menanyakan jenis sampah
3. Menanyakan dan mempraktikkan cara mengelola sampah
4. Menanyakan siapa tokoh inspirator pengelolaan sampah
LAMPIRAN KEGIATAN
No Kegiatan Materi Keterangan
1. Pendahuluan a. Menyampaikan salam dan
memperkenalkan diri
3 menit
b. Membuat kontrak waktu
c. Membuat kontrak sistem penyampaian
2. Penjelasan materi Menjelaskan materi tentang :
a. Pengertian sampah
15 menit
b. Jenis sampah
c. Cara mengelola sampah
d. Tokoh inspirator mengelola sampah
3. Evaluasi Mengajukan pertanyaan tentang :
a. Pengertian sampah
b. Jenis sampah 10 menit
c. Cara mengelola sampah
d. Tokoh inspirator mengelola sampah
4. Penutup a. Menyimpulkan materi
2 menit
b. Mengucapkan salam
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian

Sampah adalah sisa atau barang buangan yang sudah tidak digunakan dan dipakai lagi oleh pemiliknya.
Sampah adalah material sisa dari aktivitas manusia yang tidak memiliki keterpakaian, karenanya harus
dikelola. Tanpa pengelolaan secara baik dan benar, sampah dapat menimbulkan kerugian karena akan
menyebabkan banjir, meningkatnya pemanasan iklim, menimbulkan bau busuk, mengganggu
keindahan,memperburuk sanitasi lingkungan dan ancaman meningkatnya berbagai macam penyakit.
(Yudistirani, 2015)
2. Jenis Sampah

Menurut Taufiq (2015), sampah secara umum di bagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik.
Kedua sampah ini memiliki manfaat untuk kita, namun juga ada dampaknya untuk lingkungan.

a. Sampah organik adalah limbah yang bersal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti
hewan, manusia, tumbuhan yang mengalami pembusukan atau pelapukan. Sampah ini
tergolong sampah yang ramah lingkungan karena dapat di urai oleh bakteri secara alami
dan berlangsungnya cepat.
Dari pengertian sampah organik tersebut sudah jelas bahwa sampah organik merupakan
jenis sampah yang ramah lingkungan. Walaupun dapat terurai dengan sendirinya namun
bila penanganan sampah ini tidak dilakukan dengan baik maka dapat juga menimbulkan
masalah yang baru loh. Sampah yang membusuk selain berbau juga berpotensi
menyebarkan aneka penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Untuk penanganan
sampah organik biasanya dijadikan pupuk kompos, pakan ternak, dan sumber energi
biogas. Contoh sampah organik yang sering kita temui sehari-hari adalah sampah rumah
tangga (seperti sisa makanan, sisa pengolahan makanan), sampah kebun (seperti ranting
pohon, daun, rumput, dll), kotoran hewan, kotoran manusia, dll
b. Sampah Anorganik adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk di urai
oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama (hinga ratusan tahun) untuk
dapat di uraikan. Dari pengertian sampah anorganik tersebut sudah jelas bahwa masalah
sampah terbesar yang ada di dunia ini adalah karena banyaknya sampah anorganik.
Diperlukan waktu yang sangat lama untuk penguraian sampah ini sehingga berpotensi
menumpuk, menggunung dan mengancam kehidupan makhluk hidup di dunia. Selain
dengan cara daur ulang, cara mengatasai masalah sampah anorganik ini yaitu dengan
membatasi penggunaan produk-produk anorganik ini. Contoh sampah anorganik adalah
plastik, besi, kaleng, karet, kaca, dll.

3. Cara Mengolah Sampah


a. Mengelola Sampah organik
Sampah organik merupakan sampah yang dapat membusuk seperti sisa makanan, sisa
sayuran, sisa buah-buahan dan sampah halaman. Pengolahan sampah organik umumnya
menggunakan model teknologi pengomposan. Pengomposan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme berupa bakteri, jamur, juga insekta dan cacing. Cara membuat kompos
secara sederhana adalah:
1. Penyiapan wadah pembuatan kompos. Sediakan ember, pot bekas, ataupun wadah
lainnya, upayakan terbuat dari plastik untuk menghindari karat akibat air lindi kompos.
Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari
dalamnya
2. Penyiapan bahan baku kompos. Bahan baku berupa sampah organik yang usianya tidak
lebih dari 2 hari dan kadar air maksimal 50%.Untuk mempermudah proses pengomposan,
sampah yang masih berbentuk memanjang terlebih dahulu dipotong-potong secara
manual hingga mencapai ukuran ± 5 cm.
3. Tahapan selanjutnya adalah membuat tumpukan. Sampah organik hasil proses pemilahan
ditumpukkan di wadah pengomposan. Masukkan sampah organik ke dalam wadah. Taburi
dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala. Jika ada kotoran binatang,
kotoran tersebut dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos. Setelah penuh,
tutup wadah dengan tanah dan diamkan.
4. Proses selanjutnya adalah menyiram tumpukan tersebut dengan air secara merata. Proses
penyiraman ini dilakukan agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Proses ini dilakukan
jika tumpukan sampah terlalu kering. Kadar air yang ideal dari tumpukan sampah selama
proses pengomposan adalah antara 50-60% dengan nilai optimal sekitar 55%.
5. Pemantauan suhu. agar bakteri patogen dan bibit gulma mati maka suhu harus
dipertahankan pada kisaran 60-70 °C.
6. Setelah dua bulan, kompos sudah matang dan siap dipanen.
7. Selanjutnya kompos siap dikemas untuk dipasarkan. Sebelum pengemasan hendaknya
kompos diayak terlebih dahulu untuk menghomogenkan ukuran partikelnya. Pengemasan
dibuat menarik agar konsumen lebih tertarik. Perlu diperhatikan kebersihan dan kerapian
kemasan.

b. Mengelola sampah Anorganik


1. Lampu Hias dari Botol Bekas
Bahan dan Peralatan yang Dibutuhkan Antara Lain:

1. Botol bekas
2. Sendok plastik
3. Gunting atau silat
4. Lem pelekat plastik
Cara Membuat Lampu Hias dari Botol Bekas

1. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memotong botol bekas menjadi dua bagian.
2. Sendok plastik yang sudah disiapkan juga dipotong. (Lihat gambar)
3. Setelah sendok dipotong, tempelkan sendok tersebut ke botol bekas dengan menggunakan lem
hingga seluruh botol tertutup dengan sendok plastik.
4. Lampu hias dari botol bekas bisa kamu gunakan untuk hiasan lampu di rumah kamu.
2. Kebun Vertikal dari Botol Bekas

s
Bahan dan Peralatan yang Perlu Disediakan:
1. Botol bekas
2. Pupuk
3. Tanah
4. Tanaman
5. Tali
6. Paku dan palu
7. Gunting

Cara Membuat Kebun Vertikal dari Botol Bekas

1. Langkah pertama adalah memotong bagian tengah botol (buat sesuai dengan kebutuhan).
2. Campur pupuk dan tanah.
3. Masukkan campuran tersebut ke dalam botol bekas yang sudah dipotong bagian tengahnya.
4. Tanam tanaman yang sudah kamu sediakan di botol tersebut.
5. Buatlah gantungan di tembok dengan menggunakan paku dan tali.
6. Gantung semua botol yang sudah diberi pupuk dan tanaman di tali tersebut.
7. Kebun vertikal sudah selesai dibuat.

4. Tokoh Inspirator Pengelola Sampah


a. Wilda Yanti
Beliau merupakan seorang inspirator yang mendirikan sebuah perusahaan pengelolaan
sampah di Indonesia, perusahaan tersebut didirikan berawal dari pengelolaan sampah ibu
rumah tangga diperkampungan lalu berkembang menjadi perusahaan perseroan terbatas (PT)
bernama Xaviera Global Synerg.
Pengelolaan ini berdasarkan social enterprise, membina kelompok-kelompok
bank sampah. Biasanya kelompok bank sampah ini tidak mempunyai modal untuk
memulai usaha. Perusahaan memberikan modal jika bank sampah itu
berkembang.Mereka bisa cicil tanpa bunga. Asalkan bank sampah itu menjual hasil
pemilihan sampah kepada perusahaan.
Perusahaan juga membantu sebuah lingkungan atau pemukiman untuk memulai
membuat kelompok pengelolaan bank sampah. Misi perusahaan adalah menciptakan
lapangan kerja baru. Perusahaan langsung membayar cash dari hasil penjualan
pemilihan sampah mereka kepada perusahaan
Perusahaan membayar atau membeli dari para bank sampah sebanyak 99 jenis
sampah. Perusahaan hargai perjenis perkilogram. Mulai dari sedotan, tutup botol,
botol, sampai keras. Hanya popok bayi, tissue toilet dan pembalut yang tidak dibeli
perusahaan.
Bahkan perusahannya adalah satu-satunya perusahaan yang membeli kompos
dari bank sampah dan membuat kompos itu menjadi pupuk cair dalam kemasan 12
liter.

Pengelolaan sampah tersebut dapat berupa minyak setara bensin, solar dan
minyak tanah. Minyak itu dijual ke industri dengan produksi 10 ton perbulan. Selain
itu produksi dari sampah menjadi biji plastik.

Dan perusahaan pun bekerjasama dengan petani dengan memberikan pupuk


organik dan bibit. Hasil pertaniannya dibeli dengan harga yang sudah disepakati
sebelumnya.
b. Koji Takakura

Beliau lahir 27 April 1959 mempunyai 2 anak. Penemuannya di Indonesia yaitu


Keranjang Takakura yang terbuat dari limbah rumah organik atau kompos sampah rumah
tangga. Dengan pembuatan yang sangat sederhana dan alat-alat yang mudah dicari
Penemuan ini kemudian dikembangkan untuk masyarakat. Salah satu sasarannya
adalahmeminimalisasi beban pengelolaan sampah di hilir. Yaitu mengurangi
timbunan sampah yang harus diangkut ke tempat pengolahan akhir (TPA). Penemuan ini
akhirnya banyak dipakai di beberapa wilayah di Indonesia. Selain mengurangi pasokan
sampah rumahtangga ke TPA,komposnya dapat dijual oleh ibu-ibu di lingkungan
Rukun Warga (RW) atau kelurahan.

Saat ini, banyak pihak yang mulai terbiasa memisahkan sampah


organik dan anorganik. Sampah organik, akan mereka olah menjadi kompos
Keberhasilan itu diapresiasi oleh lembaga internasional IGES (Institute for Global
Environment and Strategy). Pada bulan Februari 2007, IGES mensponsori studi banding
10 kota dari 10 negara untuk melihat pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis
masyarakat di Surabaya. Kota-kota itu ingin mencontoh sistem pengomposan yang
dikembangkan oleh Surabaya dengan bantuan Takakura Composting System.

Anda mungkin juga menyukai