Anda di halaman 1dari 1

Korupsi

Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi
merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh
penelitian perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah.
Keadaan ini bisa menyebabkan pemberantasan korupsi di Indonesia semakin ditingkatkan oleh
pihak yang berwenang.
Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia
untuk melakukan tuags dengan baik. Namun hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia
belum menunjukkan titik terang melihat peringkat
Sama halnya pada kasus yang dialami Setya Novanto, yang melakukan korupsi besar–besaran
baru–baru ini. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua DPR RI Setya Novanto
sebagai tersangka. Ketua Umum Partai Golkar itu diduga terlibat dalam korupsi proyek
pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
Novanto diduga menguntungkan diri atau orang lain atau korporasi. Novanto juga diduga
menyalahgunakan kewenangan dan jabatan. Novanto diduga ikut mengakibatkan kerugian
negara Rp 2,3 triliun dari nilai proyek Rp 5,9 triliun.
Pada tanggal 4 September Setelah sebulan lebih berstatus tersangka, Novanto resmi
mendaftarkan gugatan praperadilan terhadap KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Gugatan terdaftar dalam nomor 97/Pid.Prap/2017/PN Jak.Sel. Novanto meminta penetapan
statusnya sebagai tersangka dibatalkan KPK, selang beberapa hari KPK memanggil Novanto
untuk diperiksa sebagai tersangka. Namun, Novanto tak hadir dengan alasan sakit.
Novanto disangka melanggar Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Jaksa KPK sebelumnya meyakini adanya
peran Setya Novanto dalam korupsi proyek e-KTP.

Anda mungkin juga menyukai