Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN “DISMINORE”

(SAP)

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Penyusun : Siti Nurmala P17320317080

Dosen Pembimbing :

Ibu Agustina,MKM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

PRODI KEPERAWATAN BOGOR

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Permasalahan Pada Remaja

Sub Pokok Bahasan : Nyeri Haid (Dismenore)

Sasaran : Remaja

Hari/Tanggal : Selasa 19 Februari 2019

Tempat : SMAN 3 Cibinong

Waktu : 11.00-11.25 WIB (25 menit)

Penyuluh : Siti Nurmala

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan remaja wanita mengetahui dan
memahami mengenai masalah nyeri haid (dismenore) yang sering dialami wanita saat
menstruasi, sehingga remaja wanita dapat menangani dan mengatasi masalah nyeri haid
(dismenore) tersebut.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat :
1. Mengetahui dan memahami pengertian nyeri haid (dismenore)
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi nyeri haid (dismenore)
3. Mengetahui dan memahami penyebab dari nyeri haid (dismenore)
4. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari nyeri haid (dismenore)
5. Mengetahui dan memahami cara mengatasi dan pencegahan dari nyeri haid (dismenore)
III. Materi Terlampir
1. pengertian nyeri haid (dismenore)
2. klasifikasi nyeri haid (dismenore)
3. penyebab nyeri haid (dismenore)
4. tanda dan gejala nyeri haid (dismenore)
5. penanganan dan pencegahan nyeri haid (dismenore)
IV. Media Penyuluhan
1. Leafleat
V. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
VI. Proses Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
1. Membuka/ memulai kegiatan 3. Mendengarkan
dengan mengucapkan salam 4. Mendengarkan &
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 5. Menjawab pertanyaan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi penyuluhan
5. Bertanya kepada keluarga
apakah sudah mengetahui
tentang nyeri haid (dismenore)
2. 15 menit 1. Menjelaskan pengertian nyeri 1. Audien mendengarkan
haid (dismenore) isi penyampaina
2. Menjelaskan klasifikasi nyeri materi
haid (dismenore) 2. Audien menyimak
3. Menjelaskan penyebab nyeri dan memperhatikan
haid (dismenore) penyampaian materi
4. Menjelaskan tanda dan gejala 3. Audien mampu dan
nyeri haid (dismenore) aktif dalam merespon
5. Menjelaskan cara mengatasi dan menjawab pertanyaan.
pencegahan nyeri haid 4. Penyampaian materi
(dismenore) dapat disampaikan
dengan baik kepada
warga dan berjalan
kondusif.
3. 5 menit Evaluasi:

a. Menanyakan kepada keluarga Menjawab pertanyaan


apakah sudah mengerti tentang
penyuluhan yang di berikan
mengenai nyeri haid (dismenore)

4. 2 menit Terminasi: 1. Mendengarkan


2. Menjawab salam
1. Mengucapkan terima kasih atas
peran sertanya
2. Mengucapkan salam penutup

VII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pre planning sudah siap beserta materi untuk peserta
b. Tempat dan peralatan sudah siap
c. Leaflet sudah siap
2. Evaluasi proses
a. Acara penyuluhan berjalan lancar
b. peserta aktif mendengarkan dan bertanya
c. diskusi dan tanya jawab berjalan lancar
3. Evaluasi hasil
Remaja pada SMAN 3 Cibinong dapat :
a. Menyebutkan pengertian nyeri haid (dismenore)
b. Menyebutkan klasifikasi nyeri haid (dismenore)
c. Memahami penyebab nyeri haid (dismenore)
d. Memahami tanda dan gejala nyeri haid (dismenore)
e. Mengatasi dan mencegah nyeri haid (dismenore)

VIII. Daftar Pustaka


Wiknjosastro.H. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
IMCW. 2007. Dismenore (nyeri haid). Tersedia dalam : (http://www.MyDinariraq.com).
MATERI PENYULUHAN

NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA

A. PENGERTIAN
Haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi
oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya
terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum,
tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap
21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga
dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah
10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35ml/harinya.

Dismenore (dysmenorrhea) adalah suatu kondisi medis ginekologis rasa sakit selama menstruasi
yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, dismenore sering didefinisikan hanya sebagai nyeri
haid, atau setidaknya nyeri haid yang berlebihan. Dismenore / Nyeri Haid adalah kondisi nyeri perut
yang berasal dari kram rahim dan terjadi menjelang atau selama menstruasi. Nyeri haid sering
digunakan secara sinonim dengan kram menstruasi, tetapi yang terakhir juga dapat merujuk pada
kontraksi uterus menstruasi, yang umumnya kekuatan, durasi dan frekuensinya lebih tinggi daripada
di sisa siklus menstruasi.

Dismenore muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri, sepeti sakit yang teramat sangat, berdenyut,
mual, nyeri seperti terbakar, atau sakit yang sangat menusuk. Dysmenorrhea bisa mendahului
menstruasi dengan beberapa hari atau mungkin menyertainya, dan biasanya berkurang hingga akhir
menstruasi. Dysmenorrhea bisa hidup berdampingan dengan kehilangan darah berlebihan berat, yang
dikenal sebagai menorrhagia.

Dalam keadaan yang normal, nyeri haid hanya membuat wanita merasa sakit dan tidak nyaman.
Tetapi dalam keadaan yang parah, nyeri haid ini bisa membuat wanita tidak dapat bekerja dan harus
beristirahat, nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan dan lekas
marah.

Nyeri haid terutama dirasakan oleh remaja putri di tahun awal menstruasi, wanita yang beriwayat
mendapatkan menstruasi pertama lebih awal (kurang dari 12 tahun) dan wanita yang mengeluarkan
darah haid lebih banyak. Pada kasus yang lebih jarang, nyeri menstruasi disebabkan oleh kondisi atau
penyakit, misalnya endometriosis, penyakit menular seksual, kista ovarium atau masalah spiral (IUD).
Jika Anda mulai merasakan nyeri menstruasi setelah berusia 25 tahun atau bila rasa nyeri disertai
gejala lain seperti perdarahan haid yang tidak kunjung berhenti atau berbau busuk, Anda perlu
berkonsultasi dengan dokter.

Ada beberapa pendapat tentang pengertian Dismenore, antara lain:

 Menurut Surtiretna (2001), Dismenore adalah rasa sakit yang menyerupai kejang, terasa di perut
bagian bawah, dan biasanya dimulai 24 jam sebelum haid, dan berlangsung sampai 12 jam
pertama dari masa haid.
 Menurut Dianawati (2003), Dismenore merupakan kekakuan atau kejang di bagian bawah perut
dan terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi.
 Menurut Ramaiah (2006), Dismenore adalah nyeri atau kram pada perut yang dirasakan sebelum
dan selama menstruasi.
 Menurut Prawirohardjo (2007), Dismenore atau nyeri haid merupakan suatu rasa tidak enak di
perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering kali disertai rasa mual.
 MIMS Petunjuk Konsultasi (2007/2008) mengatakan bahwa Dismenore adalah rasa nyeri yang
timbul menjelang dan selama menstruasi, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian
bawah. Gejala ini disebabkan karena tingginya produksi hormon Prostaglandin. Dismenore
merupakan rasa nyeri yang hebat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Wijayanti,
2009).
 Menurut Proverawati & Misaroh (2009), Dismenore adalah nyeri menstruasi yang memaksa
wanita untuk istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-
hari. Istilah Dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau
nyeri hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang artinya flow (aliran). Jadi Dismenore
adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi.
Dari beberapa pendapat mengenai Dismenore, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
Dismenore atau nyeri haid adalah rasa nyeri yang timbul menjelang dan selama menstruasi yang
dapat menggangggu aktivitas sehari-hari, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian
bawah.
B. PATOFISIOLOGI
Nyeri haid berpangkal pada mulainya proses menstruasi itu sendiri yang merangsang otot-otot
rahim untuk berkontraksi. Kontraksi otot-otot rahim tersebut membuat aliran darah ke otot-otot
rahim menjadi berkurang yang berakibat meningkatnya aktivitas rahim untuk memenuhi
kebutuhannya akan aliran darah yang lancar, juga otot-otot rahim yang kekurangan darah tadi
akan merangsang ujung-ujung syaraf sehingga terasa nyeri. Nyeri tersebut tidak hanya terasa di
rahim, namun juga terasa di bagian-bagian tubuh lain yang mendapatkan persyarafan yang sama
dengan rahim. Oleh karma itulah maka rasa tidak nyaman juga dirasakan di bagian-bagian tubuh
yang digunakan untuk buang air besar, buang air kecil, maupun otot¬-otot dasar panggul dan
daerah di sekitar tulang belakang sebelah bawah. Hal ini disebut juga sebagai nyeri rujukan
(referred pain).
Peningatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai penyebab terjadinya dismenore.
PG alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium dan darah haid wanita yang menderita
dismenore primer. PG menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf
terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara pemngkatan kadar PG dan peningkatan kepekaan
miometrium menimbulkan tekanan infra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi
miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa PS yang dihasilkan uterus berperan
dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Selanjutnya kontraksi miometrium yang
disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium
yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika PG dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke
dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula pengaruh umum lainnya seperti diare,
mual, muntah (Genie, 2009).

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi nyeri haid (dismenore) :
1. Dismenore Primer
Dismenore primer didiagnosis ketika tidak ada yang terdeteksi.
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial, intrinsik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Terjadi sejak
menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati & Misaroh, 2009).
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya
waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah
menikah dan melahirkan (Wijayanti, 2009).
Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan
atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri tidak timbul lama
sebelumnya atau bersama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari (Prawirohardjo, 2006).
Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah seorang gadis
mendapatkan menstruasi pertamanya. Ini adalah waktu ketika sel telur mulai matang setiap
bulan dalam ovarium. Pematangan sel telur disebut ovulasi. Dismenore tidak ada pada siklus
jika ovulasi belum terjadi. Dismenore primer jarang terjadi setalah usia 20 tahun (Ramaiah,
2006).
Menurut Prawirohardjo (2006), ada beberapa faktor peranan sebagai penyebab
Dismenore primer, antara lain;
a. Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul Dismenore.
b. Faktor kostitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat menurunkan
ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia, penyakit menahun, dan sebagainya
yang dapat mempengaruhi timbulnya Dismenore.
c. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya Dismenore primer
adalah stenosis canalis servikalis.

d. Faktor alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara Dismenore
dengan urtikaria, migrane atau asam bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi haid.
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang berhubungan dengan kondisi yang ada.
Dismenore sekunder didiagnosis ketika gejala yang disebabkan penyakit yang mendasari,
gangguan, atau kelainan struktural baik di dalam atau di luar rahim.
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang
mengalami dismenore. Penyebab paling umum dari dismenore sekunder adalah
endometriosis. Penyebab lain termasuk Leiomioma, adenomiosis, kista ovarium, dan
kemacetan panggul. Kehadiran tembaga IUD juga dapat menyebabkan dismenore. Pada
pasien dengan adenomiosis, sistem intrauterin levonorgestrel (Mirena) diobservasi untuk
pengobatannya
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik, acquired) adalah nyeri
menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian
besar), fibroids, adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
Dismenore (Proverawati dkk, 2009).
Dismenore sekunder merupakan nyeri yang disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti
salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis uteri dan lain-lain
(Prawirohardjo, 2006).
Dismenore sekunder biasanya didapati pada wanita berusia diatas 20 tahun meskipun
dalam beberapa kasus bisa mulai tampak pada usia kurang dari 20 tahun (Ramaiah, 2004).
3. Nyeri haid berdasarkan jenis nyerinya :
a. Nyeri spasmodic
Terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera setelah
masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa, harus berbaring karena terlalu menderita nyeri
itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antara yang pingsan, merasa,
sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Dismenore spasmodik dapat diobati
atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama, walaupun banyak pula wanita
yang tidak mengalami hat seperti itu.
b. Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari sebelumnya, bahwa
masa haidnya akan segera tiba. Mengalami pegal, sakit pada bush darts, perut kembung
tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha,
merasa, lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi
ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu
merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang
dari 2 minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita dismenore
kongestif akan merasa lebih baik.
D. PENYEBAB
Penyebab Dismenore diantaranya adalah:
1. bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis
2. tumor atau kelainan letak uterus
3. selaput dara yang tidak berlubang
4. stress atau kecemasan berlebihan
5. namun diduga penyebab utamanya terjadi ketidak seimbangnya hormonal dalam tubuh
Banyak wanita usia subur yang secara rutin mengalami nyeri menstruasi. Nyeri yang
terkait dengan kram itu berlangsung di hari-hari menjelang atau awal menstruasi. Nyeri terasa
di perut bagian bawah atau tengah dan mungkin memancar hingga ke pinggul, paha, dan
punggung. Intensitas nyeri naik dan turun berulang-ulang, mengikuti kontraksi otot rahim
yang mendasarinya. Tingkat keparahan nyeri bervariasi antar-wanita dan antar-haid pada
wanita yang sama. Pada suatu saat, nyeri mungkin hampir tidak terasa. Di saat lain, nyeri bisa
sangat hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing dan berbagai gangguan lambung seperti
mual, muntah, dan diare.
E. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala nyeri haid (dismenore) :
a. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai
b. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus
menerus ada.
c. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam
waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
d. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering
berkemih. Kadang sampai terjadi muntah
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya
dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh
sakit kepala, mual, sembelit atau diaredan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.
Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram dibagian bawah perut yang
menyebar ke punggung dan kaki. Gejala terkait lainnya adalah muntah, sakit kepala, cemas,
kelelahan, diare, pusing dan rasa kembung atau perut terasa penuh. Beberapa wanita
mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa berlangsung beberapa hari (Ramaiah,
2004).
F. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN
Upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh (2009) dan Wijayanti (2009):

1. Kompres dengan botol (hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau
pinggang bagian belakang).
2. Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
3. Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
4. Memijat lembut perut atau pinggang yang sakit.
5. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah.
6. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
a. KOMPRES HANGAT
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot,
perut kembung, dan kedinginan.
Alat dan bahan :
a) Buli-buli panas dan sarungnya, jika tidak ada bisa diganti dengan botol yang tahan
panas sebagai alat pengompres
b) Air hangat
Cara kerja :
a) Isi buli-buli panas atau botol dengan air hangat
b) Jika memakai botol, gunakan handuk kecil sebagai pengalas botol
c) Letakkan buli-buli panas atau botol berisi air hangat tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang).
d) Lakukan kompres hangat selama 5-10 menit dn diulang sampai nyeri berkurang

Anda mungkin juga menyukai