Anda di halaman 1dari 17

Makalah Elektronika Dasar

TRANSISTOR

Rikardo Sitohang (4172121030)


Kelas: Fisika Dik D 2017

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Elektronika Dasar

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Elektronika Dasar tentang Transistor
ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Elektronika Dasar
Penulis berterima kasih pada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Elektronika Dasar
Bapak Drs. Khairul Amdani, M. Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi isi maupun kesalahan dalam pengetikan. Penulis menerima kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat memenuhi harapan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Elektronika Dasar. Terima Kasih.

Medan, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transistor .......................................................................................3
2.1.1. Dasar-dasar Transistor ..........................................................................2
2.2. Jenis-jenis Transistor ......................................................................................3
2.2.1. Transistor Bipolar .................................................................................4
2.2.2. Transistor Efek Medan..........................................................................7
2.3.Fungsi Transistor ............................................................................................7
2.4.Karakteristik Arus dalam Transistor ..............................................................9
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................13
Daftar Pustaka ..........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komponen elektronika merupakan sebuah alat yang menjadi pendukung atau
bagian dari rangkaian elektronik yang bisa bekerja sesuai dengan fungsinya.
Komponen elektronika ini dapat berupa kapasitor, transistor, resistor, dioda,
lampu, PCB, CCB dan lain-lain. Semua komponen elektronika tadi di lekatkan
pada sebuah papan rangkaian elektronik dengan menggunakan soder atau
mungkin tidak melekat pada papan rangkaian namun dihubungkan dengan kabel.
Komponen elektronika terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika yang
terdiri dari satu atau lebih bahan-bahan elektronika yang disatukan. Masing-
masing rangkaianelektronik memiliki fungsi yang berbeda-beda bergantung pada
komponen-komponen elektronika yang terpasang pada rangkaian tersebut
Masing-masing komponen elektronika bentuk, ukuran, dan memiliki fungsi yang
berbeda-beda seperti mengatur arus dan tegangan, menyekat arus,meratakan arus,
memperkuat sinyal dan lain-lain.
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika, dalam mempelajari
ilmu elektronika perlu sekali untuk memahami apa itu transistor. Karena sebagian
besar komponen rangkaian elektronik memiliki transistor maka dari itu seorang
yang belajar ilmu elektronika harus mempelajari terlebih dahulu komponen-
komponen elektronika salah satunya adalah transistor.
Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden, dan
W. H Brattain pada tahun 1948. Mulai dipakai secara nyata dalam praktek mereka
pada tahun 1958. Sebelum transistor ditemukan, teknologi pada masa itu
menggunakan sebuah alat berbentuk tabung berukuran ibu jari tangan orang
dewasa yang di dalamnya terdapat ruang vakum yang disebut dengan vacum
tubes. Teknologi tersebut sudah dipergunakan pada komputer pertama di dunia.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Transistor?
2. Apa saja jenis-jenis dari Transistor?
3. Apa saja fungsi dari Transistor?
4. Bagaimana penentuan rumus dalam transistor?

1
1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Transistor.
2. Mengetahui jenis-jenis dari Transistor.
3. Mengetahui fungsi dari Transistor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Transistor


Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya” . sedangkan apabila ditinjau dari segi bahasa
transistor berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda yaitu “transfer” yang
berarti penyaluran atau pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.
Transistor merupakan suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah
penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu”. Jadi bisa
dikatakan transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk penguat,
penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan
tertentu.
Transistor terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-
bahan seperti germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010)
“kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface
Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang
disebut IC (Intregeted Circuit)”. Di kehidupan nyata transistor memiliki 3
terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor merupakan
komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Pada rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog dapat
berupa pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Pada
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi dan
beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate, dan memori.

2.1.1 Dasar-dasar Transistor


Terdapat dua jenis kontruksi dasar BJT, yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p.
Untuk jenis n-p-n, BJT terbuat dari lapisan tipis semikonduktor tipe-p dengan
tingkat doping yang relatif rendah, yang diapit oleh dua lapisan semikonduktor
tipe-n. Karena alasan sejarah pembuatannya, bagian di tengah disebut “ basis”

3
(base), salah satu bagian tipe-n (biasanya mempunyai dimensi yang kecil) disebut
“e mitor” (emitter) dan yang lainya sebagai “ kolektor” (collector).
Tanda panah pada gambar 9.1 menunjukkan kaki emitor dan titik dari
material tipe-p ke material tipe-n. Perhatikan bahwa untuk jenis n-p-n, transistor
terdiri dari dua sambungan p-n yang berperilaku seperti diode. Setiap diode dapat
diberi panjar maju atau berpanjar mundur, sehingga transistor dapat memiliki
empat modus pengoperasian. Salah satu modus yang banyak digunakan disebut “
modus normal” , yaitu sambungan emitor-basis berpanjar maju dan sambungan
kolektor-basis berpanjar mundur. Modus ini juga sering disebut sebagai
pengoperasian transistor pada “ daerah aktif”.

2.2.Jenis-jenis Transistor
“Jenis-Jenis Transistor yang paling umum dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor tersebut
sangat mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa
rangkaian yang sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau
dipasang adalah rangkaian amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar ,
rangkaian tegangan tinggi dan lain-lain.

2.2.1. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)


Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan
elektronik di sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki
pertama diberi nama Basis atau biasanya dengan kode (B), kaki Emitor atau (E),
dan kaki Kolektor (K).

4
Gambar 1.2 Transistor
Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau dari jenis
susunan lapisan yang ada di dalam transistor tersebut.
a. Transistor Jenis PNP
Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan
satu lapis bahan konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus
kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran
kolektor”. Dengan kata lain transistor jenis PNP akan hidup atau bekerja saat
Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang transistor ini memiliki tanda panah
yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).

5
b. Transistor Jenis NPN
Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu
lapis bahan semi konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena
pergerakan elektron pada bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga
memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Cara kerja transistor ini
berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain transistor jenis
NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor ini
memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.

6
2.2.2. Transistor Efek Medan (Transistor FET)
Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari
tegangan. Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan
efek medan listrik pada aliran elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”.
Sama dengan transistor bipolar, transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang
diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G). Sistem kerja dari transistor ini
adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal Source ke
Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.
Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion
Mode. Kedua jenis transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada
Gate dibandingkan dengan Source saat transistor menghantarkan listrik. Contoh
pada depletion mode Gate negatif dibandingkan dengan Source, sedangkan pada
enhancement mode Gate positif. Apabila tegangan pada Gate di rubah menjadi
positif maka aliran arus kedua mode di antara Source dan Drain akan meningkat.

2.3.Fungsi Transistor
Fungsi transistor pada umumnya ada tiga kegunaan. Ketiga guna tersebut
akan saya bahas dalam tulisan ini beserta gambar rangkaiannya agar
penjelasannya dapat lebih mudah dimengerti. Tapi kalau belum tau pengertian
transistor ataupun cara kerja nya, baca dulu ya artikel sebelumnya diblog ini.
Kalau sudah, yuk mari kita bahas satu-persatu kegunaannya.
Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar. Dengan mengontrol
bias dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan
seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki kolektor.

7
Fenomena ini lah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa dipakai sebagai
saklar elektronika.
a. Transistor sebagai saklar
Perhatikan gambar diatas fungsi transistor sebagai saklar, yang merupakan
rangkaian saklar elektronic dgn memakai transistor PNP serta transistor jenis
NPN. Terlihat pula TR4 (PNP) serta TR3 (NPN) digunakan untuk mematikan dan
menghidupkan LED.
TR3 digunakan sebagai pemutus serta penyambung hubungan diantara
katoda-LED dgn ground. Dengan demikian apabila transistor dalam posisi ON
maka LED akan nyala, sedangkan bila transistor dalam keadaan OFF maka LED
menjadi mati. Dengan kaki emitor yang berhubungan dengan ground, maka kita
harus melakukan cara tertentu agar transistor menyala. Caranya dengan membuat
keadaan saklar SW1 menjadi ON hingga basis-transistor TR3 memperoleh bias
yang bersumber dari tegangan positir, hal ini akan menyebabkan transistor jadi
jenuh / ON kemudian kaki emitor dengan kaki kolektor menjadi tersambung.
Sebaliknya, untuk membuat LED mati caranya adalah dengan membuat keadaan
SW1 menjadi OFF.
Sebagai penyambung dan pemutus hubungan diantara tegangan positif dan
anoda LED, digunakanlah TR4. Dengan begitu apagila transistor ON maka LED
jadi menyala, sebaliknya bila transistor posisinya OFF maka LED jadi mati.
Berbeda dengan penjelasan dalam paragraf sebelumnya, disini kaki emitor
berhubungan dengan tegangan posifit. Karena itu untuk menyalakan transistor,
kita harus mengatur keadaan saklar SW2 menjadi ON hingga basis transistornya
T4 memperoleh bias dr tegangan negatif yang menyebabkan transistor jadi jenuh /
ON dengan psisi kakli emitor tersambung dengan kaki kolektor. Cara mematika
LED nya sama, yaitu merubah posisi SW1 menjadi OFF.
b. Transistor sebagai penguat sinyal
Fungsi transistor sebagai penguat arus adalah kegunaannya yang kedua.
Guna komponen yang kedua ini membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian
power supply yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah
terlebih dahulu dibias dengan tegangan yg konstan pd basisnya, tujuannya biardi
emitor menghasilkan tegangan yg tetap. Umumnya yang dipakai untuk

8
mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener. Tegangan basis di tiap-
tiap transistor diawasi sehingga nilainya tetap dengan menggunakan dioda zener
D4 dan D3. Keadaan ini akan menyebabkan tegangan yg keluar di emitor
memiliki arus sejumlah per-kalian antara HFE transistor dengan arus basis.
Fungsi transistor yang terakhir adalah untuk menguatkan sinyal AC.
Kegunaan komponen dalam hal ini haruslah memakai beberapa jenis tekhnik
pembiasan basis-transistor. Ketika transistor bekerja untuk menguatkan sinyal
AC, komponen ini digolongkan jadi beberapa tipe penguat, yaitu penguat kelas C;
penguat kelas AB; penguat kelas B dan penguat kelas A.

2.4.Karakteristik Arus dalam Transistor


Karakteristik DC dari BJT dapat diprediksi dengan melihat aliran pembawa
muatan melewati sambungan dan ke basis. Dengan sambungan emitor berpanjar
maju dan sambungan kolektor berpanjar mundur (biasa disebut operasi normal,
pengoperasian di daerah aktif), gerakan pembawa muatan pada transistor n-p-n
seperti diskemakan pada gambar 9.4.
Komponen terbesar dari arus emitor iE terdiri atas elektron yang mengalir
melewati penurunan tegangan potensial (Vo  VEB ) ke sambungan emitor-basis.
Efisiensi emitor () berharga mendekati satu sehingga arus hampir terdiri atas
semua elektron yang terinjeksi dari emitor. Komponen lain adalah aliran lubang
dari basis yang juga difasilitasi oleh penurunan tegangan penghalang tersebut.
Daerah basis memiliki tingkat doping yang lebih rendah dibandingkan daerah
emitor, sehingga arus lubang relatif lebih rendah. Kedua jenis muatan mengalir
melalui proses difusi.
Elektron yang “ terinjeksi” dari emitor ke basis dapat mengalir melalui
sambungan emitor-basis secara bebas karena beberapa sebab
a. tidak ada tegangan yang melawannya,
b. hanya terdapat jarak yang pendek pada daerah basis (tipis) dan
c. hanya terdapat jumlah lubang yang relatif rendah sehingga tidak banyak
d. elektron yang tertangkap lubang dan hilang, yaitu dengan proses
rekombinasi.

9
Dengan proses pabrikasi transistor yang benar, kurang lebih 99 - 99,9%
elektron yang terinjeksi berhasil mencapai sambungan basis-kolektor (faktor 
biasanya berharga sekitar 0,98). Elektron tersebut tidak mengalami kesulitan
akibat penurunan tegangan penghalang.

Arus elektron  iE mendominasi besarnya arus kolektor. Komponen lain


dari arus kolektor berupa arus drift melewati sambungan kolektor-basis dari
pembawa muatan minoritas hasil generasi termal. Jika kita memasang tegaangan
vEB pada sambungan emitor-basis, kita menginjeksi arus yang diberikan oleh
persamaan arus diode
Dengan proses pabrikasi transistor yang benar, kurang lebih 99 - 99,9%
elektron yang terinjeksi berhasil mencapai sambungan basis-kolektor (faktor 
biasanya berharga sekitar 0,98). Elektron tersebut tidak mengalami kesulitan
akibat penurunan tegangan penghalang.
Arus elektron  iE mendominasi besarnya arus kolektor. Komponen lain
dari arus kolektor berupa arus drift melewati sambungan kolektor-basis dari
pembawa muatan minoritas hasil generasi termal. Jika kita memasang tegaangan
vEB pada sambungan emitor-basis, kita menginjeksi arus yang diberikan oleh
persamaan arus diode

 iE  ICBO evEB /VT  1

dimana VT  25 mV pada temperatur ruang. ICBO adalah penulisan yang benar namun biasanya
sering ditulis sebagai Io . Fuge factor () untuk transistor biasanya tidak diperlukan. Tanda negatif
untuk memenuhi perjanjian konvensional, tidak perlu terlalu dirisaukan. Harga arus iE sangat terga
pada tegangan vEB .

10
Sebagian besar elektron mencapai kolektor atau
iC  iE
dimana   1. Arus lain sebesar

i E    i E  i E 1   
terlihat sebagai arus basis

iB iE 1   

yaitu
iC   iB (9.3)

 disebut penguatan arus (current gain), dimana harganya akan sangat


bervariasi dari satu transistor ke yang lain walaupun mempunyai seri dan tipe yang
sama.  d apat berharga serendah 20 dan dapat berharga setinggi 2000, namun
biasanya berharga sekitar 100-200.

kita melihat bahwa vEB mengontrol arus emitor   1iB , tetapi hanya
mencatu arus basis iB yang relatif rendah. Karena terminal emitor dipakai
bersama oleh vEB dan vCE , maka ragkaian tersebut disebut konfigurasi emitor-
bersama (common-emitter configuration).
Besarnya arus kolektor sepenuhnya tergantung pada tegangan
kolektor, sepanjang sambungan kolektor-basis berpaanjar mundur. Karenanya
arus iC dapat ditempatkan pada resistor RL menghasilkan tegangan iC RL yang
dapat berharga beberapa volt. Transistor dapat difungsikan untuk penguat
arus, tengangan dan daya. Ini akan kita lihat lebih lanjut pada bagian
selanjutnya.
Hubungan antara iC dan vEB dapat diukur dengan mudah sama seperti
halnya hubungan antara iE dan vEB . Gambar 9.6 menunjukkan plot iC dan vEB
untuk dua tipe transistor yang relatif murah dalam skala semilogaritmik
(linier-logaritma). Nampak bahwa kedua transistor menunjukkan karakteristik
eksponensial. Perlu diperhatikan bahwa vEB adalah tegangan dari emitor ke
basis, yaitu
v EB  v E  v B

11
hal yang sama untuk vBE adalah tegangan dari basis ke emitor
v BE  v B  v E
dan juga
vCE  vC  vE
Pada bab ini telah kita pelajari karakteristik dasar transistor, setidaknya
beberapa hal penting berikut ini pperlu untuk diingat:
a. Arus emitor ditentukan oleh tegangan emitor-basis dan keduanya memiliki
hubungan eksponensial.
b. Arus kolektor berharga hampir sama dengan arus emitor dan hampir tidak
dipengaruhi oleh tegangan kolektor (jika vCB ³ 0 ).
c. Arus basis merupakan fraksi kecil dari arus kolektor
dengan faktor
 = iC / iB , dimana  adalah merupakan konstanta untuk suatu transistor

tertentu.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk penguat,
penyambung, stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan
tertentu. Transistor terdiri dari dua dioda yang terbuat dari germanium, silikon,
dan garnium arsenide yang dibungkus dengan plastik, metal atau surface Mount.
Transistor memiki 2 jenis yaitu transistor bipolar (transistor dwikutub), dan
transistor efek medan (FET). Transistor bipolar dibagi menjadi 2 berdasarkan
susunan bahan semikonduktor yaitu transistor PNP (2 lapis bahan semikonduktor
P dan 1 lapis bahan semi konduktor N) dan transistor NPN (2 lapis bahan
semikonduktor N dan 1 lapis bahan semikonduktor P). Sedangkan pada transistor
efek medan (FET) juga dibagi menjadi dua yaitu enhancemen mode dan depletion
mode, hal tersebut berdasarkan polaritas pada saluran-saluran yang ada pada
transistor. Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah amplifier
(penguat), mixer (mencampur frekuensi), rectifier (penyearah), switcher
(penghubung/saklar), oscilater (pembangkit getaran).

13
DAFTAR PUSTAKA

Amdani, Khairul. 2019. Elektronika Dasar. Medan: PT. Unimed

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Elektronika. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Sudirham, Sudaryatno. 2005. Analisis Rangkaian. Bandung: Darpublic

14

Anda mungkin juga menyukai