TINJAUAN PUSTAKA
atas tiga bagian yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia.
Batas antara tunika intima dan tunika media disebut lamina elastika interna,
dan batas antara tunika media dan tunika adventisia adalah lamina elastika
externa. Pada arteri yang normal tunika intima terdiri atas monolayer cells
dan ECM yang dikelilingi oleh jaringan ikat, serat saraf, dan pembuluh
darah kecil dari adventisia. Tunika media mendapatkan nutrisi dan oksigen
(Eroschenko, 2010):
a. Tunika intima (tunika interna) terdiri atas selapis sel endotel yang
darah.
b. Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun melingkar
(sirkuler). Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh
5
6
lubang yang terdapat dalam membran dan memberi makan sel-sel yang
adventisia.
terlalu tebal untuk diberi makanan oleh difusi dari aliran darah.
darah dan berperan sebagai penghubung antara sirkulasi darah dan sel-sel
otot polos pembuluh darah. Disamping berperan sebagai sawar fisik antara
darah dan jaringan, sel endotel juga memfasilitasi berbagai fungsi yang
kompleks dari sel otot polos pembuluh darah dan sel-sel di dalam
sel otot polos. Sebagai membran monolayer yang selektif permeabel sel
dihasilkan oleh NOS tipe III di dalam endotel akan berdifusi ke dalam
(cGMP), akan terjadi relaksasi dari otot polos pembuluh darah. Jadi hasil
2. Angiotensin
diproduksi oleh sel endotel pada jaringan lokal. Enzim yang mengatur
(Halcox&Quyyumi, 2006)
Jika terdapat injury atau kerusakan pada dinding endotel maka sel otot polos
tunika intima yang baru disebut dengan neointima. Namun proliferasi otot
menghambat laju aliran darah terutama pembuluh darah kecil seperti arteri
Cotrans, 2007).
2.1.4. Aorta
yang terdiri dari serat elastis dan sedikit serat otot polos. Bagian bawah
dari jaringan ikat ini ada membrana elastica interna, yang mengandung
b. Tunika media (membrana fenestrata) terdiri terutama atas otot polos dan
serat elastis. Ada pula sedikit serat kolagen dan urat saraf. Lapisan ini
sangat tebal dan inilah yang membuat pembuluh elastis ini jadi sangat
bingkas. Pada lapisan ini, di daerah pangkal lebih banyak serat elastis
daripada serat otot polos dan makin jauh dari jantung jumlah serat elastis
c. Tunika adventisia terdiri terutama atas jaringan ikat, berupa serat kolagen
dan sedikit serat elastis. Disini terdapat pula vasa vasorum dan urat saraf,
(Eroschenko, 2010)
Gambar 2.3. Dinding arteri elastik besar: aorta (potongan transversal). Pulasan:
pulasan elastik. Pembesaran lemah
11
adventisia. Bagian intima tipis, media berisi serat-serat elastik dan otot polos
arteri dan vena. Ketebalan dinding aorta normal adalah < 89,98μm (Josiane
et al., 2004).
2.1.5. Arteri
besar atau arteri elastis, arteri ukuran sedang atau arteri muskuler, dan
b. Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal.
Sel-sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta kolagen dan
proteoglikan.
2.1.6. Vena
adventisia). Tunika media tidak ada. Tunika adventisia yang terdiri dari
berkas longitudinal, sel fibroblast dan sel otot polos tampak diantaranya
(Price, 2006).
a. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri
atas endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos,
dan lapisan adventisia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas
b. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm.
hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas
Tunika media jauh lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot polos dan
13
paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar dapat mengandung
(Eroschenko, 2010)
Gambar 2.4. Arteri dan vena muskular (potongan transversal). Pulasan: pulasan
elastik. Pembesaran lemah
.
14
(Eroschenko, 2010)
Gambar 2.5. Arteri dan vena dalam jaringan ikat padat tidak teratur di duktus
deferens. Pulasan: hematoksilin besi dan biru Alcian. 64 x.
2.1.7. Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim,
jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar
endokrin.
kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara sel,
15
dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa
Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid pertukaran antar darah
ruangan tersebut.
cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter, terdapat pada tempat asal
sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak berfungsi semua
secara serempak, dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya
darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada otot
mengalir ke dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan
Garis tengah totalnya kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis tengah
aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan luas
permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam bagian
sistem lain. Aliran darah dalam aorta rata-rata 320 mm/detik, sedangkan
dalam kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan
suatu danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar, dindingnya yang tipis
dan alirannya yang lambat, kapiler merupakan tempat yang cocok untuk
2007).
2.2. Aterosklerosis
faktor risiko dengan berbagai intensitas. Salah satu penjejas utama endotel
adalah Low Density Lipoprotein (LDL) plasma yang tinggi. LDL akan
pada area inflamasi dan membentuk lesi intermedia. Apabila inflamasi tidak
(Simionescu, 2007)
Gambar 2.6. Penebalan Tunika Intima
Etiologi aterosklerosis adalah multifaktorial, tetapi ada berbagai
a. Hiperkolesterolemia
(Orviyanti, 2012).
hidroksil pada sel endotel dan otot polos pembuluh darah. Radikal
hidroksil ini akan bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh atau
b. Hipertensi
sebagai faktor resiko pada individu yang lebih tua. Pemberian terapi anti
disebabkan oleh karena stres psikologis, dimana pada kondisi ini akan
c. Merokok
disease. Hubungan ini paling kuat terjadi pada pria yang berumur 35-55
endotel, yang dirangsang oleh unsur pokok yang ada di dalam rokok
(Silbernagl, 2010).
d. Diabetes Melitus
seperti tumor necrosis factor alfa (TNF-α), dan inter leukin 6 (IL-6)
pembuluh darah, dan tahap ini dikenal dengan pembentukan fatty streak,
Plak ini yang bersifat stabil dapat berubah menjadi tidak stabil, yang
inflamasi, dan kapsul fibrous yang tipis dan rapuh (Hess et al., 2012)
b. Stress emosional
23
d. Hiperuricemia
e. Obesitas
darah besar dan sedang. Lesi utamanya berbentuk plak menonjol pada
tunika intima yang mempunyai inti berupa lemak (terutama kolesterol dan
ester kolesterol) dan ditutup oleh fibrous cap (Stapleton et al., 2010).
guratan dengan lebar 1-2mm dan panjang sampai 1 cm. Fatty streak
ditandai dengan pengumpulan sel-sel besar yang disebut sel busa (foam
cell) di subintima. Sel busa ini pada mulanya adalah makrofag yang
A B
Foam cell
(Viral, 2013)
Gambar 2.8. A. Fatty Streak; B. Foam cell (Pulasan: HE. Pembesaran 400x)
24
2. Fibrous plaque
jaringan ikat. Juga dijumpai bagian tengah lesi yang nekrotik berisi
debris sel dan kristal kolesterol yang ditutupi oleh jaringan fibromuskular
mengandung banyak sel-sel otot polos dan kolagen. Pada lesi ini juga
disertai fibrous cap yang merupakan kumpulan sel otot polos dalam
anneurisma.
yang terjadi di endotel. Lipid dan inflamasi telah terbukti memiliki peran
(Hall, 2012)
(Afanas’ev, 2011)
Gambar 2.10. Patogenesis Aterosklerosis
iron (Fe) dan copper (Cu), yang mempunyai pengaruh terhadap semua sel
utama di dinding arteri seperti sel endotel, sel otot polos, dan
27
(Eberlein, 2008).
menginduksi ekspresi LOX-1 pada sel endotel kapiler. Ox-LDL terikat pada
Kerusakan endotel oleh ox-LDL melalui jalur ROS. ROS seperti superoxyde
membuat sel dalam keadaan stress oksidatif. Pada tingkat seluler, ROS
sel, dan kematian sel. ROS yang dibentuk intraseluler menyebabkan aktivasi
(Libby, 2013).
Minyak babi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah hewan coba
dikarenakan minyak babi memiliki kandungan asam lemak jenuh yaitu sekitar 38-
28
43% dan kolesterol. Pemberian minyak babi secara terus menerus selama 14 hari
lipoprotein ini memicu peningkatan kolesterol total, LDL dan trigliserida yang
minyak babi 5%, dan asam kolat 0,2%. Pemberian pakan ini selama 8 minggu dapat
gram, asam kolat 0,02 gram dan kuning telur puyuh rebus 1 gram. Bahan-bahan
tersebut ditambah aquades hingga 2ml, diberikan dengan metode sonde lambung
dan ditambah pakan standar selama 28 hari terbukti mampu menginduksi plak
dengan asam kolat (cholic acid). Dengan diet tersebut dapat merubah gambaran
penambahan asam kolat akan meningkatkan baik HDL maupun LDL, asam kolat
2.4. Antioksidan
oksidan dalam tubuh. Keseimbangan antara oksidan dan antioksidan sangat penting
dalam menjaga integritas dan berfungsinya membran lipid, protein sel dan asam
nukleat serta mengontol transduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun. Pada
senyawa oksigen reaktif menjadi H2O untuk mencegah produksi senyawa oksigen
spesies yang kurang reaktif sehingga membatasi efek toksiknya (Setiawan dan
Suhartono, 2006).
Antioksidan enzimatis sering disebut sebagai antioksidan primer, terdiri dari enzim
enzimatis bekerja dengan cara mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru
dan memutus reaksi radikal berantai. Antioksidan non enzimatis atau sering disebut
dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, turunan asam galat,
yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan.
pigmen tanaman untuk memproduksi warna bunga merah atau biru pigmentasi
kuning pada kelopak yang digunakan untuk menarik hewan penyerbuk (Aqil et al.,
2006).
flavonol, isoflavon, katesin, dan kalkon flavonoid hampir terdapat pada semua
bagian tumbuhan termasuk buah, akar, daun dan kulit luar batang (Worotikan,
2011). Dibandingkan dengan jenis flavonoid lain, jenis flavonol dan flavon
merupakan dua dari jenis falvonoid yang paling banyak terdapat dalam tanaman
myricetin. Flavon yang terdiri atas apigenin dan luteolin, hanya ditemukan pada
bahan pangan tertentu, contohnya seledri, lada (hanya luteolin), dan peterseli
2.5.1. Taksonomi
Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Anak-klas : Caryophyllidae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Portulacaceae
Marga : Talinum
kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis.
sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 3 - 10 cm, lebar 1,5
Buahnya buah kotak, diameter 3 mm, bijinya kecil, hitam, bulat gepeng
flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin (Aja et al., 2010). Jenis flavonoid
Lebih dari 90% dari semua hewan uji yang digunakan di dalam berbagai
penelitian adalah binatang pengerat, terutama mencit (Mus musculus L.) dan tikus
(Rattus norvegicus L.). Hal ini disebabkan karena secara genetik, manusia dan
kedua hewan uji tersebut mempunyai banyak sekali kemiripan. Terdapat beberapa
galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian. Galur-galur tersebut antara
lain: Wistar, Sprague-Dawley, Long Evans, dan Holdzman). Jenis mencit dan tikus
yang paling umum digunakan adalah jenis albino galur Sprague Dawley dan galur
Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Rattus
Tikus putih atau yang lebih dikenal dengan tikus albino ini lebih banyak
dipilih karena tikus yang dilahirkan dari perkawinan antara tikus albino jantan dan
betina mempunyai tingkat kemiripan genetis yang besar, yaitu 98%, meskipun
sudah lebih dari 20 generasi. Bahkan setelah terjadi perkawinan tertutup di antara
tikus albino ini, mereka masih mempunyai kemiripan genetis yang sangat besar
(Krinke, 2006)
Gambar 2.12. Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar)
35