Anda di halaman 1dari 3

SISTEM KOORDINASI

A. PENDAHULUAN
Otot merupakan bagian tubuh yang berperan sebagai alat gerak aktif pada hewan. Sel-sel
otot memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh sel-sel lain yaitu sifat ekstensibilitas,
elastisitas dan kontraktilitas. Ekstensibilitas artinya sel-sel dapat meregang (memanjang) sampai
batas tertentu apabila kepadanya diberikan gaya (beban/tarikan). Elastisitas artinya sel-sel otot
dapat kembali pada bentuk semula apabila gaya yang diberikan kepadanya dihilangkan.
Perbedaan struktur jaringan otot polos dengan otot lurik berpengaruh terhadap elastisitas
dan ekstensibilitasnya. Adanya sifat ekstensibilitas dan elastisitas ini memungkinkan sel-sel otot
tidak mudah rusak apabila dikenai gaya, percobaan ini berdasarkan pada beberapa prinsip dasar,
yaitu: 1) otot yang digunakan harus memiliki penampang dan panjang yang relatife sama, 2)
ekstensibilitas diukur dari selisih panjang otot sebelum dan sesudah diberi beban, 3) elastisitas
diukur dari selisih panjang otot sebelum dan sesudah beban dihilangkan, 4) otot dikatakan
memiliki ekstensibilitas lebih besar apabila diberi beban sama otot mampu meregang lebih
panjang, 5) otot dikatakan tidak memiliki ekstensibilitas apabila otot diberi beban cukup, otot
tidak memanjang sama sekali, 6) otot dikatakan memiliki elastisitas 100%, apabila beban yang
diberikan pada otot dihilangkan maka otot mampu kembali ke panjang.

B. JUDUL PRAKTIKUM
Pengamatan Ekstensibilitas dan Elastisitas Otot

C. TUJUAN
Mengamati adanya sufat ektensibilitas dan elastisitas pada otot polos
Mengamati adanya sifat ekstensibilitas dan elastisitas pada otot lurik

D. ALAT DAN BAHAN


Papan dan alat seksi, gelas arloji, tiang penggantung, benang besar, larutan ringer untuk katak,
katak hijau, beban logam atau anak timbangan @10 gram
E. CARA KERJA
1. Pembuatan sediaan otot lurik
a. Rusak otak katak dengan single pith
b. Pisahkan dengan hati-hati kulit pada daerah abdomen, sehingga nampak otot rektus
abdominisnya. Tetesi otot dengan larutan ringer.
c. Dengan hati-hati buat potongan longitudinal pada otot rektus abdominis dengan panjang 3
cm dan lebar sama dengan lebar usunya (buat 2-3 potongan)
d. Rendam potongan-potongan otot tersebut dalam larutan ringer pada gelas arloji, dan
istirahatkan selama 2-3 menit.
2. Pembuatan sediaan otot polos
a. Dari katak yang sama keluarkan usus kataj dari dalam rongga abdomennya.
b. Dengan hati-hati bersihkan usus katak dengan mengeuarkan kotorannya. Setelah itu buat
potongan-potongan usus sepanjang 3 cm (buat 2-3 potongan)
c. Masukkan potongan-potongan usus kedalam larutan ringer pada gelas arloji dan istirahatkan
selama 2-3 menit.
3. Pengukuran ekstensibilitas dan elastisitas otot (dilakukan pada otot lurik dan otot polos)
a. Ikat kedua ujung potongan otot rektus abdominis dengan seutas tali, usahakan ikatan tidak
terlalu kuat atau terlalu longgar.
b. Ikatkan benang yang satu pada penggantung sedang benang yang lain pada tempat beban
c. Ukur panjang otot antara dua ikatan sebelum diberi beban (beri kode P01) kemudian
berturut-turut tambahkan 10 gram beban sampai 50 gram (beri kode P50). Ukur panjang otot
setiap kali penambahan beban 10 gram dan catat hasilnya pada tabel. Hitung pertambahan
panjang otot setiap kali penambahan beban 10 gram pada otot, kemudian jumlahkan. Hitung
ekstensibilitas otot dengan rumus:
𝑃50 −𝑃01
Ekstensibilitas = x 100%
𝑃01

Bandingkan besar pertambahan otot polos dan otot lurik setiap pertambahan beban 10 gram,
dan buat kesimpulannya.
d. Setelah kegiatan c, kemudian berturut-turut setiap kali kurangi beban 10 gram sampai
akirnya tanpa beban (beri kode P02). Ukur panjang usus pada setiap kali pengurangan beban
10 gram dan catat hasilnya pada tabel. (ingat bahwa otot harus selalu dibasahi dengan
ringer).
cari elastisitas otot dengan rumus:
𝑃 −𝑃
Elastisitas = 𝑃50 −𝑃02 x 100%
50 01

Bandingkan elastisitas antara otot usus (mewakili otot polos) dengan otot rektus abdominis
(mewakili otot lurik). Mana yang lebih besar. analisa data hasil pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai