Anda di halaman 1dari 6

ACARA 5

KEMASAMAN TANAH

5.1 Pendahuluan
5.1.1 Latar Belakang
Kemasaman merupakan sifat tanah yang menunjukkan
reaksi yang terjadi pada tanah tersebut. Dengan meneliti kemasama
tanah, kita dapat mengetahui hubungan pH dengan ketersediaan
unsur hara dan juga hubungan pH dengan sifat tanah.
Kemasaman dibedakan menjadi 2 yaitu kemasaman aktif
dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif ditandai dengan
adanya konsentrasi H+ yang terdapat pada larutan. Sedangkan
kemasaman potensial meunjukkan banyakya kadar H+ yang dapat
ditukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun
yang terdapat dalam larutan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian kemasaman tanah (pH) untuk
mengetahui reaksi dan nilai pH tanah dari sampel yang sudah
diambil.
5.1.2 Tujan dan Manfaat
Praktikum kemasaman tanah ini bertujuan untuk mengukur pH
yang terkandung dalam tanah serta mengetahui faktor yang
mempengaruhi pH tanah. Manfaat dari praktikum ini ialah dapat
mengetahui cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik pada
tanah untuk usaha pertanian.

5.2 Tinjauan Pustaka


Kemasaman tanah merupakan suatu parameter penunjuk
kereaktifan ion H+ dalam tanah. Kemasaman tanah menunjukkan sifat
kemasaman atauu alkalinitas yang dinyatakan dengan nilai pH. Menurut
Marganingrum dkk. (2010) reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan
status kimia tanah yang menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam tanah.
Penyebab kemasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam
larutan tanah dan kompleks jerapan. pH 7 menunjukkan keadaan netral,
pH kurang dari 7 menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7
menunjukkan keadaan basa. Menurut Hardjowigeno (2010) jika jumlah
kandungan H+ sama dengan OH= maka tanah bereaksi netral yaitu
mempunyai pH 7. Kita dapat menaikkan atau menurunkan pH tanah
dengan mengatur konsentrasi H+ dalam tanah dengan cara menambah
kadar air. Menurut Oksana dkk. (2012) nilai pH dapat dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi H+ pada tanah. Faktor yang mempengaruhi
pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi
ion H+, ion OH-, mineral tanah, air hujan, bahan organik, dan tekstur
tanah.
pH tanah sangat berpengaruh terhadap petkembangan dan
petumbuhan tanaman. Pengaruh kangsung pH tanah berupa ion hidrogen,
sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu ketersediaan unsur hara dan
adanya unsur beracun. pH yang mendekati netral biasanya lebih subur
dan kaya akan unsur hara karena nitrogen terserap dengan baik ke dalam
tanah. Menurut Soewandita (2012) saat pH mendekati netral, transfer
kation terjadi dengan mudah sehingga hara dalam keadaan sedia untuk
tumbuh tanaman. pH juga berkaitan dengan ketersediaan nitrogen dalam
tanah. Semakin rendah pH tanah maka ketersediaan nitrogen dalam tanah
semakin sedikit. Menurut Nariratih dkk. (2013) kadar nitrogen dalam
tanah rendah apabila pH dalam keadaan masam.

5.3 Materi dan Metode


Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 2 April 2019 di
Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman dan Laboraturiu Ekologi
dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro, Semarang
5.3.1 Materi

Alat yang digunakan pada praktium ini yaitu mortar yang digunakan untuk
menghaluskan sampel tanah. Tabung reaksi sebagai media pengocokkan tanah
dan larutan. Indikator pH untuk mengukur pH tanah. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini aitu sampel tanah agregat yang telah dikering anginkan serta
aquades dan larutan KCl 1 N sebagai pelarut.
5.3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam uji pH tanah adalah menyiapkan 2 tabung
reaksi. Kemudian menghaluskan sampel tanah menggunakan mortar sampai tanah
menjadi partikel kecil yang halus. Selanjutnya, masukkan sampel ke dalam tabung
reaksi setinggi 2cm atau 2gr. Lalu tambahkan larutan KCl 1 N sebanyak 10 ml
untuk tabung a dan aquades 10 ml unruk tabung b. Kemudian kocok tabung reaksi
selama satu menit, lalu diamkan hingga mengendap. Setelah itu masukkan kertas
indikator pH ke dalam cairan aquades dan KCl yang tanahnya sudah diendapkan.
Amati perubahan warna indikator dan hitung pH-nya.

5.4 Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan Ppraktuikum yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Perlakuan pH
KCl (potensial) 9
Aquades (aktual) 7

Dari data yang di dapat saat praktikum, sampel tanah yang kita uji
memiliki pH 7 saat diuji dalam aquades dan Ph 9 saat diuji dalam larutan KCL.
pH tanah tersebut menunjukkan banyaknya ion H+ yang terkandung dalam tanah.
pH tanah yang kita uji mendekati netral, maka sampel tanah tersebut dapat
dikatakan subur. Sesuai dengan pendapat Soewandita (2012) yang menyatakan
bahwa dimana pH tanah berkaitan erat dengan kesuburan tanah. PH tanah yang
mendekati netral, mempermudah transfer kation sehingga unsur hara selalu
tersedia untuk tumbuh tanaman atau tanah dapat dikatakan subur. Sampel tanah
yang di uji mengandung nitrogen yang cukup karena pH tanah stabil dan tidak
dalam keadaan masam. Menurut Nariratih dkk. (2013) kadar nitrogen dalam tanah
rendah apabila pH dalam keadaan masam.
Hal-hal yang mempengaruhi kadar pH tanah yaitu unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+, ion OH-, mineral tanah, air hujan,
bahan organik, dan tekstur tanah. Menurut Fertelisier Team (2013) pH tanah
dipengaruhi banyak faktor termasuk curah hujan, jenis tanah, bahan organik,dll.
pH tanah dapat dinaikkan atau diturunkan kadarnya dengan mengatur konsentrasi
H+ dalam tanah dengan cara menambah kadar air. Semakin banyak air dalam
tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga pH akan
meningkat. Menurut Oksana dkk. (2012) nilai pH dapat dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi H+ pada tanah.

5.5 Simpulan dan Saran

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


pH tanah sangat mempengaruhi kesuburan tanah. PH tanah yang netral
menandakan bahwa tanah tersebut subur, apabila pH > 7 maka tanah tersebut
bersifat masan dan apabila Ph < 7 tanah tersebut bersifat basa.
Saran yang dapat diberikan dalam melakukan praktikum ini yaitu kita
diharapkan dapat melakukan semua metode dengan hati-hati, terlebih dalam
proses pengocokan larutan dengan tanah. Selain itu, kita juga harus berhati hati
saat mencelupkan indikator pH universal ke dalam larutan tanah yang sudah
mengendap, usahakan agar indikator tidak mengenai endapan tanah.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno,S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika: Jakarta.

Marganingrum, D. dan R. Noviardi. 2010. Pencemaran air dan tanah di kawasan


pertambangan batubara di PT. Berau Coal Kaltim. Riset Geologi
dan Pembangunan 20 (1): 7-13.

Soewandita, H. 2012. Studi kesuburan tanah dan analisis kesesuaian lahan untuk
komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkalis. J. Sains
dan Teknologi Indonesia 10 (2): 25-29.

Niraratih, I., M. M. B. Damanik, dan G.S.G. Sitanggang. 2013. Ketersediaan


nitrogen pada tiga jenis tanah akibat pemberian tiga bahan
organik dan serapannya pada tanaman jagung. J. Agroteknologi 1
(3): 204-211

Oksana, M. Irfan, dan U. Huda. 2012. Pengaruh alih fungsi lahan hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit terhadap sifat kimia tanah. J.
Agroteknologi 3 (1): 11-21.

The Diary of Soils and Fertilisier Team. 2013. Dairy Soils and Fertilisier Manual
Australian Nutrient Management Guidelines. Departement of
Primary Industries, Australia.

Anda mungkin juga menyukai