Anda di halaman 1dari 37

PO  suatu sistem produksi pertanaman yg

berasaskan daur ulang hara (DUH) hayati

DHU melalui limbah tanaman dan ternak 


memperbaiki status kesuburan tanah & struktur
tanah

DHU merupakan teknologi tradisional  Hukum


Pengembalian (low of return)  suatu sistem
yg berusaha mengembalikan semua jenis BO ke
dalam tanah, dlm bentuk limbah pertanaman
maupun ternak yg selanjutnya bertujuan untuk
memberi makanan pada tanaman.
PO

1. Memberi makanan kepada tanah selanjutnya


tanah menyediakan makanan untuk
tanaman

2. Membangun kesuburan tanah dg


memindahkan hara secepatnya dari sisa
tanaman, kompos dan pupuk kandang
menjadi biomassa tanah, yg kemd.
mengalami proses mineralisasi menjadi
unsur hara dlm tanah

.
PERTANIAN KONVENSIONAL

Memberi unsur hara secara cepat &


langsung dalam bentuk larutan shg
diserap segera oleh tanaman dgn dosis
dan waktu pemberian sesuai dg
kebutuhan.
PELUANG YG PERLU DIPERHATIKAN:

1. PENINGKATAN BIOMASSA

Sumber utama masukan organik hanya


mungkin dilaksanakan di daerah dg CH tinggi,
banyak kendala di daerah kering.
Pengembangan jenis pohon dpt dimanfaatkan
sbg sumber peningkatan BO

2. Kompos yg diperkaya

Bahan dasar pembuatan kompos


dianekaragamankan dgn memanfaatkan
bahan yg tersedia (EM)
3. Pupuk Hayati  sdh dimasyarakatkan
diperbesar produksi nya untuk
memberikan kesempatan lebih luas pada
petani memanfaatkan pupuk hayati

4. Pestisida hayati  cukup banyak


tumbuhan yg dpt dimanfaatkan untuk
perlindungan tanaman yg belum banyak
diperhatikan dan dimanfaatkan

5. Teknologi Tradisional  usaha menggali


kearifan tradisional dgn tinjauan ilmiah
dan mengembangkan teknologi yg akrab
lingkungan
Pemahaman yg “KURANG TEPAT” tentang PO:

oBiaya mahal
oMemerlukan banyak tenaga kerja
oKembali ke sistem pertanian tradisional
oProduksi rendah
KENDALA PENGEMBANGAN PO

oKetersediaan BO terbatas dan takarannya


harus banyak

oTransportasi mahal krn bahan bersifat ruah

oPersaingan dengan kepentingan lain dalam


memperoleh sisa pertanaman dan limbah
organik

oTidak adanya bonus harga produk PO


PRAKTEK PERTANIAN YANG BERKEMBANG

oTeknologi Revolusi Hijau (sawah) 


berhasil di wilayah dengan
infrastruktur mendukung

oTeknologi Lahan kering 


pengembangannya masih sangat
terbatas (masih terabaikan)
Meniadakan atau membatasi
kemungkinan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh budidaya
kimia dan kemungkinan resiko
terhadap lingkungan
Mencakup:

oMenghemat penggunaan unsur hara


 memperpanjang umur produktif
tanah

oMelindungi tanah terhadap


kerusakan karena erosi dan
mencegah degradasi tanah karena
kerusakan struktur tanah

oMeningkatkan penyediaan lengas


tanah
oMenghindari ketimpangan (unbalance) hara,
dpt memperbaiki neraca (balance) hara dlm
tanah

oMelindungi tanaman terhadap cekaman


unsur-unsur yang ada dalam tanah (Fe, Al,
Mn) atau yang masuk kedalam tanah dari
bahan pencemar (logam berat)

oTidak membahayakan kehidupan flora dan


fauna
oTidak menimbulkan pencemaran
lingkungan

oBerharga murah karena pupuk organik


dari bahan tersedia dan pupuk hayati
dipakai dalam jumlah sedikit sehingga
menekan biaya produksi

oMerupakan teknologi berkemampuan


ganda (sumber hara dan pembenah
tanah)  baik dipakai pada tanah
bermasalah ganda
Keunggulan pupuk organik dan pupuk hayati:

1. Merupakan keluaran setiap budidaya


pertanian  sumber hara makro dan mikro
cuma-cuma

2. Berdaya ameliorasi ganda dengan


bermacam proses yang saling mendukung
:
o bekerja menyuburkan tanah
o konservasi tanah
o menyehatkan ekosistem tanah
o menghindari pencemaran lingkungan
Kendala PO:

oKeruahan (bulkiness)

oTakaran harus banyak

oMenghadapi persaingan dengan


kepentingan lain dalam memperoleh
sisa pertanaman dan limbah organik
dalam jumlah cukup
Misal:

oLimbah pertanian pakan

oAmpas tebu  pakan, bahan bakar

oSampah kota dan pemukiman 


menimbun lahan yang rendah untuk
memperluas lahan untuk bangunan
PO blm dapat diterapkan secara murni

oTahap awal penerapan PO dilengkapi pupuk


mineral  tanah miskin hara

oPerpaduan budidaya organik dan budidaya


kimia disebut

“Sistem Gizi Tanaman Terpadu” (“Integrated


Plant Nutrient System”) Pengelolaan
Gizi/Nutrisi Terpadu (PNT), FAO
KONSEP DASAR PNT YG DIKEMBANGKAN FAO
(1990):

oMengembangkan penggunaan sumber


daya tersedia (organik, hayati dan
mineral) secara terpadu pada tingkat
usahatani.

oTujuan meningkatkan ketersediaan hara


bagi tanaman atau mempertahankan
kesuburan tanah berkelanjutan dalam
sistem pertanian berdasarkan target
produksi yang akan dicapai.
PENGELOLAAN GIZI/NUTRISI TERPADU

o Komponen pupuk organik dan pupuk hayati


berfungsi jangka menengah dan jangka
Panjang  tujuan membangun sistem
bekalan hara tanaman dalam tanah yang
efektif dan mantap

o Komponen pupuk kimia berfungsi jangka


pendek  menanggulangi kekurangan hara
sambil menunggu pembangunan sistem
supply hara tanaman secara berkelanjutan
KENDALA PENGEMBANGAN PNT:

Mencakup :
Ilmu pengetahuan, sosial ekonomi
dan politik, secara garis besar
dibagi 2 kelompok:

Kendala internal dan eksternal


(Notohadiprawiro, 1992)
KENDALA INTERNAL

o Belum banyak diketemukan cara daur ulang unsur


hara yang kompatibel dengan sistem pertanaman
yang berkembang

o Pupuk hayati masih berada pada awal


pengembangan

o Belum diperoleh kombinasi yang sesuai antara


pupuk kimia – pupuk organik - pupuk hayati dan
pendauran ulang yang sesuai dengan kondisi tanah

o Kebijakan Ilmu Pengetahuan di RI memberikan


nilai tidak seimbang terhadap pengetahuan ilmu
dasar
KENDALA EKSTERNAL

oKebijakan pembangunan pertanian masih


mengutamakan produksi total secara
nasional, belum ada wawasan efektivitas,
efisiensi, konservasi, petani dan lingkungan.

oPabrik pupuk didirikan di beberapa tempat


merupakan bagian program industrialisasi
REKOMENDASI PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN PO :

1. Teknologi pertanian konvensional tetap


dilaksanakan terutama di wilayah yang
mempunyai sarana dan prasarana
pendukung.

2. Dampak negatif teknologi konvensional


terhadap ekosistem dan lingkungan perlu
dievaluasi dan dicari pemecahannya

3. Prinsip PO dimasukkan kedalam paket


teknologi pertanian
4.Penyakit dan Hama Tanaman dan PNT
merupakan langkah awal dalam periode
transisi

5.Peluang pemasaran domestik produk


organik perlu diidentifikasi

6.Praktek produksi pertanian berkelanjutan


pada berbagai sistem usahatani perlu
dikembangkan dengan memperhatikan
agroekosistem dan teknologi yang spesifik
lokal
7. Diperlukan peninjauan kembali kebijakan
penggunaan bahan kimia pertanian terutama
pestisida dan pupuk kimia yang tidak terkontrol

8. Perhatian dan penyuluhan dengan pendekatan


pengelolaan DAS di lahan kering miring
termasuk pengembangan peternakan perlu
dipertimbangkan.

9. Perlu adanya ketetapan mekanisme sertifikasi,


akreditasi dan labelisasi untuk menjamin
kendala mutu (Quality control) produk yang
menggunakan masukan organik dan yang
ditanam organik dgn acuan standar Dasar
Internasional IFOAM
oPNT memerlukan waktu yang cukup
panjang, perlu mencari terobosan baru

oSudah saatnya beralih ke sistem


budidaya LEISA yang menjamin fungsi
daya tanah berkelanjutan, aman
terhadap lingkungan dan memberi
peluang meningkatkan kedudukan
sosial ekonomi petani
oPerlu menghidupkan kembali teknik
bercocok tanam yg telah dikenal petani
turun menurun yang merupakan
komponen PO

oPenyediaan pupuk hijau diatur melalui


pergiliran tanaman dgn tanaman legum
oDaerah sentra peternakan, penggunaan
pupuk kandang dapat dipadukan dengan
program pemupukan yang biasa dilakukan

oBahan pembuat kompos dianekaragamkan

oPemanfaatan limbah agro industri sebagai


sumber pupuk organik
oProgram kebersihan lingkungan dapat
dipadukan dengan program
pengomposan yang berasal dari
sampah pemukiman dan perkotaan

oMenunggu syarat menjalankan PNT,


mulai rasionalisasi penggunaan pupuk
kimia  dikurangi sedikit-sedikit
terutama tanaman hortikultura yang
banyak mendapatkan perhatian dalam
pengembangan pertanian yang
berorientasi agribisnis
oTERIMAKASIH

oMATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai