Anda di halaman 1dari 33

TEKNOLOGI INTENSIFIKASI PADI AEROB

TERKENDALI BERBASIS ORGANIK


(IPAT – BO)
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI
PADI
REKAYASA BUDIDAYA LAHAN BASAH

* LAHAN - TERGENANG – KETINGGIAN AIR


- MACAK-MACAK
- KERING …. (?)
SIFAT FISIK
KIMIA
BIOLOGIS

* TANAMAN – BAGIAN AKAR


KONSEP DASAR IPAT- BO

 Tanah = media tumbuh tempat


berlangsungnya berbagai proses
biologis.

 Tanah = tempat terjadinya reaksi biokimia dan


aliran energi untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
KONSEP DASAR DIURAIKAN SBB :

1. Ekosistem tanah : sistem hidup dan


pencernaan tanaman
 Tanah = sistem hidup yang kompleks dan
dinamis
 Organisme tanah (mikroba, meso dan mega
fauna) berinteraksi membentuk
jaringan makanan(food web) yang
akan mempengaruhi kualitas tanah
 Pada lapisan atas tanah yang subur dan sehat
terdapat berbagai mikroba:
bakteri, aktinomycetes, buluk (molds), algae,
protozoa, nematoda, insekta, cacing tanah, dan
akar tanaman.
Kesemuanya membentuk komunitas dalam
ekosistem tanah.
KOMPONEN BIOTIK

Komponen biotik suatu ekosistem:


1.Produsen : Organisme (tumbuhan dan mikroba)
yang mampu memanfaatkan sinar matahari
sebagai sumber energi dan CO2 sebagai
sumber karbon melalui proses fotosntesis.

2.Konsumen : Organisme yang mengkonsumsi


senyawa organik untuk memenuhi energinya.
3.Destruen atau pengurai (dekomposer) :
mikroba yang merombak senyawa organik
yang sudah mati (tanaman, hewan, limbah
organik dari perkotaan maupun industri)
untuk mendapatkan energi dan nutrisi
melalui proses respirasi atau fermentasi.
PERSPEKTIF TANAMAN
 Tanah = tempat terjadinya proses konversi
hara yang terikat dalam senyawa
organik maupun anorganik menjadi
hara tersedia selanjutnya diserap
tanaman
 Tanah = bagian pencernaan eksternal dari
tanaman
(Penggunaan pestisida berlebihan:
terputusnya aliran energi dan keseimbangan
ekosistem alami)
Simpulan :
* Management input dalam pertanian organik
diarahkan untuk mempertahankan dan
meningkatkan biodiversitas

* Kunci utama :
Pasokan BO tanah sebagai entry point of
energy into the soil
dan konservasi tanah dan air
2. Padi dan Potensinya
 Tanaman padi pada dasarnya bukan tanaman air,
tapi dapat tumbuh dalam kondisi tergenang,
karena memiliki jaringan aerenchym untuk
mensuplai O2 ke sistem perakaran

 Dalam keadaan tergenang, terjadi kerusakan pada


jaringan akar sehingga pasokan O2 berkurang
untuk respirasi. Akar yang tumbuh hanya 30 %.
Dengan IPAT – BO:
 Sistem perakaran padi berkembang baik dan
meningkat 3 – 10 X dibandingkan sistem
konvensional

 Jumlah anakan Produktif 60 – 80 per rumpun

 Bila pasokan unsur hara cukup & komposisi tepat


dapat meningkatkan hasil sekitar 2 – 3
X dibandingkan dengan sistem konvensional. dari
8 ton/ha (12 – 18) ton /ha
 Jarak tanam lebar + pasokan nutrisi yang baik
didukung sistem tata air dan udara 
efisiensi fsn,  hasil meningkat 80 – 100
anakan per rumpun

Semakin banyak jumlah bibit yang ditanam,


semakin sedikit jumlah anakan produktif
Hasil penelitian di Cimalaka (Sumedang) :
Jarak tanam 27 x 27 cm,
3-5 bibit/lubang  20-25 anakan per rumpun.
2 bibit/lubang  25 – 30 anakan per rumpun.
1 bibit/lubang  40 – 50 anakan per rumpun
3. Kontribusi Kekuatan Biologis
Syarat IPAT – BO yaitu :
 Management tata air (kondisi ekosistem lembab /
aerob), sawah berpengairan
 Penanaman bibit muda

 Tersedianya substrat organik sebagai sumber


energi bagi organisme heterotrof
 Management nutrisi dan pemeliharaan tanaman
 Kondisi tsb meningkatkan populasi dan
keanekaragaman biota tanah yang membentuk
food web dan aliran energi
 Biota tanah berperan sebagai pupuk hayati,
agen hayati, penghasil fito hormon,
dekomposer dan pendaur ulang hara dalam
ekosistem tanah
PUPUK HAYATI ( PUPUK BIO)
 Pupuk hayati ( biofertilizers ) =
pemanfaatan inokulan yang mengandung sel
hidup untuk meningkatkan ketersediaan hara dan
pertumbuhan tanaman
 Yang termasuk pupuk hayati antara lain :
mikroba penambat N (simbiotik maupun
nonsimbiotik),
mikroba pelarut fosfat,
mikroba penghasil fitohormon,
cendawan mikoriza
Pupuk hayati yang potensil untuk lahan sawah
dengan sistem IPAT – BO antara lain
* Bakteri Penambat N, dari kelompok autotrof
maupun heterotrof yang hidup bebas ( free
living), asosiasi atau simbiosis.
1. Kelompok Mikroba photoautotrof
(Cyanobacteria) atau BGA . Nitrogen yang
difiksasi oleh BGA = 80 – 200 kg/ha/musim
 rata-rata 30 – 50 kg/ha N/musim.
Simbiosis Anabaena – Azolla
Azolla dengan 8 ton biomasa ekivalen dengan
100 - 200 kg N, Azolla juga sebagai pupuk
organik dalam tanah
2. Kelompok mikroba heterotrof ( Free Living) seperti
Azotobacter sp. , Azospirillum sp., Clostridium sp.,
dan Klebsiella sp.. Potensi menambat N hingga 200
kg N/ha.
3. Simbiosis legum yang toleran terhadap genangan
dengan bakteri penambat N . Kontribusinya sekitar
100 – 200 kg/ha N, tapi kurang praktis tanaman
berkayu dan pemanen BO untuk dibenamkan.
4. Mikroba penambat N endofitik (penghasil
fitohormon) yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya menempati jaringan tanaman hidup dan
tidak menyebabkan infeksi pada tanaman. Potensi
20 – 50 kg / ha/N.
** Mikroba pelarut fosfat (bakteri & jamur)
= Penyedia P larut bagi tanaman.
berasal dari kompos jerami atau pupuk
organik lainnya.

Mikroba pelarut fosfat pada ekosistem lahan


sawah: Pseudomonas sp.,
Bacillus sp.,
Aspergillus sp.,
Penicillum sp.,
Streptomycetes sp.
***Mikroba penghasil fitohormon
(Azotobacter sp., Pseudomonas sp.,
Bacillus sp., dan bakteri lainnya.)

****Cendawan mikoriza
fungi yang bersimbiosis dengan sistem
perakaran tanaman:
- memperluas zona eksploitasi akar,
- meningkatkan ketersediaan hara dan air,
- melindungi tanaman secara biologis.
PUPUK ORGANIK
 Pupuk yang berasal dari sisa-sisa mahluk hidup
(tanaman, hewan, dan mahluk hidup lainnya).
 B.O merupakan titik awal (entry point) aliran energi
dalam ekosistem tanah
 Kunci keberhasilan budidaya padi dengan IPAT – BO
sangat bertumpu pada keberadaan dan suplai bahan
organik dalam tanah
 Pupuk organik sebagai aktivator, dinamisator dan
regulator sistem hidup.
Sebagai sumber nutrisi ( hara makro dan mikro)
Kebutuhan pupuk organik dapat dipenuhi dengan
memanfaatkan jerami padi
Jerami padi
 Perbandingan produksi jerami dengan gabah
berkisar 0,8 : 1 – 1,2 :1 atau sekitar 8 -10 ton
jerami/ha.
 Pengomposan jerami dapat meningkatkan
kualitas (kandungan hara, kandungan mikroba
menguntungkan) 
berperan dalam membunuh bibit penyakit
Pengomposan dengan komposisi yang baik
menghasilkan kompos jerami dengan
kandungan:
1,5 – 2% N
2- 3% P
15 – 24 % C
1,5 – 2 % K
2 – 3 % Ca
0,5 % Mg
Mikroba menguntungkan
( pupuk hayati dan agen hayati)
 Jika digunakan dosis 5 – 10 ton/ha ditambah
pupuk hayati memadai untuk menghasilkan 5
– 12 ton/ha padi
 Kombinasi penggunaan pupuk organik dengan
pupuk anorganik ( dosis dikurangi hingga 50 %)
mampu memberikan hasil yang baik
AGEN HAYATI DAN DEKOMPOSER (INOKULAN)

 Agen hayati yang potensial antara lain :


Pseudomonas sp., Penicillum sp., Trichoderma
sp., dan Gliocladium sp., dll, yang dapat
mengendalikan penyakit pada padi.
 Berperan sebagai inokulan kompos
(dekomposer), menghasilkan kompos yang baik
(nutrisi dan kandungan humus)
STRATEGI TEKNOLOGI PENINGKATAN PADI
BERBASIS ORGANIK DENGAN IPAT – BO

 Mengoptimalkan dan memanfaatkan


kemampuan padi dalam mengembangkan
sistem perakaran dan pembentukan anakan
 Meningkatkan peranan kekuatan biologis
dalam memasok nutrisi dan memproduksi
senyawa bioaktif (fitohormon, eksudat akar)
untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan sistem perakaran tanaman
TAHAPAN DAN TINDAKAN UNTUK MENCAPAI KEDUA
HAL TERSEBUT ADALAH :
 Sistem perakaran dan pembentukan anakan
a. Jarak tanam lebar, 30cm x 30 cm -- 50cm x 50 cm
b. Bibit muda. Umur semai 7 – 15 hari
c. Penanaman 1 bibit perlubang tanam dengan sistem kembar
( twin seedling) = 2 bibit ditanam berdampingan (jarak 5 – 7
cm).
d. Teknik penanaman dangkal.

Akar Tanaman dibenamkan hingga kedalaman 1 cm,


akar dengan batang bibit membentuk huruf L .
Bila menggunakan sistem tabela,
Tanam dangkal (maks 1 cm,1 – 3 benih / lubang tanam
Jarak tanam lebar.
e. Tata air dan udara
Setelah penanaman, pertahankan kondisi tanah dalam
keadaan aerob.
Pengairan dilakukan setelah tanah retak-retak sekitar 1
– 2 cm. Retakan berperan dalam memasok oksigen
kedalam ekosistem tanah, dan merangsang
pertumbuhan akar untuk mendapatkan air
f. Pemupukan
Sebelum penanaman, berikan pupuk dasar yaitu
kombinasi pupuk organik dan anorganik, agar
perakaran tanaman dapat segera tumbuh tanpa adanya
masa adaptasi
 Kekuatan Biologis
Faktor utama yang berpengaruh thp
pertumbuhan dan perkembangan biota tanah
&berperan penting dalam proses mineralisasi,
ketersediaan hara, produksi fitohormon dan
aliran energi dalam ekosistem sawah:
a. Bahan organik
Pemberian pupuk organik pada awal tanam
sebagai pupuk dasar,
pada umur 35 – 42 HST sebagai pupuk
susulan bersama-sama dengan pupuk
anorganik. Dosis pupuk anorganik dapat
dikurangi hingga 50 %
b. Tata air dan udara
Kondisi tanah aerob untuk mendukung
pertumbuhan mikroba maupun fauna tanah
c. Retakan pada tanah
Penting untuk memasok oksigen kedalam
tanah dalam menunjang pertumbuhan dan
perkembangan mikroba dan fauna tanah
 Pemupukan
a. Konsep pemupukan pada IPAT – BO
berorientasi hasil (output oriented ) dengan
LEISA yang spesifik lokasi.
Dosis dan komposisi pupuk didasarkan
pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
b. Untuk menentukan kecukupan hara dan
dosis pemupukan susulan menggunakan
indikator warna daun/bagan warna daun
(BWD)
c. Pemupukan pada IPAT – BO merupakan
pemupukan terpadu, yaitu perpaduan
pupuk organik, pupuk hayati, biostimulan
dan pupuk anorganik
d. Untuk memenuhi kebutuhan organik
memanfaatkan kompos jerami atau pupuk
kandng yang tersedia ditempat
e.Pemberian pupuk anorganik memudahkan
pengaturan atau komposisi hara
berdasarkan fase pertumbuhan tanaman
f. Pemberian pupuk susulan dilakukan pada saat
tanah retak-retak (efisiensi pemupukan)
g. Penggunaan pupuk cair organik yang diperkaya
dengan nutri mikroba, fitohormon (bionutrisi,
biostimulan ABG - D, biostimulan ABG – B, dan
produk lainnya) dengan interval 10 hari.
ABG – D dengan konsentrasi 2 – 3 cc/L
diberikan pada umur 15, 25 dan 35 HST
ABG – B dengan konsentrasi 2 – 3 cc/L
diberikan pada umur 45, 55 dan 65 HST
TEKNIS PELAKSANAAN IPAT - BO

Pada file Studium generale IPAT - BO

Anda mungkin juga menyukai