Anda di halaman 1dari 8

Sularsih: Perbandingan jumlah sel osteoblas pada penyembuhan luka antara penggunaan kitosan gel 1% dan 2%

Perbandingan jumlah sel osteoblas pada


penyembuhan luka antara penggunaan kitosan
gel 1% dan 2%

Sularsih
Departemen Ilmu Material Dan Teknologi Kedokteran Gigi
ISSN 2302-5271
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

Soeprijanto
Departemen Ilmu Material Dan Teknologi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

Abstrak

Pendahuluan: Penggunaan kitosan sebagai biomaterial


pada bidang kedokteran saat ini dapat digunakan pula
pada bidang kedokteran gigi. Kitosan mengandung N-
acetylating chitin dan merupakan biopolimer alami yang
dapat terbiodegradasi dan menunjang penyembuhan tulang.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan
jumlah sel osteoblas pada penyembuhan tulang pencabutan
gigi rattus norvegicus pada pengamatan 7 dan 14 hari. Bahan
dan metode: Rattus norvewgicus wistar jantal, umur 8-16
minggu, dibagai menjadi 3 kelompok, kelompok 1 dengan
pemberian kitosan gel 1 %, kelompok 2 dengan kitosan gel 2
% dan kelompok 3 adalah kelompok kontrol tanpa pemberian
kitosan gel. Kitosan diaplikasikan ke soket pencabutan gigi.
Tulang mandibula tikus dipotong setelah 7 dan 14 hari,
kemudian dilakukan pemeriksaaan histopatologi anatomi
untuk mengamati jumlah sel osteoblas. Data dianalisa dengan
t test. Hasil: Hasil menunjukkan tidak ada perbedan yang
significan terhadap jumlah sel osteoblas antara penggunaan
kitosan gel 1 % dan 2 %. Dapat disimpulkan bahwa bahwa
baik kitosan gel 1 % dan 2 % memiliki kemampuan dalam
Korespondensi:
menunjang penyembuhan tulang pada proses pencabutan gigi
Sularsih
Rattus norvegicus.
Departemen Ilmu Material
Kedokteran Gigi Kata kunci: kitosan, sel osteoblas,penymbuhan tulang
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hang Tuah
Jl. Arif Rachman Hakim 150
Surabaya 60111.
Email:14rs_dentist@yahoo.co.id

145
The Comparison Of Osteoblast Cell Number In
Bone Healing Between The Use Of Kitosan Gel
1% And 2%

Abstract

Introduction: The use of chitosan in medical fields


known as biomaterial nowdays can be used in dental clinical
application. Chitosan is obtained by N-acetylating chitin and it
is a biodegradable natural biopolymer that can enhance bone
healing. Objectives: The aim of this study was to compare
account the rate of osteoblast cells on bone healing process
of dental extraction in Rattus norvegicus for 7 and 14 days.
Material and methods: Rattus nornegicus strain wistar
male, aged 8-16 weeks, divided into 3 treatment groups
namely group 1 which given chitosan gel 1%, group II which
given chitosan gel 2 % and group III as control which were
not given chitosan gel. Chitosan were applied into the socket
of dental extraction. Rat was decaputated 7 and 14 days
after chitosan application and the jaw in the treated regions
and control group were cut for histopatological to observe
the number of osteoblast cells. Data were analyzed using t
test. Results: The result showed no significant differences in
osteoblast cells number between the use chitosan gel 1 and 2
% in 7 and 14 days observation (p<0,05) Conclusion: There
was not different number of osteoblast cells with application
between chitosan gel 1 % and 2 %. It can be concluded that
chitosan gel 1 and 2 % has ability to enhance the bone healing
process in post extraction socket of Rattus norvegicus.

Keys words: chitosan, osteoblast cell, bone healing

Pendahuluan dalam Crustacea memiliki kadar yang cukup


tinggi berkisar 20-60%. Hasil pengolahan
Pendekatan baru dalam bidang limbah cangkang (kulit dan kepala) dapat
kedokteran khususnya kedokteran gigi dimanfaatkan secara baik dan berdaya guna
yang telah berkembang pesat sekarang ini tinggi.1,2
adalah tissue engineering sebagai teknologi Kitosan merupakan salah satu polimer
biomedikal regenerasi jaringan dengan alami yang berlimpah dan tersebar di alam.
menggunakan bahan biomaterial yang tepat Kitosan adalah turunan kitin yang diperoleh
untuk memacu sel mengadakan regenerasi.1 melalui proses deasetilasi.2 Indonesia sangat
Wilayah perairan Indonesia merupakan kaya akan potensi hewan bertulang keras
sumber cangkang hewan invertebrate laut (Crustacea) termasuk udang. Data Badan
berkulit keras (Crustacea) yang mengandung Pusat Statistik mencatat bahwa produksi
kitin secara berlimpah. Kitin yang terkandung rerata udang Indonesia meningkat sebesar

146 JMKG 2012;1(2):145-152.


Sularsih: Perbandingan jumlah sel osteoblas pada penyembuhan luka antara penggunaan kitosan gel 1% dan 2%

7,4% per tahun. Limbah berupa kulit dan luka pencabutan gigi dengan menggunakan
kepala udang yang bisa mencapai 30% dari kitosan gel 1% dan 2%.
bobot udang utuh.3 Industri udang Indonesia
setiap tahun menghasilkan 76.657-114.986 Bahan dan metode
ton cangkang udang, dengan estimasi
kandungan kitin 15% dari cangkang tersebut. Bahan yang digunakan dalam
Indonesia telah membuang kitin sebanyak penelitian ini adalah kulit udang putih
12.045–17.867 ton setiap tahun. Limbah (Peneaus merguiensis), NaOH 3,5% p.a
kulit udang bisa diolah lebih lanjut menjadi (Merck, Germany), Aquades HCl 1 N p.a
produk yang mempunyai nilai tambah tinggi (Merck, Germany), Aseton, NaOH 50% p.a
seperti kitosan.2,4 Berdasarkan keadaan ini (Merck, Germany), Asam asetat 2% p.a
perlu dilakukan pemanfaatan dari sumber (Merck, Germany), Sodium asetat 0,25 M,
hewani sebagai biomaterial di bidang medik Buffer formalin, Ketamin (Ketalar, Pfzer),
khusus domain kedokteran gigi. Xylazine, Eter, Alkohol 80%, alkohol 95%,
Tindakan pencabutan gigi merupakan Alkohol 100% (absolute), Xylene, Buffer
salah satu pekerjaan yang sering dilakukan Parafin, EDTA 10% (JT Baker, USA), NaSO4
oleh seorang dokter gigi. Pencabutan gigi 2% (Merck, Germany) dan Pewarnaan
merupakan suatu tindakan traumatik yang haematoksilin eosin (HE).
dilakukan untuk mencabut akar gigi secara Alat yang digunakan dalam penelitian
utuh tanpa menimbulkan rasa sakit, trauma ini adalah Becker glass, Stirer, Pipet, Oven,
yang minimal sehingga meninggalkan luka Pengayak 60 mesh, Timbangan, Pengaduk
yaitu soket gigi yang sembuh secara normal kaca, Tabung reaksi, Termometer, pH meter,
serta tidak mengalamai komplikasi.5 Autoclave, Gelas ukur, Pinset, Tang modifikasi
Beberapa penelitian tentang kitosan elevator khusus untuk mencabut gigi tikus,
di bidang kedokteran gigi dapat mendukung Needle holder, Disposible syringe 2,5 ml,
manfaat aplikatif dari penelitian ini. Menurut Sonde, Non resorbable silk sutures, Bekker
Maretaningtias6 uji toksisitas kitosan 1 glass, Inkubator, Rotary microtome, Label,
dan 2% (w/p) menggunakan MTT Assay slide, cover glass, Petri disk, mikroskop
menunjukkan tidak toksik. Penelitian Sularsih7 trinokuler Olympus CX 31 Japan) dan Kamera
kitosan 1% dengan derajat deasetilasi lebih Olympus E 330 AD 01 Japan.
dari 80% dapat meningkatkan proliferasi sel
fibroblas, sel osteoblas dan produksi kolagen Pembuatan kitosan gel 1% dan 2%
tipe 1 pada hari ketujuh dan keempatbelas Kitosan yang digunakan berasal dari
Secara in vitro, oleh Matsunaga8 menyatakan ekstraksi cangkang udang putih (Peneaus
aplikasi kitosan dapat meningkatkan ekspresi merguiensis). Cangkang udang yang
BMP-2 mRNA. BMP-2 merupakan prototype digunakan adalah cangkang yang terdapat
subgroup BMPs yang memicu differensiasi pada ekor hingga ruas kepala yang sudah
multipotent mesenchymal progenitor cell dipisahkan dari dagingnya. Kulit udang
lines menjadi osteogenic lineage. putih dicuci sampai bersih kemudian direbus
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam air, setelah itu dikeringkan dan
maka diperlukan penelitian penggunaan dihaluskan. Serbuk kulit udang dilakukan
kitosan yang merupakan polimer alam proses deproteinasi dengan NaOH 3,5%,
yang sangat potensial dan ekonomis dalam demineralisasi dengan larutan HCL 1
perannya membantu proses remodeling N, depigmentasi dengan larutan aseton
tulang pasca pencabutan gigi. Peneliti ingin dan deasetilasi dengan NaOH 50%. Uji
membandingkan jumlah sel osteoblas pada spektrofotometer FTIR dilakukan untuk

147
mengukur besar derajat deasetilasi serbuk rahang bawah dipotong dan dimasukkan
kitosan yang dihasilkan. Serbuk kitosan yang dalam larutan fiksasi menggunakan buffer
digunakan memiliki derajat deasetilasi 80%. formalin 10%. Setelah dilakukan fiksasi
Kitosan gel 1 % dibuat dengan melarutkan 1 kemudian dilakukan proses dehidrasi dengan
gr bubuk kitosan dalam 100 ml asam asetat larutan alkohol, clearing dengan larutan
2% kemudian dinetralkan hingga pH 7,4. xylen, infiltrasi dengan cairan parafin dan
Sedangkan Kitosan gel 2% dibuat dengan embedding dalam blok parafin. Tahapan
melarutkan 2 gr bubuk kitosan dalam 100 terakhir adalah pemotongan yang dilakukan
ml asam asetat 2% kemudian dinetralkan dengan rotary microtome secara serial
hingga pH 7,4. dengan ketebalan 4 µm. Sayatan jaringan
ditempelkan pada gelas objek yang siap
Penggunaan kitosan dalam luka untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi
pencabutan gigi anatomi dengan pengecatan hematoksilin
Pada penelitian ini hewan coba eosin (HE).
yang digunakan adalah tikus jenis Rattus Perhitungan jumlah sel osteoblas
Norvegicus strain wistar jantan, usia 8-16 dilakukan dengan mikroskop lensa trinokuler
minggu, berat badan 150-200 gram. Sampel yang dilengkapi dengan kamera. Pembesaran
penelitian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 100 kali untuk melihat semua lapang
kelompok kontrol tanpa penggunaan kitosan pandang, kemudian ditingkatkan dengan
gel, kelompok dengan kitosan gel 1% dan pembesaran 400 kali. Foto yang dihasilkan
kelompok dengan kitosan gel 3%. Masing– oleh kamera pada mikroskop akan ditransfer
masing kelompok dibagi lagi menjadi ke komputer yang dilengkapi dengan Tool
kelompok dengan pengamatan 7 dan 14 image software yang terhubung dengan
hari setelah pencabutan gigi. Hewan coba mikroskop, setelah itu dilakukan perhitungan
dianastesi dengan menggunakan ketamin dan jumlah sel osteoblas.
xylazine yang dilarutkan dalam isotonic saline
solution steril (0,2 ml/50gr bb) pada paha Hasil
atas kanan. Kemudian dilakukan pencabutan
gigi Incisive satu kiri rahang bawah pada Pada penelitian ini perhitungan
tikus menggunakan alat modifikasi tang dan jumlah sel osteoblas dilakukan pada daerah
elevator. Setelah pencabutan gigi, luka bekas sepertiga apikal soket bekas pencabutan gigi
pencabutan diirigasi dengan cairan aquadest yang berbatasan dengan tulang alveolaris.
steril untuk menghilangkan sisa debris yang Perhitungan jumlah sel osteoblas yang
tertinggal di dalam luka bekas pencabutan. intinya berbentuk kuboid atau kolumnar
Kitosan gel dengan konsentrasi 1% (w/v) dengan posisi saling bersebelahan dan
dan 2% (w/v) sebanyak (0,1 ml/200 gr bb) berlokasi pada sepertiga daerah apikal soket
dimasukkan di soket tempat luka bekas gigi. Lama pengamatan yaitu pada hari
pencabutan gigi menggunakan syringe ketujuh dan keempat belas setelah tindakan
dengan ujung sonde yang berdiameter pencabutan dilakukan.
kecil, kemudian dijahit lukanya dengan Pada gambar 1 dan gambar 2
non resorbable sutures. Kitosan gel yang menunjukkan gambaran histopatologi
dimasukkan di soket gigi dengan dosis 0,1 anatomi jumlah sel osteoblas pada daerah
ml/200 gr bb. Tikus perlakuan dan tikus sepertiga apikal soket gigi dengan aplikasi
kontrol didekaputasi pada hari ke 7 dan ke penggunaan kitosan gel 1%, 2% dan
14 setelah pemberian perlakuan. Tulang tanpa penggunaan kitosan gel pada lama
rahang di daerah interdental gigi Incisive pengamatan hari ketujuh dan keempat belas

148 JMKG 2012;1(2):145-152.


Sularsih: Perbandingan jumlah sel osteoblas pada penyembuhan luka antara penggunaan kitosan gel 1% dan 2%

A B C

Gambar 1. Sediaan Histopatologi Anatomi jumlah sel osteoblas pada pengamatan 7 hari (400x): (A)
tanpa kitosan, (B) dengan kitosan gel 1%, (C) dengan kitosan gel 2%.

A B C

Gambar 2. Sediaan Histopatologi Anatomi jumlah sel osteoblas pada pengamatan 14 hari (400x): (A)
tanpa kitosan, (B) dengan kitosan gel 1%, (C) dengan kitosan gel 2%

Tabel 1. Rerata dan simpang baku jumlah sel osteoblas pada kelompok kitosan gel 1%, 2% dan tanpa
kitosan pada lama pengamatan 7 dan 14 hari.

7 hari 14 hari
Variabel Perlakuan
Rerata SB Rerata SB
Tanpa kitosan 35,8750 1,45774 53,3750 2,50357
Sel osteoblas Kitosan gel 1 % 52,2500 3,10530 83,1250 2,53194
Kitosan gel 2 % 51, 8500 2, 8750 81.4550 2,22300

setelah tindakan pencabutan dilakukan. penggunaan kitosan dan tanpa kitosan


Rerata jumlah sel osteoblas dan simpang terhadap jumlah sel osteoblas pada proses
baku masing – masing kelompok ditunjukkan penyembuhan luka pencabutan gigi pada
pada tabel 1. pengamatan 7 dan 14 hari (p<0,05) dengan
Rerata dan simpang baku sel osteoblas harga p sebesar 0,000. Jumlah sel osteoblas
yang didapat dianalisa dengan uji statistik lebih meningkat pada proses penyembuhan
Kolmogorov Smirnov menunjukkan luka pencabutan gigi dengan menggunakan
bahwa semua data berdistribusi normal kitosan gel 1% dan 2% pada pengamatan 7
(p>0,05), sehingga memenuhi persyaratan dan 14 hari. Sedangkan antara penggunaan
menggunakan uji parametrik. Hasil uji t kitosan gel 1% dan 2% terhadap jumlah sel
perbandingan antara kitosan dan tanpa osteoblas pada proses penyembuhan luka
kitosan pada lama pengamatan 7 dan 14 pencabutan gigi pada pengamatan 7 dan 14
hari setelah perlakuan menunjukkan bahwa hari menunjukkan tidak ada perbedaan yang
terdapat perbedaan yang bermakna antara bermakna.

149
Pembahasan melibatkan resorbsi tulang dan pembentukan
tulang. Prostaglandin E2 (PGE2), sitokin
Kitosan yang digunakan pada penelitian proinflamasi (IL-1 dan IL-6) dan TNFα
ini memiliki derajat deasetilasi yang tinggi. berperan dalam diferensiasi dan aktifasi sel
Kitosan dengan derajat deasetilasi yang osteoklas langsung melalui RANKL (Reseptor
tinggi akan memiliki sifat reaktifitas kimia activator of nuclear kß ligand). Prostaglandin
yang tinggi. Muatan positif kitosan akan E2 (PGE2) dan sitokin proinflamasi juga
bereaksi dengan permukaan muatan negatif mampu menghambat pembentukan
sehingga mampu memfasilitasi migrasi OPG (Osteoprotegerin) yang berfungsi
sel inflamasi ke arah luka yang didominasi menghambat pembentukan sel osteoklas.11
oleh sel mononuklear seperti sel makrofag.9 Pada uji secara in vitro, chitosan scaffolds
Stimulasi sel makrofag menggunakan kitosan pada kultur monosit akan menstimulasi M-
dapat menurunkan produksi mediator CSF (Macrophage-colony stimulating factor)
prostaglandin E2 (PGE2) sehingga aktifitas dan RANKL. Aktifasi sel osteoklas pada
osteoklastik dapat ditekan dan pembentukan resorbsi tulang diawali dengan pengeluaran
sel osteoblas meningkat. Kitosan memiliki M-CSF. M-CSF akan berikatan dengan c-
rumus kimia N-acetyl-D-glucosamine yang Fms yang terdapat pada precursor sel
struktur polimernya sama dengan hyaluronic osteoklas sehingga merangsang diferensiasi
acid yaitu golongan glycosaminoglycan dan proliferasi progenitor hematopoetik
(GAGs) yang merupakan makromolekol menjadi pre-osteoklas yang kemudian
matrik ekstraseluler yang penting untuk mengekpresikan RANK (Reseptor activator
penyembuhan luka.9,10 of nuclear factor kß). Sel osteoblas dan sel
Pada penelitian ini menggunakan stroma memproduksi OPG yang akan mengikat
sediaan kitosan dalam bentuk gel. Kitosan RANKL. Ikatan OPG dan RANKL menghambat
dalam sediaan gel memiliki kemampuan ikatan RANKL dengan RANK, sehingga
dapat mengabsorbsi eksudat, menjaga tidak terjadi pembentukan sel osteoklas.12
kelembapan luka dan merupakan bentuk Penggunan kitosan pada penyembuhan luka
sediaan yang mudah diaplikasikan pada pencabutan dapat menstimulasi sel makrofag
luka. Larutan kitosan merupakan larutan untuk menurunkan produksi mediator
basa kuat sehingga akan lebih larut dalam prostaglandin E2 (PGE2) sehingga aktifitas
larutan encer yaitu asam asetat. Larutan osteoklastik dapat ditekan dan pembentukan
yang digunakan adalah larutan asam asetat sel osteoblas meningkat.9,10 Kitosan dapat
2 % untuk melarutkan serbuk kitosan menghambat produksi prostaglandin E2
sehingga menjadi bentuk gel. Derajat (PGE2) dengan cara menekan ekspresi
deasetilasi semakin tinggi maka semakin protein cyclooxygenase-2 (COX-2), TNF-α
tinggi kelarutan kitosan dalam larutan asam and IL-1β dan meningkatkan aktifitas sitokin
asetat.7,16 anti inflamasi pada proses penyembuhan
Proses penyembuhan luka pencabutan luka dengan induksi lipopolisakarida (LPS)
gigi pada prinsipnya terdiri dari proses pada makrofag.10
inflamasi, proliferasi dan remodeling. Pada Pada proses remodeling tulang
proses remodeling tulang alveolaris, sel alveolaris, sel osteoblas akan beragregasi
osteoblas merupakan sel yang berperan dengan zat interseluler tulang yang
penting dalam pembentukan tulang. Pada mengandung kolagen untuk membentuk
proses penyembuhan luka pencabutan serat kolagen baru dan membentuk osteoid.
gigi terdapat proses remodeling tulang Deposisi garam kalsium akan terjadi dengan
yang merupakan proses komplek yang diawali pembentukan kristal berupa pulau

150 JMKG 2012;1(2):145-152.


Sularsih: Perbandingan jumlah sel osteoblas pada penyembuhan luka antara penggunaan kitosan gel 1% dan 2%

kecil atau spikula kemudian akan membentuk 2. Sugihartini L. Pengaruh konsentrasi asam
osteon dengan sistem Harver. Pada saat klorida dan waktu demineralisasi kitin
osteoid terbentuk, beberapa sel osteoblas terhadap mutu kitosan dari cangkang
terperangkap dalam osteoid dan selanjutnya rajungan. Tesis: Program Studi Teknologi
disebut osteosit.5,13,15 Hasil Perikanan, FPIK, IPB, Bogor. 2001.
Penggunaan lain dari kitosan pada h. 33-55.
penyembuhan luka pencabutan gigi yaitu 3. Anonim. Limbah udang. 2004. [Diakses].
dapat meningkatkan bone morphogenetic Tersedia pada: http://www.dkp.go.id/
protein-2 (BMP-2). Secara in vitro, oleh limbah_udang
Matsunaga et al.8 menyatakan aplikasi 4. Wibowo S. Produksi kitin kitosan secara
kitosan dapat meningkatkan ekspresi BMP- komersial. Prosiding Seminar Nasional
2 mRNA. BMP-2 merupakan prototype Kitin Kitosan 2006. h. 52-64.
subgroup BMPs yang memicu differensiasi 5. Pedlar J. Oral and maxillofacial surgery
multipotent mesenchymal progenitor cell 2ed. United States of America: Elsevier
lines menjadi osteogenic lineage. BMPs Saunders. 2007. h. 24-45
menstimulasi activator protein-1 (AP-1) untuk 6. Maretaningtias DA, Anita Y, Tokok A.
meningkatkan ekspresi alkaline phosphatase Toxicity testing of chitosan from tiger
(ALP) dan terjadi proses mineralisasi. BMP- prawn shell wate on cell culture. Dental J
4 dan BMP-6 sangat berperan dalam proses Maj Kedok Gigi. Jan-Mar 2009;(1)42:15-
osteogenesis dan menginduksi GF β family. 20.
Menurut Yilgor et al.15 aplikasi kitosan dapat 7. Sularsih, Penggunaan kitosan dalam
meningkatkan ekspresi BMP-2, BMP-7 dan proses penyembuhan luka pencabutan
aktifitas ALP. gigi Rattus norvegicus. Tesis: Program
Pada proses penyembuhan luka Magister Fakultas Kedokteran Gigi.
pencabutan gigi yaitu pada proses remodeling Universitas Airlangga. 2011. h. 35-76.
tulang alveolaris, sel osteoblas merupakan sel 8. Matsunaga S, Yanagiguchi K, Yamada
yang berperan penting dalam pembentukan S, Ohara H. Chitosan Monomer
tulang. Kitosan gel dengan konsentrasi 1% Promotes Tissue Regeneration on Dental
maupun 2% yang diaplikasikan pada luka Pulp Wounds. J Biomed Mater Res
pencabutan gigi dapat meningkatkan jumlah 2005;76A:711-20.
sel osteoblas. Tidak ada perbedaan bermakna 9. Chin L, Halim AS. In vitro models
antara penggunaan kitosan gel 1 % dan 2% in biocompability assessment for
terhadap jumlah sel osteoblas pada proses biomedical-grade chitosan [derivatives
penyembuhan luka pencabutan gigi. Kitosan in wound management]. J Molecular
gel baik pada konsentrasi 1 % maupun 2% Science 2009;10(3):1300-13.
terbukti dapat menstimulasi pembentukan 10. Chou C. Chitosan inhibits prostaglandin E2
sel osteoblas pada proses penyembuhan formation and cyclooxgenase-2 induction
luka pencabutan gigi pada pengamatan 7 in lipopolysaccharide-treated RAW 264,7
dan 14 hari. macrophages. [Diakses 2010 Okt 25].
Tersedia pada:http://www.sciencedirect.
Daftar pustaka com/science?_ob=ArticleUR.
11. Garant PR. Oral cells and tissue.
1. Jakstra Ipteknas. Kebijakan Strategis Quintessence books Co Inc. 2003. h.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional. 153-73,195-227.
[Diakses 2012 Jun 15]. Tersedia pada: 12. Heineman C, Bernhardt A, Lode A, Worch
http://www.drn.go.id.pustaka.punas.pdf H, Hanke T. In vitro osteoclastogenesis

151
on textile chitosan scaffolds. Europ Cells 15. Yilgor P, Tuzlaklogu K, Reis R. Incorporation
Mater J 2010;19:96-106. of a sequential BMP-2/ BMP-7 delivery
13. Guyton and Hall. Human physiology and system into chitosan-based scaffolds for
mechanisms of disease 7thed. United bone tissue engineering. J Biomaterials
States of America: Elsevier Saunders. 2009;10:1-9.
1997. h. 634–47. 16. Nascimento EG. Evaluation of chitosan
14. Nield J, Willmann D. Foundation of gel 1% silver sulfadiazine as an
periodontics for the dental hygienist. alternative for burn wound treatment in
United States of America: William & rats. Journal of Acta Cirurgica Brasileira.
Walkins. 2003. h. 1-81. 2009:24(6):460-5.

152 JMKG 2012;1(2):145-152.

Anda mungkin juga menyukai