Pengujian creep ini biasanya berguna untuk aplikasi yang parameter kegagalannya
ialah regangan (strain) tertentu dan tidak harus terjadi perpatahan. Pada pengujian tersebut,
variabel bebasnya berupa waktu, kemudian variabel kontrolnya yaitu besar suhu dan
tegangan, serta variabel terikatnya berupa regangan. Biasa dilakukan dalam tegangan yang
relatif tidak terlalu tinggi dan regangan yang tidak terlalu besar pula (biasanya kurang dari
0,5%), selain itu pengujian ini dilakukan di dalam chamber yang dapat mengontrol besar
variabel suhu dan tegangannya. Grafik hasil pengujiancreep ini yaitu:
Gambar 1. Grafik strain vs waktu dari hasil pengujian creep[1]
Pada pengujian creep biasa, hasilnya tidak terlalu praktikal untuk diaplikasikan pada komponen yang sedang
terekspos temperatur tinggi. Sehingga solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan pengujian creep
rupture testpada temperatur yang didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan lingkungan aplikasinya, dengan
waktu yang singkat, dan dengan beban yang sesuai dengan aplikasinya. Dan prosedur ekstrapolasi yang umum
digunakan untuk bisa memprediksi umur sisa material yang sedang digunakan pada temperatur tinggi yaitu
persamaan Larson Miller Parameter. Larson Miller Parameter dicetuskan oleh James Miller dan F.R Larson pada
tahun 1951 yang dihasilkan dari penurunan persamaan Arhenius, yang didefinisikan sebagai berikut: