Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, hidayah dan
nikmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Manajemen Asuransi, Bapak
Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran kami yang bersumber dari internet dan
buku sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Manajemen Asuransi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Penulis berharap,
dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, semoga hal ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak di mana dan berbatasan
dengan apa. Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai dan digunakan untuk apa.
Syarat pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya dengan syarat perubahan tujuan
diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung menerima sebagai tanggung jawabnya semua
kerugian yang ditimbulkan oleh terbakamya benda asuransi. Pengertian “terbakar” meliputi
Polis standar asuransi kebakaran Indonesia juga memuat ketentuan mengenai perubahan
risiko. Jika ada perubahan atau perombakan atas harta benda yang dipertanggungkan atau atas
Pengaturan tentang asuransi kebakaran tersebut sangat sederhana, dan sudah tidak sesuai
sederhana, maka perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung yang dituangkan dalam
polis mempunyai fungsi penting dalam praktik asuransi kebakaran. Hal-hal mengenai asuransi
kebakaran yang diatur dalam KUHD akan diuraikan melalui bahasan-bahasan berikut ini
e. Janji-janji khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
Polis asuransi kebakaran selain harus memenuhi syarat-syarat umum Pasal 256 KUHD,
juga harus rnenyebutkan syarat-syarat khusus yang hanya berlaku bagi asuransi kebakaran
seperti di dalam Pasal 287 KUHD, Untuk mengetahui semua syarat umum serta syarat khusus
yang harus dimuat dalam polis asuransi kebakaran, berikut ini disajikan si kedua pasal KUHD
tersebut:
(2) Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk diri sendiri atau untuk
(3) Keterangan yang cukup jelas mengenai benda yang diasuransikan terhadap bahaya
kebakaran.
(6) Waktu bahaya-bahaya (evenemen) mulai berjalan dan berakhir menjadi tanggungan
penanggung.
(11) Sifat dan pemakaian gedung yang berbatasan, sejauh itu berpengaruh terhadap risiko
(13) Letak dan perbatasan gedung dan tempat di mana terdapat, tersimpan atau tertimbun benda
Benda yang menjadi objek asuransi kebakaran dapat berupa benda tetap, seperti
bangunan, rumah, pabrik, dan benda bergerak seperti kendaraan bermotor. kapal, serta benda
bergerak yang terdapat di dalam atau sebagai bagian dari benda tetap yang bersangkutan. Misal
gedung perkantoran dan benda bergerak perlengkapan kantor, kendaraan ben motor dan benda
bergerak muatan kendaraan tersebut, rumah dan benda bergerak isi rumah tersebut. Rincian
benda objek asuransi kebakaran dicantumkan dalam polis, apa yang diasuransikan dan berapa
jumlah asuransinya.
Benda objek asuransi kebakaran dapat ditentukan harganya atau belum ditentukan sama
sekali. Penentuan harga benda objek asuransi kebakaran memang sulit dilaksanakan karena tidak
semua benda itu sudah di ketahui harganya, lagi pula dapat berubah harganya selama jangka
waktu berlakunya asuransi kebakaran. Oleh karena itu, penentuan harga benda objek asuransi
tidak begitu disyaratkan atau bukan syarat mutlak, walau pun dalam Pasal 287 KUHD
dinyatakan sebagai salah satu syarat. Hal yang penting adalah berapa jumlah asuransinya,
mengingat ketentuan Pasal 289 ayat (1) KUHD yang membolehkan pengadaan asuransi dengan
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak di mana dan berbatasan
dengan apa. Jika berbatasan dengan gedung-gedung, bagai mana sifat dan pemakaian gedung-
gedung tersebut, apakah ada dan sejauh mana pengaruhnya terhadap risiko kebakaran yang
menjadi tanggungan penanggung. Jika benda objek asuransi kebakaran itu adalah benda
bergerak, maka perlu dijelaskan letak dan perbatasan gedung dan tempat tersimpan atau
tertimbun benda bergerak tersebut. Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai
dan digunakan untuk apa. Syarat pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya dengan
syarat perubahan tujuan penggunaan yang merupakan pemberatan risiko (Pasa 293 KUHD).
Akibatnya. jika terjadi kebakaran yang menimbulkan kerugian, penanggung tidak berkewajiban
Keterangan yang jelas mengenai benda obyek asuransi kebakaran ada hubungan juga
dengan risiko yang menjadi tanggungan peflaflggUflg. Risiko tersebut menjadi dasar penentuan
jumlah premi yang wajib dibayar oleh tertanggung. Makin berat risiko yang ditanggung, makin
besar jumlah premi yang dibayar Jika tenjadi pemberatan nisiko karena perubahan tujuan
penggunaan. maka perlu diberitahukan kepada penanggung apakah jumlah premi ditingkatkan
diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung menerima sebagai tanggung jawabnya semua
kerugian yang ditimbulkan oleh terbakarnya benda asuransi. Pengertian “terbakar” meliputi
kebakaran biasa dan bahkan yang lebih luas daripada itu. Dalam Pasal 290 KUHD disusun
(2) kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga, musuh perampok dan lain-lain;
(3) sebab-sebab lain, dengan nama apa saja, dengan cara bagaimanapun kebakaran itu terjadi,
direncanakan atau tidak, biasa atau luar biasa, dengan tiada kecualinya.
Rumusan Pasal 290 KUHD itu sangat luas, sebagai lex specialis dapat menghapuskan
kekuatan berlakunya Pasal 249 KUHD. Misalnya, ke bakaran sendiri karena cacat pada benda
asuransi yang menurut Pasal 249 KUHD, penanggung tidak diwajibkan membayar ganti
kerugian, tetapi menurut ketentuan Pasal 290 KUHD, penanggu,ng berkewajiban membayar
ganti kerugian. Menurut Volimar, apabila diteliti susunan sebab-sebab yang terdapat dalam Pasal
290 KUHD khususnya kata-kata pada bagian akhir pasal tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pembentuk undang-undang memang menghendaki sebab-sebab yang sangat luas, tidak hanya
terhadap bahaya dari luar, tetapi juga terhadap bahaya dari dalam menjadi tanggungan
penanggung.
Disamakan dengan kerugian akibat kebakaran adalah kerugian yang timbul karena
kebakaran gedung-gedung yang berdekatan dengan benda asuransi seperti ditentukan dalam
(1) benda asuransi menjadi rusak atau berkurang karena air atau alat lain yang dipakai untuk
mernadamkan kebakaran;
(2) benda asuransi hilang karena pencurian atau sebab lain salama di pernadaman kebakaran atau
pertolongan;
(3) benda asuransi dirusakkan sebagian atau seluruhnya atas perintah penguasa dalam usahanya
Selain itu, ketentuan Pasal 292 KUHD menyatakan, disamakan dengan kerugian karena
kebakaran adalah kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan mesiu, ledakan ketel uap, sambaran
petir, dan sebagainya, meskipun ledakan, sambaran itu tidak mengakibatkan kebakaran.
Disamakan dengan kerugian karena kebakaran Pasal 292 KUHD sering diperluas lagi dalam
mengakibatkan timbul kerugian bagi tertanggung. Dalam hal timbul kerugian, penanggung
berkewajiban membayar klaim yang diajukan oleh tertanggung. Untuk memenuhi kewäjibannya,
penanggung perlu membuktikan apakah kebakaran yang terjadi itu adalah sebab dari kerugian
Kesalahan tertanggung sendiri secara umum teratur dalam Pasal 276 KUHD, merupakan unsur
yang membebaskan penangguag dari kewajibannya. Menurut ketentuan Pasal 276 KUHD:
“Tidak ada kerugian yang disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri menjadi beban
Akan tetapi, Pasal 294 KUHD menentukan secara khusus tentang kesalahan tertangguhg sendiri
dalam asuransi kebakaran. Kekhususan Pasal 294 KUHD itu adalah penanggung harus dapat
membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian tertanggung sendiri
Apabila objek asuransi itu adalah barang bergerak maka untuk menetapkan nilai barang
kerugian yang wajib diganti oleh tertanggung. Pembuktian tersebut diatur dalam Pasal 295
KUHD:
“Pada asuransi atas barang-barang bergerak dan barang dagangan yang disimpan dalam
sebuah rumah, gudang atau tempat penyimpanan lain, jika alat-alat pembuktian yang
disebut dalam Pasal 273, Pasal 274, dan Pasal 275 tidak ada atau kurang mencukupi,
Dalam praktik asuransi kebakaran, risiko yang dijamin ditentukan dengan tegas dalam polis.
Dalam polis standar asuransi kebakaran Indonesia, risiko yang ditanggung ditentukan sebagai
berikut: Polis ini. menjaminn kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan
(1) KEBAKARAN, yang terjadi karena kekurang hati-hatian atau ke salahan, pelayan atau
karyawan tertanggurg, tetangga, perampok atau sejenisnya, ataupun karena sebab kebakaran
(a) menjalarnya api yang timbul sendirii (self combustion), hubungan arus pendek (short
(b) kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan, yaitu kerusakan
atau berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan karena air
dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran,
demikian juga kerugian yang di sebabkan oleh dimusnahkannya seluruh atau sebagian
harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang
(2) PETIR, kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk mesin-mesin,
peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik dijamin oleh polis ini apabila petir
tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya suatu bejana (ketel
uap. pipa dan sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding bejana itu robek terbuka
sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di dalam maupun di
luar bejana. Jika ledakan itu terjadi di dalam bejana sebagai akibat reaksi kimia setiap
kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti kerugian sekalipun dinding bejana tidak
robek terbuka. Kerugian yang di sebabkan oleh rendahnya tekanan di dalam bejana tidak
dijamin oleh polis. Kerugian pada mesin pembakar yang diakibatkan oleh ledakan di dalam
ruang pembakaran atau pada bagian tombol sakelar listrik akibat timbulnya tekanan gas,
tidak dijamin. Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan ditutup juga pertanggungan
dengan polis jenis lain yang khusus untuk itu, penanggungan hanya menanggung kerugian
akibat peledakan sepanjang hal tersebut tidak ditanggung oleh polis jenis lain itu.
(4) KEJATUHAN PESAWAT TERBANG, yaitu benturan fisik antara pesawat terbang atau
segala sesuatu yang jatuh dari pesawat terbang dengan harta benda dan atau kepentingan
yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau
(5) ASAP, yaitu asap yang timbul dari kebakaran harta benda yang di pertanggungkan pada polis
ini.
Dalam ketentuan syarat umum mengenai asuransi rangkap, penanggung menetapkan dalam polis
standar asuransi kebakaran bahwa pada waktu pertanggungan ini dibuat, tertanggung harus
memberitahukan kepada penanggung segala pertanggungan lain atas harta benda dan atau
kepentingan yang sama. Jika kemudian tertanggung menutup pertanggungan lainnya atas harta
benda dan atau kepentin yang sama. hal itu pun wajib diberitahukannya kepada penanggung.
Apa akbatnya bila tentanggung tidak memberitahukannya kepada penanggung? Segala kerugian
yang timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban pemberitahuan menjadi beban tertanggung.
Polis standar asuransi kebakaran Indonesia juga memuat ketentuan mengenai perubahan risiko.
Jika ada perubahan atau perombakan atas harta benda yang dipertanggungkan atau atas tempat di
mana harta benda yang dipertanggungkan disimpan, sebagian atau seluruhnya dipergunakan
untuk keperluan lain atau kalau barang-barang lain disimpan juga di sana, sehingga risiko yang
dijamin polis menjadi lebih besar dan tertanggung tahu atau seharusnya tahu akan keadaan
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak ada perubahan tersebut. Sehubungan dengan
perubahan risiko seperti yang telah disebutkan di atas, penanggung berhak menetapkan
pertanggungan ini diteruskan dengan premi yang sudah ada atau dengan premi yang lebih tinggi
pentanggungan ini, premi yang sudah dibayar untuk jangka waktu yang belum habis,
Pada asuransi kebakaran mengenai hak milik berupa gedung, tertanggung dapat minta
diperjanjikan:
a. kerugian yang timbul pada gedung hak milik supaya diganti; atau
b. gedung itu supaya dibangun kembali; atau
Janji pembangunan kembali atau perbaikan gedung itu maksimum sampai sebesar jumlah
asuransi (Pasal 288 ayat (1) KUHD). Dalam hal penggantian kerugian, harus dihitung perbedaan
nilai gedung sebelum terjadi evenemen dengan nilai gedung sesudah terjadi evenemen. Ganti
kerugian itu harus dibayar secara tunai (Pasal 288 ayat (2) KUHD).
Dalam hal ada janji pembangunan kembali tertanggung wajib membangnnya kembali atau
memperbaiki gedungnya dengan biaya penanggung. Penanggung berhak mengawasi agar uang
yang diberikan penanggung itu dalam waktu yang kalau perlu telah ditentukan oleh hakim benar
benar digunakan untuk membangun gedung yang terbakar itu. Atas permintaan penanggung,
hakim bahkan dapat membebani tertanggung untuk memberi jaminan secukupnya bilamana ada
Menurut ketentuan Pasal 289 KUHD, asuransi kebakaran dapat diadakan dengan jumlah penuh
atas benda yang diasuransikan. Dalam hal diadakan janji untuk membangun kembali jika terjadi
kebakaran, tertanggung dapat memperjanjikan bahwa biaya yang diperlukan untuk pembangunan
kembali itu akan diganti oleh penanggung. Akan tetapi, biaya pembanguna kembali itu tidak
“Apabila dijanjikan, bahwa bangunan yang terbakar akan dibangun kembali dengan biaya
yang jumlahnya tidak boleh lebih dari pada jumlah membangun kembali.”
Si asurador berwewenang untuk mengawas-awasinya guna mengetahui apakah uang yang ia beri
kepada terjamin, betul-betul dipergunakan oleh terjamin untuk membangun kembali dalam
Dalam hal ini. Hakim berwewenang untuk, atas permintaan asurador, meminta jaminan si
1) Asuransi kebakaran dapat diadakan untuk harga nilai penuh dari barang yang dijamin.
2) Apabila diadakan perjanjian membangun kembali, maka harus dijanjikan pula, bahwa
biaya yang diperlukan untuk membangun kembali itu, harus diganti oleh asurador.
3) Dalam hal ada perjanjian seperti ini jumlah uang yang dijamin tidak boleh melebihi
Kata-kata dan ayat-ayat pasal ini, menimbulkan banyak pertanyaan yang oleh Noist Trenite
dalam bukunya tentang Brandverzekering halaman 270 s/d 281 diteliti sarnpai mendalam.
Bagi saya cukup untuk mengutarakan kesimpulan yang dapat ditarik dari kata-kata dalam pasal
itu, yang menurut hemat saya ada maksud yang terkandung oleh pembentuk undang-undang.
Menurut hemat saya, si tenjamin tidak hanya berhak, melainkan ber kewajiban untuk
membangun kembali. Dan untuk ini ia harus menenima sejumlah uang tunai dari asurudor.
Uang tunai harus betul-betul dipergunakan untuk membangun kembali. Dan asurador
berwewenang untuk mengawas-awasi itu. Dalarn hal ini dapat ditentukan tenggang waktu
tertentu pembangunan kembali itu harus se1esai. Hakim dapat turut menetapkan tenggang waktu
Apabila perlu, yaitu apabila dikhawatirkan, bahwa si terjamin tida akan membayar kewajibannya
untuk membangun kembali dalam waktu yang telah ditentukan. Hakim atas tuntutan asurador
Jaminan ini dapat berupa uang tunai yang oleh terjamin harus dibayarkan kepada suatu Bank dan
tentunya ditujukan untuk kalau perlu, digunak bagi ganti kerugian kepada asurador, apabila tidak