Anda di halaman 1dari 93

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan

Analisis Tegangan
Romla Noor Hakim – Eko Santoso – Sari Melati
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat

1
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Mengapa Mempelajari Tegangan?

• Tegangan adalah sebuah konsep dasar untuk prinsip


mekanika batuan dan aplikasinya.
• Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal yang
harus dimengerti, baik secara langsung maupun sebagai
kondisi tegangan yang diterapkan pada analisis dan desain.
• Selama dilakukan penggalian pada massa batuan kondisi
tegangan akan berubah secara dramatik karena batuan
yang tadinya mengalami tegangan awal dan setelah digali
2
tegangan disekitarnya akan diredistribusikan.
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
3
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tambang
Terbuka dan
Tambang
Bawah Tanah

Jaringan
terowongan
pada tambang 4
bawah tanah
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Model Mineralisasi vs. Mine Design vs. Insitu Stresses

5
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Gravitasi Vertikal

Dalam bidang teknik sipil, penentuan lokasi pembuatan sebuah


terowongan ataupun sebuah bendungan berdasarkan pada arah
tegangan utama (principal stress) regional.
Pemecahan klasik yang biasa dilakukan untuk mengetahui keadaan
tegangan di dalam massa batuan tanpa dilakukannya pengukuran in-situ
adalah dengan menganggap bahwa tegangan vertikal (sv) pada massa
batuan yang berada pada kedalaman tertentu adalah sama dengan
berat per satuan luas dari batuan yang berada di atasnya atau :
s=rgh
r = bobot isi batuan (ton/m3)
g = percepatan gravitasi (m/det2) 6
h = kedalaman (m)
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
7
Tegangan In Situ Vertikal
0,5 (s xx  s yy )

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


k  0,5
Tegangan Insitu Horizontal s zz
0.5( s xx  s yy )
k
s zz

0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3


0

50

100
Depth – h (m)

150

200

250
8

300
Tegangan Terinduksi (Induced)

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


Sebelum penggalian
dilakukan, massa batuan
berada dalam kondisi
setimbang, dan setelah
penggalian dilakukan,
kesetimbangan tersebut
menjadi terganggu dan dapat
mengubah distribusi
tegangan awal. Untuk
mengetahui distribusi
tegangan di sekitar
terowongan dapat digunakan 9
persamaan Kirsch (1898).
6-9
Ilustrasi tegangan utama (s1, s2, s3 – perhatikan Eigenvectorsnya) menginduksi pada sebuah elemen batuan dekat

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


dengan lubang bukaan horizontal yang dikenai tegangan insitu vertikal sy, tegangan insitu horizontal sh1 dalam
sebuah bidang normal terhadap sumbu lubang bukaan dan tegangan insitu horizontalsh2 dalam sebuah bidang
paralel dengan sumbu lubang bukaan

10
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Penampang Umum Vein Con Gold Mine
(N.W Territories Canada)

11
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Skalar, Vektor, dan Tensor

• Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki besar


(contoh: suhu, waktu, massa).
• Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah
(contoh: gaya, kecepatan, percepatan; arah sx, sy, sz)
• Tensor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah
serta bergantung kepada bidang tempat bekerjanya (contoh:
tegangan, regangan, permeabilitas). 12
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Definisi Tegangan P

 Untuk setiap arah OP melalui O dapat dianggap bahwa


benda dapat dipotong melalui suatu bidang kecil dA dF
melalui O dan normal terhadap OP.
 Permukaan pada sisi P disebut sisi positif, sedangkan O
pada sisi lainnya disebut sisi negatif.
• Efek dari gaya-gaya internal di dalam dA
benda adalah sama dengan gaya dF
yang dialami benda pada sisi positif.
Juga akan terdapat kopel yang dapat
dibaikan karena dA dianggap sangat
kecil.
• Nilai limit dari rasio dF/dA dengan dA
mendekati nol adalah vektor
tegangan pada titik O yang bekerja
pada bidang dengan normal pada arah
OP.
• Vektor tegangan ini adalah vektor pOP
yang didefinisikan sebagai:

dF 13
p op  lim
dA0 dA
Konsep Tegangan

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


Fn
Contoh batang di dibebani secara aksial s ratarata  s
A
apakah tarik atau tekan oleh sebuah gaya
yang melalui titki pusatnya.
Tegangan s, atau intensitas distribusi
gaya-gaya dalam dapat diperoleh dengan
cara membagi total gaya tarik atau tekan
dengan luas daerah dimana gaya tsb
bekerja.
Dalam kasus ini, tegangan s diwakili oleh
besaran tensor engineering stress atau
nominal stress yang mewakili tegangan
rata-rata (srata-rata) di atas sebuah luas,
artinya bahwa tegangan di dalam 14
penampang terdistribusi secara merata
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Komponen Tegangan Normal & Geser

• Pada kondisi bidang nyata atau bidang imajiner akan selalu


ada gaya normal (Fn) dan tegangan normal (sn) dan gaya
geser (Fs) dan tegangan geser (t)
• Benda padat dapat menopang gaya geser tetapi cairan atau
gas tidak

15
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
TEGANGAN (STRESS) & REGANGAN (STRAIN)

• Jika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya


yang terbagi rata di sepanjang ujungnya, gaya dalam
juga terbagi merata di sepanjang potongan penampang
sembarang mm. Tegangan (stress) pada potongan
penampang mm tersebut adalah gaya P dibagi dengan
luas potongan penampang A.
• Regangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah
pertambahan panjang dari batang prisma tersebut 16

dibagi dengan panjang mula-mula


17

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


Tegangan (Stress) & Regangan (Strain)
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
P P
S   cosθ = s cosθ
A' A
 1 + cos2θ 
σ n = S cosθ = σ cos θ = σ 
2

 2 
1
τ nt = S sinθ =σ cosθ sinθ = σ sin2θ
2

• sn maksimum pada q = 0 yang besarnya sn = s


• tnt maksimum pada q = 450 yang besarnya tnt = 1/2 s

• Tegangan tergantung pada:


• Titik dimana ia dikenakan.
• Orientasi dari luas permukaan dimana ia dikenakan.
• Sistem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.
18
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Konvensi Tanda
• Gaya-gaya yang dianggap positif adalah gaya-gaya
tekan, yaitu yang berarah seperti yang ditunjukkan
oleh dF.
• Hal ini berlawanan dengan konvensi yang digunakan P
dalam teori elastisitas dan mekanika kontinu.
• Dalam mekanika batuan, akan lebih memudahkan
untuk menggunakan tegangan tekan bertanda positif dF
karena:
• Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat O
overburden, tekanan pemampatan dalam
peralatan-peralatan, dan tekanan fluida di dA
dalam pori) selalu berupa tegangan tekan.
• Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika
tanah dan geologi struktur.
• Banyak problem dalam mekanika batuan 19
menyangkut gesekan pada permukaan dan
dalam kasus ini tegangan normal
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Konvensi Tanda

Engineering Mechanics/ Rock Mechanics/


Material Science Geoscience

20
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Pada
Suatu Titik
 Perhatikan sebuah kubus dengan
sisi paralel dengan sumbu x, y,
dan z.

Bekerja di atas
 Tegangan-tegangan yang bekerja
Bekerja di atas
bidang yang
bidang yang pada sisi kubus dapat dinyatakan
normal terhadap
normal terhadap
sumbu x sumbu x dengan:
 Tiga tegangan normal sxx, syy,
dan szz
σ xx t xy  Enam tegangan geser txy, tyx, tyz,
tzy, tzx, dan txz
21

Bekerja pada Bekerja pada


arah x arah y
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Konvensi Tanda (Lanjutan)

Arti subscript pada tegangan:


Subscript pertama menunjukkan arah dari normal bidang dimana
tegangan tersebut bekerja.

Subscript kedua menunjukkan arah dari tegangan tersebut.

Catatan: Untuk tegangan normal, kadang-kadang hanya digunakan


satu subscript.
Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka semua gaya yang
bekerja pada sisi kubus harus setimbang, sehingga: txy = tyx, tyz = tzy,
dan tzx = txz 22
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Konvensi Tanda (Lanjutan)

• Konvensi tanda untuk komponen tegangan


dapat didasarkan pada normal kedalam
(inward normal) yaitu normal dari muka
kubus yang berarah ke pusat kubus.

• Tegangan yang searah dengan normal


kedalam adalah positif.

• Pada muka horisontal bagian atas yang


paralel dengan bidang x-y, normal kedalam  +tzx dan +tzy bekerja ke arah negatif
ke arah sumbu z negatif. sumbu x dan y.

• Tegangan normal szz yang bekerja pada muka  Semua tegangan pada muka yang terlihat
pada gambar di samping adalah positif.
ini searah dengan arah normal kedalam,
 Pada sisi bagian bawah, normal kedalam 23
sehingga dianggap positif. ke arah sumbu z positif, sehingga +szz
berarah yang sama.
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
TEGANGAN DALAM DUA DIMENSI

• Perhatikan sebuah elemen


bujursangkar dengan sisi yang sangat
kecil pada bidang x-y dan tebal t.

• Elemen ini mengalami tegangan normal


sx, sy dan tegangan geser txy = tyx.

24
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
• Akan ditentukan tegangan
normal dan tegangan geser
yang bekerja pada sebuah
bidang yang normalnya
membentuk sudut q terhadap
sumbu x dimana sx bekerja.
• Perlu digunakan prinsip
kesetimbangan gaya dalam
sebuah segitiga yang sangat
kecil dengan tebal t. 25
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Panjang sisi segitiga:
AB = a
OA = a sin q
OB = a cos q

Untuk memenuhi kondisi kesetimbangan, seluruh


gaya yang bekerja pada arah s dan t dalam
keadaan setimbang.
ΣFs = 0
s (at) = sx cosq (a cosq) t + txy sinq (a cosq) t + sy
sinq (a sinq) t + tyx cosq (a sinq) t
s = sx cos2q + sy sin2q + 2txy sinq cosq
Dari trigonometry:
1
cos 2θ= (1+cos2θ )
2
1
sin 2θ= (1-cos2θ )
2
26
cos 2θ + sin 2θ=1
2 sinθ cosθ = sin 2θ
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
σx σy
σ (1  cos2θ )  t xysin2θ  (1  cos2θ )
2 2
σ x σ x cos2θ σ y σ y cos2θ
σ     t xysin2θ
2 2 2 2
σx  σy  σx  σy 
σ   cos2θ  t xysin2θ
2  2 

27
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
ΣFt = 0

t at = -sx sinq a cosq t + txy cosq a cosq t + sy cosq a sinq t - tyx sinq
a sinq t

t = (sy-sx) sinq cosq + txy(cos2q)

Dari trigonometry:

1
sinθ cosθ = sin 2θ
2
cos 2θ - sin 2θ=cos2θ

 σy  σx 
t   sin2θ  t xy cos2θ
 2 
 σx  σy  28
t   sin2θ  t xy cos2θ
 2 
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Persamaan – persamaan :

σx  σy  σx  σy 
σ   cos2θ  t xysin2θ
2  2 
 σx  σy 
t   sin2θ  t xycos2θ
 2 

Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan


normal s dan tegangan geser t pada setiap
bidang yang didefinisikan oleh q untuk setiap
kombinasi nilai sx, sy, dan txy.
29
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
• Persamaan-persamaan yang diturunkan
untuk s dan t dapat juga dilihat sebagai
persamaan untuk menghitung sx’ dan tx’y’
pada sebuah sistem sumbu O,x’,y’ yang
merupakan hasil rotasi sumbu O,x,y sebesar
q.
• Tegangan sy’ dapat dihitung dengan
mengganti q dengan q+90O
• Sehingga persamaan-persamaan untuk
perubahan sumbu menjadi:
• [s = sx cos2q + sy sin2q + 2txy sinq cosq]

 sx’ = sxcos2q + 2txysinqcosq + sysin2q

 sy’ = sxcos2(q+90O) + 2txysin(q+90O)cos(q+90O) + sysin2(q+90O)


30
 sy’ = sx sin2q – 2txysinqcosq + sycos2q
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Dengan menjumlahkan
sx’ = sxcos2q + 2txysinqcosq + sysin2q dan
sy’ = sxsin2q – 2txysinqcosq + sycos2q
diperoleh
sx’ + sy’ = sx(cos2q+sin2q) + sy(cos2q+sin2q)
sx’ + sy’ = sx + sy

Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangan normal


yang saling tegak lurus adalah konstan atau invariant dengan
perputaran sumbu. Ini merupakan sifat skalar dari tegangan dalam
dua dimensi.
31
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:

t x 'y '  
1
(s x  s y )sin2θ  t xycos2θ
2

 Arah-arah dimana t=0 disebut  σ x -σ y 


τ=-   sin2θ+τ xy cos2θ
sumbu-sumbu utama (principal  2 
axes) dan komponen-komponen  σ x -σ y 
tegangan pada arah ini disebut
0=-   sin2θ+τ xy cos2θ
 2 
tegangan-tegangan utama
 σ x -σ y 
(principal stresses) dan   sin2θ=τ xy cos2θ
 2 
dinotasikan dengan s1 dan s3.
sin2θ 2τ xy
 Akan terdapat satu nilai q untuk =
cos2θ σ x -σ y
mana tegangan geser tidak ada
2τ xy
(t=0). tan2θ= 32
σ x -σ y
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Sudut 2q merupakan sudut dari sumbu x yang menunjukkan arah
tegangan-tegangan utama s1 dan s3.
Karena tan 2q = tan (2q+180O) maka:
• Sudut q merupakan arah s1
• Sudut q+90 merupakan arah s3.

Setelah sudut q diperoleh, s1 dan s3 dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan untuk menghitung s di depan.

( ) (s )
2
s x
sy x
sy 2
s1    t xy
2 4

( ) (s )
2
s x
sy x
sy 2
33
s3    t xy
2 4
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
LINGKARAN MOHR

Lihat kembali persamaan untuk menghitung s dan t


σx  σy  σx  σy 
σ    cos2θ  t xy sin2θ
2  2 
 σx  σy 
t    sin2θ  t xy cos2θ
 2 

Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan menempatkan


semua 2q di sebelah kanan

σx  σy  σx  σy 
σ    cos2θ  t xy sin2θ
2  2 
34
 σx  σy 
t    sin2θ  t xy cos2θ
 2 
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Pengkuadratan persamaan yang mengandung s menghasilkan:
2 2
 σx  σy    σx  σy  
 σ       cos2θ  t xy sin2θ 
2  
   2  
2 2
 σx  σy   σx  σy  2
 σx  σy  2 2
 σ      cos 2θ  2  t xy sin2q cos 2q  t xy sin 2θ
 2   2   2 

Pengkuadratan persamaan yang mengandung t menghasilkan:


2
2
  σx  σy  
t    sin2θ  t xy cos2θ 
  2 
   
2
σ x σ y   σx  σy 
 sin 2θ  2  t xy sin2θ cos 2θ  t xy cos 2θ
2 2 2 2
t 
 2
   2 

35
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan menghasilkan:

2 2
 σ  σy   σ  σy 
σ  x   t2   x   t2xy
 2   2 
   

PERSAMAAN
LINGKARAN

(x  a)2  (y  b)2  R2

36
2 2

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


 σx  σy   σx  σy 
Persamaan :  σ   t    t2xy
2
2   2 
   

adalah Persamaan Lingkaran dengan:

Sistem sumbuσ, t
 σx  σy 
Titik pusat :  ,0 
 2 
2
 σx  σy 
Jari - jari :    t2xy

 2 

37
38

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


s3
q a

s1
s1

sn
t
n

s3
sn
s1
2a 2q
s3

s
sn
s
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
• Untuk memplot tegangan geser
pada Lingkaran Mohr, digunakan
konvensi tanda positif dan
negatif yang hanya valid untuk
keperluan presentasi grafis.
• Tegangan geser diplot positif jika
tegangan tersebut akan memutar
elemen berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.
• Tegangan geser diplot negatif jika
tegangan tersebut akan memutar
elemen searah dengan arah
putaran jarum jam. 39
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Lingkaran Mohr merupakan metode
grafis sederhana dan cepat yang dapat
digunakan untuk:
 Menentukan besar tegangan normal dan
tegangan geser pada bidang tertentu.

 Menentukan besar dan arah tegangan- 40


tegangan utama.
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 1

• Tentukan tegangan normal dan


tegangan geser (ke arah
mana?) yang bekerja pada
Bidang C
• Tentukan besar dan arah
tegangan utama mayor (s1)
dan tegangan utama minor
(s3)
41
42

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU
Bersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat sx bekerja (Bidang A)

PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2 x 30O = 60O 43


HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Perhatikan Bidang C

Normalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya sy (sumbu y)


ATAU
Bersudut 60O clockwise dari bidang tempat sy bekerja (Bidang B)

PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O 44


HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Jadi secara grafis:
s = 23.2 MPa
t = 3.9 MPa
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:

σx  σy  σx  σy 
σ    cos2θ  t xy sin2θ
2  2 
 σx  σy 
t    sin2θ  t xy cos2θ
 2 
45
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
σx  σy  σx  σy 
σ   cos2θ  t xy sin2θ

2  2 
22  6  22  6  O 0
σ   cos60  6 sin60
2  2 
σ  14  4  5.196  23.196 MPa

 σx  σy 
t   sin2θ  t xycos2θ

 2 
 22  6  O O
t    sin60  6 cos60
 2 
t  6.928  3  3.928 MPa
46
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Secara grafis: OK Dengan rumus:
s = 23.2 MPa s = 23.196 MPa
t = 3.9 MPa OK? t = -3.928 MPa

47
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
s1 = 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter clockwise dari arah
bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari bidang tempat
48
bekerjanya sx (Bidang A)
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
s3 = 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter clockwise dari arah
bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU 49
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari bidang tempat
bekerjanya sx (Bidang A)
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:

( ) (s )
2
s x
sy x
sy 2
s1    t xy
2 4

( ) (s )
2
s x
sy x
sy 2
s3    t xy
2 4
50
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
1
( )
s1,3  s x  s y 
2
1
4
( 2
)
s x  s y  t2xy

s1,3  (22  6 )  (22  6)2  62


1 1
2 4
s1,3  14  10
s1  24 MPa
s3  4 MPa

51
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
1 2t xy
2q  tan
σx  σy
1 2( 6)
2q  tan
22  6
1 12
2q  tan
16
2q1  36.87O  q1  18.43O
( )
2q2  180O  36.87O  q2  108.43O

52
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Secara grafis : Dari rumus :
s1  24 MPa  q1  18.5O OK s1  24 MPa  q1  18.43O
s3  4 MPa  q2  108.5O OK s3  4 MPa  q2  108.43O

53
54

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


55

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


Latihan - 2
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan - 3

8 cm

sy = 18 MPa

sx = 36 MPa
4 cm
sx = 36 MPa
txy = 12 MPa

tyx = 12 MPa

sy = 18 MPa
56
PRINCIPAL STRESS – EIGENVALUES

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


TEGANGAN UTAMA

• Ada invariants tertentu yang berasosiasi dengan tensor, dimana nilainya tidak
bergantung kepada sistem koordinat yang dipilih, atau permukaan element dimana
tensor bekerja. Ada tiga Eigenvalues dari tensor tegangan yang disebut principal
stress.
• Sebuah eigenvector dari square matrix adalah non-zero vector, jika dikalikan dengan
matrix, menghasilkan sebuah vektor yang berbeda dengan matriks aslinya.
• Specifically, a non-zero column vector v is a right eigenvector of a matrix A if (and only
if) there exists a number λ such that Av = λv. If the vector satisfies vA = λv instead, it is
said to be a left eigenvector. The number λ is called the eigenvalue corresponding to
that vector. The set of all eigenvectors of a matrix, each paired with its corresponding
eigenvalue, is called the eigensystem of that matrix.
• An eigenspace of A is the set of all eigenvectors with the same eigenvalue, together
with the zero vector.
• The terms characteristic vector, characteristic value, and characteristic space are also
used for these concepts. The prefix eigen- is adopted from the German word eigen for
"self" or "proper". Having an eigenvalue is an accidental property of a real matrix
(since it may fail to have an eigenvalue), but every complex matrix has an eigenvalue.
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Plane Strain

If one dimension is very large compared to the others, the principal


strain in the direction of the longest dimension is constrained and can
be assumed as zero, yielding a plane strain condition. In this case,
though all principal stresses are non-zero, the principal stress in the
direction of the longest dimension can be disregarded for
calculations. Thus, allowing a two dimensional analysis of stresses,
e.g. a tunnel or dam analyzed at a cross section loaded by the
reservoir.
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
State of plane stress exist when one of the s1, s2, s3 is zero. This usually Plane Stress
occurs in structural elements where one dimension is very small
compared to the other two, i.e. the element is flat or thin. In this case, the
stresses are negligible with respect to the smaller dimension as they are
not able to develop within the material and are small compared to the in-
plane stresses.
Therefore, the face of the element is not acted by loads and the structural
element can be analyzed as two-dimensional, e.g. thin-walled structures
such as plates subject to in-plane loading or thin cylinders subject to
pressure loading. The other three non-zero components remain constant
over the thickness of the plate. The stress tensor can then be
approximated by

2-59
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan dalam 3 Dimensi

• Tegangan-tegangan yang
bekerja pada sisi kubus dapat
dinyatakan dengan:
 Tiga tegangan normal sxx, syy,
dan szz
 Enam tegangan geser txy, tyx, tyz,
tzy, tzx, dan txz

• Sebagai syarat kesetimbangan


rotasional: txy = tyx, tyz = tzy, dan
tzx = txz
• Tegangan-tegangan yang
bekerja cukup dinyatakan
dengan enam komponen

2-60
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)

• Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik dapat dinyatakan dengan matriks
tegangan [s], sebagai berikut:

 sx t xy tzx 
 
[σ]  txy sy t yz 
tzx t yz s z 

2-61
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan

• Sumbu-sumbu referensi untuk


penentuan kondisi tegangan
dapat dilakukan secara bebas.
• Sistem sumbu asal (x,y,z)
• Sistem sumbu baru (l,m,n)
• Orientasi dari sumbu tertentu,
relatif terhadap sumbu-sumbu
asal didefinsikan oleh sebuah
vektor baris dari cosinus arah.
• Cosinus arah adalah proyeksi
dari vektor satuan yang paralel
dengan salah satu sumbu baru
(l, m, atau n) pada salah satu 2-62
sumbu lama (x, y, atau z).
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

• Cosinus arah sumbu l: lx = cos al, ly = cos bl, lz = cos gl

• Cosinus arah sumbu m: mx = cos am, my = cos bm, mz = cos gm

• Cosinus arah sumbu n: nx = cos an, ny = cos bn, nz = cos gn

2-63
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

• Tetrahedron OABC adalah bagian


dari kubus yang digunakan untuk
menentukan kondisi tegangan
sebelum ini.
• Untuk kesetimbangan, material
yang dihilangkan digantikan oleh
gaya penyeimbang sebesar t per
unit luas yang bekerja pada ABC.
• Normal bidang ABC, yaitu OP
mempunyai cosinus arah (lx, ly,
dan lz). 2-64
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

• Jika luas ABC adalah A, maka


proyeksi ABC pada bidang-
bidang dengan normal
sumbu-sumbu x, y, dan z
adalah:
• OAC = Ax = Alx
• OAB = Ay = Aly
• OBC = Az = Alz
• Anggap komponen-
komponen vektor traksi t 2-65
adalah tx, ty, tz.
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

• Syarat kesetimbangan gaya pada


arah x akan menghasilkan:
txA – sxAx – txyAy – tzxAz = 0

txA – sxAlx – txyAly – tzxAlz = 0


atau
tx = sxlx + txyly + tzxlz
• Dengan menggunakan syarat
kesetimbangan gaya pada arah y
dan z, diperoleh:
2-66
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan


t x   s x t xy tzx  l x 
t   t sy

t yz  l y 
 y   xy
 t z  tzx t yz s z  l z 

atau
[t ]  [σ ][l]

• Dengan melakukan hal yang sama


untuk sumbu-sumbu l, m, dan n
diperoleh:
2-67
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

 tl  s t lm t nl   ll 
t   t s t  l 
 m   lm m mn   m 

 tn  t nl t mn s n   ln 
atau
[ t*]  [σ*] [l*]

• [t], [t*], [l], dan [l*] adalah vektor-


vektor yang dinyatakan relatif
terhadap sistem koordinat x,y,z dan
l,m,n.
2-68
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

• Dari dasar-dasar analisis vektor (MA2021):


Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu x,y,z ke
sistem sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:

 vl   l x ly l z  vx 
v    m my
 
m z  v y 
 m  x
 vn   nx ny nz   vz 
atau
[v *]  [R ][v] 2-69
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

• Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk oleh


vektor baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu asal.
• Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan
transpose-nya, atau:

[R]1  [R]T

 Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*]


serta [l] dan [l*]:
2-70
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

[t *]  [R][t ]  [t ]  [R]T [t *]
dan
[l *]  [R][l]  [l]  [R]T [l *]
sehingga
[t *]  [R][t ]  [R][σ ][l]  [R][σ ][R]T [l *]
karena
[t *]  [σ *][l *]
maka
[σ *]  [R][σ ][R]T
atau dalam bentuk yang diperluas:
2-71
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Transformasi Tegangan (Lanjutan)

 σl tlm tnl   lx ly lz   σ x t xy tzx  lx mx nx 


t σ t   m my

mz  t xy σy

t yz  ly my ny 
 lm m mn   x
 tnl tmn σn   nx ny nz  tzx t yz σ z  lz mz nz 

Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan


persamaan di atas, maka komponen-komponen tegangan
akibat perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan

2-72
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama

• Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama (principal plane)


adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
• Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang merupakan
tegangan utama (principal stress), sedangkan normal dari bidang
tersebut merupakan arah dari sumbu utama (principal axis).
• Karena terdapat tiga acuan arah yang harus diperhitungkan, akan
terdapat juga tiga sumbu utama.
• Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang harus
ditentukan untuk menggambarkan kondisi tegangan di sebuah
titik. 2-73
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

• Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu mempunyai


orientasi sedemikian rupa sehingga resultan tegangan yang bekerja
padanya hanya tegangan normal sp.
• Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:
t x  l x 
t   σ l 
 y p  y
 t z  l z 

 Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat


dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:

t x   s x t xy tzx  l x 
t   t sy

t yz  l y 
2-74
 y   xy
 t z  tzx t yz s z  l z 

HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

• Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:

σ x  σp t xy tzx  l x 
 
 t xy σ y  σp t yz  l y   [0]
 tzx t yz σ z  σp  l z 

 Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan


simultan yang homogen dalam lx, ly, dan lz.
 Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika
determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan
persamaan pangkat tiga: 2-75
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

σ3p  I1σ 2p  I2 σ p  I3  0
dimana
I1  σ x  σ y  σ z

(
I2  σ x σ y  σ y σ z  σ z σ x  t xy
2
 t yz2  t zx2 )
(
I3  σ x σ y σ z  2t xyt yzt zx  σ xt yz2  σ yt zx2  σ zt xy
2
)
I1 = Invariant tegangan (Stress invariant) pertama
I2 = Invariant tegangan (Stress invariant) kedua
I3 = Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga 2-76
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

• Solusi dari persamaan

σp3  I1σp2  I2σp  I3  0

adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke terkecil
sebagai berikut:
s1 = Tegangan utama mayor (Major principal stress)
s2 = Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress)
s3 = Tegangan utama minor (Minor principal stress)

2-77
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu utama, yang


cosinus arahnya (lx,ly,lz) dapat dicari langsung dari persamaan matriks:

σ x  σp t xy tzx  l x 
 
 t xy σ y  σp t yz  l y   [0]
 tzx t yz σ z  σp  l z 

dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:

l2x  l2y  l2z  1


2-78
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap tegangan


utama si (i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:

( 2 2
l xi  A A  B  C )
2 12
lxi =
A
( A +B +C )
2 2 2
12

2 2 2
(A +B +C

( 2 2
l yi  B A  B  C )
2 12

( )
12
2 2 2
lyi  B A  B  C

( 2 2
l zi  C A  B  C )
2 12
( )
12
2 2 2
lzi  C A  B  C

dengan A, B, dan C adalah: 2-79


HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

σ y  σi t yz
A
t yz σ z  σi

t xy t yz
B
t zx σ z  σi

t xy σ y  σi
C
t zx t yz

2-80
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Tegangan Utama (Lanjutan)

• Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan orientasi dari


sumbu utama secara sederhana adalah penentuan nilai-nilai Eigen (Eigen
Values – Principal Stresses) dari matriks tegangan dan vektor Eigen (Eigen
Vector - Directions) dari setiap nilai eigen (Ingat: MA2132)
• Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil perkalian skalar
(dot product) dari vektor cosinus arahnya sama dengan nol:

l x1l x 2  l y1l y 2  l z1l z2  0

l x 2l x 3  l y 2l y 3  l z 2 l z3  0
2-81

l x3l x1  l y3l y1  l z3l z1  0


Tegangan Utama (Lanjutan)

• Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling tegak lurus


bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:

σ1  σ 2  σ3  σ x  σ y  σ z

 Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil perhitungan besar
dan arah tegangan utama

2-82
Latihan 2

Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada suatu titik jika
keenam komponen tegangan pada titik tersebut adalah

sx = 7.825 MPa txy = 1.422 MPa

sy = 6.308 MPa tyz = 0.012 MPa

sz = 7.866 MPa tzx = -1.857 MPa

2-83
Latihan 2 (Lanjutan)

I1  σ x  σ y  σ z  22.0 MPa

( )
I2  σ xσ y  σ yσ z  σ zσ x  t2xy  t2yz  t2zx  155.0 MPa

I3  σ xσ yσ z  2t xy t yz tzx  (σ x t2yz  σ y t2zx  σ z t2xy )  350.0 MPa

sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan utama


menjadi:

σp3  22.0 σp2  155.0 σp  350.0  0

yang menghasilkan:

σ1  10.0 MPa
σ 2  7.0 MPa
2-84
σ 3  5.0 MPa
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 2 (Lanjutan)

Mencari cosinus arah s1:

σ y  σ1 t yz 6.308  10.0 0.012  3.682 0.012


A    7.857
t yz σ z  σ1 0.012 7.866  10.0 0.012  2.134

t t yz 1.422 0.012 1.422 0.012


B   xy    3.012
tzx σ z  σ1  1.857 7.866  10.0  1.857  2.134

t xy σ y  σ1 1.422 6.308  10.0 1.422  3.692


C    7.38
tzx t yz  1.857 0.012  1.857 0.012

2-85
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 2 (Lanjutan)

( 2
l x1  A A  B  C 2
)
2 12
 7.857 10.843  0.7246 (cos 43.60 )

( 2
l y1  B A  B  C 2
)
2 12
 3.012 10.843  0.2778 (cos 73.90 )

( 2
l z1  C A  B  C 2
)
2 12
  6.839 10.843  0.6307 (cos 129.10 )

Periksa:

l2x1  l2y1  l2z1  (0.7246)2  (0.2778)2  (-0.6307)2  1.0000

2-86
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 2 (Lanjutan)

Mencari cosinus arah s2:

σ y  σ2 t yz 6.308  7.0 0.012  0.692 0.012


A    0.599
t yz σz  σ2 0.012 7.866  7.0 0.012 0.866

t xy t yz 1.422 0.012 1.422 0.012


B    1.254
tzx σ z  σ 2  1.857 7.866  7.0  1.857 0.866

t xy σ y  σ 2 1.422 6.308  7.0 1.422  0.692


C    1.268
tzx t yz  1.857 0.012  1.857 0.012

2-87
Latihan 2 (Lanjutan)

( 2
l x2  A A  B  C2
)
2 12
  0.599 1.881  0.3186 (cos 108.60 )

( 2
l y2  B A  B  C2
)
2 12
  1.254 1.881  0.6664 (cos 131.80 )

( 2
l z2  C A  B  C2
)
2 12
  1.268 1.881  0.6740 (cos 132.40 )

Periksa:

l2x2  l2y2  l2z2  (0.3186)2  (-0.6664)2  (-0.6740)2  0.9999

2-88
Latihan 2 (Lanjutan)

Mencari cosinus arah s3:

σ y  σ3 t yz 6.308  5.0 0.012 1.308 0.012


A    3.749
t yz σ z  σ3 0.012 7.866  5.0 0.012 2.866

t xy t yz 1.422 0.012 1.422 0.012


B    4.098
tzx σ z  σ 3  1.857 7.866  5.0  1.857 2.866

t xy σ y  σ 3 1.422 6.308  5.0 1.422 1.308


C    2.446
tzx t yz  1.857 0.012  1.857 0.012

2-89
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 2 (Lanjutan)

( 2
l x3  A A  B  C2
)
2 12
 3.749 6.069  0.6177 (cos 51.80 )

( 2
l y3  B A  B  C2
)
2 12
  4.098 6.069  0.6752 (cos 132.50 )

( 2
l z3  C A  B  C2
)
2 12
 2.446 6.069  0.4031(cos 66.20 )

Periksa:

l2x3  l2y3  l2z3  (0.6177)2  (-0.6752)2  (0.4031)2  0.9999

2-90
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 2 (Lanjutan)

Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2


l x1l x 2  l y1l y 2  l z1l z2 
(0.7246)( 0.3186)  (0.2778)( 0.6664)  ( 0.6307)( 0.6740) 
0.009  0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
l x 2 l x 3  l y 2l y 3  l z 2 l z3 
( 0.3186)(0.6177)  ( 0.6664)( 0.6752)  ( 0.6740)(0.4031) 
 0.018  0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1
l x3l x1  l y3l y1  l z3l z1 
(0.6177)(0.7246)  ( 0.6752)(0.2778)  (0.4301)( 0.6307) 
0.006  0 2-91
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Latihan 2 (Lanjutan)
Periksa sifat invariant tegangan-tegangan utama

σ1  σ 2  σ 3  σx  σy  σz 
10.0  7.0  5.0  7.825  6.308  7.866 
22.0 MPa 21.999 MPa

2-92
HTKK429 - Mekanika Batuan – Analisis Tegangan
Referensi
Rai, M. A., Kramadibrata S., dan Wattimena R. K. 2014. Mekanika
Batuan, cetakan kedua. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Kramadibrata S. 2014. Kuliah Mekanika Batuan – Analisis
Tegangan (untuk mahasiswa ITB).
Kramadibrata S. 2012. Kuliah Mekanika Batuan – Analisis
Tegangan (untuk mahasiswa Universitas Negeri Padang).

2-93

Anda mungkin juga menyukai