Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KAYU PUTIH

(Melalueca leucadendra)

Tugas Makalah Individu Komputer


Nama Dosen : Nur Cahyadi, S.ST, MM.

AKFAR DELIMA PERSADA

Oleh :
SUKMA LARAS SA’RONI
FARMASI B

AKADEMI FARMASI DELIMA PERSADA


KABUPATEN GERSIK
2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang berjudul “Kayu Putih”, yang mana
Karya Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Komputer.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Ilmiah ini
masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan, waktu, serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan
untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Mata
Kuliah Komputer, serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu
dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, semoga semua amal baik semua
pihak mendapat imbalan yang belipat dari Allah SWT. amiin.
Akhirnya penyusun berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Lamongan, 06 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I ........................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 4

1.5 Metode Penelitian ...................................................................... 4

BAB II ......................................................................................................... 5

PENGENALAN MINYAK KAYU PUTIH ............................................ 5

2.1 Pengertian Minyak Kayu Putih ...................................................... 5

2.2 Morfologi Tumbuhan ..................................................................... 6

2.3 Syarat dan Tumbuhan Budidaya .................................................... 9

BAB III ...................................................................................................... 12

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN ......................................... 12

3.1 Proses Pembuatan Minyak Kayu Putih ........................................ 12

3.2 Pemanfaatan Minyak Kayu Putih ................................................. 16

3.3 Strategi Pemasaran Produk Minyak Kayu Putih .......................... 18

BAB IV ...................................................................................................... 24

PENUTUP .............................................................................................. 25

4.1. Simpulan ...................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Minyak kayu putih, disebut juga minyak atsiri, adalah salah satu
obat herbal yang banyak dipakai masyarakat Indonesia sejak berabad-abad
lamanya. Minyak kayu putih memiliki nama latin cajuput oil dan
dihasilkan oleh tumbuhan kayu putih. Tanaman kayu putih (M.
leucadendra) diambil bagian daun dan rantingnya, kemudian dilakukan
penyulingan hingga mendapatkan titik-titik embun yang berupa minyak
kayu putih. Bersama minyak kelapa dan minyak adas, minyak kayu putih
dicampur dan diolah menjadi minyak telon.
Saat ini masyarakat mengenal beragam khasiat minyak kayu putih
bagi kesehatan dan kebugaran tubuh manusia. Penggunaan minyak kayu
putih adalah sebagai obat oles pada bagian luar tubuh. Cara
penggunaannya cukup mudah, yaitu dioleskan pada bagian yang sakit.
Sangat tidak disarankan untuk mengkonsumi minyak kayu putih sehingga
masuk ke dalam bagian dalam tubuh manusia.
Minyak kayu putih memiliki beberapa khasiat dalam mengobati
keluhan-keluhan yang sering kita alami. Minyak kayu putih digunakan
sebagai pengobatan gejala masuk angin, flu, sakit gigi, luka baru, sakit
kepala, diare, demam, gatal karena gigitan serangga, pegal-pegal, kejang
pada kaki, dan lain-lain. Minyak kayu putih sering digunakan oleh para
petualang ketika berkemah di tempat dataran tinggi untuk menghangatkan
tubuh mereka di malam hari. Untuk lebih jauh penulis akan membahas
tentang pengelolaan dan pemanfaatan minyak kayu putih yang mana
dirumuskan dalam perumusan masalah sebagai berikut:
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Pengelolaan dan Pemanfaatan Minyak Kayu Putih
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui Pengelolaan dan Pemanfaatan Minyak Kayu Putih

3
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk Menambah wawasan khazanah keilmuan Penulis tentang
Pengelolaan dan pemanfaatan minyak kayu putih.
1.5 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan di dalan penelitian ini adalah
menggunakan metode kualitatif yang merupakan jenis penelitian lapangan
yanga mana di tunjang dengan Library Research ( Kepustakaan) yaitu
sumber data yang berupa buku-buku, internet yang berkaitan dengan
dengan permasalah penelitian tersebut.

4
BAB II
PENGENALAN MINYAK KAYU PUTIH

2.1 Pengertian Minyak Kayu Putih


Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi,
atau oleum cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan
rantingkayu putih (M. leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai sebagai
minyak pengobatan, dapat dikonsumsi per oral (diminum) atau, lebih
umum, dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah sebagai penghangat
tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung. Minyak ini
mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen paling banyak,
sekitar 60%), α-terpineol dan ester asetatnya, α-pinen, dan limonen. M.
quinquenervia dilaporkan juga menjadi sumber minyak atsiri yang
dinamakan sama. Minyak kayu putih banyak menjadi komponen dalam
berbagai salep dan campuran minyak penghangat. Salep
macan dan minyak telondiketahui menggunakan minyak kayu putih
sebagai penyusunnya.
Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M.
leucadendron) merupakanpohon anggota suku jambu-jambuan
(Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumberminyak kayu
putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap)
terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari
warna batangnya yang memang putih.
Tumbuhan ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur
dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di
daerah-daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas.Minyak kayu
putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang berdekatan
dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup jauh.
Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk
hutan usaha (agroforestri).
Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk
memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa
5
dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain
(seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga
lain.

Kayu putih

Kayu putih dari Koehler

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Melaleuca

Spesies: M. leucadendra

Nama binomial

Melaleuca leucadendra
(L.) L.

Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M.


leucadendron)
2.2 Morfologi Tumbuhan
Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber
minyak atsiri yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa

6
jenis dari famili ini yang terkenal sebagai penghasil minyak atsiri adalah
tumbuhan dari marga Eucalyptus dan Melaleuca.
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L) merupakan
tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan
banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Daunnya berbentuk
lancip dengan tulang daun yang sejajar. Bunga kayu putih berwarna
merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis dengan permukaan
terkelupas. Keistimewaan tanaman ini adalah mampu bertahan hidup di
tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak
memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh
liar di daerah berhawa panas. Tanaman kayu putih tidak memerlukan syarat
tumbuh yang spesifik. Pohon kayu putih dapat mencapai ketinggian 45
kaki. Dari ketinggian antara 5 - 450 m di atas permukaan laut, terbukti
bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk
berkembang. (Lutony, 1994).
Bagian yang paling berharga dari tanaman kayu putih untuk
keperluan produksi minyak atsiri adalah daunnya. Daun kayu putih
yang akan disuling minyaknya mulai bisa dipangkas atau dipungut
setelah berumur lima tahun. Seterusnya dapat dilakukan setiap enam bulan
sekali sampai tanaman berusia 30 tahun. Di beberapa daerah yang subur,
tanaman kayu putih telah bisa dipungut daunnya pada usia dua tahun. Setiap
pohon kayu putih yang telah berumur lima tahun atau lebih dapat
menghasilkan sekitar 50-100 kg daun berikut ranting.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun
inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk
jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata
memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix),
batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian,
yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
a. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun,
yang berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat,

7
sehingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
Tangkai daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya
bervariasi.
b. Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk
daun muda dan hijau tua untuk daun tua karena mengandung zat
warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang
daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan
permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu
putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 –
10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara
selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun
(sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih
mengandung cairan yang disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun
diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas).
Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain,
seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.

Contoh beberapa bagian tumbuhan kayu putih yang bisa dimanfaatkan:

8
9
2.3 Syarat dan Tumbuhan Budidaya

Tanaman kayu putih tidak mempunyai syarat tumbuh yang


spesifik. Dari ketinggian antara 5 – 450 m diatas permukaan laut, terbukti
bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk
berkembang.
Pemungutan daun kayu putih sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
Alasannya, pada waktu pagi hari daun mampu menghasilkan rendeman
minyak atsiri lebih tinggi dengan kualitas baik. Setelah pemungutan daun
yang pertama, pohon kayu putih dipangkas agar bisa tumbuh tunas baru
dan yang akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Selanjutnya setiap
kali.
Cara yang ditempuh untuk memproduksi minyak kayu putih bisa
langsung dengan menyuling daunnya saja atau dengan cara menyuling
daun kayu putih tersebut berikut ranting daunnya sepanjang lebih kurang

10
20 cm dari pucuk daun. Apabila yang disuling itu berikut dengan ranting
daunnya sebaiknya menggunakan perbandingan antara berat ranting
terhadap berat daun sebesar 15%, karena ranting daun hanya mengandung
0,1% minyak (Ketaren, 1985).
2.4 Mutu minyak kayu putih
Komponen utama yang terdapat dalam minyak kayu putih adalah
sineol. Mutu minyak kayu putih ditentukan oleh kandungan sineol di
dalamnya, semakin tinggi kadar sineolnya, semakin baik pula mutu
minyak kayu putih tersebut. Namun demikian, masih ada faktor-faktor
yang lainnya yang juga menentukan mutu minyak kayu putih yang
dihasilkan dari proses penyulingan. Berikut beberapa faktor yang
mempengaruhi mutu minyak kayu putih :
 Cara penyimpanan daun
 Cara penyajian daun
 Cara pengisian daun ke ketel
 Kondisi penyulingan
 Jenis atau varietas pohon
Standart mutu minyak kayu putih menurut EAO adalah sebagai berikut:
 Warna : cairan berwarna kuning atau hijau
 Berat jenis pada 25oC : 0,908 – 0,925
 Putaran optik : o – (40)
 Indeks refraksi 200C : 1,4660 – 1,4720.
 Kandungan sineol : 50% - 65%
 Minyak pelikan : Negatif
 Minyak lemak :Negatif
 Kelarutan dalam alkohol 80% : Larut dalam 1 volume
Untuk mempertahankan mutunnya, sebaiknya minyak kayu putih
dikemas dalam drum berlapis timah putih atau drum besi galvanis.

11
BAB III
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN MINYAK KAYU PUTIH

3.1 Proses Pembuatan Minyak Kayu Putih


Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang
telah dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau
penyulingan daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki
bau dan khasiat yang sangat khas, sehingga banyak dipakai oleh setiap
orang, terutama pada bayi.minyak kayu putih dapat tumbuh didaerah
tandus,tahan panas dan tumbuh kembali setelah dibakar pohonnya. Pohon
kayu putih terdapat secara alami di daerah Asia Tenggara, yang tumbuh di
dataran rendah atau rawa tetapi jarang ditemui di daerah pegunungan.
Tanaman kayu putih yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai
komposisi kimia yang berbeda dengan yang terdapat pada dataran
rendah. Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang
mencapai 65%. Dengan adanya komponen tersebut, minyak kayu putih
dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi
di luar negeri, minyak kayu putih juga digunakan sebagai bahan baku
untuk industri farmasi dan parfum. Tanaman lain yang juga mengandung
sineol adalah eucalyptus, dengan kadar yang kebih besar yakni sekitar
85%.
Permukaan daun minyak kayu putih berambut, warna hijau kelabu
sampai hijau kecoklatan, Daun bila dimemarkan berbau minyak kayu
putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti
lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih
kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar
3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat
ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional
disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih.
Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna
putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan
varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk

12
membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan
menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang
warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Daun kayu putih
perbanyakan dengan biji atau tunas akar.
Adapun proses produksi minyak kayu putih adalah sebagai berikut:
Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak
minyak kayu putih yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi
dalam pembuatan minyak kayu putih diawali dengan pemetikan daun kayu
putih. Dalam proses pemetikan ada 2 macam cara, yaitu:
1. Pemetikan sistem rimbas, yakni tegakan pohon kayu putih yang
berusia 5 th. ke atas, dengan ketinggian 5 mtr., daunnya dipangkas. 1
tahun selanjutnya, sesudah tanaman kayu putih telah memiliki daun
yang lebat, lantas dapat dikerjakan perimbasan lagi.
2. Pemetikan sistem urut, yakni dengan langkah dipotong gunakan alat
( arit ) spesial untuk daun-daun yang telah cukup usia. langkah ini
jadi kurang praktis, dikarenakan pemetik mesti menentukan daun
satu per satu. pemetikan dikerjakan pada awal musim kemarau, pada
waktu telah sedikit turun hujan hingga tidak mengganggu pekerjaan
pemetikan daun. di samping itu, bila pemetikan dikerjakan pada awal
musim kemarau, pada akhir musim hujan ( awal musim kemarau )
setiap tanaman sudah menumbuhkan daun didalam jumlah yang
cukup banyak. karena, pemetikan atau pengambilan daun-daun kayu
putih bisa dikerjakan sekali didalam 1 tahun, bila perkembangan
tanaman subur. sesudah pemetikan daun, daun kayu putih yang siap
untuk disuling disimpan terlebih dulu.
Penyimpanan dikerjakan dengan menebarkan daun di lantai yang
kering serta mempunyai ketinggian lebih kurang 20cm, dengan situasi
suhu kamar serta sirkulasi hawa terbatas. didalam penyimpanan ini, daun-
daun tidak bisa disimpan didalam karung dikarenakan dapat menyebabkan
minyak yang dihasilkan berbau apeg serta kandungan sineol didalam
minyak rendah. penyimpanan daun dikerjakan optimal sepanjang 1
minggu. rusaknya minyak kayu putih akibat penyimpanan terlebih

13
berlangsung dikarenakan sistem hidrolisis serta pendamaran komponen-
komponen yang ada didalam daun. dampak hidrolisis ini bisa dicegah
dengan menaruh daun di area yang kering dengan sirkulasi hawa sekecil
barangkali. namun dampak pendamaran bisa diminimalkan mempersingkat
waktu penyimpanan serta turunkan suhu penyimpanan.
Didalam sistem setelah itu, daun kayu putih masuk didalam sistem
pembuatan minyak kayu putih. sistem penyulingan minyak kayu putih ini
terbagi didalam 3 step, yakni:
1. Pembuatan uap
Alat-alat yang dipakai pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap
panas diantaranya :
a) Boiler berperan untuk menghasilkan uap yang dapat dipakai untuk
mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun
yang dihasilkan air yang datang dari water softener yang dimasukkan
ke didalam boiler dengan pompa. pada boiler dilengkapi dengan
panel automatic, yang berperan sebagai pengontrol boiler supaya
safe serta berperan dengan baik. panel automatic juga berperan
mengontrol boiler untuk terkait dengan kipas penghisap asap keluar,
pompa pengisi air boiler serta pompa water softener.
b) Area bakar berperan sebagai area pembakaran bahan bakar dari daun
bekas masak kayu putih ( bricket ) serta sebagai area pemanasan air
awal yang dikaitkan dengan boiler. konstruksi dinding api dari pipa-
pipa uap yang melengkung serta jadi satu diatas dengan pipa uap
diameter 10” serta dipadukan dengan uap yang terbentuk di boiler.
lantai area bakar terbuat dari semen tahan api serta berlubang-lubang
untuk pemasukan hawa fresh dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.
c) Exhaust fan berperan menghisap hawa panas yang sudah digunakan
untuk memanasi area bakar dari ketel uap serta memasukkan hawa
fresh ke didalam area bakar untuk lantas dihembuskan ke cycloon.
d) Cycloon berperan memisahkan debu yang terhisap dari boiler oleh
exhaust fan supaya tidak keluar ke hawa bebas.

14
e) Chimney berperan mengalirkan asap pembakaran ke hawa. namun
untuk pengumpan air dipakai alat-alat seperti berikut:
a. Pompa feeding water berperan memompa air untuk masuk ke
didalam boiler dengan otomatis dari tangki air umpan yang sudah
dilunakkan didalam tangki water softener.
b. Water softener berperan melunakkan air yang masuk ke didalam
boiler dari kandungan kapur, supaya tidak gampang membentuk
susunan kapur yang melekat dibagian didalam boiler.
c. Feed pump water softener berperan memompa air yang dapat
dikerjakan ke didalam water softener dari bak air.
d. Feed tank berperan menaruh air yang telah ditinggalkan water
softener serta telah lunak untuk dipompa masuk ke didalam
boiler.
2. Penguapan daun
Alat-alat yang dipakai pada penguapan atau pemasakan daun yaitu
seperti berikut :
a) Bak daun
Berperan sebagai wadah untuk keranjang yang diisi daun kayu putih
yang dapat diberi uap panas dari ketel uap. kapasitas bak yaitu 1. 500 kg.
jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.

b) Keranjang daun
Berperan untuk area daun kayu putih yang dapat dimasak / diuapi
didalam bak daun, hingga gampang untuk dimasukkan serta dikeluarkan.
kapasitas keranjang yaitu 1. 250 kg daun kayu putih. jumlahnya 2 unit.
c) Hoist crane
Berperan untuk memasukkan serta mengangkat keranjang daun dari
bak daun yang dapat serta sudah selesai dimasak. kapasitas daya angkat 1
ton, tengah jumlahnya 1 buah.
3. Pendinginan serta pembelahan minyak dengan air
Alat-alat yang dipakai pada sistem pendinginan uap minyak daun kayu
putih, diantaranya yaitu :

15
a. Condensor
Berperan mengembunkan uap minyak air serta uap air yang keluar
dari ketel uap untuk jadikan cairan dengan langkah didinginkan.
b. Pompa air condenser
Berperan memompa air pendingin dari bak air pendingin untuk
dipompa masuk ke didalam condensor serta keluar lagi menuji cooling
tower.
c. cooling tower
Berperan mendinginkan air dari bak air yang dapat dialirkan
melewati condensor, dari suhu 1040f ( 400c ) jadi 920f ( 330c ). namun
untuk memisahkan air dengan minyak kayu putih.
Alat-alat yang digunakan untuk memisahkan adalah:
1. Separator
Berperan memisahkan minyak kayu putih dari air yang keluar
berbarengan dari kondensor gunakan sistem gravitasi. air dapat keluar dari
sisi bawah serta segera dibuang ke sungai, namun minyak kayu putih dapat
keluar sisi atas. sistem pembelahan ini dikontrol melewati kaca pengamat.
2. Tangki penampung minyak kayu putih
Berperan untuk menampung minyak kayu putih dari separator
kapasitas 200 liter.

3.2 Pemanfaatan Minyak Kayu Putih


Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M.
leucadendron) adalah tumbuh-tumbuhan anggota suku (Myrtaceae) yang
dimanfaatkan orang sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil).
Minyak diekstrak (biasanya disulingdengan uap) terutama dari daun dan
rantingnya. Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.
Tumbuhan ini tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australia
bagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain
yang memiliki musim kemarau yang jelas.
Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang
yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang

16
cukup jauh.Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa
dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain
(seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga
lain.
Minyak kayu putih dikenal sebagai obat pereda masuk angin dan
perut kembung. Minyak aromatik ini juga dapat menyembuhkan iritasi
kulit akibat gigitan serangga dan lecet. manfaat alami dari minyak kayu
putih sebagai berikut :
1) Sebagai analgesik alami, minyak kayu putih dapat mengurangi nyeri
sendi dan membuat pikiran dan tubuh jadi rileks. kita bisa
menuangkan beberapa tetes minyak kayu putih ke dalam bak mandi
yang berisi air panas. Lantas, berendam di dalamnya.
2) Setelah bercukur, oleskan beberapa tetes minyak kayu putih untuk
menenangkan kulit kita. Minyak ini juga bekerja sebagai antibakteri,
antivirus, dan antijamur.
3) Sebagai pereda sakit kepala, oleskan minyak kayu putih di tangan
lalu gosokkan di bagian kepala yang pusing, ini membantu
meredakan sakit kepala.
4) Minyak kayu putih juga bisa menjadi sahabat dalam perjalanan, bisa
menghilangkan mabuk perjalanan sehingga perjalanan tidak lagi
terganggu karena mabuk,. hirup aroma minyak kayu putih dan
gosokkan pada perut kita. perjalanan kita menjadi baik.
5) Memijat dengan minyak kayu putih dapat menghaluskan kulit dan
menghilangkan tanda bekas melahirkan.
6) Minyak kayu putih adalah pewangi alami terbaik, yang membantu
dalam penyembuhan infeksi kulit seperti luka, infeksi vagina, dan
gangren. Minyak ini juga berperan sebagai antiseptik yang baik
untuk tubuh.
7) Selain inhiler, minyak kayu putih bisa juga untuk menghilangkan
hidung tersumbat dan flu.

Minyak kayu putih banyak digunakan dalam industri farmasi.

17
Penduduk indonesia telah mengenal minyak kayu putih sejak berabad –
abad serta mempergunakannya sebagai obat untuk menyembuhkan
berbagai jenis penyakit. Kegunaan tumbuhan kayu putih antara lain
sebagai obat sakit perut dan saluran pencernaan (internal), sebagai obat
masuk angin untuk dewasa maupun anak – anak , sebagai obat kulit (obat
luar), berkhasiat sebagai obat oles bagi penderita sakit kepala, kram pada
kaki, reumatik dan sakit persendian.
Sebagai obat dalam (internal), minyak kayu putih digunakan
hanya dalam dosis kecil dan berkhasiat untuk mengobati rhinitis
(radang selaput lendir hidung), dan berfungsi sebagai anthelmintic
terutama efektif mengobati demam. Minyak kayu putih juga berfungsi
sebagai ekspektoran dalam kasus laryngitis dan bronchitis, dan jika
diteteskan ke dalam gigi dapat mengurangi rasa sakit gigi. Minyak kayu
putih juga sangat efektif digunakan sebagai insektisida. Kutu pada anjing
dan kucing akan mati jika diolesi minyak kayu putih. Juga dapat
digunakan sebagai pembasmi kutu busuk dan berbagai jenis serangga
(Lutony, 1994).

3.3 Strategi Pemasaran Produk Minyak Kayu Putih


Minyak kayu putih dari jenis tanaman Melaleuca cajuput L. sebagai
salah satu produk agribisnis/agroindustri di Indonesia sebetulnya
merupakan salah satu produk yang mempunyai peluang pasar yang masih
terbuka lebar. Saat ini, di dunia hanya ada dua produsen minyak kayu
putih, yakni Indonesia dan Vietnam dengan total produksi diperkirakan
600 ton per tahun dengan nilai 2 juta dollar AS. Lahan kayu putih di Jawa
Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur seluas 12.000 hektar bisa
menghasilkan 300 ton minyak kayu putih per tahun atau separuh dari total
produksi dunia. Sedangkan di Kepulauan Ambon kini hanya memproduksi
90 ton minyak kayu putih per tahun. Namun, dengan tingkat produksi
sebesar itu, kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia 1.500 ton per tahun
belum tercukupi.

18
Oleh karena itu, sampai sekarang Indonesia masih mengimpor 1.000
ton minyak ekaliptus sebagai pengganti minyak kayu putih dengan devisa
sekitar 6 juta dollar AS. (Anonim. 2003).
Perlu dilakukan strategi yang tepat dalam usaha minyak kayu putih
ini. Yang termasuk dalam strategi adalah cara-cara perusahaan dalam
mengembangkan pasar yang menjadi target. Pada umumnya strategi lebih
banyak didominasi oleh strategi pemasaran. Jadi, bagaimana cara
memasarkan produk-produk perusahaan kepada konsumen. Pemasaran
dapat berarti menjaga konsumen untuk melakukan pembelian atau
menjaga image produk perusahaan agar tetap menjadi pilihan konsumen
(Anonim. 2009).
Dalam strategi pemasaran produk minyak kayu putih harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Brand/image produk
Minyak kayu putih asli Indonesia merupakan minyak atsiri hasil
penyulingan dari daun kayu putih dari spesies Melaleuca cajuput L. yang
memiliki aroma/bau yang khas dan memiliki kadar cineol yang cukup
tinggi. Minyak kayu putih banyak disukai orang dan mempunyai manfaat
untuk obat-obatan, wangi-wangian dan insektisida. Minyak kayu putih
biasa digunakan untuk obat sakit perut, obat kulit, obat reumatik gangguan
pencernaan dan ekspektoran. Fungsi tersebut tidak dimiliki oleh minyak-
minyak atsiri yang lain.
Negara penghasil minyak kayu putih Melaleuca cajuput L. hanya
terdapat di beberapa negara saja, termasuk Idonesia. Dengan pemberian
merek kayu putih Melaleuca cajuput L. asli Indonesia secaralangsung
memberikan gambaran produk minyak kayu putih Indonesia.
b. Segmentasi pasar
Dengan rasa hangat yang alami dan baunya khas, minyak kayu putih
dari jenis Melaleuca cajuput L. dibutuhkan oleh semua orang mulai dari
bayi sampai dengan kalangan tua, sehingga pasarnya sangat luas untuk
miyak kayu putih ini.

19
c. Differensiasi
Minyak kayu putih dari jenis Melaleuca cajuput L. merupakan jenis
minyak atsiri yang murni dengan kadar cineol tidak terlalu tinggi dan tidak
rendah (> 55%), sehingga rasa hangat yang dihasilkan tidak terlalu panas
dibandingkan dengan minyak kayu putih dari jenisEucalyptus yang
mempunyai kadar cineol > 60%.
d. Positioning
Positioning merupakan tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan
berada dalam benak pelanggan sasarannya. Positioning minyak kayu putih
dapat diposisikan sebagai produk yang terbaik untuk sejumlah
penggunaan/penerapan sesuai dengan fungsi dan manfaat minyak kayu
putih dan positioning sebagai produk yang terbaik untuk sejumlah
penggunaan/penerapan.
e. Bauran Pemasaran (produk, promosi, distribusi, harga dan kemasan)
1. Produk
Untuk menjadi produk unggulan dan berdaya saing tinggi, maka dalam
menghasilkan produk minyak kayu putih harus dilaksanakan peningkatan
produktivitas dan efisiensi dalam suatu proses produksi dengan
memperhatikan syarat-syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan. Minyak
kayu putih harus memenuhi syarat dan kriteria mutu yang ditetapkan baik
untuk dalam negeri (SNI= Standar Nasional Indonesia)) ataupun untuk
ekspor seperti ISO (International Standar Organization), SPS (Sanitary
and physosanitory Measures ) yang sering disebut proteksi baru dalam
bidang perdagangan komoditi hasil pertanian terutama untuk ekspor ke
Jepang, Eropa dan Amerika Serikat, maupun sertifikasi-sertifikasi lain
(Food Safety Law, Plant Protection Law, Food Control Law, Hazard
Analysis Critical Control Point / HACCP, dan lain-lain) sehingga dapat
diterima oleh semua negara yang menjadi tujuan ekspor.

20
Selain itu berbagai upaya pengendalian hama terpadu dan
pengendalian pupuk organik serta teknologi-teknologi lain yang ramah
lingkungan perlu terus dikembangkan untuk mengisi ceruk pasar kalangan
sadar lingkungan yang semakin luas terutama di luar negeri (Gumbira.
1999).
Teknologi penyulingan minyak kayu putih menggunakan teknologi
yang ramah lingkungan mulai penyulingan daun kayu putih sampai dengan
penanganan limbahnya (cair maupun padat). Teknologi penyulingan
dengan pemenuhan syarat dan ketentuan penyulingan mulai dari bahan
baku, bahan penolong maupun peralatan penyulingan yang dapat berjalan
dengan lancar akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi produk
minyak kayu putih. Teknologi penanganan limbah padat dengan
menggunakannya kembali sebagai bahan baku boiler dan penanganan
limbah cair yang juga dapat dipergunakan kembali untuk air yang
dipanaskan di dalam boiler juga akan meningkatkan efisiensi.
1. Pendekatan teknologi pengemasan dan Pelabelan
Berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan akan fisik,
kimiawi maupun mikrobiologik, sebagai alat transportasi komoditi
maupun alat promosi dan pemberi informasi. Teknologi pengemasan dan
pelabelan yang baik dan menarik akan meningkatkan daya saing produk
terhadap produk-produk lain sejenis.
2. Pengemasan
Sesuai dengan SNI 01-5009.11-2001 Minyak kayu putih yang
dihasilkan dari suatu pabrik dikemas dengan kemasan yang tidak
mempengaruhi mutu minyak kayu putih. Setelah keluar dari pabrik dapat
dilakukan pengemasan dengan kemasan yang lebih kecil dan lebih
menarik dengan tetap mempertimbangkan perlindungan produk dari
kerusakan fisik, kimiawi maupun mikrobiologik.
3. Penandaan/Pelabelan
Fungsinya untuk memberikan informasi produk. Pada setiap wadah
atau jerigen dicantumkan : nama barang, produsen, nomor, berat bersih,
mutu barang, buatan Indonesia.

21
4. Pendekatan teknologi Pemasaran
Harga jual produk minyak kayu putih yang rendah, teknik pemasaran
yang tepat dan cepat akan meningkatkan daya saing dalam penjualan
produk sehingga bisa menjadi salah satu keunggulan kompetitif.
5. Standardisasi hasil produk minyak kayu putih
Standardisasi mutu merupakan suatu spesifikasi teknis tentang mutu
suatu komoditas/produk yang dapat digunakan untuk umum, yang dibuat
dengan cara kerjasama dan konsensus dari pihak-pihak yang
berkepentingan berdasarkan pada hasil konsultasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan pengalaman. Sedangkan sertifikasi mutu produk merupakan
suatu pernyataan tertulis dari suatu lembaga yang kompeten dan
berwenang yang berisi kebenaran mutu, fakta hasil pemeriksaan atau hasil
pengujian berdasarkan metode yang sah, sehingga sertifikasi berisi
pernyataan yang kebenarannya ditanggung oleh lembaga yang
menerbitkan sertifikat tersebut (Soekarto, 1990 dalam Ghafar, 2007).
Hasil produksi minyak kayu putih di Indonesia pada saat ini masih
mengacu pada SNI, sedangkan untuk ke depannya agar dapat bersaing di
kancah internasional, semua pabrik minyak kayu putih di Indonesia akan
disertifikasi oleh ISO (ISO 9001 : 2008) dan secara bertahap
dipertimbangkan untuk mengikuti standar sertifikasi SPS dan HACCP
sehingga dapat menembus semua Negara.

22
Contoh produk yang dihasilkan dari tumbuhan kayu putih

23
24
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang
telah dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau
penyulingan daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki
bau dan khasiat yang khas, sehingga banyak dipakai sebagai kelengkapan
kasih sayang ibu terhadap anaknya, terutama ketika masih bayi. Minyak
kayu putih digosokkan hampir di seluruh badan untuk memberikan
kesegaran dan kehangatan pada si jabang bayi.
Mutu minyak kayu putih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mutu
Utama (U) dan mutu Pertama (P). Keduanya dibedakan oleh kadar cineol,
yaitu senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat
dalam minyak atsiri seperti kayu putih. Minyak kayu putih mutu U
mempunyai kadar cineol ≥ 55%, sedang mutu P kadar cineolnya kurang
dari 55%.
Secara umum, kayu putih dikatakan bermutu apabila mempunyai bau
khas minyak kayu putih, memiliki berat jenis yang diukur pada suhu 15 oC
sebesar 0,90 – 0,93, memiliki indeks bias pada suhu 20oC berkisar antara
1,46 – 1,47 dan putaran optiknya pada suhu 27,5oC sebesar (-4)o –
0o. Indeks bias adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
sinus sudut datang dengan sinus sudut bias cahaya, sedangkan yang
dimaksud putaran optik adalah besarnya pemutaran bidang polarisasi suatu
zat.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kayu_putih
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_putih
3. http://agroindustrialtechnologydotcom.wordpress.com/2012/11/15/min
yak-kayu-putih/
4. https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-
b&tbm=isch&q=bagian+bagian+kayu+putih+yang+dimanfaatkan+g
ambar&chips=q:bagian+bagian+kayu+putih+yang+dimanfaatkan+g
ambar,online_chips
5. https://www.google.com/search?q=gambar+produk+kayu+putih&safe

26

Anda mungkin juga menyukai