BAB I
PENDAHULUAN
sistem komunikasi sangatlah penting untuk mcnciptakan hubungan yang harmonis antara
pelaku organisasi. Public Relations merupakan wadah komuinikasi dua arah yang terjadi
dalam satu lembaga organisasi baik komunikasi internal maupun external dari organisasi
tersebut.1
Dalam Islam Public Relations dikenal sebagai dakwah pengenalan Islam, dakwah
ini berfungsi untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat. Seorang pendakwah atau orang
yang mensosialisasikan Islam pada masyarakat yang paling sukses adalah Nabi Muhammad
(33) َصا ِل ًحا َوقَا َل إِنَّنِي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين َ َْو َم ْن أَح
َّ سنُ قَ ْوال ِم َّم ْن دَ َعا إِلَى
َ َّللاِ َو َع ِم َل
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ”Sesungguhnya aku Termasuk
Public Relations yang baik dan mutlak dimiliki semua anggota masyarakat pada
umunya dan terutama masyarakat organisasi pada khususnya guna kelancaran hubungan
kerja yang baik pada organisasi tersebut. Hubungan kerja yang baik akan bisa di capai jika
masing-masing pihak dalam organisasi tersebut memiliki pengertian satu sama lain. Public
Relations atau kadang disebut dengan istilah Hubungan Masyarakat (Humas) memiliki
posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, terutarna bila organisasi tersebut sering
organisasi tersebut di mata masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan karena Public
1
Ruslan Rosadi, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Persada,
1997), hlm: 17
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Toha Putra Semarang, 1989), hlm:
546
2
masyarakat. Oleh karena itu, public relations merupakan suatu bidang yang memerlukan
sejarahnya sebetulnya Public Relations di Indonesia dimulai sangat jauh dari yang
dilakukan oleh pemikir-pemikir yang ada di Eropa atau Amerika bahkan di Australia.
Public Relation di Indonesia dimulai di tahun 1950-an dengan konsep yang berbeda dengan
konsep yang di anut di negara lain. Berdasarkan pengamatan peneliti dan juga yang di
ungkapkan oleh Elizabeth Goenawan Ananto dalam Public Relations In Asian Antholoo,
Dalam aktifitas atau operasional, Public Relations dikenal dengan penemuan fakta
organisasikan, kemudian bagaimana pelaksanaan dan dalam pencapaiannya, hasil apa yang
diperolehnya.5
Islam adalah merupakan agama Rahmatan lil 'alamien. Islam mendukung segala
hal yang berkenaan dengan sosialisasi bermasyarakat. Public Relations dalam Islam juga
dikatakan sebagai wadah untuk bersilaturrahim. Karena hubungan yang dimaksud dalam
Public Relations adalah komunikasi menjalin hubungan antara satu dengan yang lainnya,
ketika manusia tidak peduli dengan yang tidak mau saling mengenal atau dalam istilah lain
kemanusiaannya.
Manusia sebagai makhluk sosial menduduki posisi yang sangat penting dan
strategis. Sebab, hanya manusialah satu-satunya makhluk yang diberikan bisa berbicara
3
Ruslan Rosadi, Manajemen Humas..., hlm: 5
4
Elizabeth G. Ananto, Public Relation Sebagai Koalisi Dominan, Mungkinkah?, (Yogyakarta:
Makalah Pada Konvensi Perhmas, 2004), hlm: 265
5
Ruslan Rosadi, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Persada,
2005), hlm: 11
3
sebagaimana yang bisa di pahami firman Allah dalam surah Ar-Rahman ayat 4 sebagai
berikut:
Banyak penafsiran yang muncul berkenaan dengan kata al-bayan. namun yang
paling kuat adalah berbicara "al-nuthq al-kalam”. Hanya saja menurut Ibn 'Asyur, kata al-
bayan mencakup isyarah-isyarah yang lainnya, seperti kerlingan mata. anggukan kepala.
Dengan demikian al-bayan merupakan karunia yang terbesar bagi manusia. Bukan saja ia
merupakan suatu yang di hajatkan dalam setiap kegiatan manusia. Dalam sebuah penelitian
telah dibuktikan, hampir 70% sejak bangun dan tidur manusia berada dalam kegiatan
melestarikan peradaban. Akan tetapi dengan komunikasi, kita juga dapat menumbuh
Maka dari hal inilah penulis mencoba mengkaji Public Relations menurut konsep
Islam melalui sebuah penelitian yang penulis usahakan penelitiannya melalui riset
RELAȚIONS"
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka secara umum rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana konsep Islam tentang Public Relations. Namun agar lebih
jelas, terarah dan fokus masalah dalam penelitian ini dapat di rincikan sebagai berikut:
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Penerbit Lentera Abadi, 2002), hlm:
773
7
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Al-Thabrani, Jami ' al-Bayanfi Tafsir Ayi a-Qur'an Jilid 13, Juz
27, (Jakarta: Pustaka Azzam, 1998), hlm: 114-115
8
Jalaluddin Rahmad, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosa Karya, 1996), halaman iflitah
4
3. Batasan Istilah
dalam penafsiran beberapa istilah yang digunakan dalam judul ini, maka penulis membuat
1. Konsep, artinya rancangan.9 Sedangkan yang dimaksud konsep dalam penelitian ini
goodwill dari publiknya. Public Relations juga dapat di artikan sebagai alat
komunikasi persuasif yang dapat di pakai orang untuk memotifasi orang lain dan
3. Islam, secara leksikal berasal dari bahasa arab yaitu dari kata ”Aslama, Yuslimu,
atau tunduk dan patuh. Adapun menurut istilah Islam adalah agama yang di
wahyukan Oleh Allah SWT kepada baginda Nabi Muhammad SAW untuk mengatur
hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesama manusia, serta
4. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian yang pcnulis lakukan ini bertujuan untuk
9
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1979), hlm:520
10
Johan Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm: 334
11
Hidayat, 1990, hlm: 66
5
5. Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini berguna untuk mengetahui konsep Islam tentang Public Relations.
2. Penelitian ini juga dapat di gunakan peneliti-peneliti lain, masyarakat luas, sebagai
6. Sistematika Pcmbahasan
beberapa bab danpada tiap-tiap babnya terdapat beberapa sub bab, yaitu:
Rumusan Masalah, Batasan Istilah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Sistematika
Pembahasan.
Bab II Landasan Teoritis yang terdiri dari Pengertian Public Relations, Tujuan
dan Fungsi Public Relations, Ruang lingkup Public Relations, Sejarah Perkembangan
Bab III Metodologi Penelitian yang terdiri dari Jenis Penelitian, Sumber Data,
Bab IV Hasil Penelitian yang terdiri dari Prinsip Public Relations Dalam Al-
Quir'an, Prinsip Public Relations Menurut Para Ulama, dan Etika Public Relations Dalam
Islam.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Jika dilihat dari asal katanya Public dan Relations adalah hubungan-hubungan
antar publik atau singkatnya hubungan-hubungan publik. Ini berarti dapat mengindikasikan
bahwa jika Public Relations di terjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat (humas) adalah
kurang tepat, namun karena masyarakat terlanjur mengenal istilah humas dan sangat sulit
untuk di luruskan maka istilah humas tetap dipakai, bahkan pada instansi-instansi
mempunyai dua pengertian, pertama, humas dalam artian sebagai tehnik komunikasi (of
ofcommunication).12
Itu pengertian Public Relations secara harfiah. Lalu apa pengertian Public
Relations secara istilah, berikut adalah defenisi atau pengertian Public Relations menurut
1. Howard Bonham
Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik secara
lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau
Public Relations adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk
memajukan saling mengerti dan bekerjasama antara sesama publik yang berkepentingan
12
Oemi Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: Alumni, 1993), hlm: 10
13
Frank Jefkins dan Daniel Yadin, Public Relations Edisi ke Lima, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm: 2
7
3. Betrand R. Canfield
Public Relations adalah falsafah dan fungsi manajemen yang di ekspresikan melalui
kegiatan komunikasi bagi publiknya untuk menciptakan pengertian dan goodwill dari
publiknya.
4. Frank Jefkins
itu keluar atau kedalam, yaitu antara satu organisasi dengan publiknya dalam rangka
Public Relations juga dapat diartikan sebagai alat komunikasi prsuasif yang dapat
di pakai orang lain dan instansi lain dalam rangka membantu mereka mencapai tujuan.14
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat
antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut.15
Tujuan (goals) merupakan suatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih, tujuan juga
dapat disebut objektif. Tujuan merupakan suatu yang mengarahkan kcgiatan Public
Relations, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran. misalnya, kita akan bcrpergian ke
jakarta. Jakarta adalah tujuan kita, maka kita akan diarahkan untuk melalui jalan-jalan yang
menuju kejakarta. Seorang praktisi Public Relations harus merumuskan tujuan secara jelas,
spesifik dan dinyatakan dalam bentuk pernyataan tertulis tentang apa saja yang akan
komunikasi, maka pada dasamya tujuan Public Relations adalah tujuan-tujuan komunikasi.
14
Johan Vivian, Teori Komunikasi..., hlm: 334
15
Cutlip, Center dan Broom, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm: 6
8
Dalam realitas praktik public relations di perusahaan, tujuan Public Relations antara lain,
menciptakan pemahaman publik favorable serta membentuk goodwill dan kerja sama.16
Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya di
lakukan oleh Public Relations. Sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Public
Relations, jadi Public Relations dikatakan berhasil apabila dia mampu melaksanakan tugas
dan kewajibannya dengan baik. Berguna atau tidak dalam menunjang dan menjamin
kepentingan publik.17
Berbicara tentang Public Relations dan ruang lingkupnya tak mungkin rasanya kita
memisahkannya dari ilmu komunikasi. Dalam ilmu komunikasi ruang lingkup Public
Relations yang Jebih dahulu di kenal dengan nama humas atau hubungan masyarakat ini,
Dalam lingkup internal, tugas seorang humas adalah berupaya untuk mencapai
satu kondisi dimana karyawan bergairah dalam bekerja. Menurut Oemi Abdurrahrnan, yang
harus dilakukan oleh seorang praktisi humas dalam mencapai tujuan tadi, adalah bagaimana
dan kegiatan-kegiatannya.
Sementara itu dalam lingkup eksternal, seorang praktisi humas dalam rangka
mencapai tujuannya, yaitu menciptakan hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak lain
sehingga tercipta kesan yang baik, akan melakukan tugas-tugas diantaranya adalah,
melakukan survey, bagaimana sikap atau penelitian masyarakat terhadap cara kerja
Seorang praktisi Public Relations dalam kaitannya dengan menciptakan citra yang
16
Rahmat Kriantono, Public Relations Writing, Media Public Relations Membangun Citra Korporat,
(Jakarta: Kencana, 2008), hlm: 4
17
Mafri Amir, Etika Komunikasi Masa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), him: 87
9
segala informasi yang objektif, diharapkan masyarakat akan bertambah percaya terhadap
lembaga tersebut sehingga dengan sendirinya akan memberikan penilaian yang baik. Dalam
bekerja dan untuk mencapai sasaran serta tugas kehumasannya, seorang praktisi humas di
bantu oleh beberapa staf yang efektif untuk menjabat tugas di bagian kehumasan tertentu.
Pada masa lalu, praktisi humas berpandangan bahwa humas hanya sebagai
komunikasi satu arah yang bertujuan membujuk pihak lain. Namun dewasa ini pandangan
komunikasi atau hubungan dua arah (two-way communications). Defenisi mengenai humas
kemudian memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling) dan
between (antara). Dengan demikian pengertian humas sudah mengandung pengertian aksi
1. Di Indonesia
hubungan masyarakat di indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat
itu. Pada waktu itu pemerintah indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk
mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh
kerajaan belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan kehumasan mulai
18
Onong Uchjana Effendi, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Cetakan ke Lima,
(Bandung: Remaja Rosda karya 1991), hlm: 12
10
sejarahnya sebetulnya, Public Relations di Indonesia dimulai sangat jauh dari yang
dilakukan oleh pemikir-pemikir yang ada di Eropa atau Amerika bahkan Australia. Public
Relartions di indonesia dimulai di tahun 1950 an denagn konsep yang berbeda dengan
Goenawan Anantao dalam Public Relations In Asia Anthology, Public Relations belum
dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, tetapi kchumasan sudah di kcnal secara
formal dan terorganisasi dengan baik, serta mulai di terapkan pada tahun 1995-an. Sejarah
tersebut cukup penting dalam upaya menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan
Kemudian pada tahun 1954, secara resmi humas di terapkan pada jajaran
kepolisian, dengan nama Hubungan Masyarakat (Humas). Pada dekade 1970-an peran
humas sudah di terapkan diberbagai instansi pemerintah serata lembaga atau perusahaan
atau pesan-pesan dari lembaga atau organisasi, yang diwakilinya itu kepada pihak publik
atau masyarakat.
Public Relations yang mulai terorganisasi secara formal dan profesional melalui suatu
intruksi keputusan serta kaitannya dalam fungsi kedinasan maupun upaya pembentukan
suatu wadah organisasi resmi profesi humas. Berikut ini adalah priodisasi
perkembangannya:
19
Ruslan Rosadi, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Persada,
2008), hlm: 46
11
Priode pertama
Tahun 1962, cikal bakal pembentukan humas di Indonesia secara resmi lahir
Tugas strategis; ikut serta dalam pembuatan keputusan oleh pemimpin hingga
pelaksanaannya.
timbal balik dua arah, hingga mampu menciptakan citra atas lembaga atau
Priode kedua
Pada tahun 1967-1971, disebut dengan priode humas kedinasan pemerintahan, hal
tersebut dimulai dengan terbentuknya suatu wadah atau organisasi berbentuk "Badan
didirikan dinas koordinasi antara Humas Departemen atau Lembaga Negara-negara yang
disingkat dengan Bakor yang secara ex oricio di pimpin oleh pimpinan pada setiap
departemen.
Kemudian pada tahun 1970-1971, Bakor diubah menjadi Bako (Badan Koordinasi
beranggotakan humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara atau BUMN.
Kerja sama antara humas departemen atau institusi tersebut menitikberatkan pada
kehumasan.
20
Ruslan Rosadi, Manajemen Humas..., hlm: 47
12
pemerintah.
Memelihara hubungan kerja sama yang baik dan menciptakan hubungan yang
efektif dan harmonis dengan organisasi dan lembaga resmi serta masyarakat.
Priode ketiga
Tahun 1972 dan 1993, Priode ini di tandai dengan munculnya Public Relations di
kalangan profesional pada lembaga swasta umum, indikaror tersebut dapat kita lihat pada:
kalangan praktisi swasta dan termasuk pemerintahan, pendirinya antara lain yaitu:
Pertamina), Nana Sutresna (Deplu),M.Alwi Dahlan (mantan Menpen RI dan ketua BP7),
Feisal Tamin (Depdagri), Wisaksono Noerhadi (Mataharia), Imam Sajono (Konsultan PR)
tahun1993, telah di tetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI). Perhumas juga
tercatat sebagai anggota Internasional Public Relations Assosiations (IPRA) dan ASEAN
Diantar para tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua adalah Marah Joenoes
Kharsadi dari CMNP (PT. Citra Marga Nusantar Persada), yang dua kali terpilih sebagai
ketua perhumasan.
Kedua: Pada tanggal 10 April 1987 di jakarta, dibentuk suatu profesi humas
lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRJ). Tujuannya
yang independen (konsultan jasa kehumasan). Saat ini ketuanya adalah Maria
kepada bangsa dan negara khususnya sebagai profesional dalam bidang Public Relations.
Aktifitas eksternalnya berkaitan dan niat menanamkan makna Public Relations (humas)
dalam hal memberikan kemampuan pengelolaan program komunikasi, kerja dan dalam
dinamika usaha melalui kerja sama dan menciptakan persaingan yang sehat.
Priode keempat
dibidang profesional khusus (spesialisasi Public Relations atau humas bidang pelayanan
organisasi profesi humas bidang profesional jasa perhotelan. Berkaitan erat dengan
organisasi yang sudah di kenal sebelumnya bidang perhotelan, yaitu PHRI (Perhimpunan
(Farkamas), yang merupakan forum resmi bagi para pejabat humas (Public Relations
Ofìcer) bidang jasa perbankan di Indonesia, baik bank pemerintah (Himbara), swasta
pertama kali di ketuai oleh pejabat direktur BI yaitu Pul Soetopo Tjokronegoro dan
diresmikan pada tanggal 13 september 1996 oleh Gubernur BI, dan Soedjadrat Wandodo di
Jakarta.
milik negara (Himbara), dengan organisasi persatuan Perbankan swasta nasional khususnya
dalam bidang kehumasan melalui berbagai macam kegiatan operasional Jasa Perbankan,
juga melalui seminar atau diskusi, penerbitan jurnal dan tukar menukar pengalaman atau
informasi. Di samping itu, forum ini bertujuan untuk membina hubungan keluar dengan
14
publik (nasabah, relasi bisnis, investor dan pemiliknya) dan mampu menciptakan citra dan
Ketiga: sesuai dengan SK BAPEPAM No. 63. 1996, tentang perlunya baca wajib
pihak Emiten atau perusahaan yang go public di pasar baru Jakarta dan Bursa Efek
tanggal 13 November 2003 lalu di Jakarta, dan idenya sama dengan PRSA (Public
Relations Sociaty of Amerika) yang telah berdiri lama sejak tahun 1940-an sebagai
sertifikasi Akreditasi Public Relations (APR) profesional di Amerika yang diakui secara
pimpin atau sebagai presiden pertamanya adalah Agus Parengkuan, dia adalah sebagai
pemberdayaan serta partisipasi dalam aktifitasnya yang berkaitan dengan isu-isu secara
2. Di Dunia
1900an yang dipelopori oleh Ivy Lee dengan “The Declaratyions of Principles” atas
upayanya ini Ivy Lee disebut sebagai “The Father OfPublic Relations” karena deklarasinya
itu, meskipun begitu konsep Public Relations di Amerika sudah ada sejak tahun 1850.21
masyarakat adalah landasan bagi masyarakat. Tujuan, tehnik, alat dan standar etika
berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka
21
Broom, 2002, hlm: 102
15
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah, opini publik mulai
berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna
persuasi. Pada saat Yunani Kuno mulai di kembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat
dan meningkatkan hubungan dengan rakyat, evaluasi mengenai pendapat atau opini publik
Dasar-dasar fungsi humas di temukan dalam revolusi Amerika, ketika ada gerakan
Abad ke-19 : Public Relations di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang
bermutu.
aspek saja.
dan kualitas.
22
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, (Jakarta: Grafiti, 2005), hlm: 40
16
1990-Sekarang: a. Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan iptek sesuai
dengan kebutuhan.
Peradaban masyarakat Madinah pada masa awal adalah bukti konkrit keberhasilan
sangat hangat dan indah, saling menghargai dan menghormati di tengah-tengah perbedaan,
tidak saling memaksakan kehendak dan pendapat sendiri. Keberhasilan ini tidak lepas dari
topang dengan keluhuran budi pekerti. Jika di telusuri sejarah Nabi, akan di jumpai bahwa
keberhasilan itu karena beliau menerapkan seluruh prinsip-prinsip komunikasi dalam Al-
komuniksai dengan mengambil inspirasi dari al-Qur'an, bagaimana harus di pahami dan di
maknai pada masa modern dewasa ini sebagai landasan etis untuk pengembangan ilmu
Islam selalu mengajarkan kepada manusia agar selalu melakukan hal yang baik
dalam setiap aspek kehidupannya sehari-hari. Begitu juga halnya menjadi seorang Humas
(Public Relations) dalam sebuah perusahaan memang terkadang menjadi pekerjaan yang
sulit, di satu sisi perusahaan yang berorientasi pada keuntangan yang membuat seorang
Humas (Public Relation) harus berusaha dengan berbagai cara untuk memperluas pasar,
menjaga hubungan dengan relasi, mampu menjaga citra perusahaan agar tetap baik dalam
keadaan apapun.
Namun di sisi lain ada etika dan hukum yang harus dipatuhi oleh seorang Humas
(Public Relations) dalam melakukan tugas sebagai ujung lidah perusahaan. Dan disinilah
aturan agama sangat berperan penting sebagai pedoman bagi manusia agar manusia tidak
yang selalu hidup bermasyarakat dan senantiasa membutuhkan peran-peran pihak lain.
Artinya berintegrasi sosial atau hidup bermasyarakat merupakan sesuatu yang tumbuh
sesuai dengan fitrah dan kebutuhan kemanusiaan. Dalam hal ini, al-Qur'an banyak
memberikan arahan atau nilai-nilai positif yang harus di kembangkan dan nilai-nilai
menunjukkan bahwa saling mengenal yang di maksudkan itu tidaki membedakan suku, ras,
bahasa, kebudayaan, bahkan ideologi. Maka, ketika manusia tidak peduli dengan yang
lainnya, tidak mau saling mengenal, atau dengan istilah lainnya ia lebih menonjolkan sifat
Manusia sebagai makhluk sosial menduduki posisi sangat penting dan strategis.
Sebab, hanya manusialah satu-satunya makhluk yang (liberi karunia bisa berbicara. Dengan
Banyak penafsiran yang muncul mengenai penafsiran kata al-bayan, namun yang
paling kuat adalah berbicara (al-nuthq al-kalam). Hanya saja menurut Ibn 'Asyur, kata al-
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Edisi yang Disempurnakan), (Jakarta:
23
Dengan demikian, al-bayan merupakan karunia yang terbesar bagi manusia, bukan saja ia
dapat dikenal jati dirinya, akan tetapi ia menjadi pembeda dari binatang.25
sesuatu yang di hajatkan pada setiap kegiatan manusia. Dalam sebuah penelitian telah di
buktikan bahwa, hampir 70% sejak bangun dari tidur manusia berada dalam kegiatan
melestarikan peradaban. Akan tetapi, dengan komunikasi kita juga dapat menumbuh
kcmajuan, dan menghambat pemikiran (Jalaluddin Rahmad, 1996, cet. Ke 10. Hlm. Kata
pengantar).
ucapan atau dengan istilah lain, kemampuan berkomunikasi akan mencerminkan apakah
seseorang itu terpelajar atau tidak. Dengan demikian, berkomunikasi tidaklah di identik
dengan menyampaikan sebuah informasi. para pakar komunikasi, sebagaimana yang telah
di kutip oleh Jalaluddin Rahmad, berpendapat bahwa setiap komunikasi mengandung dua
aspek, yaitu aspek isi dan aspek kandungan, dimana Yang kedua mengklasifikasikan yang
memang bukan hanya saja menyampaikan informasi, tetapi yang terpenting adalah
Untuk itu demi terciptanya suasana kehidupan yang harmonis antara anggota
gambarkan oleh Jalaluddin Rahmad, yaitu sebuah bentuk komuikasi dimana sang
komunikator akan menghargai apa yang mereka hargai, ia berempati dan berusaha
memahami realitas dari persfektip mereka. Pengetahuannya tentang khalayak bukan untuk
25
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Al-Thabari, Jami ' al-Bayanfi..., hlm: 114-115
26
al-Sakhawai, al-Maqashid al-Hasanah, (Beirut: Dar Al-Hijrah, 1986), hlm: 319
27
Jalaluddin Rahmad, majalah al-Hikmah, (Bandung: Yayasan Al-Muthahharis, Bandung), halaman
iftitah
19
menipu, tetapi untuk memahami mereka dan bemegosiasi dengan mereka, serta bersama-
pihak lain sebagi obyek, ia hanya menuntut supaya orang Iain bisa memahami pendapatnya.
Sementara itu, ia sendiri tidak bisa menghormati pendapat orang Jain. Dalam komunikasi
bentuk yang kedua ini, bukan saja ia telah mendehumanisasikan mereka, tetapi juga dirinya
sendiri.28
Ada hal penting yang lebih dulu dijelaskan terkait tentang pembahasan tema di
atas. pertama, al-Qur'an tidak memberikan uraian secara spesifik tentang komunikasi. Kata
"komunikasi" berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatio, dan bersumber dari kata
cummunis yang berarti sama, maksudnya sama makna. Maksudnya, suatu komunikasi
dikatakan komunikatif jika antara masing-masing pihak mengerti bahasa yang digunakan,
Dalam proses komunikasi paling tidak terdapat tiga unsur yaitu, komunikator,
Para pakar komunikasi juga menjelaskan bahwa komunikasi tidak hanya bersifat
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan paham, tetapi juga bersifat persuasif, yaitu
agar orang lain mau menerima ajaran atau informasi yang di sampaikan, melakukan
kegiatan atau perbuatan dan lainlain. Bahkan menurut Hovland, seperti yang di kutip oleh
Onong, bahwa berkomunikasi bukan hanya terkait dengan penyampaian informasi, akan
tetapi juga bertujuan pembentukan pendapat mumum (Public Opinion) dan sikap publik
(Public Attitudee).31
komunikasi, namun jika di teliti banyak ayat yang memberikan gembaran umum prinsip-
prinsip komunikasi. Dalam hal ini, penulis akan merujuk pada term-term khusus yang di
28
Jalaluddin Rahmad, Psikologi Komunikasi..., hlm: 63
29
Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat..., hlm: 9
30
YS. Gunadi, Himpunan istilah Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 1998), hlm: 69
31
Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat...,hlm: 10
20
1. Qaulan Balighan
2. Qaulan Kariman
3. Qaulan Maisuran
4. Qaulan Ma 'rufan
5. Qaulan Layyinan
6. Qaulan Syadidan
Dalam al-Qur'an term qaul baligh hanya di sebutkan sekali, yaitu dalam surah an-
tidak akan pernah bertahkim kepada Rasulullah SAW, meski mereka bersumpah atas nama
Allah, kalau apa yang mereka lakukan semata-mata hanya menghendaki kebaikan.
Walaupun begitu, beliau dilarang menghukum mereka secara fisik, akan tetapi cukup
dengan menasehati dan memberi ancaman bahwa perbuatan buruknya akan mengakibatkan
datangnya siksa Allah, dan berkata kepada mereka dengan perkataan yang lemah lembut.33
Term baligh yang berasal dari kata "balagha", oleh para ahli bahasa dipahami
sampainya sesuatu kepada suatu yang lain, juga bisa dimaknai dengan"cukup" (al-kifayah).
Sehingga perkataan yang baligh adalah perkataan yang merasuk dan membekas dalam jiwa.
Sementara menurut al-lshfahani, bahwa perkataan tersebut mengandung tiga unsur utama,
32
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 70
33
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Al-Thabari, Jami ' al-Bayanfi..., hlm: 153
21
yaitu bahasanya tepat, sesuai dengan yang dikehendaki, dan isi perkataan adalah suatu
kebenaran. Sedangkan term baligh dalam kontek pembicara dan lawan bicara, adalah
bahwa si pembicara secara sengaja hendak menyampaikan sesuatu dengan cara yang benar
Secara rinci, para pakar sastra, seperti yang di kutip oleh Quraish Shihab,
membuat kriteria-kriteria khusus tentang suatu pesan yang dianggap baligh, antara lain.34
Term ini ditemukan dalam al-Qur'an hanya sekali, yaitu dalam surah al-lsra' ayat
23 sebagai berikut:
kewajiban setiap manusia, yaitu menyembah Allah dan berbakti kepada kedua Orang tua.
Ajaran ini sebenamya ajaran kemanusiaan yang bersifat umum, karena setiap manusia pasti
menyandang dua predikat ini sekaligus, yakni sebagai makhluk ciptaan Allah, yang oleh
karenanya harus menghamba kepada-Nya semata. Sebab, kedua orang tuanyalah yang
34
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan al-Qur 'an jilid 2, (Bandung: Mizan, 2000), him: 468
35
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 227
22
Bukan hanya itu struktur ayat ini, dimana dua pernyataan tersebut dirangkai
dengan huruf waw 'athaf, yang salah satu fungsinya adalah menggabungkan dua pernyataan
yang tidak bisa saling dipisahkan, menunjukkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua
Saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah perbuatan yang
paling dicintai Allah Azza wa Jalla?." Nabi menjawab, "Shalat pada waktunya". Kemudian
saya bertanya lagi, "Lalu apa?." Rasulullah menjawab, 'Kemudian berbuat baik kepada
kedua orang tua'. Lalu saya kembali bertanya, "Lalu apa?" Rasulullah menjawab,
"Kemudian jihad dijalan Allah'. " Abdullah berkata, 'Rasulullah menerangkan perkara
tersebut kepadaku. Sekiranya aku meminta tambahan kepadanya, maka niscaya beliau akan
menambahnya untukku.
Artinya : "Ridha Tuhan terletakpada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Tuhan
berperilaku danberkomunikasi dengan baik dan benar kepada orang tua. Terutama sekali di
saat keduanya atausalah sat-u sudah berusia lanjut. Dalam hal ini, al-Qur'an menggunakan
term karim, yang secarabahasa berarti mulia. Term ini bisa disandarkan kepada Allah,
misalnya Allah Maha Karim,artinya Allah Maha Pemurah. Juga bisa disandarkan kepada
yang akan dikatakan karim, jika kedua hal itubenar terbukti dan terlihat dalam
keseharianya.36
Pada term ini, penulis menggunakan qoul karim bukan hanya dalam bentuk ucapan
atauperkataan saja, akan tetapi juga dalam bentuk tingkah laku atau perbuatan baik
terhadap keduaorang tua. Dan disilah Sayyid Quthub menyatakan bahwa perkataan yang
36
al-Ishfahani Abu al-Qasim bin Muhammad al-Raghib, Al-Mufradatfi al-Gharib alQur'an, (Mesir:
Musthafa al-Bab al-halabi, 1961), hlm: 428.
23
karim, dalam kontekshubungan dengan kedua orang tua, pada hakikatnya adalah tingkatan
yang tertinggi yang harusdilakukan oleh seorang anak. Yakni, bagaimana ia berkata
Ibn 'Asyur menyatakan bahwa qaul karim adalah perkataan yang tidak
memojokkan pihaklain yang membuat dirinya seakan terhina. Contoh yang paling jelas
adalah ketika seorang anakingin menasehati orang tuanya yang salah, yakni dengan tetap
perasaannya. Yang pasti qaul karim, adalahsetiap perkataan yang dikenal lembut, baik,
Di dalam al-Qur'an qaul maisur ditemukan hanya sekali saja, yaitu yang
yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kcpada mereka Ucapan yang baik.39
Ibn Zaid Berkata, "Ayat ini turun berkenaan dengan kasus suatu kaum yang
meminta kepada Rasulullah Saw namun beliau tidak mengabulkan permintaannya, sebab
beliau tahu kalau mereka seringkali membelanjakan hafla kepada hal-hal yang tidak
harta. Namun begitu, harus tetap berkata dengan perkataan yang menyenangkan dan
melegakan.40
Ayat ini juga mengajarkan, apabila kita tidak bisa memberi atau mengabulkan
permintaan karena tidak ada, maka harus disertai dengan perkataan yang baik dan alasan-
37
Sayyid Quthub, Fi Zhilal al-Qur 'an, (Beirut: Dar lhya' al-Turats al-'Arabi, t.th), hlm: 318
38
Ibn 'Asyur, Maqasid Al-Syari’ah , Jilid 17, (t.tp: Dar Al-Arabi, 1384 H), hh1m: 70
39
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., him: 227
40
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi jilid 10, (Jakaerta: Pustaka Azzam, t.th), hlm:107
24
alasan yang rasional. Pada prinsipnya, qaul maisur adalah segala bentuk perkataan yang
Ada juga yang menjelaskan, qaul maisur menjawab dengan cara yang baik,
perkataan yang lembut dan tidak mengada-ngada, ada juga yang mengidentikkan qaul
maisur dengan qaul ma'ruf. Artinya, perkataan yang maisur adalah ucapan yang wajar dan
Di dalam al-Qur'an term ini disebutkan sebanyak empat kali, yaitu dalam surah al-
Dalam surah al-Baqharah ayat 235, qaul ma'ruf disebutkan dalam konteks
meminang wanita yang sudah di tinggal suaminya. Dan ayatnya sebagai berikut:
ْ ض ت ُ ْم ب ِ ِه ِم ْن ِخ
ط ب َ ِة ا لن ِ سَ ا ِء أ َ ْو أ َ ْك ن َ نْ ت ُ ْم ف ِ ي ْ ح عَ ل َ يْ كُ ْم ف ِ ي َم ا عَ َّر َ َو َال ُج ن َا
َّللا ُ أ َن َّ كُ ْم سَ ت َذْ ك ُ ُر و ن َ هُ َّن َو ٰل َ ِك ْن َال ت ُ َو ا ِع د ُو ه ُ َّن ِس ًّر ا إ ِ َّال أ َ ْن
َّ أ َنْ ف ُ ِس كُ ْم ۚ عَ لِ َم
ب ُ ت َق ُو ل ُوا ق َ ْو ًال َم عْ ُر و ف ً ا ۚ َو َال ت َعْ ِز ُم وا عُ قْ د َة َ الن ِ كَ اح ِ َح ت َّ ٰى ي َ بْ ل ُ َغ الْ ِك ت َا
ع ل َ ُم وا أ َ َّنْ َّللا َ ي َ عْ ل َ مُ َم ا ف ِ ي أ َنْ ف ُ ِس كُ ْم ف َ ا ْح ذ َ ُر و ه ُ ۚ َو ا
َّ ع ل َ ُم وا أ َ َّن ْ أ َ َج ل َ ه ُ ۚ َو ا
ٌَّللا َ غَ ف ُو ٌر َح لِ ي م
َّ
Artinya: Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau
kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah
mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah
kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar
mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu
ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan
ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka
takuttah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.43
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa seorang laki-laki boleh mengucapkan kata-kata
sindiran untuk meminang seorang wanita yang masih berada dalam masa idahnya, baik
idah karena kematian suami, maupun idah karena talak bain. Tetapi hal itu sama sekali
tidak dibenarkan bila wanita itu berada dalam masa idah dari talak raja'i. Kata-kata yang
menggambarkan bahwa si lelaki itu mempunyai maksut untuk mengawininya bila telah
selesai idahnya. Umpamanya si lelaki itu berkata, "Saya senang sekali bila mempunyai istri
41
Ibid, hlm: 107
42
Al-riza, t.th. jilid 20. hlm: 155
43
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., him: 30
25
yang memiliki sifat-sifat seperti engkau." Atau ungkapan yang lainnya yang tidak
mengarah kepada berterus terang. Sementara itu Allah melarang bila seorang laki-laki
mengadakan janji akan kawin atau membujuknya untuk kawin secara sembunyi-sembunyi
atau mengadakan pertemuan rahasia. Hal ini tidak dibenarkan karena dikhawatirkan
terjadinya fitnah.
Allah tidak melarang seorang Laki-laki meminang seorang wanita Yang masih
dalam masa idah talak bain, jika pinangan itu dalam bentuk sindiran, atau masih dalam
rencana karena Allah mengetahui bahwa manusia tidak selalu dapat menyembunyikan isi
hatinya. Allah menghendaki pinangan tersebut tidak dilakukan secara terang-terangan tetapi
hendaknya dengan kata-kata kiasan yang merupakan pendahuluan, dilanjutkan nanti dalarn
bentuk pinangan resmiketika perempuan itu telah habis masa idahnya. Pinangan dengan
sindiran tidak boleh dilakukan terhadap wanita Yang masih dalam idah talak raja'i karena
masih ada kemungkinan perempuan itu akan kembali kepada suaminya semula.
Cara seperti itu dikehendaki supaya perasaan seorang wanita yang sedang
berkurang itu tidak tersinggung juga untuk menghindari reaksi jelek dari keluarga bekas
suami dan dari masyarakat umum. Karena Allah sangat melarang melangsungkan akad
nikah dengan wanita yang masih dalam masa idah, satu larangan yang haramnya adalah
haram qath'i dan membatalkan akad nikah tersebut. Allah mengancam orang-orang yang
menentang ketentuan ini dan Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati
sanubari manusia. Namun demikian Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada
Sementara didalam surah an-Nisa' ayat 5 dan 8, qaul ma'ruf dinyatakan dalam
konteks tanggungjawab atas harta seorang anak yang belum memanfaatkannya secara benar
(safih).
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
26
kehidupan berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
Dalam ayat ini Allah memerintahkan para wali Yang memelihara anak yatim
supaya mereka menyerahkan harta anak yatim yang ada dalam kekuasaannya apabila anak
yatim itu telah dewasa dan telah dapat menjaga hartanya. Apabila belum dapat maka
tetaplah harta tersebut dipeliharanya dengan sebaik-baiknya karena harta adalah pokok
kehidupan. Segala keperluan anak yatim seperti pak. aian, makanan, pendidikan,
pengobatan dan sebagainya dapat di ambil dari keuntungan harta itu apabila harta itu
diusahakan (diinvestasikan) kepada mereka hendaklah berkata lemah lembut penuh kasih
Maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
Kemudian Allah menjelaskan lagi dalam ayat yang ke 8 bahwa apabila pada waktu
diadakan pembagian harta warisan ikut pula kaum kerabat yang tidak berhak mendapat
warisan. Begitu juga para fakir miskin atau anak yatim. Maka kepada mereka sebaiknya
diberikan juga sedikit bagian sebagai hadiah menurut keikhlasan para ahli 'vvaris supaya
mereka tidak hanya menyaksikan saja ahli waris mendapat bagian. Dan kepada mereka
seraya memberikan hadiah tersebut diucapkan kata-kata yang menyenangkan hati mereka.
Ini sangat bermanfaat sekali untuk menjaga silaturrahim dan persaudaraan agar tidak
diputuskan Oleh hasad dan dengki. Di samping itu para ahli waris menunjukkan rasa
Sedangkan dalam surah al-Ahzab ayat 32, qaul ma'ruf disebutkan dalam konteks
44
Ibid, hlrn: 61
45
Ibid, hlm: 62
27
Artinya: Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
orang yang ada penyakit dałam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik.46
Dałam ayat ini Allah memperingatkan kepada istri-istri Nabi saw, bahwa mereka
dengan julukan "Ummahatul Mukminin” sama sekali tidak dapat dipersamakan dengan
wanita mukmin manapun dari segi keutamaan dan penghormatan mereka, jika mereka
betul-betul bertakwa. Tidak ada satu orang wanita pun yang dapat menyerupai kedudukan
mereka apalagi melebihi keutamaan mereka karena suami mereka adalah "Sayyidul Anbiya
Wal Mursalin” saw. Oleh karena iłu, jika mereka mengadakan pembicaraan dengan orang
lain, maka mereka di larang merendahkan suara yang dapat menimbulkan perasaan kurang
baik terhadapa kesucian dan kehormatan mereka, terutama jika yang dihadapai oleh mereka
itu orang-orang fasik atau munafik yang diragukan iktikad baiknya. Istri-istri Nabi saw itu,
setelah beliau wafat tidak boleh dinikahi siapapun, sesuai dengan firman Allah dałam surah
sebagai berikut:
46
Ibid, hlm: 337
47
Ibid, hlm: 338
28
pemaafan.
Terkait dengan persoalan thalaq, nafkah, mahar, 'iddah dan pergaulan słnmi
istri.
nilai baik oleh akal dan syara'. Dari sinilah kemudian muncul pengertian bahwa ma'ruf
adalah kebaikan yang bersifat lokal. Sebab, jika akal dijadikan sebagai dasar pertimbangan
dari setiap kebaikan yang muncul, maka tidak akan sama dari setiap masing-masing daerah
atau łokasi.48
Misalnya dalam kasus pembagian harta warisan, dimana saat itu juga hadir
beberapa kerabat yang ternyata tidak mendapat bagian warisan, juga orang-orang miskin
dan anak yatim. Oleh al-Qur'an diperintahkan kepada mereka dengan perkataan yang
ma'ruf. Hal ini sangatlah tepat, karna perkataan yang baik tidak bisa diformulasikan secara
pasti, karena akan membatasai kepada apa yang dikehendaki oleh al-Qur'an. Di samping
itu, juga akan terkait dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masing-masing
daerah. Boleh jadi suatu perkataan yang ma'ruf oleh satu daerah, ternyata tidak ma'rufbagi
daerah lain.
Begitu juga dalam kasus lain, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Allah dalam
alQur'an, seperti meminang wanita yang sudah habis masa iddahnya, menasehati istri,
menurut Ibn 'Asyur, qaul ma'ruf adalah perkataan yang baik yang melegakan dan
48
Abu al-Qasim bin Muhammad al-Raghib al-Ishafahani, Al-Mufradatfi..., hlm. 331
49
Ibn 'Asyur, Maqasid Al-Syari’ah..., hlm. 252
29
Dalam beberapa konteks al-Razi menjelaskan, bahwa qaul ma'ruf adalah perkataan
yang baik, yang menancap kedalam jiwa, sehingga yang diajak bicara tidak merasa
dianggap bodoh (safih). Perkataan yang mengandung penyesalan ketika tidak bisa memberi
atau membantu, perkataan yang tidak menyakitkan dan yang sudah dikenal sebagai
Dalam al-Qur'an qaul layyin hanya di temukan sekali saja, yaitu dalam surah
Ayat ini memaparkan kisah Nabi Musa dan Harun ketika diperintahkan untuk
menghadapai Fir'aun, yaitu agar keduanya berkata kepada Firťaun dengan perkataan yang
layyin. Asal makna layyin adalah lembut atau gemulai, yang pada mulanya digunakan
untuk menunjuk gerakan tubuh. Kemudian kata ini dipinjam (isti'arah) untuk menunjukkan
Sementara yang dimaksud dari perkataan qaul layyin adalah perkataan yang
meyakinkan pihak lain, bahwa apa yang disampaikan adalah benar dan rasional, dengan
tidak bermaksud merendahkan pendapat orang yang diajak bicara tersebut. Dengan
demikian, qaul layyin adalah salah satu metode dakwah, karena tujuan utama dakwah
adalah mengajak orang lain kepada kebenaran, bukan untuk memaksa dan untuk
kekuatan.52
Ada hal yang menarik untuk dikritisi misalnya, kenapa Musa harus berkata lembut
padahal Fir'aun adalah tokoh yang sangat jahat. Menurut al-Razi ada dua alasan tentang
pertanyaan itu. Pertama, karena Musa pernah di didik dan ditanggung kehidupannya
semasa bayi sampai dewasa. Hal ini merupakan pendididkan bagi setiap orang, yakni
50
Fakhr al-Din al-Razi, Tafsir al-Kabir jilid 9, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th), hlm. 152
51
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 251
52
Ibn 'Asyur, Maqasid Al-Syari’ah..., hlm. 225
30
bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang yang berjasa besar dalam hidupnya. Kedua,
biasanya seorang penguasa Yang zalim itu cendrung bersikap lebih kasar dan kejam jika
ض ع َ ا ف ً ا َخ ا ف ُ وا عَ ل َ يْ ِه ْم ف َ لْ ي َ ت َّق ُ و ا
ِ ً ت َ َر ك ُ وا ِم ْن َخ لْ فِ ِه ْم ذ ُ ِر ي َّ ة ش ال َّ ِذ ي َن ل َ ْوَ َو لْ ي َ ْخ
سَ ِد ي د ًا َّللا َ َو لْ ي َ ق ُ و ل ُوا ق َ ْو ًال
َّ
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
Ayat ini turun dalam kasus seorang yang ingin meninggal bermaksud ingin
membutuhkan harta tersebut. Dalam kasus ini, perkataan yang harus disampaikan
kepadanya harus tepat dan argumentatif. Inilah makna qaul sasid. Misalnya, dengan
perkataan "bahwa anak-anakmu adalah yang lebih berhak atas hartamu ini. Jika seluruhnya
kamu wasiatkan, bagaimana nasib anak-anaknya kelak" Melalui ayat ini juga, Allah
mengingatkan kepada setiap orang tua hendaknya mempersiapkan masa depan anak-
anaknya dengan sebaik-baiknya agar tidak hidup terlantar dan justru akan menjadi beban
orang lain.
َّ ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا ا ت َّق ُ وا
َّللا َ َو ق ُو ل ُوا ق َ ْو ًال سَ ِد ي د ًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
Ayat ini diawali dengan seruan kepada orang-orang beriman. Hal menunjukkan
bahwa salah satu konsekwensi keimanan adalah berkata dengan perkataan yang sadid. Atau
53
Sayyid Quthub, Fi Zhilal..., hlm. 474
54
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 62
55
Ibid, hlm: 341
31
dengan istilah lain, qaul sadid menduduki posisi yang cukup penting dalam konteks
keimanan dan ketaqwaan seseorang. Sementara berkaitan dengan perkataan qaul sadid,
terdapat banyak penafsiran antara lain, perkataan yang jujur dan tepat sasaran. Perkataan
yang lembut dan mengandung pemuliaan bagi pihak lain, pembicaraan yang logis.56
Dałam al-Qur'an qaul zur ditemukan hanya sekali, yaitu dałam surah al-Hajj ayat 30
sebagai berikut:
terhormat di Sisi Allah Maka iłu adalah lebih baik baginya di Sisi Tuhannya. dan
telah Dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan
Ayat ini dapat dipahami, bahwa ketika seseorang menggunakan masya'ir haram
danmemakan binatang yang di halalkan, akan tetapi tidak menjauhi syirik dan perkataan
dusta (zur), maka pengagungan tersebut tidak memiliki dampak spritual apapun bagi
dirinya. Atau juga bisa dipahami bahwa perkataan dusta (zur) hakikatnya sama dengan
menyembah berhala, dałam hal sama-sama mengikuti hawa nafsu. Atau lebih konkritnya
Asal kata zur adalah menyimpang atau melenceng (ma'il), perkataan zur dimaknai
kizb (dusta), karena menyimpang dan melenceng dari yang semestinya atau yang dituju.
Qaul zur juga ditafsirkan menghalalkan yang haram dan sebaliknya, serta saksi palsu.
Rasulullah saw sebagaimana yang dikutip oleh al-Razi bersabda "saksi palsu iłu sebanding
56
Rasyid, jilid 4, hlm: 327
57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 268
58
Mahmud Yunus, Tafsir Al-Qur'an Karim, (Jakarta: Intermas, 1973), hlm: 486
32
syirik”. Menurut Al- Qurthubi, ayat ini mengandung ancaman bagi yang memberi saksi dan
sumpah palsu. Ia salah satu dosa besar, bahkan termasuk tindak pidana.59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
59
al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi..., hlm.14
33
Adapun jenis penelitian dalam skripsi ini adalah Librery Research (penelitian
B. Sumber Data
Karena penelitian ini adalah penelitian kepustakaan maka sumber data yang
1. Sumber data primer, adalah kajian utama yang merupakan pokok yang
ini.
2. Data skunder, adalah data pendukung atau pelengkap yang diperoleh dari
Library Research, yaitu meneliti dan menelaah, serta menganalisis buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada pada pokok pembahasan dalam penelitian ini.
data yang sifatnya khusus kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat umum dari
literatur data yang diperoleh dan dari rujukan buku-buku sebagai pendukung kelengkapan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
34
beberapa hal yang harus di jelaskan terkait dengan tema bahasan ini. Pertama, al-Qur'an
tidak memberikan penjelasan yang spesifik terkait tentang Public Relations. Kedua,
meskipun al-Qur'an tidak memberikan penjelasan secara spesifik tentang Public Relations,
namun jika di teliti ada beberapa ayat yang memberikan gambaran tentang adanya Public
Dalam proses komunikasi, ada tiga unsur yang perlu di garis bawahi. Yaitu,
komunikasi tidak hanya bersifat informatif, yakni agar orang Iain mengerti dan paham,
tetapi juga persuasif, yaitu agar orang Iain mau menerima ajaran dan informasi yang di
sampaikan, melakukan kegiatan atau perbuatan, dan lain-lain. bahkan menurut Hovland,
seperti yang kutip oleh Onong, bahwa berkomunikasi bukan hanya terkait tentang
penyampaian informasi, akan tetapi juga bertujuan untuk pembentukan pendapat umum dan
sifat publik.60
bukanlah suatu kegiatan yang mudah dilakukan oleh setiap manusia. Anggapan ini di
dasarkan atas asumsi bahwa komumkisi merupakan suatu yang lumrah dan alamiah yang
merupakan suatu Perbuatan yang paling sukar yang pernah dilakukan oleh manusia.61
Dalam al-Qur'an Public Relations dapat dikatakan sebagai ajakan atau seruan
kepada ajaran Allah dengan cam yang baik dan tidak memaksa. Rasulullah mengajak
manusia ke jalan Allah dengan lemah lembut dan kasih sayang, sesuai dengan firman Allah
ك ب ِ الْ ِح ْك َم ِة َو الْ َم ْو ِع ظَ ِة ا لْ َح سَ ن َ ِة ۚ َو َج ا ِد لْ ُه ْم ب ِ ال َّ ت ِ ي َ ِ ا دْ ع ُ إ ِ ل َ ٰى سَ ب ِ ي ِل َر ب
ْ َ ض َّل عَ ْن سَ ب ِ ي لِ ِه ۚ َو ه ُ َو أ
ُع ل َ م َ ع ل َ مُ ب ِ َم ْن ْ َ ك ه ُ َو أ َ َّ ي أ َ ْح سَ ُن ۚ إ ِ َّن َر ب َ ِه
ب ِ الْ ُم ْه ت َ ِد ي َن
60
Onong Uchana Effendi, Hubungan Masyarakat..., hlm: 10
61
James G. Robbins dan Barbara S. Jones, Komunikasi Yang Efeklif, Terjemahan Turman Sirait,
(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986), hlm: 3
35
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dcngan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah
suatu amalan yang terbaik dan mulia. Tugas suci ini telah di laksanakan Oleh rasul-rasul
Allah semenjak manusia mula diciptakan, yang telah di tunaikan oleh para utusan Allah
Semua mereka menyeru ke jalan Allah, jalan yang benar dan melarang manusia
dari perbuatan yang keji dan jahat. Semua utusan Allah sudah melaksanakan tugas mereka
dengan baik dengan tidak mengharapkan upah atau imbalan, malah mereka telah
mengorbankan harta benda dan ada diantara mereka yang di kejar-kejar dan ingin dibunuh,
seperti apa yang telah dialami oleh Nabi Musa as, Nabi Isa as, dan juga apa yang telah
Usaha menyeru manusia ke jalan Atlah bukan pekerjaan yang sangat mudah, ia
memerlukan pengorbanan baik tenaga harta benda dan jika diperlukan nyawa sekalipun.
Para Nabi ditugaskan untuk menyampaikan risalah Ilahi, mereka melaksanakannya dengan
tanggung jawab mereka, dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Mereka
tahu dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah yang bisa memberikan hasil yang diinginkan.65
Kita teringat betapa susahnya Nabi berdakwah dalam menyampaikan seruan Allah
SWT. Nabi saw dihina, difitnah, dituduh orang gila, dikejar-kejar malah mau dibunuh.
cercaan dan makian. Malah mereka menyuruh budak kecil mereka untuk melempari Nabi
saw dengan batu, kayu dan sebagainya, sehingga tubuh Rasulullah penuh dengan luka dan
62
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 281
63
Mohd. Yusuf Hussein, Dua Puluh Lima Soal Tanya Jawab Mengenai Komunikasi Islam, (Jabatan
Komunikasi Pembangunan, Pusat Pengembangan Dan PendidikanLanjutan), (Malaysia: Universitas Pertanian
Malaysia. 1996), hlm: 6
64
M. Fethullah Gulen, versi Teladan Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW, ed. 1. cet. 1, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm: 76
65
Ibid, hlm: 75
36
kakinya berdarah. Dalam keadaan seperti itu Nabi saw hanya berdoa "Ya Allah tunjukilah
membangun komunnikasi dengan para pemimpin suku dan pemimpin Negara lain dengan
mengirim utusan dan membawa surat darinya atau bahkan ada yang langsung di
datanginya, seperti yang pernah dilakukannya ketika beliau berkunjung ke Ta'if. Beliau
juga di kenal dalam sejarah atas kepemimpinan dan peran diplomatiknya atas komunitas
Islam pada saat itu. Korespondensi melalui surat itu tujuannya kepada Heraclius (kaisar
Sejarah mencatat, waktu itu Heraclius dan Kisra merupakan dua kerajaan yang
paling terkuat pada zamannya. Dan dua orang yang telah menentukan jalannya politik
dunia serta nasib seluruh penduduknya. Perang antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan
kemenangan silih berganti. Di samping itu kehidupan orang-orang Arab tidak lebih
daripada kabilah-kablilah yang dalam permusuhan, kadang keras kadang lunak. Tak ada
ikatan diantara mereka yang merupakan satu kesatuan politik, yang dapat mereka gunakan
besar itu,juga kepada Ghassan, Yaman, Mesir dan Abisinia. Beliau mengajak mereka untuk
masuk agama Islam, tanpa merasa khawatir akibat yang mungkin timbul. Akan tetapi
kenyataannya, Rasulullah tidak ragu-ragu mengajak para raja-raja itu untuk memeluk
agama yang benar. Beliau mengirim utusan kepada Heraclius, Kisra, Muqaukis, Harits Al-
Ghassani (Raja Hira) Harits alI-limyari (Raja Yaman) dan kepada Najasi, penguasa
Abesinia Ethiopia. Para sahabat menyatakan kesanggupan mereka melakukan tugas besar
itu. Rasulullah kemudian membuat sebentuk cincin dari perak bertuliskan "Muhammad
Rasulullah."69
66
Qadi Iyad, Muhammad messenger Allah, (Granada: Madinah Press, t.th), hlm: 105
67
Al-mubarak Puri, When the Moon Split, (Riyadh: Darussalam, 2002), hlm: 412
68
Ibid, hlm: 413
69
Ibid, hlm: 413
37
Adapun surat untuk Heraclius itu dibawa oleh Düyah bin Khalifah Al-kalbi, dan
surat kepada Kisra di bawa oleh Abdullah bin Kudzafah, sementara surat kepada Najasi di
bawa oleh Amr bin Umayah, dan surat kepada Muqaukis di bawa oleh Hatib Bin Abi Balta'
ah.
Sementara itu surat kepada Oman di bawa oleh Amr bin Ash, surat kepada
penguasa Yaman oleh Salit bin Amr, dan surat kepada raja Bahrain oleh AL-'ala bin Al-
Hidzrami. Sedangkan surat kepada Harith Al-Ghassani, Raja Syam, dibawa oleh Syuja' bin
Wahab, dan surat kepada Harith Al-Himyari, Raja Yman, dibawa oleh Muhajir bin
Umayyah.
Nabi saw. Para penulis sejarah berbeda pendapat tentang waktu keberangkatan mereka.
Sebagian besar mengatakan para utusan berangkat dalam waktu yang bebarengan,
sedangkan sebagian lagi berpendapat mereka berangkat dalam waktu yang berlainan.70
Berikut surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) yang dibawa oleh
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad
bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya mengajak tuan
menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan
memberikan pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan menolak maka dosa orang-
orang Arisiyin Heraclius bertanggung jawab atas dosa rakyatnya karena dia
Wahai orang-orang Ahli Kitab, marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang
sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan
kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apapun, bahwa yang satu tidak akan
mengambil yang lain menjadi Tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak
juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini adalah orang Islam".
70
Ibid, hlm: 416
38
kepada Islam, pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya atas Negeri Persia.
Begitu menerima surat dari Rasulullah Saw, sang kaisar pun berkeinginan untuk melakukan
Sofyan ra, waktu itu adalah masih Kafir, dan rombongannya segera dihadapkan di hadapan
kaisar. Abu Sofyan pun diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena memiliki
nasab Yang paling dekat dengan Rasulullah Saw. Rombongan yang Iain berdiri di
belakangnya sebagai saksi. Itulah strategi kaisar untuk mendapatkan keterangan yang
valid.71
Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara kaisar dengan Abu Sofyan ra.
Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang lauas, beliau
bertanya taktis dan mengarahkannya kepada Ciri seorang Nabi. Abu Sofyan juga seorang
yang cerdas dan bisa membaca arah penanyaan sang kaisar. Namun beliau dipaksa untuk
berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias. Di akhir dialog sang Kaisar
sebagaimana telah ia baca di dalam Injil. Ternyata semua cirri tersebut ada pada diri
Rasulullah Saw.72
beliau dengan pengetahuan yang lengkap. Akan tetapi ia dikalahkan rasa cintanya atas tahta
kerajaan, sehingga ia tidak menyatakan keislamannya. la mengetahui dosa dirinya dan dosa
kenabian Rasulullah Saw. Bahkan Kaisar menyatakan: "Dia (Rasulullah saw) kelak akan
mampu menguasai wilayah yang di pijak oleh kedua kakiku ini". Saat itu Kaisar sedang
Abu Sofyan menceritakan dialognya itu setelah masuk Islam dengan keislaman
yang sangat baik, sehingga hadist ini di terima. Kaisar kemudian memuliakan Dihyah bin
71
Ibn Hisyam, as-Seerat an-Nabawiyyah Vol 1, (Darur Falah, t.th), hlm: 334
72
Razak dan Rais Lathief, Terjemahan Hadis Shahih Muslimi, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1991),
hlm: 57
39
Khalifah al-Kalby dengan menghadiahkan sejumlah hana dan pakaian. Kaisar pun
memuliakan surat dan Rasuluilah saw, narnun ia lebih mencintai tahtanya. Akibatnya di
akhirat kelak.73
untuk keberhasilannya dalam segala aspek kehidupan. Tetapi yang lebih penting, dia
mampu memimpin ummatnya menuju keberhasilan di segala bidang. Dia adalah sumber
muslim.74
Alhamdulillah dengan usaha yang gigih dan tidak pernah mengenal putus asa yang
berlandaskan niat yang ikhlas menyeru manusia ke jalan Allah, jalan yang menyelamatkan
manusia dari kesesatan dan kehancuran, akhirnya Rasulullah dengan pertolongan Allah dan
bantuan daripada para sahabat yang setia dalam perjuangan Rasulullah Saw setelah
memperoleh kejayaan. Kemudian usaha yang mulia dan suci ini telah di lanjutkan oleh para
alim ulama dan cerdik pandai Islam lainnya, dengan bantuan daripada semua pihak
terutama dari para hartawan, dan dermawan akhirnya usaha yang mulia ini telah mendapat
pihak, mereka yang tidak bisa berdakwah dengan lisan, boleh dengan harta benda atau
sekurangkurangnya berdakwah dengan contoh teladan yang baik, semoga dengan demikian
Insya Allah usaha yang mulia ini di berkati dan akan memperoleh kejayaan daripada Allah
SWT.
Ulama menduduki tempat yang sangat penting dalam Islam dan dalam kehidupan
kaum muslimin. Dalam banyak hal, mereka dipandang menempati kedudukan dan otoritas
keagamaan setelah Nabi Muhammad Saw. Salah satu hadits Nabi yang populer adalah "Al
73
Ibn Hisyam, as-Seerat an-Nabawiyyah..., hlm:338
74
M. Fethullah Gulen, versi Teladan..., him: 290
40
'ulama ' waratsah al-anbiya”. Karenanya mereka sangat di hormati kaum muslimin
lainnya, dan pendapat-pendapat mereka dianggap mengikat dalam berbagai masalah, yang
bukan hanya terbatas pada masalah keagamaan saja, melainkan dalam berbagai masalah
lainnya.75
Pentingnya ulama dalam masyarakat Islam terletak pada kenyataan bahwa mereka
dipandang sebagai penafsir-penafsir "legitimate" dari sumber asli ajaran Islam, yakni al-
Qur'an dan Hadits. Dikarnakan pengetahuan agama yang mendalam dan ketinggian akhlak,
ulama bergerak pada lapisan sosial. Mereka memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar
dalam masyarakat. Oleh karena itu juga pengetahuan termasuk pengetahuan agama yang
dimiliki ulama adalah suatu kekuatan pencipta dan pembentuk pengetahuan (knowledge)
dan kekuatan (power) berkaitan erat sekali, dan konfigurasi keduanya merupakan kekuatan
Ulama dalam enciklopedia Indonesia yang di kutip oleh Dewan Rahardjo memiliki
ciricirisebagai berikut:
Dengan demikian melekatnya term keulamaan pada diri seseorang bukan melalui
suatu Proses formal, tetapi melalui pengakuan setelah melalui proses panjang dalam
masyarakat itu sendiri dimana unsur-unsur keulamaan pada seseorang berupa integritas,
kualitas keilmuan dan kredibilitas kesalehan moral dan tanggung jawab sosialnya
dibuktikan. Keulamaan seseorang tidak akan termanifestasi secara ril jika tidak di barengi
Pada prinsipnya, para ulama memandang humas (Public Relations) sebagai upaya
dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara satu organisasi dcngan segenap
75
Aswab Mahasin, Keterkaitan Umara Dan Ulama Dalam Islam, Dalam Budhy Munawwar Rahman
(ed), Kontekstualisasi Doktrin Islam Dan Sejarah, (Jakarta:Yayasan Paramadina 1994), hlm: 606
76
Johan Efendi, Ulama Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 17, (Jakarta: CiptaAbdi, 1991),
hlm: 97
77
M. Dawam Rahardjo, Intelektual Integensia Dan Perilaku Polilik Bangsa Risalah Cendikiawan,
(Bandung: Mizan, 1993), hlm: 196
41
khalayaknya, serta membangun komunikasi yang baik agar terciptanya hubungan yang
harmonis, seperti yang dibangun oleh Rasulullah ketika beliau menjadi pemimpin ummat
Islam, bahkan dalam sejarah tercatat bahwa Rasulullah merupakan sosok pemimpin yang
bijaksana, dengan konsep komunikasi yang baik dan sederhana Rasulullah dapat
Pengertian Etika
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban dan moral.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang di anut oleh satu golongan atau masyarakat79
yang baik dan apa yang buruk, sekaligus menjadi indikator untuk membedakan antara sikap
dan prilaku yang dapat diterima dan ditolak dengan tujuan untuk mencapai kebaikan dalam
hidup bersama, karena etika itu merupakan nilai baik dan buruk yang disepakati oleh
kelompok masyarakat maka norma etika tentang sesuatu bisa berbeda di anlara satu
Etika juga diartikan sebagai standar moral yang mengatur prilaku manusia, dan
merupakan diaıeklika antara kebebasan dan tanggungjawab anlara tujuan yang akan di
capai dan cara mencapai itu antara yang baik dan yang buruk, antara yang pantas dan yang
tidak pantas, yang berguna dan tidak berguna dan antara yang harus dilakukan dan yang
Dengan demikian etika Public Relations dalam Islam dapat diarlikan sebagai nilai-
nilai yang baik dan yang buruk, yang pantus dan yang tidak pantas, yang berguna dan yang
tidak berguna, yang hanıs dilakukan dan yang tidak boleh di lakukan. Ketika melakukan
aktifitas komunikasi dengan orang lain. Nilai-nilai etika Public Relations dalam islam itu
bersumber dari sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan Hadits.
78
Ibn Hisyam, as-Seerat an-Nabawiyyah..., hlm: 340
79
Departemen pendidikan dan kebudayaan,2001 :309
42
maupun antara bawahan ke atasan pada dasarnya sangatlah luas sekali, namun secara
Dalam Al-qur'an, jujur itü di identik dengan amanah, tidak menyampaikan hal-hal
yang tidak diketahui, adil alau tidak memihak, tidak bertentangan antara ucapan dengan
berkonotasi kepada kepercayaan terhadap tuhan. Seorang humas (PR) di tuntut untuk
menjaga amanah, tidak menyampaikan hal-hal yang tidak boleh disampaikan. Kemudian
sifat jujur dalam Alqur'an dikenal dengan istilah siddiq yang secara harfiah artinya benar.
Disamping itu, seorang humas (PR) yang bertugas sebagai komunikator tidak
boleh menyampaikan hal-haı yang tidak diketahui secara pasti kebenarannya, samar-samar
atau kabar yang tidak jelas sumbernya, karena informasi tersebul dapat menyesatkan orang
lain, dan dapat menimbulkan fitnah serta dapat menghukum orang yang lidak bersalah.
Seorang humas (PR) juga diharuskan bcrlaku adil dan tidak memihak. Adil dalam
menyampaikan informasi secara objektif, apa adanya, tanpa ada usaha unluk menambah
atau mengurangi İnformasİ untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Dalam
menyampaikan suatu informasi baik kepada bawahan ataupun kepada orang lain, seorang
humas (PR) harus mempertimbangkan wajar tidaknya suatu İnformasi untuk disampaikan
kepada orang lain. Informasi yang dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan
seseorang, kelompok masyarakat, bangsa dan negara tidak boleh di publikasikan. Demikian
juga yang dapat menyinggung umat beragama, ras, suku dan golongan, keadaan tersebut
Ayat ini menjelaskan bahwa, Allah swt melarang kaum muslimin memaki berhala
yang disembah kaum musyrikin unluk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
terjadinya, yaitu maki-makian terhadap Allah yang melampaui batas dari pihak crang-orang
musyrikin, karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui sifat-sifat Allah swt.
dan sebutan-sebutan yang seharusnya diucapkan untuk-Nya. Maka bisa terjadi mereka
mukmin.81
Dan ayat ini dapat diambil pengertian bahwa sesuatu perbuatan apablla
ditinggalkan, dan segala perbuatan yang menimbulkan akibat buruk, maka perbuatan itu
terlarang. Dan ayat ini memberikan isyarat pula kepada adanya larangan bagi kaurn
Muslimin bahwa mereka tidak boleh melakukan sesuatu yang menyebabkan orang-orang
benda mati. Oleh sebab itu memaki berhala itu adalah tidak dosa. Akan tetapi karena
memaki berhala itu menyebabkan orang-orang musyik merasa tersinggung dan marah, yang
akhirnya mereka akan membalas dengan memakimaki Allah, maka terlaranglah perbuatan
itu.
Allah swt memberikan penjelasan bahwa Dia menjadikan setiap umat menganggap
baik perbuatan mereka sendiri- Hal ini berarti bahwa ukuran baik dun tidaknya sesuatu
perbuatan atau kebiasaan, adakalanya timbul dari penilaian manusia sendiri, apakah itu
merupakan perbuatan atau kebiasaan yang turun temurun ataupun perbuatan serta kebiasaan
yang baru saja timbul, seperti tersinggungnya perasaan orang-orang musyrik apabila ada
80
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 141
81
Al-Maragi, Tafsir al-Maraghi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1974), hlm: 363
44
orang-orang yang memaki berhala-berhala mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
untuk menilai perbuatan atau kebiasaan itu baik atau buruk, adalah termasuk persoalan
yang ikhtiyari. Hanya saja di samping itu Allah swt. telah memberikan naluri pada diri
manusia untuk menilai perbuatan dan kebiasaan itu, apakah perbuatan dan kebiasaan itu
dan arahkan bakat-bakat iłu untuk berkembang sebagaimana mestinya ke jalan yang benar
agar rneng mereka dapat menilai perbuatan serta kebiasaan iłu dengan penilaian yang
benar.
Pada akhir ayat ini Allah swt. memberikan penjelasan bahwa manusia
keseluruhannya akan kembali kepada Allah setelah mereka mati, yaitu pada hari
berbangkit, karena Dialah Tuhan Yang sebenarnya dan Dia akan memberitakan seluruh
perbuatan yang mereka lakukan di dunia, dan akan mcmbcrikan balasan yang setimpal.
Mcngenai scbab turunnya ayat ini diceritakan sebagai berikut: Pada suatu ketika orang-
dilarang dari memaki-maki iłu. (Riwayat Abdurrazak dari Qatadah) Menurut keterangan Az
orang-orang musyrik.
2. Keakuratan Informasi
setelah lebih dahulu di teliti secara cermat dan seksama. Begitu juga dengan komunikan
harus senantiasa bersikap teliti dan hati-hati dałam menerima informasi, sehingga tidak
merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Seperti firman Allah dałam surah al-hujurat ayat
6:
ِ ُ ق ب ِ ن َ ب َ إ ٍ ف َ ت َب َ ي َّ ن ُ وا أ َ ْن ت
ص ي ب ُوا ق َ ْو ًم ا ٌ ف َ ا ِس ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا إ ِ ْن َج ا َء كُ ْم ي َ ا أ َي ُّ َه ا
ن َا ِد ِم ي َن ص ب ِ ُح وا عَ ل َ ٰى َم ا ف َ ع َ لْ ت ُ ْم
ْ ُ فَت ب ِ َج َه ا ل َ ٍة
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu
berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
45
infornasi yang buruk itu tersebar ditengah-tengah masyarakat Karena itu seseorang yang
terlibat dalam kegiatan berkomunikasi, harus melakukan chek and rechek terhadap
kebenaran suatu informasi yang di terima sebelum di sampaikan kepada orang lain,
keadaan ini di isyaratkan Allah dalam Al-qur'an surat An-Nur ayat 19:
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mcreka anb yang pedih di
dunia dan di akhirat. dan Allah mcngetahui, scdang, kamu tidak mengetahui.83
Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang senang
menyiarkan perbuatan keji dan memalukan seperti perbuatan Zina di kalangan orang-orang
mukmin muhsan baik laki-laki maupun perempuan, mereka akan mendapat hukuman had di
dunia ini, juga kutukan dun cercaan dari manusia dan di akhirat nanti mereka akan
Artinya: Orang Islam yang sebenarnya, ialah orang yang selamat sesamanya orang Islam
dari perbuatan jahat lidah dan tangannya, dan orang yang berhijrah ialah orang
Artinya: Tidaklah seorang hamba mukmin, menutupi cacat seorang hanlba mukmin
kejahatannya olehAllah SWT, di hari akhirat nanti. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
Allah SWT Maha Mengetahui hakikat dan rahasia sesuatu hal yang manusia
tidakmengetahuinya. Oleh karena itu, kembalikanlah segala sesuatunya kepada Allah SWT
82
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan.., hlm: 516
83
Ibid, hlm: 351
46
dan janganlahkita suka memperkatakan sesuatu yang kita tidak mengetahui sedikitpun
seluk beluknya, terutamahal-hal yang menyangkut diri atau keluarga Rasulullah saw,
Dalam kegiatan berkomumlcasi yang Islami seorang humas (PR) yang menjadi
baik secaralisan, tulisan maupun isyarat. Seorang komunikator juga tidak dapat
tersebut,dibarengi dengan rasa tanggung jawab. Dalam arti, informasi yang di sampaikan
kritik yang membangun yang di sampaikan oleh seorang humas (PR)ataupun bawahan,
dapat untuk menjadi bahan perbaikan pada masa yang akan datang, sertadapat menghindari
kesalahan.
Keadaan ini dapat di simak firman Allah dalam surah al-Asar ayat 1-3 sebagai
berikut:
ت
ِ صا ِل َحا َ ﴾ ِإ ََّّل الَّ ِذ٢﴿ س ٍر
َّ ين آ َمنُوا َوع َِملُوا ال ْ ان لَ ِفي ُخ َ س ِ ْ ﴾ إِ َّن١﴿ َوا ْلعَص ِْر
َ اْلن
﴾٣﴿ ص ْب ِر
َّ ص ْوا ِبال ِ ِّ ص ْوا ِبا ْل َح
َ ق َوت َ َوا َ َوت َ َوا
a. Demi masa.
c. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
kesabaran.84
84
Ibid, hlm: 601
47
rahasi orang lain,mengumpat, memuji orang berlebihan, memberikan salam kepada orang
kafir, bertengkar,mengucapkan kata-kata kotor, berbisik-bisik antara dua orang, dan berkata
menjadi Pekerjaanyang sulit dan dilematis. Di satu sisi perusahaan yang beroprientasi pada
memperluas pasar, menjaga hubungandengan relasi, mampu menjaga citra perusahaan agar
tetap baik dalam kondisi apapun.Namun disisi lain ada etika dan hukum yang harus di
Demikian yang di ungkapkan oleh Dr. Mukti Fajar pakar I-Iukum Bisanis
"Etika PublicRelations dan Bisnis” prodi Ilmu Komunikasi bertempat di kampus terpadu
UMY. Bagi Mukti ada sebuah prinsip yang harus dipegang oleh seorang humas dalam
menghadapi kedilematisanyang dijelaskan di atas, yakni katakan yang benar namun tidak
semua yang benar harus dikatakan.Artinya, seorang humas (PR) harus mampu memilah
mana yang harus dikatakan kepada relasimaupun publik dan mana yang tidak. Contohnya,
keuntungan besar katakan perusahaan maju dengankeuntungan yang besar, namun seorang
humas tidak perlu mengatakan berapa hutang yangdimiliki oleh perusahaannya. Intinya
dan kemajuan perusahaan namun tidak dibenarkan untukmengatakan yang buruk itu baik,
85
Mohd. Yusof Hussain, Dua Puluh Lima..., hlm: 19-21
48
perusahaan tersebutmendapatkan ketidak percayaan publik, seperti yang pernah terjadi pada
sebuah perusahaan susuternama di dunia yang mendapat keceman dari masyarakat Jerman
saat ketahuan melakukan risetyang ternyata bisa di patahkan oleh riset yang lain.
formula lebihdi bandingkan ASL Namun ternyata risct tersebut dipatahkan olch riset lain
Itulah pentingnya etika bagi seorang humas (PR), etika memang tidak selalu
seperangkatnorma bernama tersebut akan rasa bersalah pada diri sendiri. Contohya jika
kitaberbohong, maka kita sendiri yang tahu kalau kita berbohong atau tidak. Akan ada rasa
bersalah pada diri. Begitu juga dengan seorang Public Relations (hurnas) tidak boleh
Karena beberapaprinsip etika yang seharusnya menjadi batasan bagi seorang humas dan
selalu bejalan pada prinsipini tanpa juga melupakan orientasi dari perusahaan, maka
kuncinya bagi seorang humas (PR)adalah katakan yang benar namun tidak semua yang
Public Relations atau kadang juga di sebut dengan Hubungan Masyarakat (humas)
manilikiposisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, terutama bila organisasi
disebabkan karena seorang humas-lah yangmerupakan salah atu front liner penting dalam
komunikasi antara organisasi dengan masyarakat luas. Untuk itu seoranghumas sangat
timbal ba1ik (neo trafic communication) antara lembaga dengan pihak publik yang
bertujuan untuk menciptakansaling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu, kebijakan, kegiatan produksidan sebagainya, demi kemajuan lembaga dan citra
Para sarjana humas dari barat mendefenisikan etika menurut ilmu filsafat barat.
Misalnya,Hazel Bernes (1971) mendefenisikan etika sebagai suatu cabang ilmu filsafat
yang membantumenentukan apakah tingkah laku yang baik dan yang tidak baik. Defenisi
yang hampir samadiberikan oleh Ewing (1965), Flecher (1968), dan Mabbott (1969).
Dalam Islam istilah yang digunakan untuk etika adalah aldllak. Menurut
Ensiklopedia of Islam (1979), ilmu akhlak Islam telah mencapai tarafkematangannya yaitu
pada abad ke sebelas masehi. Perkataan akhlak berasal dari kata "khuluk" yaitu yang
ظ ي ٍم ٍ ُ ك ل َ ع َ ل َ ٰى ُخ ل
ِ َق ع َ َّ َو إ ِ ن
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.86
menyatakanbahwa pahala yang tidak putus-putusnya itu diperoleh Rasulullah saw sebagai
hasil akhlak yang agung, yang merupakan akhlak beliau. Pernyataan bahwa Muhammad
mempunyai akhlak yangagung merupakan pujian Allah SWT kepada beliau, yang jarang
diberikan Nya kepada hambahamba Nya yang lain. Dengan secara tidak langsung ayat ini
gila itu adalah tuduhan yangtidakmempunyai arasan sedikit pun, karena semakin baik budi
pekerti seseorang semakin jauh iadari gila. Sebaliknya semakin buruk budi pekerti
seseorang semakin dekat pula ia kepadapenyakit gila. Muhammad seorang yang berakhlak
86
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 564
50
Ayat ini menggambarkan tugas Rasulullah saw sebagai seorang berakhlak agung.
Beliaundiberi tugas menyampaikan agama Allah kepada manusia agar manusia dengan
Artinya: Sesungguhnya aku di utus tidak lain hanyalah untuk menyempumakan akhlak
Pakar akhlak Islam Ibn Sadr Al-Din al-Shirwani (1962) mendefenisikan ilmu
akhlak sebagai"ilmu yang menerangkan sifat-sifat kebaikan dan cara untuk mencapainya,
juga sifatsifatkeburukan dan cara menjaga diri agar tidak melakukan yang buruk itu".
Defenisi yang sama juga di berikan oleh Imam Al-Ghazali, fungsi etika adalah
untukmemberikan kepada praktisi humas beberapa prinsip atau ukuran yang baku untuk,
menentukanbagaimana tingkah laku yang baik dan apa yang buruk, juga apa tingkah laku
yang bertanggungjawab dan apa pula yang di kategorikan tidak bertanggung jawab.
Secara sepintas, tidak terdapat perbedaan antara etika Barat dengan etika (Akhlak)
Islam,karena keduanya menentukan antara batasan yang baik dan yang buruk, benar dan
salah. Tetapijika diteliti secara mendalam, di antara keduanya terdapat perbedaan yang
mencolok. Perbedaannyaialah, etika barat bertitik tolak pada akal pikiran manusia, yaitu
akal pikiran para ahli filsafat.Sedangkan etika Islam bersumber dari al-Qur'an dan Hadits
Nabi Muhammad saw. Etika Barat didasarkan pada pandangan para ahli filsafat tentang
perbuatan baik dan buruk, yang menitik beratkan pada perbedaan satu orang dengan yang
fainnya. Sedangkan etika Islamberlandaskan pada iman dan taqwa kepada Allah SWT.
komunikan.Namun ada hal di luar ketiga unsur itu, yaitu tehnik atau cara. Bahkan dalam
beberapa kasus,seringkali cara lebih penting daripada isi, sebagaimana dalam ungkapan
arab yang artinya: "Cara lebih penting daripada isi". Tentu saja, masih bisa diperdebatkan,
atau bahkan sering kali cara Iebihpenting daripada isi. Dalam hal ini, bisa digambarkan
melalui sebuah kasus. Ada seorang anak mudayang baru belajar agama. Diantara materi
87
Mu'jam Mufahras Alfazi,Hadisin Nabawi, jilid 1, him: 75
51
yang pernah di dengar atau di terima adalah bahwa"seorang muslim harus berani berkata
Setelah mendengar nasehat ini, yang tergambar pertama kali di benaknya adalah
orang tuanyayang sering kali meninggalkan shalat atau bahkan tidak pernah shalat.
Kemudian si anak mudatersebut, dengan maksud menasehati orang tuanya, menemui orang
tuanya dan berkata kepadanya."Pak...!! Apa bapak gak takut masuk neraka, kok sampai
setua ini bapak gak pernah shalat.?.pernyataan ini benar, tetapi rangkaian kata yang di
sampaikan cendrung meremehkan pihak lain,terlebih ia adalah orang tuanya sendiri atau
orang yang usianyajauh lebih tua. Belum lagi jika hal itu disampaikan dengan intonasi yang
berpalingnya komunikan,Yang berarti hilang pula kebenaran informasi itu. Inilah yang di
tegaskan oleh Allah dalam al-Qur'ansurah Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:
yang baik itu,yaitu dengan bersikap lembut dan santun, serta bcrtutur kata yang baik.89
rahmadsehingga ia bersifat lemah lembut.? Atau apakah Rasulullah bersifat lemah lembut ,
88
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 71
89
Muhammad Ali Al-Shabuni, Mukhtar Tafsir Ibn Katsir jilid I, (Beirut: Dar al-Rasyad, t.th), hlm:
331
52
sehinggaia mendapat rahmad.? Ayat diatas memang bisa di pahami secara terbalik-
Penama, sebabrahmad Allah lah Rasulullah bisa bersikap lemah lembut. Namun,
pemahaman semacam iniakan menafikan suatu kenyataan bahwa Rasulullah adalah sosok
yang berakhlak yang mulia.Bahkan jauh sebelum turun ayat ini atau sebelum di angkat
menjadi Rasul. Oleh karena itu,penulis lebih cendrung memahami ayat tersebut dengan
pemahaman yang kedua, yaitu bahwarahmad dan keluhuran akhlak menyatu secara
berkelindan. Artinya, rahmad Allah tidak akan diberikankepada hambanya yang memang
sebagai bentuk penghargaan Allah kepada Rasulullah saw. Hasanal-Bashri berkata, "ini
merupakan akhlak Rasulullah saw yang di utuş oleh Allah untuk mendidikumatnya.90
duapredikat sekaligus, yaitu pemimpin agama dan pemimpin Negara. Sebagai pemimpin
sangat indah,terutama sekali yang terkait dengan ajaran-ajaran yang memiliki tingkat
Negarayang didasarkan pada politik kesejahteraan bukan politik kekuasaan. Dalam hal ini,
tepat bukan sajauntuk berkomunikasi yang berhasil, tetapi juga erat kaitannya dengan
sebagaiberikut:
Dalam konteks komunikasi beradap, pendidikan dalam hal ini lebih di tekankan
building)tidak identik dengan transfer ilmu. Sehingga di dalam Islam diperkenalkan dengan
90
Ibid, hlm: 331
91
Ibid, hlm: 689
53
bersifatindokrinasi atau propaganda. Akan tetapi, suatu proses yang bersifat komunikatif.
Dalam hal ini,bisa digunakan prinsip-prinsip qaul maisur, yaitu segala bentuk perkataan
yang baik, lembut danmelengkap, menjawab dengan cara yang sangat baik, benar dan
tidakmengucapkan dengan cara yang wajar. Semakin bertambah umur maka metode yang
di gunakan tentu saja berbeda ketika masih anak-anak. Namun secara prinsip tetap sama,
yaitu melahirkangenerasi yang berkarakter. pada saat sudah dewasa, maka Yang diterapkan
adalah prinsip-prinsipqaul sadid, yang diantaranya adalah tepat sasaran dan logis, memiliki
transferpengetahuan yang bersifat satu arah, akan tetapi harus ada upaya yang sungguh-
sungguh daripihak pendidik atau guru, sebagai komunikator untuk memberikan keteladanan
yang baik,sebagai upaya bermetakomunikasi. Juga kedua orang tuanya sebagai pendidik
pertama danutama bagi anak-anaknya. Bahkan secara naluriah, seorang anak sangat senang
dan banggajika bisa meneladani kedua orang tuanya. Ketidak sempurnaan proses
kompetensi tetapi tidakmenanamkan nilai-nilai yang berbasis karakter atau akhlak. Bahkan
hal ini bisa di anggapbentuk kriminalitas pendidikan- Faktor kegagalan guru atau orang tua
tersebut.
Masyarakat adalah orang yang biasanya. secara sosial dan pendidikan biasanya
lemahdan rendah. Sehingga masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang mudah
dipengaruhi dan di provokasi. Oleh karena itu, dalam konteks membangun hubungan
sesuai denganyang dikehendaki dan isi perkataan adalah suatu kebenaran bukan semata-
sangat penting, dalam konteks membangun hubungan sosial maupun politik. Sebab,
kemanusiaannya.
komunikator itutidak baik, seperti ambisius, serakah dan lain-lain, maka kemampuan
retorika dan logikanya justruakan dijadikan sebagai alat untuk mempengaruhi bahkan untuk
kekuasaanya. Dalam hal ini, bisa di lihat pada kasus Fir'aun. ”Dan Fir'aun berkata, "Hai
pembesar kaurnku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku melalui kata-kata ini
Fir'aun ingin mempengaruhi flkiran dan jiwa mereka, bahwa ialayak di posisikan sebagai
Tuhan, karena pada kenyataannya hanya dialah yang bisa menjamintingkat kelayakan
Fir'aun paham betul dengan apa yang diinginkan oleh rakyat Mesir, yaitu hidup
Inti dakwah adalah mengajak orang lain untuk mengikuti apa yang di serukannya.
adalah mendudukiposisi yang cukup strategis. Demikian itu, karena Islam memandang
bahwa setiap muslim adalahda'i. sebagai da'i, ia senantiasa di tuntut untuk mau dan mampu
mengkomunikasikan ajaran 'Islam justru akanmembawa akibat yang cukup serius dalam
Hal ini telah di jelaskan oleh Allah dalam al-Qur'an surah Ali Imran ayat 104
sebagaiberikut:
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
orangorang yangberuntung.92
umat muslim,agar selalu mengajak kepada kebaikan (al-khair), memerintahkan dengan ma-
ruf, dan mencegahdari yang munkar. Tentu saja bukan tanpa sengajajika ayat ini
penerjemahannya keduanya bisa saja memiliki pengertian yang sama, yaitu kcbaikan.
Namun o!ch para ahli tafsir, kata al-khair dipahami sebagaikebaikan yang bersifat
universal, seperti keadilan, kejujuran, kepedulian social dan lain-lain.mKonsep ini juga
harmonis, aman,tentram, saling menghormaü sesama dan sebagainya. Oleh karena itu,
sebagai bagian darimasyarakat, mereka harus memiliki komitmen yang sama untuk peduli
kelompok dalamsatu lingkungan sosial yang lebih juas, memiliki kesediaan memandang
yang lain denganPenghargaan betapapun perbedaan yang ada, tanpa saling memaksakan
kehendak, pendapat,atau pandangan sendiri. Masyarakat semacam ini pernah dibangun oleh
Rasulullah sawsewaktu di Madinah dan ini metupakan bukti konkrit dati keberhasilan
dakwah beliau.
Keberhasilan ini tentu saja suatu prestasi yang luar biasa yang tidak bisa begitu
sajadipandang dari Sisi kebenaran Islam dengan keagungan al-Qur'an semata. Akan tetapi,
ada faktor lain yang dianggap cukup dominan dalam konteks dakwah dan pembangunan
tersebut denganEik dan persuasif, yang di topang oleh budi pekerti beliau sendiri. Jika kita
92
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan..., hlm: 63
93
Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi...,, hlm: 31
56
telusuri sirah(Sarah) Nabi, maka akan dijumpai betapa beliau telah menerapkan seluruh
prinsip-prinsipdalam al-Qur'an, sebagaimana yang telah di uraikan pada bab yang kedua
secara konsisten.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah di paparkan dalam bab IV maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
ofcommunication).
2. Public Relations juga dapat dikatakan sebagai dakwah dalam ajaran Islam yang
berfungsi sebagai salah satu cara penyebaran Islam yang sangat efektif.
3. Public Relations (humas) juga harus bisa memberikan contoh keteladanan kepada
dengan komunikasi yang baik kita dapat membentuk saling pengertian dan
melestarikan peradaban.
4. Untuk menjadikan penelitian ini mempunyai nilai praktis, maka diberikan saran-saran
yang harus diperhatikan oleh para humas, baik ketika berkomunikasi dengan
dalam menjalankan tugasnya memang cukup beragam, seperti halnya ketika Rasulullah
saw menjabat sebagai pemimpin Negara dan sekaligus pemimpin umat Islam serta
jahiliyah pada waktu itu sungguh banyak sekali hambatan dan rintangan yang
dihadapinya. Namun yang mnejadi kunci keberhasilan beliau adalah selalu sabar dan
57
optimis dalam mengembangkan tugas yang diberikan oleh Allah kepadanya serta tidak
6. Hasil yang dicapai setelah dilaksanakn penelitian ini adalah, terciptanya pakar-pakar
komunikasi atau humas yang profesional, dapat meyelesaikan masalah yang timbul
yang lainnya dan selalu menjunjung tinggi ajaran agama agar terciptanya seorang
DATAR PUSTAKA
Al-Shabuni, Muhammad Ali.t.th. Mukhtar Tafsir Ibn Katsir jilid I. Beirut: Dar al-
Rasyad
Al-Thabrani, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. 1998.Jami ' al-Bayanfi Tafsir Ayi a-
Wacana Ilmu
Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Toha Putra
Semarang
Abadi
CiptaAbdi
Gulen,M. Fethullah. 2002. versi Teladan Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW,
Hidayat, 1990
Hussein, Mohd. Yusuf. 1996. Dua Puluh Lima Soal Tanya Jawab Mengenai
Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 2004.Public Relations Edisi ke Lima. Jakarta:
Erlangga
Mahasin,Aswab. 1994. Keterkaitan Umara Dan Ulama Dalam Islam, Dalam Budhy
Paramadina
Pustaka
1996
Bandung
Rasyid, jilid 4
Al-Husna
Rajawali Persada