Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Reproduksi Remaja

a. Pengertian

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara

utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit ataukecacatan, dalam semua hal

yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya (Tri wiji

lestari 2014)

Remaja Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,

remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah

(Atikah dan Siti).

b. Tumbuh kembang remaja

1) Menurut Atikah dan Siti (2009), Pertumbuhan adalah terjadi akselerasi

pertumbuhan tinggi badan yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (Height

spurt).

2) Menurut Tri wiji lestari (2014), perkembangan seksualitas pada remaja ditandai

dengan beberapa ciri atau tanda, antara lain:

a) Tanda kelamin primer adalah ditandai dengan terjadinya

menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri dan mimpi basah pada

remaja laki-laki.

b) Tanda kelamin sekunder adalah pada remaja putri ditandai dengan perubahan
pinggul (melebar), pertumbuhan rahim dan vagina,

pembesaran payudara,dan pertumbuhan rambut diketiak serta pubis,pada laki-

laki ditandai dengan perubahan ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan

berotot, tumbuh kumis, jambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

B.Pengertian ISK

ISK adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan

perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal

sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Soegijanto,

2005).

ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam

saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri,

virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadibaik di pria

maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita

lebih sering menderita daripada pria (Sudoyo Aru,dkk 2009).

ISK merupakan faktor resiko yang penting pada terjadinya insufisiensi

ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran kemih terjadi secara

asending oleh sistitis karena kuan berasal dari flora fekal yang menimbulkan

koloni perineum lalu kuman masuk melalui uretra(Widagdo, 2012). (ISK) ialah

istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran

kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih.

Pertumbuhan bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar
pancar tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosa

ISK (IDI, 2011).

Prevalensi ISK bervariasi menurut jenis kelamin dan umur.ISK dapat

menyerang pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orangtua. Pada

umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria, karena uretra

wanita lebih pendek daripada pria.Namun, pada masa neonatus, ISK lebih banyak

terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi

perempuan (0,7%).Dengan bertambahnya usia insiden ISK terbalik, yaitu pada

masa sekolah, ISK pada anak perempuan (3%) sedangkan pada anak laki-laki

(1,1%). Insiden ini pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8%.

Bakteriuria asimptomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5 sampai 6% dan

angka itu meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut (Purnomo, 2011).

Kesimpulan dari pengertian tentang penyakit infeksi saluran kemih di atas

yaitu dapat disimpulkan infeksi saluran kemih adalah penyakit yang

bertumbuhnya kuman di saluran kemih yang dapat menyerang lebih banyak pada

anak perempuan dibandingkan laki-laki dan juga tidak memandang umur karena

bisa menyerang semua umur baik anak-anak, usia remaja, dewasa dan lansia.

Kebiasaan menahan buang air kecil, kurang minum air putih dan (air kencing

susah keluar dan sedikit).

C.Klasifikasi

Menurut Purnomo (2012), (ISK) diklasifikasikan menjadi dua macam

yaitu: ISK uncomplicated (sederhana) dan ISK (rumit). Istilah ISK uncomplicated
(sederhana) adalah infeksi salurankemih pada pasien tanpa disertai kelainan

anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih. ISK complicated (rumit) adalah

infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik

atau struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan ini akan

menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.

D.Etiologi

E.coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela,

enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (SudoyoAru, dkk 2009).

1.Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :

a.EscherichiaColi : 90% penyebab ISK uncomplicated( simple )

b.Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

c.Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain

2.Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :

a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif.

b. Mobilitas menurun

c. Nutrisi yang sering kurang baik

d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

e. Adanya hambatan pada aliran darah

f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat


Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80%

kasus) dan organism enterik garam-negatif lainny merupakan organisme yang

paling sering menyebabkan ISK : kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah

anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus,

Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan

Staphylococcus koagulse-negatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK

di masa kanak-kanak (Wong, 2008).

E.Anatomi Fisiologi

Struktur saluran kemih bagian bawah diyakini turut meningkatkan

insidensi bakteriuria pada wanita. Uretra yang pendek dengan panjang sekitar 2

cm (¾ inci) pada anak perempuan dan 4 cm (1 ½ inci) pada wanita dewasa

memberikan kemudahanjalan masuk invasi organism. Di samping itu, penutupan

uretra pada akhir mikturisi dapat mengembalikan bakteri pengontaminasi ke

dalam kandung kemih. Uretra laki-laki yang panjang (sampai sepanjang 20 cm (8

inci) pada pria (dewasa) dan sifat antibakteri yang di miliki oleh secret prostat

akan menghambat masuk serta tumbuhnya kuman-kuman pathogen (Wong,

2008).

E.Patofisiologis

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :

a. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung daro tempat terdekat.

b. Hematogen.
c. Limfogen.

d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :

1. Bendungan aliran urine.

1) Anatomi konginetal.

2) Batu saluran kemih.

3) Oklusi ureter (sebagian atau total).

2. Refluks vesi ke ureter.

3. Urine sisa dalam buli-buli karena :

1) Neurogenik bladder.

2) Striktur uretra.

3) Hipertropi prostat.

4. Gangguan metabolik.

1) Hiperkalsemia.

2) Hipokalemia

3) Agamaglobulinemia.

5. Instrumentasi

1) Dilatasi uretra sistoskopi.

6. Kehamilan

1) Faktor statis dan bendungan.

2) PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.


Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang

naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan

mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih,

melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari

pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan

inflamasi.Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang

tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan

imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara

mengganggu mekanisme normal.

Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis. Pielonefritis

akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut

juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di

kedua ginjal.

Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai

pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh

menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine

dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal,

pemakaian kateter atau sistoskop.

Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang

digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh

niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal


; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya

disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.

Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal,

tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai

kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25

% curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus

penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.

Macam-macam ISK :

1) Uretritis (uretra)

2) Sistisis (kandung kemih)

3) Pielonefritis (ginjal)

F.Gambaran Klinis :

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :

1) Mukosa memerah dan oedema

2) Terdapat cairan eksudat yang purulent

3) Ada ulserasi pada urethra

4) Adanya rasa gatal yang menggelitik

5) Good morning sign

6) Adanya nanah awal miksi

7) Nyeri pada saat miksi

8) Kesulitan untuk memulai miksi


9) Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

1) Disuria (nyeri waktu berkemih)

2) Peningkatan frekuensi berkemih

3) Perasaan ingin berkemih

4) Adanya sel-sel darah putih dalam urin

5) Nyeri punggung bawah atau suprapubic

6) Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :

1) Demam

2) Menggigil

3) Nyeri pinggang

4) Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan

pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat

menyebabkan gagal ginjal.

Komplikasi :

1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal

2) Gagal ginjal

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis

a.Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.

Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar

(LPB) sediment air kemih

b.Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air

kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa

kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologi

a. Mikroskopis

b. Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin

tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria

utama adanya infeksi.

5. Metode tes

a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess

untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami

piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang

mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):


Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia

trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

c. Tes- tes tambahan:

Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga

dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus

urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie

prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik

dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang

resisten.

H.Pengobatan

a. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram

negatif.

1. Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.

2. Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2

dosis.

3. Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.

4. Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap

cotrimoxazole.

5. Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada

anak-anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.

6. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka

diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.


7. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas

microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari

depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri

feces.

B. Asuhan Kebidanan

Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan bersifat

menyeluruh yaitu :

S=Data Subjektif meliputi :

1)Identitas klien

2)Identitas penanggung

Riwayat kesehatan :

1)Riwayat infeksi saluran kemih

2)Riwayat pernah menderita batu ginjal

3)Riwayat penyakit DM, jantung.

O=Data Objektif

Pengkajian fisik :

1)Palpasi kandung kemih

2)Inspeksi daerah meatus

a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine

b)Pengkajian pada costovertebralis

Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan .Persepsi terhadap kondisi penyakit

Mekanisme kopin dan system pendukung Pengkajian pengetahuan klien dan

keluarga

A=Assasment

a.Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.

b.Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)

yang berhubungan dengan ISK.

c.Nyeri yang berhubungan dengan ISK.

d.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

P=Pelaksanaaan

1.Anjurkan pasien untuk tidak menahan BAK supaya air kemih tidak

mengandung bakteri

2.Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih karena ginjal memerlukan

banyak air putih.

3.Jelaskan pada pasien untuk menjaga dan menghindari bakteri yang membuat

infeksi uretra dengan cara cebok dari depan kebelakang sesudah BAK agar kuman

E.coli dari faeces tdk masuk .

4.Jelaskan pada pasien nyeri yang dirasakan dikarenakan ada bakteri yang masuk

pada saluran kemih sehinggga menyebabkan rasa sakit.dan kolaborasi dengan


dokter untuk terapi obat untuk membunuhbakteri gram positif maupun gram

negative

5.Dokumentasikan hasil pemeriksaaan

Evaluasi

1. pasien mengerti apa yg dijelaskan untuk tidak menahan BAK

2. .Pasien mau minum air putih sesuai kebutuhan

3. Pasien mau cebok dari depan kebelakang untuk menghindari masuknya

kuman.

4. Pasien mengerti penyebab nyeri yang dirasakan.

5. .Hasil pemeriksaaan sudah didokumentasikan

Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada

tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :

1.Nyeri yang menetap atau bertambah

2.Perubahan warna urine


3.Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin

kencing, menetes setelah berkemih.

Anda mungkin juga menyukai