Anda di halaman 1dari 10

Diskusikan hal-hal berikut:

1. Jelsakan prinsip-prinsip dasar dari Teori Behavioristik!

Behavioristik memiliki arti sebagai tingkah laku. Menurut


pandangan teori behavioristik, pembelajaran merupakan
penguasaan respons dari lingkungan yang dikondisikan.
Pembelajaran dicapai melalui respons yang berulang - ulang dan
pemberian penguatan. Peserta didik mempelajari pola yang
terbentuk secara perlahan – lahan dari respons tersebut.

Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-


unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang
diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang
menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa
merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah
hasil belajar.

2. Bagaimana hubungan antara pronsip-prinsip Teori Behavioristik?

Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah


perubahan.Teori dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah
stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus
dapat diamati dan diukur.Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat
terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain
yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila
respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka
respon juga semakin kuat.

3. Jelaskan tentang positive reinforcement dan negative reinforcement dalam proses belajar
Behavioristik! Uraikan dengan disertai contoh.

Reinforcement Positif adalah konsekuensi positif yang


mengarahkan perilaku untuk meningkatkan kemunkinan terjadinya
kembali perilaku tersebut. Konsekuensi yang ditambahkan
kelingkungan yang menyebabkan peningkatan dalam respon yang
telah terjadi. Contohnya mahasiswa yang menerima KHS diakhir
semester kemungkinan menjadi pemicu peningkatan semangat
belajar untuk setiap semester selanjutnya. Disini perilaku yang
semakin sering muncul disebut dengan operan respon, sedangkan
konsekuensi positif dari respon tersebut diistilahkan penguat
positif.

Reinforcement negatif adalah perilaku yang menghilangkan


sesuatu yang negatif, yang mendorong peningkatan kemungkinan
bahwa respons yang telah muncul akan diulang di masa depan.
Contohnya: pada saat terluka, kita akan mengobatinya dengan obat
luka, dengan demikian kita telah menghilangkan/mengurangi
sesuat yang negatif (pemberian obat pada luka). Maka besar
kemungkinan jika kita terluka kembali maka kita akan
menggunakan obat luka tersebut kembali. Penguatan negative
mengajarkan kepada individu bahwa melakukan tindakan akan
menghilangkan kondisi negative yang ada di lingkungan.
Penguatan Negatif terjadi ketika perilaku menghapus atau
menghindari sesuatu yang negatif, dan perilaku tersebut
mempunyai kemungkinan untuk meningkatkan hasil pada masa
selanjutnya.

4. Elaborasi persamaan dan perbedaan antara pandangan para ahli aliran Teori Behavioristik.

1. Teori Kontiguitas dari Guthrie


Tindakan dan gerakan merupakan bagian dari teori Pengkondisian
Kontinguitas oleh Guthrie. Suatu tindakan merupakan gabungan dari
beberapa gerakan, implikasinya dalam proses pembelajaran misalnya
ketika dalam mengoperasikan dalam komputer, dalam tindakannya
pasi menghasilkan suatu hasil.
Guthrie lebih menekankan pada hubungan antara stimulus dan
respons, dan beranggapan bahwa setiap respons yang didahului atau
dibarengi suatu stimulus atau gabungan dari beberapa stimulus akan
timbul lagi bila stimulus tersebut diulang lagi. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa suatu stimulus tertentu akan menimbulkan respons tertentu.
Suatu respons hanya terbina oleh satu kali percobaan saja, oleh karena
itu pengulangan atau repetisi tidak memperkuat hubungan stimulus
respons.
2. Teori Koneksionisme
Belajar adalah hubungan antara S-R itulah sebabnya teori ini juga
disebut “S-R bond theory” & “S-R psychology of learning” selain itu,
teori ini dikenal dengan sebutan “trial and error learning”
Ciri-ciri Trial and error learning :
a. Ada motif pendorong aktivitas
b. Ada berbagai respons terhadap situasi
c. Ada eliminasi repon-respon terhadap situasi
d. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya.
3. Teori Thorndike
a. Law of readiness (Hukum kesiapan)
Belajar akan berhasil jika individu memiliki kesiapan dalam belajar.
Indivdu perlu mempersiapkan dirinya sebelum ia akan memulai suatu
proses pembelajaran agar ketika ia memulai suatu proses
pembelajaran, maka ia akan mendapatkan suatu kepuasan dari hasil
proses belajarnya tersebut, ia akan lebih merasa siap dalam belajar.
b. Law of Exercises (Hukum latihan)
Belajar akan berhasil jika banyak melakukan latihan. Law of Exercise
dibagi menjadi 2, yaitu: Law of Use(Hukum Kegunaan) dan Law of
Disuse(Hukum Ketidakgunaan)
c. Law of Effect (Hukum Akibat)
Belajar akan bersemangat bila mengetahui dan mendapatkan hasil
yang baik.
4. Teori Belajar Classical Conditioning
Ivan Pavlov teorinya yaitu Pengkondisian Klasik (Classical
Conditioning), Pavlov melakukan eksperimen kepada seekor anjing,
pada percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jika
seseorang yang sudah terbiasa diberikan stimulus, maka orang tersebut
akan ketergantungan akan adanya stimulus. Jika tidak ada stimulus,
maka orang tersebut akan diam, tidak meakukan suatu reaksi atau
respons terhadap sesuatu hal yang dihadapannya tidak ada stimulus
atau perangsang terlebih dahulu. Deri percobaan Ivan Pavlov Terdapat
kemungkinan-kemungkinan yang menyertai antara lain :
• Proses kepunahan (extinction)
• Pemulihan spontan (spontaneous recovery)
• Generalisasi
• Diskriminasi
• Conditioning tingkat tinggi (higher order conditioning).

4. Bagaimana relevansi Teori Behavioristik dengan pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah


Anda?

Penerapan teori behavioristik dalam dunia pendidikan di sekolah meliputi:

1. Menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku.


2. Menggunakan prinsip penguatan, yaitu untuk mengidentifikasi aspek paling
diperlukan dalam pembelajaran dan untuk mengarahkan kondisi agar peserta
didik dapat mencapai peningkatan yang diharapkan.
3. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian
tujuan pembelajaran.
4. Lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajaran

Relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Inggris seperti:


Reinforcement and punishment
Teori behaviorisme menekankan pentingnya pemberian hadiah (reward and
reinforcement) dan hukuman (punishment). Menurut para ahli bidang teori ini,
pemberian hadiah mampun memotivasi dan mendorong pelajar untuk terus belajar
dan berusaha memahami pelajaran. Sementara hukuman dimanfaatkan ketika siswa
tidak melakukan pembelajaran sebagaimana mestinya. Dengan hukuman,
diharapkan siswa tidak akan lagi melakukan kesalahan mereka dalam proses
pembelajaran dan juga ini memberi tahu mereka bahwa apa yang mereka lakukan
merupakan hal yang salah, sehingga dapat membuat mereka menghindari
kesalahan yang sama ke depannya.

Imitation, practice, dan feedback


Behaviorisme percaya bahwa siswa, sebagaimana anak-anak, mampu berbahasa
karena mengandalkan proses imitasi (peniruan). Mereka juga yakin bahwa dalam
meniru siswa mesti terus melakukan pengulangan (practice). Misal, ketika siswa
ingin belajar tentang kalimat "how are you?", mereka mesti terus mengulang
mengatakan kalimat ini. Inilah asal dari istilah practice makes perfect
Penting bahwa pengulangan ini dilakukan dengan cara meniru bagaimana orang
dewasa melakukannya, termasuk mengikuti cara pengucapannya (pronunciation).
Agar siswa sukses dalam hal imitasi (peniruan), guru diharapkan mampu
memberikan model yang benar. Misal, ketika siswa mengatakan kalimat salah,
seperti `I go to store yesterday`, maka guru diharapkan langsung secara konstan
memberikan pembenaran (constant feedback) kepada siswa, karena ditakutkan
mereka akan terus mengulang kesalahan yang sama.

6. Analisis video Teori Belajar Behavioristik! Prinsip-prinsip Teori Behavioristik apa saja yang
dapat saudara amati dari video tersebut.

Dalam pelaksanaannya, Teori Behavioristik ini adalah teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia dan Memandang individu sebagai
makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan (stimulus). Namun,
pada pembelajaran yang menggunakan teori ini akan membuat pembelajaran
siswa hanya berpusat pada guru dan bersifat mekanistis serta hanya berorientasi
pada hasil. Sehingga siswa dipandang pasif, hanya mendengarkan, menghafal
penjelasan guru dan itu membuat guru terkesan sebagai sosok sentral dan
bersifat otoriter.
Teori ini hanya melihat aspek jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental.
Aspek kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu
pembelajaran bukan menjadi perhatian utama. Pembelajar dihadapkan pada
aturan-aturan yang jelas yang ditetapkan lebih dulu secara ketat. Pembiasaan
(disiplin) menjadi sangat penting. Orientasi kepada “salah/gagal mendapatkan
hukuman” dan “benar/berhasil mendapatkan reward” Kekuatan pada aturan
dipandang sebagai penentu keberhasilan. Kontrol belajar dipegang oleh sistem
diluar diri siswa.
Semua ini terjadi secara garis besar dikarenakan teori ini hanya berorientasi
pada hasil, mengabaikan proses.

7. Jika anda Teacher Toni, apa yang anda lakukan dalam menyelesaikan permasalahan dengan
keadaan/situasi siswa di sekolah Anda?

Permasalahan yang saya hadapi terkait siswa di sekolah yakni kurangnya


motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sulit terutama Bahasa Inggris.
Guru yang asik, baik serta menarik, siswa mempunyai respon positif
terhadapnya, yang berarti siswa senang pada cara guru mengajar Bahasa Inggris
dengan baik. Kalau hal ini dilakukan berkali-kali, maka akan terjadi respon
positif terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris. Siswa akan mulai menyenangi
mata pelajaran tersebut walau di rasa sulit. Reward dan reinforcement serta
punishment juga sangat membantu pembelajaran dalam kaitannya dengan
permasalahan tersebut. Pemberian penghargaan atas seperti yang bisa kita lihat
dalam video teacher Toni sangat sering kami laksanakan untuk memicu motivasi
belajar siswa kami.

1. Prinsip-prinsip dasar Behavioristik


Behavioristik memiliki arti sebagai tingkah laku. Menurut pandangan teori
behavioristik, pembelajaran merupakan penguasaan respons dari lingkungan yang
dikondisikan. Pembelajaran dicapai melalui respons yang berulang - ulang dan
pemberian penguatan. Peserta didik mempelajari pola yang terbentuk secara
perlahan – lahan dari respons tersebut.
Ciri dari teori belajar behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian
kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan
mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar
yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut
pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap
lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
2. Hubungan antara prinsip-prinsip Teori Behavioristik
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan.Teori dengan
model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus
dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara
stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur.Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu
hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)
maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan
(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
3. Positive reinforcement dan negative reinforcement dalam proses belajar
Behavioristik
Reinforcement Positif adalah konsekuensi positif yang mengarahkan perilaku
untuk meningkatkan kemunkinan terjadinya kembali perilaku tersebut.
Konsekuensi yang ditambahkan kelingkungan yang menyebabkan peningkatan
dalam respon yang telah terjadi.
Reinforcement negatif adalah perilaku yang menghilangkan sesuatu yang negatif,
yang mendorong peningkatan kemungkinan bahwa respons yang telah muncul
akan diulang di masa depan. tersebut mempunyai kemungkinan untuk
meningkatkan hasil pada masa selanjutnya.
4.Persamaan dan perbedaan antara pandangan para ahli aliran Teori
Behavioristik

5. Relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Inggris seperti:


Reinforcement and punishment
Teori behaviorisme menekankan pentingnya pemberian hadiah (reward and
reinforcement) dan hukuman (punishment). Menurut para ahli bidang teori ini,
pemberian hadiah mampun memotivasi dan mendorong pelajar untuk terus belajar
dan berusaha memahami pelajaran. Sementara hukuman dimanfaatkan ketika siswa
tidak melakukan pembelajaran sebagaimana mestinya. Dengan hukuman,
diharapkan siswa tidak akan lagi melakukan kesalahan mereka dalam proses
pembelajaran dan juga ini memberi tahu mereka bahwa apa yang mereka lakukan
merupakan hal yang salah, sehingga dapat membuat mereka menghindari
kesalahan yang sama ke depannya.

Imitation, practice, dan feedback


Behaviorisme percaya bahwa siswa, sebagaimana anak-anak, mampu berbahasa
karena mengandalkan proses imitasi (peniruan). Mereka juga yakin bahwa dalam
meniru siswa mesti terus melakukan pengulangan (practice). Misal, ketika siswa
ingin belajar tentang kalimat "how are you?", mereka mesti terus mengulang
mengatakan kalimat ini. Inilah asal dari istilah practice makes perfect Penting
bahwa pengulangan ini dilakukan dengan cara meniru bagaimana orang dewasa
melakukannya, termasuk mengikuti cara pengucapannya (pronunciation). Agar
siswa sukses dalam hal imitasi (peniruan), guru diharapkan mampu memberikan
model yang benar. Misal, ketika siswa mengatakan kalimat salah, seperti `I go to
store yesterday`, maka guru diharapkan langsung secara konstan memberikan
pembenaran (constant feedback) kepada siswa, karena ditakutkan mereka akan
terus mengulang kesalahan yang sama.

6Dalam pelaksanaannya, Teori Behavioristik ini adalah teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia dan Memandang individu sebagai
makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan (stimulus). Namun,
pada pembelajaran yang menggunakan teori ini akan membuat pembelajaran
siswa hanya berpusat pada guru dan bersifat mekanistis serta hanya berorientasi
pada hasil. Sehingga siswa dipandang pasif, hanya mendengarkan, menghafal
penjelasan guru dan itu membuat guru terkesan sebagai sosok sentral dan bersifat
otoriter.
Teori ini hanya melihat aspek jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental.
Aspek kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu pembelajaran
bukan menjadi perhatian utama. Pembelajar dihadapkan pada aturan-aturan yang
jelas yang ditetapkan lebih dulu secara ketat. Pembiasaan (disiplin) menjadi sangat
penting. Orientasi kepada “salah/gagal mendapatkan hukuman” dan
“benar/berhasil mendapatkan reward” Kekuatan pada aturan dipandang sebagai
penentu keberhasilan. Kontrol belajar dipegang oleh sistem diluar diri siswa.
Semua ini terjadi secara garis besar dikarenakan teori ini hanya berorientasi pada
hasil, mengabaikan proses.

7.Permasalahan yang saya hadapi terkait siswa di sekolah yakni kurangnya


motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sulit terutama Bahasa Inggris. Guru
yang asik, baik serta menarik, siswa mempunyai respon positif terhadapnya, yang
berarti siswa senang pada cara guru mengajar Bahasa Inggris dengan baik. Kalau
hal ini dilakukan berkali-kali, maka akan terjadi respon positif terhadap mata
pelajaran Bahasa Inggris. Siswa akan mulai menyenangi mata pelajaran tersebut
walau di rasa sulit. Reward dan reinforcement serta punishment juga sangat
membantu pembelajaran dalam kaitannya dengan permasalahan tersebut.
Pemberian penghargaan atas seperti yang bisa kita lihat dalam video teacher Toni
sangat sering kami laksanakan untuk memicu motivasi belajar siswa kami.

Anda mungkin juga menyukai