Anda di halaman 1dari 12

[Type here]

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

KARAKTERISTIK DIODA

Nama : Galih Candra Nugraha

NIM : 16302241032

Kelas : Pendidikan Fisika A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


[Type here]

A. TUJUAN
1. Mengamati karakteristik arus-tegangan pada 2 dioda bias maju dan bias mundur
2. Menunjukkan hubungan I-Vd pada 2 dioda saat panjar maju dan saat panjar mundur
3. Membandingkan grafik I-Vd saat dengan multimeter+Osiloskop, dan Multimeter

B. DASAR TEORI
Dioda semikonduktor dibuat dengan cara menyambungkan bahan
semikonduktor tipe p dan tipe n. Pada saat terjadi sambungan antara tipe p dan tipe n,
hole pada bahan p dan elektron pada bahan n disekitar sambungan akan berkombinasi.
Hole dan elekton yang berkombinasi ini saling meniadakan, sehingga daerah disana
kosong dari pembawa muatan dan terbentuk daerah pengkosongan. (Tim Fakultas
Teknik UNY, 2003: 38)

Anoda Katoda

Karakteristik dioda dapat didapatkan dengan mengukur tegangan pada dioda


(Vd) dan arus yang melewatimya (I). Bila anoda mendapatkan tegangan lebih tinggi
dari katoda maka yang terjadi adalah bias maju, jika yang terjadi sebaliknya akan terjadi
bias mundur. Bila Vs diubah, maka arus Id dan tegangan Vd akan berubah. Bila kita
memiliki karakteristik statik dioda dan kita mengetahui besar Vs dan R, maka besar
arus Id dan tegangan dioda (Vd) dapat kita ketahui dengan persamaan
Vs = Vd + I.R

I = (Vs-Vd)/R

(Ahmad Fali Oklilas, 2007: 27-28)

Pada saat bias maju, maka hole di P-N didorong ke N oelh kutub + baterai,
elekton bebas di N didorong ke P oleh kutub baterai, dan potensial penghalang diperkecil
sehingga timbul arus maju (forward current) dari pembawa muatan mayoritas.

P N
I
+ -
[Type here]

Pada saat bias balik hole di P ditarik oleh kutub-kutub baterai menjauhi sambunga,
sehingga daerah muatan ruang dan potensial penghalang menjadi lebih besar. Ini
mengakibatkan tidak adanya arus listrik dari pembawa muatan miyoritas, yang ada adalah arus
listrik yang sangat kecil yang disebabkan oleh pembawa muatan minoritas. Semi konduktor
tipe P memiliki muatan pembawa minoritas elektron bebas, sedangkan tipe N memiliki muatan
pembawa minoritas hole. Muatan minoritas ini mendapat bias maju dari baterai sehingga
mengalirkan arus balik/arus jenuh balik. Arus ini tergantung suhu, karena hole yang ada pada
tipe N hanya diperoleh dari energi termal.

P N

I=0
- +
C. METODE
1. Alat dan Bahan
a. Reisitor 2200Ω
b. Power Supply
c. Multimeter
d. Catu Daya
e. Project Board
f. Dioda
g. Osiloskop
h. Probe

Panjar Maju Panjar Mundur


[Type here]

2. Mencari arus dan tegangan dengan multimeter


a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Merangkai resistor 2200Ω dan dioda seperti pada skema alat diatas, kemudian
diberi sumber tegangan menggunakan PSU.
c. Menghidupkan PSU, ukur tegangan dengan menggunakan multimeter dari 0,1
Volt sampai dengan 20 Volt sesuai ketentuan. (Ukur dalam rangkaian, bukan
hanya di catu daya PSU)
d. Mengukur tegangan pada dioda dengan memparalelkan multimeter dengan
dioda.
e. Mengukur arus rangkain dengan menseri resistor-multimeter-dioda.
f. Catat data pengamatan
g. Setelah mendapatkan data, ulangi cara diatas dengan memvariasikan tegangan
sumber dari PSU.
h. Membuat grafik hubungan I dioda dengan V dioda.
i. Mengulangi percobaan diatas dengan posisi dioda terbalik (terpanjar mundur).
j. Mengulangi percobaan a-j dengan dioda kedua

3. Mencari Arus dan Tegangan dengan Osiloskop dan Multimeter


a. Rangkai rangkaian seri dioda dan resistor seperti percobaan diatas
b. Menghidupkan Osiloskop lalu set tegangan yang masuk adalah DC.
c. Mengkalibrasi Osiloskop.
d. Menghubungkan kabel probe dari Osiloskop di kaki antara dioda dan resistor.
e. menghubungkan kabel ground dari Osiloskop ke kaki resistor yang juga sebagai
masukan negatif dari PSU.
f. Menghidupkan PSU dengan masukan pertama 0,1 volt sampai 20 volt sesuai
ketentuan.
g. Mengukur tegangan pada dioda dengan memparalelkan dioda dengan
multimeter.
h. Mengukur arus diantara dioda dan resistor dengan cara membaca tegangan yang
dihasilkan dari Osiloskop dibagi dengan besar hambatan reisitor.
i. Mencatat data hasil percobaan
j. Setelah mendapatkan data, ulangi cara diatas dengan memvariasikan tegangan
sumber dari PSU.
k. Membuat grafik hubungan I dioda dengan V dioda.
l. Mengulangi percobaan diatas dengan posisi dioda terbalik (terpanjar mundur).
m. Mengulangi percobaan a-m dengan dioda kedua.
[Type here]

D. Data Percobaan
a. Tabel data dioda bias maju dan mundur dengan Osiloskop
1) Dioda 1
Maju Mundur
Vs Vd I Vs Vd I
0,1 0,1 0 2 2 0
0,2 0,18 0 4 4 0
0,3 0,3 0 5 5 0
0,4 0,4 0 10 10 0
0,5 0,5 4,55E-05 15 15 0
0,6 0,5 9,09E-05 20 20 0
0,7 0,5 0,000136
0,8 0,5 0,000182
0,9 0,5 0,000227
1 0,5 0,000273
1,1 0,5 0,000273
1,5 0,5 0,000455
2 0,58 0,000682
3 0,6 0,001091
5 0,6 0,001955
8 0,6 0,003273
10 0,6 0,004182
15 0,6 0,006364
20 0,6 0,009091

2) Dioda 2

Maju Mundur
Vs Vd I Vs Vd I
0,1 0,1 0 2 2 0
0,2 0,2 0 4 4 0
0,3 0,3 0 5 5 0
0,4 0,3 0 10 10 0
0,5 0,39 4,55E-05 15 15 0
0,6 0,4 9,09E-05 20 20 0
0,7 0,4 0,000182
0,8 0,4 0,000227
0,9 0,4 0,000273
1 0,4 0,000291
1,1 0,4 0,000318
1,5 0,4 0,000455
2 0,45 0,000773
3 0,5 0,001182
5 0,5 0,002
8 0,5 0,003364
10 0,55 0,004364
15 0,6 0,006727
20 0,6 0,009091
[Type here]

b. Tabel data dioda bias maju dan mundur dengan multimeter


1) Dioda 1

Maju Mundur

Vs Vd I Vs Vd I
0,1 0,1 0 2 2 0
0,2 0,2 0 4 4 0
0,3 0,29 0 5 5 0
0,4 0,4 0,00005 10 10 0
0,5 0,4 0,000125 15 15 0
0,6 0,45 0,0002 20 20 0
0,7 0,5 0,000425
0,8 0,5 0,000475
0,9 0,5 0,00055
1 0,5 0,00075
2 0,55 0,00085
3 0,6 0,0016
5 0,6 0,002
8 0,65 0,0075
10 0,65 0,008
15 0,7 0,0125
20 0,7 0,014
2) Dioda 2
Maju Mundur
Vs V I Vs Vd I
0,1 0,1 0 2 2 0
0,2 0,2 5E-07 4 4 0
0,3 0,3 6,5E-06 5 5 0
0,4 0,4 9,5E-06 10 10 0
0,5 0,4 0,000034 15 15 0
0,6 0,4 4,85E-05 20 20 0
0,7 0,4 0,000125
0,8 0,4 0,00015
0,9 0,4 0,000175
1 0,46 0,000225
1,1 0,5 0,000275
1,5 0,5 0,00045
2 0,5 0,00065
3 0,6 0,001
5 0,6 0,001875
8 0,6 0,00325
10 0,6 0,0045
15 0,6 0,0065
20 0,6 0,00875
[Type here]

E. Analisis dan Pembahasan


Dari data diatas didapatkan grafik hubungan antara Vd dan I pada masing-
masing dioda seperti grafik dibawah :

Karakteristik Dioda dengan Osiloskop &


Multimeter (Maju)
0.01

0.008

0.006

0.004
I

0.002

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

-0.002
VD

Dioda 2 Dioda 1

Karakteristik Dioda dengan Osiloskop &


Multimeter (Mundur)
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
I

0.4

0.3

0.2

0.1

0
-25 -20 -15 -10 -5 0
VD

Dioda 1 Dioda 2
[Type here]

Karakteristik Dioda dengan Multimeter (Maju)


Dioda 1 Dioda 2

0.016

0.014

0.012

0.01

0.008
I

0.006

0.004

0.002

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
-0.002
Vd

Karakteristik Dioda dengan Multimeter (Mundur)


Dioda 1 Dioda 2

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
I

0.4

0.3

0.2

0.1

0
-25 -20 -15 -10 -5 0
Vd
[Type here]

a) Perbandingan Dioda 1 dan Dioda 2

Dalam percobaan karakteristik dioda yang telah dilakukan, terlihat perilaku


berbeda antara dioda 1 dan dioda 2 dalam menyalurkan arus dan tegangan. Dalam
percobaan menggunakan osiloskop dan multimeter terlihat dioda 2 lebih cepat
mendapatkan tegangan dioda yang stabil (0,4V) dan sudah mulai terlihat peningkatan
besar arus yang signifikan, sedangkan dioda 1 mendapatkan tegangan yang mulai
konstan pada tegangan dioda 0,5V dan juga mulai terjadi peningkatan arus yang
signifikan. Kedua dioda mencapai Vd maksimal di titik 0,7V dengan tegangan sumber
sebesar 20V.

Dalam percobaan dengan menggunakan alat ukur multimeter saja didapatkan


grafik hubungan Vd-I yang yang mirip pada awalnya, terlihat tegangan mulai konstan
dititik yang sama dan juga terlihat arus juga sudah mulai menunjukan peningkatan di
titik tersebut. Namun dioda 2 sudah sampai pada tegangan maksimalnya pada tegangan
0,6V sedangkan dioda 1 masih menunjukan peningkatan tegangan dioda samapi titik
0,7V untuk tegangan sumber 20V.

Dari kedua pernyataan diatas terlihat perbedaan sifat antara kedua dioda,
padahal kita tahu bahwa kedua dioda merupakan dioda dengan seri yang sama. Dalam
praktikum kedua dioda juga dilakukan perlakuan yang sama, rangkaian yang sama,
hambatan yang sama. Fenomena ini mungkin terjadi karena faktor penggunaan dioda
sebelum dilakukannya praktikum ini. Sebelum praktikum, kita tidak tahu bagaimana
penggunaan masing-masing dioda, perawatannya, periode pakainya, dan sebagainya.
Itu semua akan berpengaruh pada keefisienan sebuah alat, tidak hanya dioda, sebuah
alat buatan manusia pasti akan mengalami keausan, kerusakan, sudah melebihi batas
pemakaian sehingga tidak lagi efektif.

b) Perbandingan Hasil Alat Ukur

Dalam praktikum karateristik dioda kali ini telah dilakukan 2 macam


pengukuran untuk 1 dioda. Pengukuran pertama dilakukan dengan hanya menggunakan
1 buah multimeter, dan menerapkan cara bongkar pasang rangkaian untuk mengukur
Vs, Vd, dan Is sebuah rangkaian. Untuk pengukuran kedua digunakan kombinasi antara
multimeter dan osiloskop untuk mengukur Vs,Vd, dan Is tanpa melakukan bongkar
pasang rangkaian.

Hasil yang didapatkan dari 2 cara yang berbeda tersebut ternyara juga
menghasilkan hasil yang berbeda, yang terlihat pada grafik hubungan Vd-I diatas.
Pebedaan sangat terlihat pada dioda 1 yang pada tegangan sumber 20V memiliki
tegangan dioda sebesar 0,7V dan arus 0,014A pada saat penggunaan alat ukur
multimeter saja, sedangkan saat penggunaan alat ukur multimeter dan osiloskop
didapatkan tegangan dioda sebesar 0,6V dan arus 0,009091A. Banyak perbedaan antara
hasil penggunaan kedua cara ukur diatas yang dapat terlihat pada grafik.
[Type here]

Hasil yang berbeda ini dikarenakan pasti adanya perbedaan skema dalam
penggunaan satu alat ukur dan dua alat ukur. Dalam penggunaan 2 alat ukur kita akan
dimudahkan, karena kita tidak harus melepas atau membongkar sebuah rangkaian, kita
hanya perlu mengawasi perubahan apa yang terjadi pada layar Osiloskop dan
Multimeter .Namun dalam penggunaan satu alat ukur kita harus membongkar pasang
suatu rangkaian, contohnya dalam pengukuran Vd, multimeter akan diparalelkan
dengan dioda untuk mendapat Vd, kemudian untuk menghitung I kita akan menseri
dioda-multimeter-resistor, ini mengakibatkan kita haru melepas salah satu kaki resistor
atau dioda dari rangkaian. Kegiatan bongkar pasang rangkain tersebut juga salah satu
faktor penyebab perbedaan data, pada saat kita bongkar-pasang rangkaian
memungkinkan aka terjadi perbedaan hasil ukur. Sebagai contoh, saat penggunaan
CRO, kabel yang tersenggol pun akan mengakibatkan perubahan gelombang yang
terlihat pada layar CRO. Perbedaan juga terjadi karena hambatan dalam alat ukur yang
bebeda tentunya saat penggunaan 1 alat ukur dan 2 alat ukur. Perbedaan juga terjadi
karena perbedaan keadaan saat pemgambilan data dengan 1 alat ukur dan 2 alat ukur.
Untuk 2 alat ukur kita akan langsung mendapatkan Vd, dan I dalam satu kali pengkuran,
sedangkan untuk penggunaan 1 alat ukur, kita harus melakukan penggantian rangkaian,
hal ini memungkinkan perbedaan hasil pengukuran. Sebagai contoh bisa dilihat saat
pengukuran tegangan sumber langsung dari catu daya PSU akan menghasilkan hasil
yang berbeda saat diukur dalam bentuk rangkaian.

F. KESIMPULAN
1. Pada saat bias maju, arus dioda akan terus naik, sedangkan tegangan dioda akan
tetap pada suatu titik. Pada saat bias mundur arus dioda akan 0, sedangkan tegangan
dioda akan sama dengan tegangan sumber.
2. Hubungan I-V pada saat bias maju dan bias mundur
Karakteristik Dioda dengan Osiloskop
& Multimeter (Maju)
0.01

0.008

0.006

0.004
I

0.002

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
-0.002
VD

Dioda 2 Dioda 1
[Type here]

Karakteristik Dioda dengan Osiloskop &


Multimeter (Mundur)
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
I

0.4
0.3
0.2
0.1
0
-25 -20 -15 -10 -5 0
VD

Dioda 1 Dioda 2

Karakteristik Dioda dengan Multimeter (Maju)


Dioda 1 Dioda 2

0.016

0.014

0.012

0.01

0.008
I

0.006

0.004

0.002

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
-0.002
Vd
[Type here]

Karakteristik Dioda dengan Multimeter (Mundur)


Dioda 1 Dioda 2

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
I

0.4
0.3
0.2
0.1
0
-25 -20 -15 -10 -5 0
Vd

3. Terjadi perbedaan hasil pada saat penggunaan 1 alat ukur(multimeter), dan 2 alat
ukur (multimeter dan osiloskop).

Anda mungkin juga menyukai