I. LATAR BELAKANG
Ikan patin merupakan satu diantara jenis ikan air tawar yang bersifat
nokturnal dan termasuk dalam golongan catfish yang banyak dibudidayakan di
Indonesia khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan. Menurut (Akbar, 2016) faktor
yang mempengaruhi keberhasilan budidaya ikan patin diantaranya adalah frekuensi
pemberian pakan dan kualitas air yang meliputi suhu dan derajat keasaman (pH).
Mahyuddin (2010) menjelaskan bahwa frekuensi pemberian pakan ikan patin
dilakukan sebanyak 4 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam. Dimana, pada
malam hari, ikan patin memiliki nafsu makan yang tinggi, sehingga porsi pakan
yang diberikan lebih banyak (Kordi, 2005). Menurut Mahyuddin (2010) apabila
pemberian pakan ikan patin tidak sesuai dengan kebutuhan, maka pertumbuhan ikan
patin akan lambat dan membuat ukuran ikan menjadi tidak seragam. Ikan patin
merupakan ikan yang dapat bertahan hidup di perairan dengan pH berkisar antara 5-9
dengan suhu optimum berada di kisaran 25-32 ºC (Khairuman, 2008). Kondisi suhu
dan pH harus selalu dikontrol, suhu dan pH air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dapat mengakibatkan gangguan pada sistem reproduksi dan pertumbuhan ikan (Fran
dan Akbar, 2013).
Sistem yang telah ditawarkan oleh Bagus Prasetyo pada tahun 2013 adalah
Ading Pintar yang kemudian diperbaiki fiturnya pada tahun 2015. Sistem ini dapat
membantu petani dalam pemberian pakan ikan secara otomatis dan terjadwal serta
dilengkapi dengan sistem pengukuran suhu dan pH air kolam. Namun, pembacaan
waktu sistem dengan waktu sebenarnya masih terdapat selisih 9 detik dalam sehari.
Disamping itu, pada saat hari sedang hujan, namun waktu pemberian pakan telah
tiba, Ading Pintar tetap melakukan pemberian pakan ke kolam. Padahal pada saat
hari hujan, sifat ikan cenderung bersembunyi di dasar kolam, sehingga hal tersebut
membuat pemberian pakan menjadi terbuang begitu saja. Jika hal tersebut dibiarkan,
maka petani ikan patin akan mengalami kerugian. Pada tahun 2016, Harnawan dkk
melakukan pengembangan pada sistem kendali Ading Pintar dengan mengganti
1
mikrokontroler ATMega 16 dengan Modul Arduino Mega 2560 dan modul
pembacaan waktu DS1307 dengan DS3231 untuk memperbaiki pembacaan waktu
pada sistem. Tetapi dalam pengaplikasiannya, petani masih harus ke kolam untuk
memonitor keadaan suhu dan pH. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat
mengirimkan data kepada petani secara nirkabel.
Penelitian yang dilakukan Gani pada tahun 2017 yang berjudul Rancang
Bangun Alat Pemberi Pakan Ikan Nila Otomatis Berdasarkan Pemilihan Waktu dan
Berat dengan Pemantauan Menggunakan nRF24L01+. Sistem pemberi pakan ikan ini
bekerja secara otomatis dan dilengkapi dengan sistem komunikasi wireless yang
dapat menginformasikan jumlah pakan yang dikeluarkan oleh sistem kepada pemilik
kolam. Namun sistem ini masih belum dilengkapi dengan sistem pengukuran kualitas
air seperti suhu dan pH. Di tahun yang sama, Harnawan dan Suryajaya (2017) juga
melakukan penelitian yang berjudul Sistem Monitoring dan Kendali Nirkabel untuk
Optimalisasi Kinerja Ading Pintar, Penebar Pakan Ikan Pintar, Pendukung Budidaya
Ikan. Sistem ini merupakan simulator Ading Pintar yang dapat berkomunikasi jarak
jauh dan jarak dekat secara nirkabel dengan sistem slave yang akan menampilkan
informasi pemberian pakan serta pengukuran suhu dan pH, hanya saja sistem ini
masih berupa simulator dengan output berupa indikator LED dan belum
diimplementasikan langsung pada Ading Pintar. Sehingga untuk memperbaiki
kinerja Ading Pintar, maka sistem komunikasi nirkabel tersebut perlu
diimplementasikan secara langsung pada Ading Pintar.
Dalam penelitian ini akan diimplementasikan suatu sistem komunikasi
nirkabel pada Ading Pintar menggunakan modul nRF24L01+. Sistem ini dapat
berkomunikasi dengan Ading Pintar sebagai sistem kendali dan sistem monitoring.
Sistem kendali pada Ading Pintar berupa pemilihan mode pemberian pakan yang
terdiri dari mode ready dan sleep. Pada mode ready, Ading Pintar akan bekerja
sesuai dengan waktu yang telah disetting. Sedangkan pada mode sleep, fungsi Ading
Pintar dalam memberikan pakan dinonaktifkan untuk sementara waktu hingga mode
pemberian pakan dikembalikan pada mode ready. Mode sleep dibuat untuk
menghindari pemberian pakan oleh Ading Pintar pada saat hujan dan ketika pakan
telah habis. Adapun pada sistem monitoring, parameter suhu dan pH air kolam dapat
2
dipantau secara nirkabel oleh petani. Dengan demikian, jika petani ingin mengetahui
parameter suhu dan pH air kolam, petani cukup memonitoring dari rumah jaga yang
berada di sekitar kolam tanpa harus pergi ke kolam.
3
V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Ikan patin
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan satu diantara ikan air tawar yang
banyak tersebar di perairan Indonesia dan termasuk dalam kategori hewan nokturnal,
yaitu aktif pada malam hari. Ikan patin menyukai tempat-tempat yang agak gelap,
teduh dan dangkal. Menurut Kordi (2005), ikan patin memiliki nafsu makan yang
tinggi pada malam hari.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya ikan patin adalah
frekuensi pemberian pakan. Frekuensi pemberian pakan ikan patin yaitu 3 sampai 4
kali sehari. Jika pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada pagi,
siang dan sore hari, maka jumlah pakan yang diberikan pada sore hari lebih banyak.
Namun, jika pemberian pakan dilakukan sebanyak 4 kali sehari, yaitu pada pagi,
siang, sore dan malam hari, maka jumlah pakan yang diberikan pada malam hari
porsinya lebih banyak. Jumlah pakan yang diberikan dalam budidaya ikan patin
perhari yaitu 3-5% dari bobot total ikan yang dipelihara (Kordi, 2005).
4
5.2 Ading Pintar
Ading Pintar merupakan suatu paket teknologi yang berfungsi sebagai
pemberi pakan ikan secara otomatis dan terjadwal dengan menggunakan modul RTC
(Real Time Clock) DS3231 sebagai modul pengatur waktunya. Ading Pintar juga
dapat mengukur suhu dan pH air kolam secara real time yang dapat langsung dilihat
pada LCD 16x2 karakter (Harnawan, 2016). Ading Pintar bekerja berdasarkan waktu
yang telah disetting. Ketika waktu pemberian pakan telah tiba, maka penakar dan
pelontar akan aktif secara bersamaan. Pakan yang sebelumnya telah dimasukkan ke
dalam penampung perlahan-lahan bergerak menuju penakar. Penakar bekerja sesuai
dengan waktu yang telah terkalibrasi setiap putarannya. Kemudian pelontar bersiap
untuk melontarkan pakan dengan memanfaatkan dorongan air dari pompa yang
bertekanan tinggi sehingga pakan bisa terlontarkan ke kolam. Hal tersebut dilakukan
secara continue (Prasetyo, 2015). Bentuk fisik Ading Pintar ditunjukkan pada
Gambar 2.
Keterangan gambar :
1. Panel instrumen pengontrol
Berfungsi sebagai tempat komponen elektronika Ading Pintar.
2. Penampung pakan ikan (Hopper)
Berfungsi sebagai penampung sementara pakan sebelum dilontarkan.
3. Penakar (Screw Conveyor/Extruder)
Berfungsi untuk mendorong pakan yang berasal dari Hooper menuju pelontar.
4. Pelontar pakan ikan (Blower/High Pressure Pump)
Berfungsi sebagai pelontar pakan menuju kolam.
5
5. Kaki penyangga
Berfungsi sebagai penahan Ading Pintar.
Harnawan dan Suryajaya (2017) telah membuat suatu simulator ading pintar
yang dapat berkomunikasi secara nirkabel dengan sistem slave. Fungsi ading pintar
dalam memberikan pakan serta monitoring suhu dan pH disimulasikan dalam suatu
simulator dengan keluaran indikator LED. Sedangkan sistem slave berfungsi sebagai
sebuah sistem yang dapat menampilkan hasil pengukuran dan aktivitas pemberian
pakan yang dilakukan oleh ading pintar secara nirkabel. Sistem komunikasi ading
pintar dengan sistem slave ditunjukkan pada Gambar 4.
6
Proses pemberian pakan serta pengukuran suhu dan pH air kolam yang
dikerjakan oleh Ading Pintar tidak terlepas dari peran suatu komponen yang
mengendalikan kerja Ading Pintar, yaitu mikrokontroler.
5.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan otak dari suatu komponen elektronika yang dapat
mengendalikan kerja dari suatu sistem, sama halnya dengan mikroprosesor pada
komputer. Di dalam sebuah mikrokontroler terdapat memori dan pin I/O yang sudah
terkemas dalam suatu IC (Integrated Circuit). Mikrokontroler memiliki kemampuan
yang programmable serta memiliki fitur lengkap diantaranya yaitu, ADC (Analog to
Digital Converter) internal, EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read-
Only Memory) internal, komunikasi serial dan lain-lain. Pada sistem elektronika
Ading Pintar digunakan 2 buah mikrokontroler yaitu Arduino Uno dan Arduino
Mega 2560 (Arduino, 2018).
(a) (b)
(a) Arduino Uno (b) Arduino Mega 2560 (Arduino, 2018)
Spesifikasi Arduino Uno dan Arduino Mega 2560 dapat dilihat pada Tabel 1.
7
No Spesifikasi Arduino Uno Arduino Mega 2560
256 KB, 8 KB telah
32 KB, 0.5 KB telah
9 Memori flash digunakan untuk
digunakan untuk bootloader
bootloader
10 SRAM 2 KB 8 KB
11 Clock speed 16 Mhz 16 Mhz
12 Dimensi 68.6 mm x 53.4 mm 101.5 mm x 53.4 mm
13 Berat 25 gram 37
Sumber: Arduino.cc, 2017
Perintah yang diberikan oleh mikrokontroler ke sistem sensor atau aktuator
pada Ading Pintar kemudian ditampilkan ke dalam sebuah modul penampil. Satu
diantara modul penampil yang digunakan adalah LCD Keypad Shield.
8
No Pin Fungsi
5 D7 DB7
6 D8 RS (Data or signal display selection)
7 D9 Enable
8 D10 Backlight control
Sumber: (Itead.cc, 2018)
Data hasil pengukuran yang ditampilkan pada LCD dapat ditransmisikan ke
sistem lain agar dapat dimonitoring dari jarak dekat ataupun jarak jauh dengan
menggunakan sistem komunikasi nirkabel.
Gelombang
Mikro
9
panjang gelombang. Hubungan antara frekuensi dengan panjang gelombang pada
transmisi gelombang radio dinyatakan pada Persamaan 1.
𝑐
𝑓= … (1)
𝜆
Keterangan :
f = Frekuensi gelombang (Hz)
c = Cepat rambat gelombang cahaya (3x108 m/s)
λ = Panjang gelombang (m)
Udara
Kabel
Gelombang radio yang terpancar dari pemancar sampai dapat diterima pada stasiun
penerima dapat melalui beberapa metode, antara lain :
a. Terpantul balik oleh bumi (Ground Waves).
b. Terpantul balik oleh lapisan ion atau ionosfir (Sky Waves).
c. Secara Langsung (Line of Sight / Surface Wave).
10
and medical). Dalam komunikasinya, modul ini menggunakan antarmuka SPI (Serial
Peripheral Interface) dengan tegangan kerja 3-3.6 V serta dapat berkomunikasi
hingga jarak 1 Km di ruang terbuka. Modul nRF24L01+ mendukung kecepatan
transfer data hingga mencapai 2 Mbps dengan beberapa pilihan opsi lainnya yaitu
250 Kbps, 1 Mbps, dan 2 Mbps. Setiap komunikasi pada Ading Pintar memerlukan
minimal 2 modul nRF24L01+ yang berfungsi sebagai modul penerima dan pengirim
sinyal. Bentuk modul nRF24L01+ dapat dilihat pada Gambar 9 (Nordic, 2014).
11
(5) Modul nRF24L01+.
Tahapan penelitian
12
6.3.1 Integrasi Modul nRF24L01+ pada Ading Pintar
Integrasi modul nRF24L01+ pada Ading Pintar bertujuan agar Ading Pintar
dapat berkomunikasi secara nirkabel dengan sistem slave. Modul nRF24L01+
bekerja pada tegangan 3,3 volt DC. Oleh karena suplai tegangan pada ading pintar
adalah 8 volt DC, maka diperlukan sebuah modul DC to DC Converter untuk
menurunkan tegangan 8 volt DC menjadi 3,3 volt DC agar dapat menyuplai tegangan
pada modul nRF24L01+. Kemudian untuk memaksimalkan jarak komunikasi modul
nRF24L01+ yang terpasang pada Ading Pintar dengan yang terpasang pada sistem
slave, diperlukan sebuah antena eksternal yang diletakkan di bagian hopper Ading
Pintar. Diagram blok integrasi modul nRF24L01+ pada Ading Pintar ditunjukkan
pada Gambar 12.
13
a. Program pada Ading Pintar
Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi program pada Ading Pintar.
Ading Pintar yang sebelumnya hanya bekerja sesuai dengan waktu yang telah
disetting akan dikembangkan dengan menambahkan sistem komunikasi nirkabel
agar dapat berkomunikasi dengan sistem slave. Selain itu juga ditambahkan
mode pengendali pemberian pakan yang dilakukan oleh Ading Pintar, yaitu
mode ready dan sleep. Program dimulai dengan menginisialisasi LCD, keypad,
RTC, relay, sensor suhu dan sensor pH. Kemudian Ading pintar menunggu
waktu pemberian pakan yang telah diinput menggunakan keypad. Selama ading
pintar menunggu waktu pemberian pakan tiba, Ading Pintar terus menunggu
sinyal yang dikirimkan oleh sistem slave. Sinyal yang diterima akan diproses
dan kemudian kembali diinisialisasi. Pemberian pakan akan aktif bekerja jika
hasil inisialisasi data yang dikirimkan oleh sistem slave merupakan mode ready
dan akan nonaktif jika mode yang diterima adalah sleep.
Selain fungsi pemberian pakan, fungsi Ading Pintar dalam mengakuisisi
data suhu dan pH juga dikembangkan. Proses akuisisi data dilakukan secara
otomatis atau manual. Proses akuisisi data secara otomatis dilakukan Ading
Pintar dengan mengirimkan hasil pengukuran setiap 30 menit. Sedangkan pada
proses akuisisi data secara manual dilakukan ketika Ading Pintar mendapatkan
perintah untuk mengakuisisi data dari sistem slave. Flowchart program pada
Ading Pintar ditunjukkan pada Gambar 13.
b. Program pada sistem slave
Program pada sistem slave yang sudah ada hanya berfungsi untuk
memonitoring kerja Ading Pintar. Dalam penelitian ini akan dimodifikasi
program pada sistem slave agar Ading Pintar dapat dikendalikan secara nirkabel
oleh sistem slave. Program dimulai dengan menginisialisasi LCD, led dan modul
nRF24L01+. Sistem slave bekerja sebagai media pengendali dan monitoring
nirkabel Ading Pintar. Hasil akuisisi data pengukuran suhu dan pH yang diterima
dari Ading Pintar akan ditampilkan pada LCD Keypad Shield pada sistem slave.
Mode pemberian pakan yang dikerjakan oleh Ading Pintar dipilih melalui
menu pada sistem slave dengan menggunakan keypad. Mode pemberian pakan
14
yang terpilih kemudian dikirimkan dan akan dikerjakan oleh Ading Pintar. Proses
tersebut dilakukan seacara berulang. Flowcart program sistem slave ditunjukkan
pada Gambar 14.
15
Flowchart program pada sistem slave
Keterangan :
= Program modifikasi pada sistem slave
16
6.3.3 Pengujian sistem
Pengujian sistem terdiri dari 3 bagian, yaitu pengujian jarak komunikasi
antara Ading Pintar dengan sistem slave, pengujian pengiriman suhu dan pH Ading
Pintar dan Pengujian sistem kendali mode pemberian pakan.
a. Pengujian jarak komunikasi antara Ading Pintar dengan sistem slave
Pengujian ini dilakukan dengan 2 kondisi yang berbeda, yaitu tanpa
halangan dan dengan diberi halangan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
mengetahui jarak maksimum dan optimal bagi kedua sistem untuk berkomunikasi
dengan baik. Pada kondisi tanpa halangan, pengujian dilakukan di ruang terbuka
dengan menempatkan Ading Pintar pada posisi diam dan sistem slave pada posisi
yang dapat dipindah tempatkan. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan
sejumlah karakter dari sistem slave dan diterima oleh Ading Pintar, kemudian
Ading Pintar mengirimkan balik karakter tersebut dan diterima oleh sistem slave.
Pengambilan data dilakukan setiap jarak 2 meter. Sedangkan pada kondisi diberi
halangan, pengujian yang dilakukan sama dengan pengujian pada kondisi tanpa
halangan yang berbeda hanyalah Ading Pintar ditempatkan di dalam ruangan
sedangkan sistem slave berada di luar ruangan. Hasil pengujian yang baik
diindikasikan dengan data yang dikirimkan pada sistem slave sama dengan data
yang diterima oleh Ading Pintar.
b. Pengujian pengiriman suhu dan pH oleh Ading Pintar
Pengujian ini dilakukan dengan mengirimkan perintah pengukuran suhu
dan pH oleh sistem slave ke Ading Pintar. Kemudian Ading Pintar mengirimkan
balik hasil pengukuran suhu dan pH oleh sensor ke sistem slave. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah data pengiriman suhu dan pH yang
dikirimkan oleh Ading Pintar sama dengan yang diterima pada sistem slave.
c. Pengujian sistem kendali mode pemberian pakan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem slave dapat
bekerja dengan baik dalam mengendalikan mode pemberian pakan Ading Pintar
secara nirkabel. Pengujian dilakukan dengan menginputkan menu pemberian
pakan pada sistem slave. Harapan dari pengujian ini adalah ketika mode yang
diinput oleh sistem slave adalah ready, maka Ading Pintar bekerja pada mode
17
ready Sedangkan jika mode yang diinputkan adalah sleep, maka Ading Pintar
bekerja pada mode sleep.
d. Pengujian sistem termodifikasi
Pengujian final bertujuan untuk menguji keseluruhan kinerja sistem yang
telah dikembangkan pada Ading Pintar dan sistem slave. Pengujian ini dilakukan
dengan menguji kerja Ading Pintar selama 1 minggu di Laboratorium
Instrumentasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Adapun parameter yang
akan diuji adalah ketepatan pembacaan waktu pemberian pakan dengan waktu
yang telah di inputkan pada Ading Pintar, pengiriman hasil pengukuran suhu dan
pH oleh Ading Pintar dan pengujian kendali pemberian pakan serta pengukuran
suhu dan pH oleh sistem slave.
Rumah Jaga
Ading Pintar
Kolam Ikan
Patin
18
VII. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam waktu 4 bulan seperti yang terlihat pada Tabel
4.
Jadwal Penelitian
Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4
Penyiapan alat dan bahan X
Integrasi Modul nRF24L01+ pada Ading Pintar X
Pembuatan perangkat lunak X
Pengujian sistem X X
Implementasi sistem pada kolam ikan patin X
19
Perikanan. Laporan Skripsi, Program Studi Fisika FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat.
Fran, S & Akbar, J. 2013. Kebutuhan dan Pola Makan Ikan Sepat Siam (Trichogaster
pectoralis) dari Berbagai Tingkat Energi Protein Pakan dan Implikasinya pada
Pertumbuhan dan Efisiensi. Laporan Hibah Penelitian Fundamental Dikti.
Gani, dkk. 2017. Rancang Bangun Alat Pemberi Pakan Ikan Nila Otomatis
Berdasarkan Pemilihan Waktu Dan Berat Dengan Pemantauan Menggunakan
NRF24L01+. Jurnal Mahasiswa TEUB. Vol 5, No 2.
Hartono, R & Purnomo, A. 2011. Wireless Network. D3 TI FMIPA UNS.
I Tead Studio. 2018. Arduino 1602 LCD Shield. Datasheet.
J, Herman. 1986. Teori Propagasi. Bandung: STT Telkom.
Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro Media Pustaka.
Jakarta.
Kordi, M. G. H. 2005. Budidaya Ikan Patin : Biologi, Pembenihan dan Pembesaran.
Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta
Mahyuddin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nordic, 2014. nRF24L01+ + Single Chip 2.4 GHz Transceiver. Datasheet.
20