Anda di halaman 1dari 9

1.

Interaksi antara komponen biotic dan abiotik

a. Interaksi biotik dengan biotik


- Kompetisi

Kompetisi (persaingan) dapat terjadi diantara mahluk hidup yang dapat


menimbulkan seleksi alam dalam evolusi. Antara organisme yang satu dengan
yang lain terjadi persaingan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya, seperti
makanan, cahaya matahari, tempat berlindung dan sebagainya. Dalam
persaingan itu muncul berbagai cara untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik penyesuaian struktur maupun tingkah laku agar dapat
melangsungkan kehidupannya. Persaingan tersebut dapat dibedakan menjadi
dua.

Kompetisi intra spesifik, yaitu persaingan antar individu satu spesies..Contoh :


persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang
rumput.Kompetisi antar spesifik, yaitu persaingan antara individu yang berbeda
spesiesnya.Contoh : persaingan antara rumput teki, rumput gajah, dan ilalang
dalam memperebutkan lahan.

Persaingan akan semakin hebat apabila organismekorganisme yang bersaing


tersebut mempunyai kebutuhan yang hampir sama.Apabila antara dua spesies
yang berkompetisi terjadi persaingan yang semakin kuat,maka salah satu
diantaranya akan kalah. Jadi, dua spesies yang berbeda tidak dapat menduduki
nichia/nisia/niche/relung ekologi yang sama.Dalam niche tercakup juga peranan
fungsional organisme tersebut dalam kelompok komunitasnya.

-Predasi atau Predatorisme

Predasi adalah hubungan antara pemangsa dan mangsanya. Pemangsa dikenal


dengan predator, dan yang dimangsa disebut prey. Hubungan ini sangat erat
karena tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi pengontrol populasi mangsa agar tidak terjadi ledakan populasi. Dalam
rantai makanan, predator menempati posisi sebagai konsumen sekunder.
Pemangsa ini untuk memenuhi kebutuhan makanan demi kelangsungan
hidupnya.

Contoh :

singa memangsa zebra.

hubungan singa dengan kijang dan rusa

burung hantu dengan tikus.

Antibiosis dan alelopati

-Antibiosis
Antibiosis adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda spesies,
dimana salah satunya dapat menghambat pertumbuhan dan kehidupan yang
lainnya.
Hubungan antara makhluk hidup disebut sebagai hubungan antibiosis jika salah
satu organisme mengeluarkan sekret kimiawi yang mampu merusak bahkan
membunuh makhluk hidup yang lainnya. Interaksi ini dapat menyebabkan salah
satu organisme lebih unggul dalam persaingan untuk mendapatkan kebutuhan
makanan atau organisme yang satu mengeluarkan zat yang dapat mematikan
organisme yang lainnya.
Sebagai contohnya, adanya jamur penicillium sp yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan jamur yang ada di sekitar. Jamur ini mengeluarkan zat
kimia berupa antibiotika yang disebut penicillin. Pohon-pohon tertentu akan
mengeluarkan zat kimia berupa alelopati, sehingga tumbuhan lain tidak dapat
hidup di bawahnya. Misal, di bawah pohon kamboja sedikit dijumpai rumput.

-Simbiosis
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang erat antara dua individu/spesies yang
berbeda jenis. Mahluk hidup yang bersimbiosis disebut simbion. Interaksi
tersebut ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Simbiosis dalam
suatu ekosistem dikelompokkan menjadi tiga, yaitu simbiosis parasitisme,
simbiosis komensalisme, dan simbiosis mutualisme.

-Parasitisme

Parasitisme ad alah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis, yang
satu untung dan yang lain dirugikan. Contohnya benalu dengan inangnya.
Benalu mampu berfotosintesis karena memiliki zat hijau daun, tetapi benalu
menyerap air dari inangnya. Hal ini menyebabkan pertumbuhan inang yang
ditumpangi menjadi terganggu karena kebutuhan air untuk fotosintesis berkurang
sehingga makanan yang dihasilkan sedikit. Jika benalu makin tumbuh dan
berkembang, maka inang dapat mengalami kematian.

b. Interaksi Abiotik dengan Abiotik

Lingkungan abiotik mencakup keadaan fisika dan kimia di sekitar individu yaitu suhu
udara, radiasi matahari, kelembaban, tanah air.

a. Udara : Suhu udara berperan penting dalam menunjukkan species pada saat
tertentu tiap-tiap individu mempunyai batasan suhu maksiamal, optimal dan
minimal organisme dapat hidup pada suhu -200 sampai 100 derajat celsius (
bacteri dan ganggang ). Suhu berengaruh pada proses kimia di dalam tubuh
organisme yang berlangsung pada kisaran sempit, sehingga organisme
berusaha untuk memperoleh suhu optimum.
b. Radiasi matahari : Terutama tumbuhan dalam fotosintesis. Hasil fotasintesis
berupa karbohidrat yang selanjutnya digunakan oleh organisme konsumen (
herbivora ). Tumbuhan tidak sama dalam memerlukan sinar matahari baik kualitas
maupun kuantitas. Disamping itu penyebaran sinar matahari di bumi juga tidak
sama.

c. Kelembaban : Kandungan uap air di udara tidak sama. Pengaruh kelembaban


udara terhdap kompomen-komponen yang lain, mempengaruhi efek suhu tubuh
organisme serta berpegaruh tarhadap evaporasi dan transpirasi.

d. Udara / Angin : Berpengaruh pada penyerbukan bunga dan penyebaran


organisme seperti ( bacteri, virus dan jamur ).

e. Tanah : Tanah dapat dipandang sebagai media tumbuh untuk hewan dan
tanaman serta tempat tinggal. Keadaan tanah dipengaruhi oleh PH, tekstur, struktur
dan kundungan garam mineral.

f. Air : Air merupakan komponen terbesar dari organisme, air diperlukan untuk
melarutkan zat padat agar dapat diserap secara optimum dan keseimbangan tubuh.
Air juga merupakan keseimbangan pada proses alam dalam proses daur hidrologis.
Keadaan air dipengaruhi oleh faktor –faktor, antara lain; (salinitas, derajat
kemasaman/PH)

g. Topografi : Topografi mpr bentuk permukaan bumi yang dapat berpengaruh


terhadap penyebaran organisme dan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu.

h. Iklim : Iklim / musim / cuaca merupakan hasil interaksi antara komponen abiotik
dan terkait dengan kesuburan tanah serta penyebaran tumbuhan dan hewan.

c. Interaksi Biotik dengan Abiotik : Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk
ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran
energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau
tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri
khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong
terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.

a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)


Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal
sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan
terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi
molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air
tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan
dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu
sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun,
yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah
banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.

b. Kapilaritas Batang

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem)
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya
kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara
molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.

c. Tekanan Akar

Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam
hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan
energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele
akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk
dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem.
Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga
menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

Beberapa faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya hisap daun dan daya tekan
akar adalah sebagai berikut:
1. Tekanan akar: berdasarkan fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian
dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam selang itu akan terdorong
ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar.

2. Kapilaritas: merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat
dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang
semula datar, misalnya di dalam pipa yang kecil, permukaan cairan menjadi naik, karena cairan
tersebut ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi

3. Sel pemompa: pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan
sel-sel khusus yang berfungsi memompa air ke atas, hal ini dibuktikan dengan adanya hasil
penelitian, dimana pergerakan vertikal air sebagian besar melalui bagian yang mati dari
tanaman (pembuluh xilem dan dinding sel), bukan melalui bagian sel-sel yang hidup.

4. Kohesi: penyerapan vertikal air dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau
konsep kohesi yaitu: adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga
pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan
molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga
keutuhan kolom air dalam pembuluh xilem

3.Ikhtisar Reproduksi
a. Reproduksi Vegetatif Alami dan Vegetatif Buatan – Kali ini garda pengetahuan akan
membahas mengenai vegetatif alami dan vegetatif buatan. Reproduksi vegetatif atau
aseksual adalah perkembangbiakan secara tidak kawin, individu baru berasal dari bagian-
bagian tubuh induknya. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
vegetatif alami dan vegetatif buatan.
Reproduksi Vegetatif Alami dan Vegetatif Buatan:
1) Vegetatif alami
Jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami pada tumbuhan adalah sebagai berikut.

a) Membelah diri atau pembelahan biner


Perkembangbiakan dengan membelah diri adalah satu sel induk membelah menjadi dua atau
lebih sel anak. Setiap sel anak tumbuh menjadi individu baru. Sel anak sama dengan sel induk.
Contohnya adalah pembelahan biner pada ganggang biru.

b) Spora
Individu baru terbentuk dari spora yang dihasilkan oleh induknya. Tiap spora bisa tumbuh
menjadi individu baru. Perkembangbiakan dengan spora terjadi pada alga, jamur, lumut, dan
paku-pakuan.

c) Stolon atau geragih


Stolon adalah cabang yang tumbuh mendatar di atas permukaan tanah. Contohnya, stroberi,
rumput teki, dan daun kaki kuda.

d) Umbi
Umbi adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

(1) Umbi akar


Umbi akar adalah akar yang tumbuh membesar dan beberapa tempat pada umbi tersebut
terdapat calon tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh: ubi.

(2) Umbi batang


Umbi batang adalah batang yang tumbuh membesar. Contoh: wortel, lobak, dan bit.

(3) Umbi lapis


Merupakan modifikasi dari pelepah daun yang tersusun rapat membentuk umbi. Pada setiap
ketiak lapisan terdapat calon tunas. Bagian dasar umbi yang berbentuk cakram merupakan
modifikasi dari batang. Contoh: bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay.

e) Rimpang atau akar tinggal


Akar tinggal disebut juga rhizoma, yaitu batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah. Contoh:
kunyit, jahe, kencur, dan temu lawak.

f) Tunas
Tunas adalah tumbuhan yang tumbuh dari batang yang berada di dalam tanah. Umumnya,
individu baru tumbuh tidak jauh dari induknya sehingga tumbuhan yang berkembang biak
dengan tunas membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu, dan tebu.

g) Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuhnya tidak pada batang, misalnya di daun. Contoh:
cocor bebek, cemara, dan sukun.

2) Vegetatif buatan
Vegetatif buatan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:

a) Mencangkok, hanya bisa dilakukan pada tumbuhan yang berkambium (dikotil). Contoh: jeruk,
mangga, belimbing, dan jati.

b) Menyambung atau mengenten, dengan tujuan menyambung dua jenis tanaman yang
berbeda sifatnya, biasanya dilakukan pada pucuk tanaman. Contoh: singkong karet dengan
singkong biasa.

c) Menempel atau okulasi, yaitu menggabungkan dua jenis tanaman yang berbeda sifatnya
dengan menggunakan lapisan kulitnya (pada mata tunas). Contoh: jeruk bali dengan jeruk
limau.

d) Stek, yaitu cara memperbanyak tanaman dengan menggunakan potongan-potongan dari


bagian tubuh tanaman, baik akar, batang, atau daun. Contoh: tebu, tanaman bunga, dan
singkong.

e) Merunduk, yaitu membengkokkan cabang atau ranting tanaman ke bawah. Contoh:


alamanda dan apel.
b. Perkembangbiakan Pada Hewan Secara Generatif - Kali ini akan kami bahas mengenai
materi BIOLOGI yaitu Perkembangbiakan hewa. Perkembangbiakan pada hewan secara
generatif terjadi jika ada pertemuan sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum)
pada peristiwa perkawinan.

Melalui perkawinan itulah terjadi peleburan sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina dan
membentuk individu baru yang memiliki sifat perpaduan dari kedua induknya.

Perkembangbiakan secara generatif pada hewan yaitu:


1. Bertelur (Ovivar)
Telur (ovum) yang dihasilkan oleh hewan betina akan dibuahi oleh sperma yang dihasilkan
oleh hewan jantan. Proses pembuahan ovum oleh sperma dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Pembuahan internal
pembuahan terjadi pada tubuh induk betina (contoh pada ayam dan bebek).
b. Pembuahan eksternal
pembuahan terjadi di luar tubuh induk betina (contoh pada ikan dan katak)

Ciri-Ciri Hewan Ovivar :


a. Tidak memiliki daun telinga.
b. Umumnya mengerami telurnya hingga menetas.
Contoh Hewan Ovivar :
a). Katak
Katak jantan (bertubuh lebih kecil) berada di atas katak betina untuk merangsang katak betina
bertelur. Telur yang dikeluarkan bisa mencapai 20.000 butir. Katak jantan mengeluarkan
sperma dan membuahi telur katak betina. Katak melindungi telur yang telah dibuahi dengan
berbagai cara misalnya dilekatkan di punggung (pada katak marsupialia kerdil), ditelakkan di
atas tumbuhan atau tanah (pada katak warangan), dan dibawa pada kantong suaranya (pada
katak darwin). Telur menetas menjadi berudu.

b). Mujair
Mujair jantan mendorong-dorong ekor pasangannya untuk merangsang mujair betina menetas.
Mujair betina bertelur 20 – 30 butir dan warnanya kuning jingga. Mujair betina berbalik arah dan
memasukkan telur tersebut ke dalam mulutnya. Mujair jantan berenang di depan mujair betina
sambil mengibaskan ekornya. Bintik pada sirip dubur jantan menyerupai telur.Mujair betina
mengira bintik tersebut adalah telur sehingga terus menyodok sirip ekor mujair jantan. Pada
saat itu mujair jantan memancarkan sperma dan membuahi telur dalam mulut mujair betina.
Setelah mengerami telur di dalam mulut selama 7 – 14 hari kemudian mujair betina melepaskan
anaknya di dalam air. Jika terancam bahaya anak mujair kembali masuk ke mulut induknya
untuk berlindung.

Ciri-Ciri Hewan Vivivar :


a. Memiliki daun telinga
b. Anak dibesarkan induknya
c. Memiliki kelenjar susu
Contoh Hewan Vivivar :
a). Kangguru
Bayi kangguru disebut joey. Bayi kangguru tinggal di dalam kantong perut induknya selama 6
bulan. Bayi kangguru minum susu induknya.

b). Paus
Masa kehamilan 9 – 10 bulan. Embrio di dalam rahin memperoleh makanan dari tubuh
induknya melalui tali plasenta. Paus menyusui anaknya selama 7 – 12 bulan.

3. Bertelur dan Beranak (Ovovivivar)


Pembuahan terjadi di dalam tubuh hewan betina. Setelah pembuahan terbentuklah telur. Zigot
tumbuh menjadi embrio di dalam telur tersebut. Makanan zigot adalah cadangan makanan di
dalam telur. Embrio tumbuh menjadi janin. Janin dilahirkan dari induk betina. Perbedaan hewan
ovovivivar dengan vivivar adalah sumber makanan embrio. Pada hewan ovovivivar cadangan
makanan berasal dari telur sedangkan pada hewan vivivar, makanan berasal dari induk betina.
Beberapa hewan yang berkembangbiak secara ovovivipar antara lain : beberapa jenis reptil
seperti kadal dan ular
5. Jaringan Pada Hewan – ada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai
macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan merismatik, jaringan epithelium,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
a. Jaringan Meristematik
Jaringan meristematik adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah. Jaringan ini terdapat
pada fase embrio. Pada tubuh manusia dan hewan vertebrata, jaringan meristematik terdapat
hanya pada bagian tertentu. Misalnya, pada ujung tulang pipa yang masih muda dan pada
sumsum tulang belakang yang membentuk sel-sel darah.

b. Jaringan Epitel atau Jaringan Kulit


Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi jaringan lain. Jaringan ini meliputi epitel
sederhana dan epitel berlapis. Jaringan epitel sederhana hanya terdiri dari satu lapis sel.
Contohnya adalah jaringan epitel pipa sebelah dalam. Jaringan epitel berlapis terdiri atas
beberapa lapis sel. Contohnya epitel usus dan saluran pernafasan. Jaringan epitel ada yang
bersilia, misalnya pada saluran pernafasan. Silia tersebut berguna untuk menerima rangsangan
dari luar, misalnya jika ada debu kita akan bersin. Epitel yang berada di luar tubuh biasanya
disebut epidermis (epi = tepi, dan derm = kulit) misalnya pada kulit. Sebaiknya, epitel yang
menutupi bagian dalam organ tubuh disebut endodermis.
c. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan
jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :
• Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
• Membungkus organ
• Mengisi rongga di antar organ.
• Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
• Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
• Menghasilkan kekebalan.
Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat khusus, jaringan
ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.
1.Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat longgar. Jaringan
ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot. Tendon otot adalah ujung berkas otot yang
melekat pada tulang. Jaringan ikat longgar merupakan jaringan pengisi ruangan di antara
organ-organ.
2. Jaringan ikat khusus
Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi dalam bentuk
lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat khusus adalah
jaringan lemak yang ada di bawah kulit.
3.Jaringan ikat penyokong
Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang sejati. Jaringan
tulang sejati juga berfungsi
untuk menghasilkan sel darah merah (eritrosit).
4.Jaringan ikat penghubung
Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan limfa. Jaringan darah terdiri atas plasma darah
dan butiran darah. Butiran darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keeping darah (trombosit). Jaringan darah berfungsi mengangkut oksigen,
karbondioksida, sari makanan, zat-zat sisa, dan hormon. Jaringan limfa terdiri dari cairan limfa
yang beredar pada pembuluh limfa. Cairan limfa berfungsi untuk mengangkut lemak.
d.Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas otot rangka, otot polos dan otot jantung. Jaringan otot berfungsi
sebagai penggerak. Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot yang apabila diamati dengan
mikroskop memiliki garis gelap dan terang berselang-seling. Karena itu sel otot rangka dikenal
pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Sel otot rangka mempunyai banyak
inti. Sel otot lurik bekerja karena pengaruh kehendak kita. Sel otot polos terdapat pad organ
dalam,
misalnya di usus dan pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis gelap
dan terang. Sel otot polos berbentuk gelondong dan berinti satu. Kerja otot polos tidak
dipengaruhi kehendak kita. Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis gelap dan terang
seperti otot lurik, tapi bekerja di luar kehendak kita.
e.Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Jaringan saraf berfungsi
sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang
(reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan
manusia

Anda mungkin juga menyukai