Anda di halaman 1dari 16

Tugas Bahasa Indonesia

“LAPOPRAN OBSERVASI TENTANG SAMPAH”

NAMA : Kamelia

KELAS : X AP 1

JURUSAN : Perhotelan

SMK NEGERI 3 KENDARI

KENDARI

2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan peningkatan jumlah sampah,


karena setiap manusia pasti menghasilkan sampah perharinya, tak peduli usianya.
Sampah-sampah itupun ada yang mudah terurai dan tidak, bahkan ada yang
memerlukan waktu hingga 100 tahun hingga hancur. Hal itulah yang menyebabkan
sampah terus menumpuk yang tentunya bisa berakibat merugikan bagi kita.
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar istilah
sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang
menimbulkan aroma busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai
material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang cenderung
merusak lingkungan di sekitarnya. Dalam proses alam, sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses
alam itu berlangsung.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia.
Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang
baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan
sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu,
dan lai-lain) yang membawa kuman penyakit.

Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa setiap hari pasti manusia
menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.

1.2 Rumusan Masalah


Yang menjadi perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang kamu ketahui tentang sampah?
2. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh sampah?
3. Mengapa pencemaran oleh sampah bisa terjadi?
4. Upaya apa yang harus dilakukan untuk mengurangi sampah?
5. Jika suatu saat nanti menjadi pemimpin, program apa yang akan dilakukan tentang
sampah?
6. Bagaimana cara menjaga lingkungan dari sampah?
7. Ada berapa jenis sampah?
8. Peringatan apa yang harus ditetapkan kepada orang yang selalu membuang sampah
sembarangan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester ganjil, dan mengetahui apa
makna kajian dalam laporan hasil observasi tentang sampah.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode
perpustakaan. Dengan cara, mencari bahan-bahan referensi di internet dan wawancara
dari narasumber.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
1. Memperkenalkan tentang sampah.
2. Memberi tahu dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari adanya sampah.
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan sampah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian tentang Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang
rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan
atau ditolak atau buangan”. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.

Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1) Rumah tangga
2) kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel,
restoran, tempat hiburan.
3) fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah
sakit, klinik, puskesmas
4) fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum,
taman, jalan,
5) Industri
6) hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau,
pantai.

B. Macam-macam Sampah
Sampah pada pada umumnya dapat di bagi menjadi tiga bagian, yaitu ;
1. Sampah Organik
Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan
dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian
besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran dll.

a. Pencemaran air
Pencemaran air ini dapat ditimbulkan dari limbah pabrik,
maupun sampah rumah tangga. Limbah pabrik dan limbah rumah
tangga yang mencemari air ini dapat menurunkan kualitas air.
Karena warna, rasa, pH dan kandungan air tersebut sudah sangat
jauh berbeda dengan air yang tidak tercemar, sehingga air yang
sudah tercemar oleh limbah sama sekali tidak bisa digunakan
untuk keperluan hidup manusia sehingga keadaan ini bisa
mengakibatkan berkurangnya pasokan air bersih untuk
kelangsungan hidup.Penggunaan pestisida yang berlebihan juga
merupakan tindakan pencemaran, karena sisa-sisa pestisida yang
berupa endapan akan mengalir menuju ke sungai yang akhirnya
akan membunuh ikan-ikan yang ada di sungai tersebut.

b. Pencemaran udara
Masih seputar pabrik. Biasanya pabrik yang memproduksi
suatu barang, pasti akan memiliki sisa bahan baku pemroduksian
yang sudah tidak berguna lagi, sehingga pihak pabrik akan
membakarnya. Selain itu dalam proses pemroduksian terkadang
suatu pabrik juga memerlukan proses pembakaran. Pada kedua
proses tadi, yakni pembakaran sampah, dan pembakaran saat
memproduksi suatu barang pasti keduanya menghasilkan asap dari
pembakaran tersebut. Asap tersebutlah yang mengakibatkan
pencemaran udara. Selain karena warnanya yang menggangu
penglihatan, bau nya juga sangat tidak sedap untuk dihirup
sehingga mengganggu proses pernapasan.
Selain pabrik, asap juga dapat ditimbulkan oleh kendaraan.
Menurut penelitian terbaru, asap putih yang dihasilkan oleh
kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin lebih
berbahaya ketimbang kendaraan yang menggunakan bahan bakar
solar, padahal kendaraan yang berbahan bakar solar asapnya
berwarna hitam, namun ini tidak terlalu berbahaya bagi
pernapasan, hanya warna asapnya yang sangat mengganggu
proses penglihatan.
Yang tidak kalah berbahaya lagi adalah asap rokok. Seperti
yang diberitakan dihealth.india setelah melakukan percobaan
selama 5 minggu, asap rokok itu jauh lebih berbahaya 16 kali lipat
ketimbang asap yang ditimbulkan oleh kendaraan. Hal ini
disebabkan karena asap yang ditimbulkan rokok dapat
menimbulkan partikel-partikel halus yang berlipat-lipat terus
jumlahnya yang nantinya akan mengendap di dalam paru-paru.

c. Pencemaran Tanah
Salah satu jenis sampah yang paling besar pengaruhnya dalam
pencemaran tanah adalah sampah plastik, hal ini disebabkan
karena sampah plastik membutuhkan minimal waktu 20 tahun
untuk terurai, bahkan sejenis botol plastik dan bahan-bahan plastik
lainnya yang lebih tebal membutuhkan waktu 100 tahun bahkan
lebih. Bayangkan saja jika 1 orang saja membuang 1 sampah
plastik per harinya, maka bisa dipastikan ada 250 jutaan sampah
plastik yang di hasilkan negara Indonesia. Dan sampah itu baru
bisa menghilang setelah 100 tahun, namun belum sampai 100
tahun, keesokan harinya sudah ada 250 juta sampah lagi, dan itu
terus bertambah setiap harinya. Jadi sudah tidak bisa dibayangkan,
seberapa banyak sampah yang telah mengotori bumi ini.

2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol,
botol, tas plsti. Dan botol kaleng. Kertas, koran, dan karton merupakan
pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk
sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur
ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik),
maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.

3. Sampah B3
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah setiap limbah
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan
atau membahayakan kesehatan manusia.Jenis limbah B3, yaitu :

1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik; yaitu B3 yang berasal bukan


dari proses utamanya tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat,
pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pengemasan, dll.
2) Limbah B3 dari sumber spesifik; yaitu B3 bahan awal, produk atau
sisa proses suatu industri atau kegiatan tertentu.
3) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan,
dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

C. Memanfaatkan sampah dengan cara

1. Recycle dan Reuse


Di negara-negara maju, seperti Amerika, dan Eropa mereka
menjalankan program “Go Green” dengan cara memperkecil
penggunaan plastik. Saat kita membeli jajanan di sana, kita pasti
diberikan kantong yang berasal dari kertas recycle (daur ulang) yang
berwarna coklat untuk tempat makanan kita, meski kertas daur ulang
kertas ini cukup aman untuk tempat menaruh makanan.
Selain itu, jika masyarakat disana perlu menggunakan plastik,
misalnya saat berbelanja, maka mereka akan membawa kantong
plastik sendiri dari rumah, dan kantong plastik itu akan mereka reuse
(gunakan berulang-ulang) sampai sudah tidak bisa dipakai lagi.
Di Indonesia sendiri sudah dipakai kantong dari kertas ini, hanya saja
baru digunakan di toko-toko yang menjual baju, maupun aksesoris,
belum merambah ke pedagang kecil. Selain itu, di Korea Selatan, jika
masyarakatnya selesai berbelanja dari supermarket, mereka akan
mengepak barang belanjaan mereka dengan kardus, sehingga dengan
begitu, masyarakat disitu dapat mengurangi penggunaan plastik.

2. Manfaatkan kotoran hewan


Kita bisa memanfaatkan kotoran dari sapi, kambing, maupun
ayam sebagai pupuk organik. Yang tentunya pupuk ini sangat aman
digunakan karena tidak mengandung bahan-bahan kimia, seperti
pupuk yang di jual di pasaran. Selain itu, dengan memanfaatkan
perkembangan tekhnologi yang ada, kotoran sapi, maupun babi sudah
bisa diolah menjadi suatu bahan bakar, entah itu untuk mesin maupun
untuk bahan bakar memasak.

3. Memberlakukan hukuman tegas bagi orang yang membuang


sampah sembarangan dan membiasakan membuang sampah pada
tempatnya sejak dini
Kamera pengintai dipasang di tempat-tempat yang rentan akan
orang yang membuang sampah sembarangan di Negara Singapura.
Jika tertangkap kamera itu, mereka akan di kenai denda 500 dollar
Singapura (sekitar 5 juta Rupiah) selain itu akan dipenjarakan,
mendapat konseling, dan juga muka mereka akan terpampang di media
cetak dan elektronik. Kemudian di Thailand, jika mereka membuang
sampah permen karet sembarangan, pelakunya akan dikenakan denda
sekisaran 6 juta rupiah. Mungkin hal ini dapat diberlakukan di
Indonesia agar semua orang mau membuang sampah pada tempatnya.
Dan yang paling penting dari hukuman itu adalah
membiasakan seseorang sejak kecil untuk membuang sampah pada
tempatnya, sehingga jika sudah dewasa nanti mereka sudah terbiasa
membuang sampah pada tempatnya. Selain membuang sampah pada
tempatnya kita juga harus memisah-misahkan sampah antara botol
kaca, kaleng, plastik dan sampah organik, agar lebih mudah nanti
merecycle maupun menguraikannya.

4. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan tidak merokok


Dengan menggunakan kendaraan umum kita dapat mengurangi
pemroduksian asap dari bahan bakar bensin, sehingga kita dapat
mengurangi pencemaran udara yang ada sekaligus menjaga ozon kita
agar tidak terus menipis. Tidak merokok juga sangat membantu dalam
mengurangi pencemaran yang ada, karena asap rokok ini jauh lebih
berbahaya ketimbang asap kendaraan.

D. Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan


Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian
maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi
diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali
peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

1. Dampak bagi kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang
seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena
virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever)
dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai
makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).

2. Dampak Terhadap Lingkungan


Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi


Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dimana-mana. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air
dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas
pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-
lain.Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.

E. Penyebab Manusia Membuang Sampah Sembarangan


Penyebab utama perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa
terbentuk dan bertahan kuat didalam perilaku kita, antara lain :
1. Didalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa
membuang sampah sembarangan ini bukan merupakan suatu hal yang salah
dan wajar untuk dilakukan.
2. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau
bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor
besar didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan
seperti membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam
munculnya perilaku membuang sampah sembarangan.
3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk
dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika
tersedianya banyak tempat sampah.
4. Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang
asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa
membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga
sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat itu.
5. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya tempat sampah membuat orang
sulit untuk membuang sampahnya. Jadi, orang dengan mudah akan
membuang sampahnya sembarangan.

2.2 Teks Laporan Hasil Observasi

Sampah
Sampah kini menjadi hal yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat,
sampah itu limbah masyarakat yang dihasilkan dari aktivitasnya setiap hari, mulai
dari sampah yang paling ringan hingga yang paling susah di uraikan. Oleh karena itu,
sampah sering diabaikan masyarakat, sehingga mengakibatkan sampah yang
terkumpul atau menumpuk pada tempat yang tidak semestinya. Sampah yang
menumpuk dapat mengganggu aktivitas manusia dan akan mengakibatkan
pencemaran tanah serta udara.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Sampah mempunyai ciri-ciri, yaitu
berbau tidak sedap, mengganggu pandangan, polusi udara, serta pencemaran tanah,
dihasilkan oleh manusia setiap hari.
Biang dapat diartikan sebagai asal mula atau penyebab terjadinya suatu
masalah atau kejadian. Pencemaran Lingkungan yaitu masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
Dengan adanya sampah tersebut, sebaiknya dapat juga dimanfaatkan dengan
cara mengelompokkan atau mengakumulasikan sampah organik dan sampah non
organik. Dengan dibedakannya jenis sampah kita dapat menggunakannya kembali
berdasarkan jenisnya, seperti non organik seperti plastik dapat didaur ulang dan dapat
dijadikan barang baru, sedangkan organik dapat kita manfaatkan menjadi pupuk
organik.
Seharusnya tumpukan sampah tersebut tidak berada di depan alun-alun dan
dipinggir jalan, tetapi dikumpulkan pada tempat tertentu untuk pengelompokkannya,
agar tidak mengganggu semua aktivitas manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatuproses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam
tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat
berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase
yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur,
dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu
waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya
yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini
mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak
lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan menjadi
sampah. Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan
memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen.

3.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan
sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu.
Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka
para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. Dengan segala kerendahan
hati penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan,
oleh karena itu penulis berharap mohon koreksi, saran dan keritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan hal ini dapat
menjadi motifasi bagi kami untuk terus-menerus melakukan perbaikkan dan
pengembangan pada masa-masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

http://arumsn.blogspot.com

http://indonesiaberkaryadalambisnis.blogspot.com

http://www.muroielbarezy.com/2012/09/berapa-lamakah-sampah-bisa-terurai.html

http://www.isomwebs.com/search/makalah-kerusakan-lingkungan-akibat-sampah

Anda mungkin juga menyukai