Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PEMELIHARAAN GEDUNG / BANGUNAN KANTOR BERTINGKAT


BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PALU

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan


operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati. Kegiatan tersebut berupa penyelenggaraan Karantina Pertanian yaitu
upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK),
dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar negeri, dan dari suatu
area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik
Indonesia.
Dinamika lingkungan di bidang pengetahuan teknologi transportasi dan komunikasi yang
cenderung meningkat dengan pesat, membawa pengaruh meningkatnya volume dan
frekuensi lalu-lintas manusia, barang, jasa, hewan, tumbuhan, dan produk lainnya.
Kondisi ini perlu ditindak-lanjuti dengan menetapkan kebijakan yang terprogram
sistematis antara lain dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia karantina,
peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan penyelenggaraan pelayanan
karantina pertanian.
Sarana dan prasarana berupa Gedung Pelayanan Kantor Wilayah Kerja Palu merupakan
suatu wadah/tempat pelayanan bagi masyarakat yang ingin melalu-lintaskan hewan
maupun tumbuhan dari luar negeri, antar pulau di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, maupun keluar negeri.
Keadaan bangunan gedung kantor saat ini, yaitu pasca bencana yang melanda Kota Palu
mengalami beberapa kerusakan, dan perlu adanya beberapa perbaikan ruangan kantor.
Guna mendukung kegiatan pelayanan perkarantinaan dengan baik maka perlu diadakan
perbaikan perbaikan pada beberapa area di dalam kantor.
Sehubungan dengan kondisi diatas, maka pada tahun 2019 ini dilaksanakan upaya
Pekerjaan Pemeliharaan Gedung / Bangunan Kantor Bertingkat pada Balai Karantina
Pertanian Kelas II Palu.

1.2. Maksud dan Tujuan


Kerangka Acuan Kerja ini dimaksudkan untuk menjelaskan pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh kontraktor, yang merupakan petunjuk bagi Konsultan Pengawas
Pekerjaan yang memuat masukan, azas, criteria dan proses yang harus dipenuhi atau
diperhatikan dan diinterpretasikan dalam pelaksanaan tugas perencanaandengan tujuan
agar pekerjaan dimaksud dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, efektif, efisien, serta tepat sasaran, baik fisik, keuangan, maupun manfaat.

1.3. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan kegiatan ini meliputi :
1. Terlaksananya Pemeliharaan Gedung / Bangunan Kantor Bertingkat Balai Karantina
Pertanian Kelas II Kantor Wilayah Kerja di Palu, Prov. Sulawesi Tengah yang meliputi
:
a. Terciptanya gedung kantor yang memenuhi syarat tata ruang dan tata
lingkungan.
b. Berfungsinya Gedung Pelayanan Karantina Pertanian Kelas II Palu secara optimal
sesuai dengan kriteria yang disyaratkan.
c. Sasaran Arsitektural dan Teknis Teknologis
a) Teridentifikasinya penyelesaian arsitektural yang dapat memberikan

1
kemudahan, kenyamanan dan keamanan pegawai/karyawan kantor dan
masyarakat yang memerlukan pelayanan petugas karantina pertanian.
b) Terwujudnya rasa kenyamanan dari perwujudan gedung kantor yang
dikembangkan (aspek tampilan).
c) Terpilihnya penyelesaian teknis teknologis yang murah, kuat dan awet
(optimal), namun tetap memberikan penyelesaian arsitektural dan
penyelesaian lingkungan (utilitas) yang baik, sehingga dapat terpeliharanya
tatanan gedung kantor yang bersih, serasi dan harmonis.

2. Tersedianya dokumen pengadaan jasa pemborongan pembangunan gedung kantor


Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu.

1.4. Dasar Hukum Perencanaan


Dasar hukum dalam kegiatan penyusunan perencanaan teknis (DED) Pemeliharaan
Gedung / Bangunan Kantor Bertingkat Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu ini meliputi
:
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan, dan Tumbuhan.
2. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (LNRI Tahun 1999
Nomor 54, TLN No.3833).
3. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, TLN Nomor 3955).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi (LNRI Tahun 2000 Nomor 64, TLN Nomor 3956).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 dan TLN Nomor 3957).
6. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketujuh Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
9. Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012 tentang perubahan ke-4 Perpres No. 54 tahun
2010.
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 04 Tahun 2015 yang merupakan
perubahan ke-4 Perpres No. 54 tahun 2010 beserta turunannya.
11. Standard dan kaidah perencanaan yang sesuai dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

1.5. Dasar Pemikiran


Dasar pemikiran yang menjadi pertimbangan dalam pekerjaan Pemeliharaan
Gedung/Bangunan Kantor Bertingkat Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu meliputi :
 Pasca Bencana yang melanda Kota Palu maka perlu adanya perbaikan-perbaikan pada
beberapa area kantor.

II. KEGIATAN PERENCANAAN


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana berpedoman pada ketentuan
yang berlaku, khususnyaPedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007. Yang dapat
meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan dan perencanaan fisik
bangunan, meliputi :
1. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data daninformasi lapangan membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK dankonsultasi dengan pemerintah daerah
mengenai peraturandaerah/perijinan bangunan.
2. Penyusunan prarencana seperti rencana tapak, pra rencanabangunan termasuk program dan
konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai mendapatkan keterangan
rencana kota, keterangan persyaratan bangunandan lingkungan dan IMB pendahuluan dari
2
PemerintahDaerah setempat.
3. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
a) Rencana arsitektur
b) Rencana struktur
c) Rencana utilitas
d) Perkiraan biaya

III. KRITERIA DAN AZAS

3.1. Kriteria Umum


Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
TOR harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu :
A. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bengunan gedung dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
B. Persyaratan arsitektur dan lingkungan.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
C. Persyaratan struktur bangunan.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
D. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran :
a) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b) Cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api.
c) Dapat menghindarkan kerusakan pada properti lainnya.
E. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
F. Persyaratan transportasi dalam gedung.
a. Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan nyaman didalam
bangunan gedung.
b. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
G. Persyaratan pencahayaan darurat, tanda arah keluar dan sistem peringatan bahaya :
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informative didalam bangunan gedung
apabila terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman apabila terjadi
3
keadaan darurat.
H. Persyaratan instalasi listrik, penangkal listrik dan komunikasi.
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya
petir.
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
I. Persyaratan instalasi gas.
a. Menjamin terpasangnya instalasi gas secara aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terpenuhi pemakaian gas yang aman dan cukup.
c. Menjamin beroperasinya peralatan dan perlengkapan gas secara baik.
J. Persyaratan sanitasi dalam bangunan.
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungan.
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
K. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara
baik.
L. Persyaratan pencahayaan.
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara
baik.
M. Persyaratan kebisingan dan getaran.
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran
yang tidak diinginkan.
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian
pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

3.2. Kriteria Khusus


A. Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik darisegi fungsi
khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
a. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
b. Kesatuan perencanaan bangunan dan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
c. Solusi dan batasan-batasan konstektual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.
B. Fasilitas gedung kantor yang harus disediakan sekurang-kurangnya:
a. Fasilitas Utama
Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam gedung kantor yaitu:
a) Ruang Penanggungjawab Wilayah Kerja
b) Ruang Pelayanan kepada Pengguna jasa
c) Ruang petugas pelayanan
d) Ruang Pembantu Bendahara Penerima
e) Ruang Informasi dan Teknologi (IT) / Ruang Server
f) Ruang Petugas Fungsional KH
g) Ruang Petugas Fungsional KT
h) Ruang Laboratorium
i) Ruang Ibu Menyusui
4
b. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dalam gedung kantor
antara lain :
a) Kamar kecil/toilet
b) AC
c) Jaringan Internet
d) Jaringan LAN
e) Jaringan Server
f) Jaringan Intercome / Telepon antar ruangan
g) Jaringan air bersih

3.3. Azas-Azas
Selain dari kriteria diatas dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas sebagai berikut :
a. Bangunan gedung pemerintah hendaknya fungsional, efisien, menarik dan tidak
berlebihan.
b. Kreatifitas desain hendaknya ditekankan pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan.
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya, serta
semaksimal mungkin.
e. Bangunan gedung pemerintah hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan
lokasinya.

IV. LINGKUP PENUGASAN PEKERJAAN


4.1. Lingkup Pelayanan (scope of service)
Lingkup pelayanan (scope of service) untuk pelaksanaan pekerjaan konsultan adalah
sebagai berikut :
Detail Engineering Design (DED)
a. Bidang Arsitektur (11000).
b. Sub Bidang Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain Dan Administrasi Kontrak
Arsitektural (11001).

4.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup wilayah pekerjaan adalah Pemeliharaan Gedung / Bangunan Kantor Bertingkat
Balai Karantina Pertanian Kelas II Kantor Wilayah Kerja Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.

4.3. Lingkup Tugas


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang
dapat meliputi tugas-tugas perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang terdiri dari :
A. Penyusunan pengembangan rencana antara lain :
a. Rencana arsitektur beserta uraian konsep dan visualisasi yang mudah dimengerti
oleh pemberi tugas (perhitungan struktur harus ditandatangani oleh tenaga ahli
yang mempunyai ijin / sertifikat keahlian).
b. Rencana struktur atas, beserta uraian konsep dan perhitungan visualisasi.
c. Rencana utilitas (mekanikal/elektrikal), beserta uraian konsep dan perhitung-
annya.
d. Perkiraan biaya.
B. Penyusunan rencana detail antara lain dengan membuat :
a. Gambar-gambar arsitektur, detail struktur sebagian berupa detail sparing-sparing
dan utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang disetujui (semua gambar
5
arsitektur, struktur dan utilitas) harus ditandatangani oleh penanggungjawab
perusahaan dan tenaga ahli yang mempunyai ijin/ sertifikat keahlian.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat.
c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi (EE).
d. Laporan akhir perencanaan.
e. Mengadakan persiapan pelelangan pelaksanaan pekerjaan, seperti membantu
pengguna barang/jasa dalam menyusun dokumen dan membantu panitia
pengadaan barang/jasa (ULP) menyusun program dan pelaksanaan umum
pelaksanaan pekerjaan.
f. Membantu panitia pada saat memberikan penjelasan pelelangan umum
pelaksanaan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan
dan evaluasi terhadap penawaran.
g. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal/
elektrikal bangunan.

C. Data dan fasilitas penunjang


a. Penyediaan data dan fasilitas penunjang oleh pengguna jasa :
a) Data dokumen administrasi kepemilikan lahan dan data administrasi lain yang
diperlukan dalam penyusunan perijinan dengan pemerintah daerah setempat/
instansi teknis lainnya.
b) Fasilitas lain dari pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia jasa pada
prinsipnya tidak tersedia atau lebih lanjut jika memungkinkan dapat diusulkan
oleh penyedia jasa.
b. Penyediaan fasilitas penunjang oleh penyedia jasa :
a) Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaannya.
Segala fasilitas dan peralatan yang dipergunakan harus ditetapkan tentang
prosedur pengadaannya.
b) Alih pengetahuan.
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

V. METODE STUDI DAN SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan


Penetapan proses kerja (metodologi) dalam KAK ini dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan dan kelancaran penyelanggara kegiatan secara efektif, efeisien, ekonomis
dan tertib serta sesuai dengan tanggung jawab.
a. Sebelum memulai pekerjaan, konsultan berkewajiban untuk :
a) Membuat dan menyusun program kerja studi.
b) Memeriksa dan menghimpun data di lapangan dan melakukan penyelidikan yang
terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini.
b. Konsultan wajib menyampaikan dan menyajikan laporan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan. Penyajian materi harus lengkap dan direkam dalam bentuk rekaman
digital (CD).
c. Hasil studi berupa dokumen sesuai dengan studi yang dilakukan.

5.2. Metode Pendekatan


Metode Pendekatan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Pemeliharaan Gedung / Bangunan Kantor
Bertingkat Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dilakukan dengan melalui beberapa
tahap kegiatan, yaitu :
1. Tahapan Persiapan
1) Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan lingkup tugas
sesuai Kerangka Acuan Kerja/ToR.
2) Melakukan telaah/kajian materi dan membuat interpretasi secara garis besar
6
terhadap Kerangka Acuan Kerja/ToR.
3) Menghimpun berbagai data informasi mengenai daerah perencanaan, sesuai
dengan ketentuan teknis yang memadai untuk digunakan.
2. Tahapan Survey dan Pra Rencana
1) Penyusunan pra-rencana pekerjaan termasuk program dan konsep ruang sebagai
dasar pengembangan selanjutnya.
2) Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
seperti :
 Lokasi Pekerjaan.
 Luas Lahan.
 Batas-Batas Fisik.
 Topografi.
 Informasi Daya Dukung Lahan.
 Keadaan Air Tanah.
 Peruntukan Tanah
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB).
 Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
 Perincian penggunaan lahan, kekerasan, penghijauan bangunan dan lain-lain.
 Harga bahan dan upah.
3. Tahapan Pengembangan dan Rencana Detail
Pada tahapan ini melakukan pengembangan terhadap tahapan sebelumnya, dalam hal
ini mulai dilakukannya penyusunan Detail Engineering Design (DED) yang meliputi :
1) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya(RAB)/Bill of Quantity(BQ).
2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule).
3) Penyusunan Spesifikasi Teknis (Rencana Kerja dan Syarat-syarat).
4) Penyusunan Rencana Detail/Gambar Kerja.
5) Penyusunan Perhitungan Struktur.

5.3. Sistem Pelaksanaan Pekerjaan


A. Tahap Awal Dan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Konsultan wajib meninjau dan meneliti langsung lokasi dan lahan untuk
mengadakan penelitian pada lokasi lahan perencanaan.
b. Konsultan bertanggung jawab atas kebenaran hasil penelitian yang disajikan.
c. Konsultan wajib mengadakan komunikasi dan konsultasi baik dengan pemberi
tugas maupun instansi teknis yang terkait dengan studi yang dilaksanakan.
d. Segala saran dan usul yang diajukan hendaknya dapat dilakukan/dikemukaan
dalam forum rapat dan surat tertulis.
e. Segala keputusan dan perubahan baru berlaku bila diputuskan dalam rapat dan
diberikan secara tertulis oleh pemberi tugas.
f. Konsultan wajib hadir apabila pihak pemberi tugas menghendaki.
g. Persetujuan mengenai dokumen, terutama dalam segi teknis oleh pemberi tugas
bukan berarti tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan oleh pihak
konsultan.

B. Tahap Konsultasi Dan Legalisasi


Secara periodik(sesuai dengan time schedule), konsultan wajib melakukan konsultasi
dengan pemberi tugas (owner) atau kepada tim teknis yang telah ditunjuk mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas :
a. Tahap konsultansi dan target penyusunan laporan hendaknya sudah dijelaskan
dalam program kerja yang disusun oleh pihak konsultan.
b. Selama proses kegiatan survey di lapangan dan rencana penggunaan peralatan
dan lain sebagainya, konsultan harus senantiasa melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan tim teknis maupun instansi yang terkait.
c. Proses legalisasi dokumen harus mengacu kepada ketentuan perundangan yang
berlaku.

VI. KELUARAN

Sesuai dengan latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan sasaran dalam KAK ini, maka keluaran
7
yang diharapkan dari Perencanaan DED Pembangunan Gedung Pelayanan Karantina Pertanian
Kantor Wilayah Kerja di Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu ini adalah :
Tersusunnya Detail Engineering Design (DED) Pembangunan Gedung Pelayanan Karantina
Pertanian Kantor Wilayah Kerja di Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu yang terdiri dari :
a. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya(RAB)/Bill of Quantity(BQ).
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule).
c. Penyusunan Spesifikasi Teknis (Rencana Kerja dan Syarat-syarat).
d. Penyusunan Rencana Detail/Gambar Kerja.
e. Penyusunan Perhitungan Struktur.
Keluaran tersebut diatas disajikan dalam bentuk format laporan naskah akademis dan format
pengaturan dilengkapi dengan gambar-gambar dalam bentuk laporan cetak (print out) disertai
dengan file digital dalam bentuk media compact disc (CD).

VII. MASUKAN

7.1. Informasi
A. Dalam melaksanakan tugasnya konsultan harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain informasi yang telah disampaikan dalam KAK. Informasi dimiliki harus termasuk
informasi dari pemerintah, swasta, dan masyakarat sebagai objek dan subjek
kawasan yang dilakukan studi.
B. Keabsahan data dan informasi dari berbagai sumber yang digunakan dalam proses
deskripsi, analisa, dan penuangan konsep serta penyusunan berbagai program pada
kegiatan Penyusunan DED Pembangunan Gedung Pelayanan Karantina Pertaanian
Kantor Wilayah Kerja di Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu ini ini menjadi bagian
tugas koreksi dari konsultan yang bersangkutan. Dan setiap kesalahan dan kelalaian
pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi juga menjadi tanggung jawab dari
pihak Konsultan.
C. Dalam hal ini informasi tambahan yang diperlukan diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Kebutuhan bangunan
a) Program ruang
b) Keinginan tentang organisasi
b. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai
atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut dituangkan dalam
perencanaan.
a) Keinginan tentang kemungkinan perubahan dan fungsi dituangkan dalam ruang
perencanaan.
b) Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan :
1. Air bersih :
1) Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang) – Sanitasi
2) AC
3) Pemadam kebakaran
4) Sumber yang ada dan debitnya.
1. Air hujan dan air buangan :
1) Letak saluran kota
2) Cara pembuangan keluar tapak
2. Air kotor dan sampah – Cara pengolahan :
1) Pembuangan sampah
2) Septic tank
3. Tata udara (AC) kalau ada :
1) Beban (ton ref)
2) Pembagian beban
3) Sistem yang diinginkan
4. Transportasi dalam bangunan :
1) Type dan kapasitas yang akan dipilih-interval dan waktu tunggu (waiting
time)
2) Penggunaan eskalator dan conveyor-transportasi/mobilitas penyandang
cacat
5. Penggunaan bahaya api.
8
1) Detector (jenis/type)
2) Alarm (jenis)
3) Peralatan pemadam (jenis dan kemampuan)
6. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan – alarm (jenis)
Sistem yang dipilih
7. Jaringan listrik
1) Kebutuhan daya
2) Sumber daya dan spesifikasinya
3) Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi)
8. Jaringan komunikasi (telpon, fax, telex, radio, intercom) – kebutuhan
(jumlah titik pembicaraan)
Sistem yang dipilih

7.2. Tenaga
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga professional dalam
jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan yang ditinjau dari lingkup proyek maupun
tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga profesional tersebut ialah personel berlatar
belakang pendidikan Sarjana (S1) berpengalaman menangani pekerjaan sejenis.
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
1. Tenaga Ahli
2. Asisten Tenaga Ahli
3. Tenaga Pendukung.
Penyedia jasa konsultansi perencanaan diharuskan menyediakan tenaga ahli menurut
kualifikasi, klasifikasi dan senioritasnya, pengalaman sesuai bidangnya dan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang mempunyai
akreditasi disamakan dan mempunyai pengalaman cukup sesuai yang disyaratkan.
b. Membuat Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) Tenaga Ahli yang harusditulis/diketik dan
diteliti dengan benar, ditanda-tangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh
Pimpinan Perusahaan dan dilampiri foto copy ijazah (S1) yang dipergunakan sebagai
dasar untuk perhitungan pengalaman kerja.
c. Membuat Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan oleh perusahaan, yang
bermaterai cukup dan dilampirkan dalam Dokumen Usulan Teknis.
d. Mobilisasi Personil Konsultan Perencana dapat disesuaikan dengan kebutuhan fisik
selama kegiatan pelaksanaan pembangunan.

Penyedia jasa konsultansi perencana diharuskan mampu merinci penggunaan tenaga,


baik Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung serta membuat
Struktur Organisasi Penyedia Jasa Konsultansi Perencana.
Adapun susunan tenaga yang dibutuhkan meliputi :

Susunan tenaga yang diperlukan:

KUALIFIKASI/
No. KLASIFIKASI JUMLAH
PENGALAMAN
1. Ahli
1 Teknik Bangunan Gedung-Muda 1 5 Tahun
.
2. Ahli
1 Teknik Bangunan Gedung-Muda 1 3 Tahun
2
.
3. Pelaksana Bangunan Gedung 1 3 Tahun

VIII. WAKTU PELAKSANAAN

Secara umum dalam rangka efisiensi dan efektifitas waktu dan biaya pada pekerjaan ini,
maka pengalaman lebih tinggi dari yang diisyaratkan diatas akan lebih diutamakan.
9
a. Kegiatan Pekerjaan Pemeliharaan Gedung / Bangunan Kantor Bertingkat Balai Karantina
Pertanian Kelas II Palu ini diselesaikan dalam waktu 75 hari kalender sejak
ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b. Biaya Konsultan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui
tahapan pengadaan jasa konsultansi.

IX. PEMBIAYAAN

A. Biaya Perencanaan
1. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, yaitu :
1) Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum yang tercantum dalam tabel.a
s.d. d dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Bila terdapat pekerjaan non standar maka dihitung secara bulan dan biaya
langsung yang dapat diganti dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
3) Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah
dipisahkan antara Bangunan Standar dan Non Standar serta harus terbaca
dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebutkan angka dan huruf.
4) Besarnya biaya konsultan merupakan biaya tetap dan pasti
5) Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Departemen Perdagangan dan Konsultan
Perencana.

2. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai
peraturan yang berlaku yang terdiri dari :
1) Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
2) Material dan pengadaan.
3) Pembelian bahan dan ATK.
4) Biaya penyelidikan tanah.
5) Pembelian atau sewa peralatan.
6) Sewa kendaraan.
7) Biaya rapat-rapat.
8) Biaya perjalanan.
9) Jasa dan overhead perencana.
10) Pajak dan iuran daerah lainnya.
3. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan
perencana.

B. Sumber Pembiayaan
Pagu / HPS Biaya Pekerjaan Pemeliharaan Gedung / Bangunan Kantor Bertingkat Balai
Karantina Pertanian Kelas II Palu ini sebesar Rp. 82.500.000,00 (Delapan Puluh Dua
Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dibebankan pada DIPA Tahun Anggaran 2019.

X. PROSES PERENCANAAN
A. Tanggungjawab Perencanaan
a. Konsultan Perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi.
b. Secara umum tanggungjawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut
ini :
a) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang ditetapkan termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaian pekerjaan dari mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi standar dan
10
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung Negara.

B. Proses Perencanaan
a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi
tugas dan tim teknis.
b. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk antara pokok yang harus
dihasilkan konsultan perencana sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dan tim
teknis berdasarkan standar hasil perencanaan.
c. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan perencana harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat.
d. Hasil karya perencanaan dalam bentuk dokumen yang akan dilelangkan harus
diserahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

XI. IKATAN HUBUNGAN KERJA, CARA PEMBAYARAN DAN SANKSI-SANKSINYA


Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultasi harus mematuhi petunjuk-petunjuk
yang diberikan oleh pihak Pengguna Jasa atau Pemberi Tugas baik secara lisan maupun
tertulis, dan berpedoman kepada Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 04 Tahun 2015 yang merupakan
perubahan ke-4 Perpres No. 54 tahun 2010 beserta turunannya .Pembayaran pada Rekanan
Penyedia Jasa Konsultasi dilakukan sesuai dengan pelaksanan pekerjaan dan tidak dibenarkan
melebihi prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan. Bagi Penyedia Jasa Konsultasi Penyedia
Pekerjaan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan peraturan maupun ketentuan-
ketentuan tersebut, akan dikenakan sanksi-sanksi berupa teguran, peringatan, denda dan
pembatalan/pencabutan SPK atau Surat Perjanjian/Kontrak.

XII. PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan yang telah diterima dan mencari bahan masukan (input) yang diperlukan
dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian pekerjaan ini.
b. Berdasarkan bahan tersebut konsultan segera menyusun Program Kerja dan dibahas
bersama dengan pemberi tugas atau tim yang telah dibentuk.

Palu, April 2019

Disusun oleh :
Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palu,

11

Anda mungkin juga menyukai