Anda di halaman 1dari 11

PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

(LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI)

Dosen Pengajar : Dr. Anik Yuesti, SE., MM

Reguler C

Kelompok 4

Oleh :

1. Gusti Ayu Arie Laksmi Dewi (1502622010179/ 03)


2. Ni Kadek Yurita Hasari (1502622010180/ 04)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

2018
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

A. Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan


dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak
perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut
merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan keuangan
konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki
kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan konsolidasi tidak diperlukan
apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol dengan perusahaan lain. Artinya, jika
tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha
(entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan
yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang
sejenisnya.
Adapun maksud dan tujuan laporan keuangan konsolidasi disusun, yaitu agar
dapat memberikan gambaran yang objektif dan sesuai atas keseluruhan posisi
aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan
yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak
boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada
substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK No. 4 Paragraf 4 penyajian
laporan keuangan konsolidasi oleh induk perusahaan bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai data keuangan dari suatu
kelompok perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang
terpisah satu sama lain. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan
keuangan bank dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan
unsur-unsur yang sejenis dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar
laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok
perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-
langkah berikut :
1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan
harus dieliminasi.
2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari transaksi
antara bank dan anak perusahaan harus dieliminasi.
3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada
dasarnya harus sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal
laporan keuangan tersebut berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per
tanggal laporan keuangan bank masih dapat dilakukan sepanjang :
a. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan.
b. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporan
tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
4. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
5. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba
disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi.

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

a. Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi


Tujuan PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah
memberikan acuan dan aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas
dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan memberikan informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk
lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat menjadi acuan akan
pentingnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang selama ini belum
dilaksanakan secara menyeluruh oleh entitas pelaporan.
.
b. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
Manfaat disusunnya laporan keuangan konsolidasi adalah :
1. Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk.
2. Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan terhadap
kinerja grup (anak) perusahaan.
3. Kepentingan informasi pihak luar.
4. Keterbatasan laporan keuangan konsolidasi.

C. Teknik dan Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasi


Prosedur konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8, 21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan
induk perusahaan (parent company) dan anak perusahaan (subsidary company)
digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsur-unsur yang sejenis dari
aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Adapun prosedur penyusunan
laporan keuangan konsolidasi, yaitu :
1. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
2. Memasukkan laporan keuangan, meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan,
dan neraca masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-
masing.
3. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti
koreksi terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode
ekuitas) perlu dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan
induk atau anak).
4. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja, seperti :
 Mengeliminasi laba atau rugi antar perusahaan (laba atau rugi anak yang telah
diakui dalam laporan laba-rugi perusahaan induk).
 Mengeliminasi dividen anak perusahaan yang telah dicatat pada saat
perusahaan induk menerima dividen dari anak perusahaan.

Pendapatan dari perusahaan anak............................. xxx


Dividen..................................................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak................................ xxx
Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen
perusahaan anak.
Beban hak minoritas.............................................. xxx
Dividen.................................................................. xxx
Hak minoritas........................................................ xxx

Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak


(di neraca induk) dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase
kepemilikan induk.

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas
Modal saham.......................................................... xxx
Tambahan modal (jika ada)................................... xxx
Laba ditahan.......................................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak...................................... xxx
Hak minoritas (% kepemilikan x total ekuitas).............. xxx

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun
ekuitas (catatan lihat penjelasan selanjutnya)
Modal saham.......................................................... xxx
Tambahan modal (jika ada)................................... xxx
Laba ditahan........................................................... xxx
Alokasi kelebihan................................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak...................................... xxx
Hak minoritas (% kepemilikan x total ekuitas).............. xxx

Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan nilai wajar dari akun


investasi dengan nilai buku ekuitas (dari langkah ke 5). Jika ada perbedaan itu
dialokasikan ke aktiva tetap, maka perlu dibuatkan jurnal penyusutan. Demikian
pula jika hak paten perlu diamortisasi pertahun.
5. Mengeliminasi akun resiprokal lainnya (seperti hutang, piutang, pembelian dan
penjualan antar perusahaan).
6. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan untuk akun-akun yang
tidak resiprokal pada kolom laporan konsolidasi.
7. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan ditambah dan dikurangi
akun-akun dalam kolom jurnal eliminasi.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi antara induk perusahaan dan


anak perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode, yaitu :
1. Metode Ekuitas (Equity Method)
Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi
induk perusahaan terhadap anak perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal
sehingga jika aktiva bersih anak perusahaan berubah karena kegiatan
operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai
investasi induk perusahaan. Data pencatatan investasi saham pada anak
perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan pada suatu anggapan investasi
pada anak perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada perusahaan-
perusahaan cabangnya.
Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta
bahwa induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan bagian-bagian dari satu
kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara kantor pusat dan cabang-
cabangnya. Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan yang terjadi didalam hak-hak
pemegang saham pada anak perusahaan harus diakui dan dicatat oleh induk
perusahaan, untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan
perkembangan usahanya secara lengkap. Nilai investasi induk perusahaan
terhadap perusahaan akan meningkat jika anak perusahaan memperoleh laba
bersih dan akan menurun atau berkurang nilainya, jika anak perusahaan menderita
kerugian. Beberapa perkiraan account yang perlu diperhatikan :
a. Perkiraan “Investasi Saham Dalam Anak Perusahaan”, akan berubah
jumlahnya apabila anak perusahaan melaporkan adanya laba rugi atau
pembagian dividen.
b. Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan”, timbul karena perusahaan
mengumumkan dividen namun belum dibayar. Perkiraan ini harus dihapuskan
apabila telah dibayar tunai (kas).
c. Perkiraan “Laba Yang Ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”, akan
berubah jumlahnya apabila anak perusahaan melaporkan adanya laba atau rugi.
Selain itu akan berubah juga karena adanya laba atau rugi milik induk
perusahaan sendiri.

Perkiraan-perkiraan diatas, dalam kertas kerja (Worksheet) penyusunan


laporan keuangan konsolidasi harus sudah menunjukkan saldo akhir pada laporan
keuangan konsolidasi, artinya sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya.

2. Metode Ekuitas Tidak Lengkap


Jika metode ekuitas diterapkan secara benar, laba bersih konsilidasi, dan saldo
laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba konsilidasi. Persamaan
jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini tidak selalu ada.
Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar,
atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.
Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuitas
mungkin mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang
diperoleh pada buku terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak
mengeliminasi laba atau rugi antar-perusahaan. Kelalaian-kelalaian seperti itu
menyebabkan tidak lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas. Kesalahan-
kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas menyebabkan salah saji yang
serupa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau
menggunakan metode biaya untuk investasi perusahaan anak mungkin tidak se-
serius yang terlihat. Hal ini dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi yang benar dengan mengabaikan bagaimana perusahaan
induk mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahaan anak. Tidak ada
pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang laporan
keuangan konsolidasi yang disiapkan bagi pemegang saham benar dan perusahaan
induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain.
Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh
beberapa perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan
konsolidasi hanya sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang
saham dari entitas utama.

3. Metode Harga Perolehan (Cost Method)


Pada metode biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham anak
perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan
oleh anak perusahaan) yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh induk
perusahaan. Sebaiknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul
apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual.
Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh anak perusahaan
dicatat pada sisi debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening
lawan kredit “Penghasilan Dividen”.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode Biaya :

a. Perkiraan investasi saham pada anak perusahaan, tidak mengalami perubahan


jumlahnya. Perubahan modal anak perusahaan akibat adanya laba, rugi atau
pembagian dividen tidak mempengaruhi perkiraan investasi saham pada anak
perusahaan, atau induk perusahaan tidak menyesuaikan investasinya.
b. Laba atau rugi dari anak perusahaan baru diakui oleh induk perusahaan sebesar
persentasi (%) kepemilikannya pada saat disusun neraca konsolidasi melalui
perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) untuk induk perusahaan”
perkiraan ini hanya tampak pada worksheet penyusunan neraca konsolidasi.
c. Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio
Saham dan Retained Earning anak perusahaan hanya didasarkan pada jumlah
awal/saldo awal tahun atau saldo awal pada saat kepemilikan.
d. Metode biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi induk terhadap anak
perusahaan merupakan bagian dari aktiva.
e. Nilai investasi harus selalu tetap, karena akan ditampakkan dalam neraca
sebesar harga perolehannya saja.
f. Perubahan nilai aktiva bersih anak perusahaan sebagai konsekuensi dari
kegiatan operasionalnya tidak akan mempengaruhi besarnya nilai investasi
tersebut.
D. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :


1. Kinerja keuangan anggota perusahaan yang tidak bagus akan tertutupi.
2. Rasio keuangan tidak mencerminkan rasio keuangan perusahaan.
3. Ketidaktepatan penyusunan rekening akuntansi seluruh perusahaan.
4. Kekuranglengkapan catatan laporan keuangan perusahaan individu.

E. Sifat-Sifat Laporan Keuangan yang Dikonsolidasikan

1. Laporan keuangan konsolidasi adalah model laporan akuntansi untuk


menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan
yang tersendiri, yang didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama
meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan.
2. Dalam menyusun neraca konsolidasi untuk perusahaan induk dan anak,
perusahaan anak ini dipandang seakan-akan sebagai cabang aktiva dan kewajiban
masing-masing perusahaan anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban
perusahaan induk, pos-pos silang yang tidak mempunyai arti penting apabila
kesatuan usaha bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha tunggal harus
dihapuskan.
3. Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak sebagai
investasi, dan neraca perusahaan anak yang melaporkan kepentingan yang
dipegang oleh perusahaan induk sebagai modal saham.

F. Masalah-Masalah Umum yang Dihadapi Dalam Penyusunan Laporan

Keuangan Konsolidasi

Ada beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di dalam rangka penyusunan
neraca konsolidasi. Masalah-masalah tersebut antara lain timbul dan dipengaruhi
oleh :
1. Periode dimana laporan/neraca konsolidasi tersebut disusun.
Misalnya : penyusunan neraca konsolidasi sesaat setelah terjadi pemilikan saham-
saham, berbeda dengan neraca konsolidasi yang disusun satu tahun (periode)
kemudian berhubung telah terjadinya perubahan-perubahan didalam pos-pos
neraca.
2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan
(pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Misalnya : penyusunan neraca konsolidasi dimana saham-saham dibeli dengan
harga diatas nilai bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsolidasi apabila
saham-saham di peroleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya.
DAFTAR PUSTAKA

Batsyeba, E. W. (2013). Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap Liabilitas Dan


Pengaruhnya Terhadap Laporan Konsolidasi. Jurnal Akuntansi Unesa, 2(1).
Himawan, S. (2010). Penyusunan laporan keuangan konsolidasi PT. istana kemakmuran
motor dan anak perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Doctoral dissertation, Universitas Tarumanagara).
Immanuela, I. (2009). Adopsi Penuh dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional.
Jurnal Ilmiah widya warta, 33(1), 69-75.
Indonesia, I. A. (2002). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Standar Akuntansi Keuangan.
Juwita, R. (2013). Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Trikonomika, 12(2),
201-214.
McGraw, H. (2014). Konsolidasi Pada Anak Perusahaan Yang Dimiliki Penuh.
Riduwan, A. (2016). PENERAPAN PSAK NO. 4 SERTA RELEVANSI PSAK NO. 15
DAN 22 DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI.
EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 1(3), 103-114.
Statements, C. F. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen PT
Indoexchange Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2009 dan 2008.
Sulistiyowati, L. (2010). Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan. Elex Media
Komputindo.
Waluyo, B., & Masjono, A. (2012). Elaborasi Penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasi ke Dalam Nilai Syariah Islam. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi
Syariah, 4(2).

https://www.scribd.com/doc/314335448/MATERI06-AKUNTANSI-
INTERNASIONAL-LAPORAN-KEUANGAN-KONSOLIDASI-docx (Diakses pada
tanggal 8 Maret 2018)

https://fajartriatmojo.wordpress.com/2017/04/18/laporan-keuangan-konsolidasi/amp/
(Diakses pada tanggal 8 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai