Kebijakan k3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. SOERADJI TIRTONEGORO


NOMOR : HK.02.03/II.1/ /2018

TENTANG

PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN BAGI PASIEN,KELUARGA


PASIEN, KARYAWAN DAN PENGUNJUNG
RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO

DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. SOERADJI TIRTONEGORO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk memberi jaminan dan melindungi property dari
potensi dan bahaya yang mendatangkan risiko terhadap pasien,keluarga
pasien, karyawan dan pengunjung di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, maka
dipandang perlu ditetapkan Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Bagi
Pasien, Keluarga Pasien, Karyawan dan Pengunjung di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a
tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama /
Kuasa Pengguna Anggaran.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 257/MENKES/PER/PER/ III/2008
tanggal 11 Maret 2008, tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 046/MENKES/PER/I/2007 tentang Organisasi dan Tata
Kerja RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2306/MENKES/PER/XI/2011 tentang Persyaratan Teknis Prasarana
Instalasi Elektrikal Rumah Sakit
11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perijinan Rumah Sakit
12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016
tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
13 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
14 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja K3 di Rumah Sakit ndar
15 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit YM.02.0
16 Keputusan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Instalasi Tata
Udara
17 Keputusan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Prasarana Rumah
Sakit Sarana Keselamatan Jiwa.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA TENTANG PENGELOLAAN KESELAMATAN


DAN KEAMANAN BAGI PASIEN,KELUARGA PASIEN, KARYAWAN DAN
PENGUNJUNG RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO.

KESATU : Pengelolaan Keselamatan Dan Keamanan Bagi Pasien,Keluarga Pasien,


Karyawan Dan Pengunjung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro sebagaimana
dimaksud dalam Konsideran Menetapkan, sebagaimana terlampir dalam
Lampiran Keputusan ini;

KEDUA : Segala biaya yang timbul terkait dengan Keputusan ini dibebankan pada DIPA
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro;

KETIGA : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan, dengan catatan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Klaten
Pada tanggal : Mei 2018

DIREKTUR UTAMA

ENDANG WIDYASWATI
NIP. 196402141990022001
Lampiran : Keputusan Direktur Utama RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Nomor : HK.02.03/II.1/ /2018
Tanggal : Mei 2018
Tentang : Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Bagi Pasien, Keluarga
Pasien, Pengunjung dan Karyawan di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro

PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN BAGI PASIEN, KELUARGA PASIEN,


KARYAWAN DAN PENGUNJUNG DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

A. Pengertian
1. Keselamatan: Sejauh mana bangunan, area dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien, keluarga, Karyawan dan pengunjung
2. Keamanan: Perlindungan terhadap kerugian,kerusakan, gangguan atau akses
atau penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang.

B. Maksud dan Tujuan


1. Memberikan jaminan bahwa gedung, property, teknologi medik dan informasi,
peralatan, serta sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap pasien,
keluarga, Karyawan dan pengunjung.
2. Melindungi property milik rumah sakit, pasien, Karyawan, keluarga dan
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan oleh orang yang
tidak berwenang.

C. Kebijakan
1. Rumah sakit Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif untuk
mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan fasilitas lainnya
yang berpotensi menimbulkan cedera.
2. Rumah Sakit Melakukan asesmen risiko prakontruksi (Pra construction risk
assesmen/PCRA) setiap ada konstruksi, renovasi, atau penghancuran
bangunan/demolish.
3. Rumah sakit merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan
fasilitas pendukung yang aman dengan tujuan mencegah kecelakaan dan cedera,
mengurangi bahaya dan risiko, serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, Karyawan dan pengunjung.
4. Rumah sakit mencipatakan lingkungan yang aman dengan memberikan identitas
(badge nama sementara atau tetap) pada pasien, Karyawan, pekerja kontrak,
tenant/penyewa lahan, keluarga (penunggu pasien), atau pengunjung (pengunjung di
luar jam besuk dan tamu rumah sakit).
5. Rumah sakit melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakan barang milik pribadi.
6. Rumah sakit melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakan barang milik pribadi
7. Rumah sakit melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan
kamar operasi serta daerah yang berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan
kelompok pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
minta bantuan bila terjadi bahaya. Monitoring melalui pemasangan kamera CCTV
diperlukan untuk daerah terpencil atau terisolasi, area parking, dan area lainnya yang
sering terjadi kehilangan di rumah sakit.
8. Rumah sakit perlu melakukan asesmen risiko setiap ada kegiatan kontruksi,
renovasi, maupun demolisi/pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus sudah
dilakukan pada waktu perencanaan atau sebelum pekerjaan kontruksi, renovasi, dan
demolisi dilakukan sehingga pada waktu pelaksanaan sudah ada upaya pengurangan
risiko terhadap dampak kontruksi, renovasi dan demolis.
9. Risiko dievaluasi denga melakukan asesmen risiko prakonstruksi, juga dikenal
sebagai PCRA (Pra-Contruction Risk Assessment). Asesmen risiko meliputi area-area
sebagai berikut:
a. Kualitas udara
b. Pengendalian Infeksi/ Infection Control Risk Assessment (ICRA)
c. Utilitas
d. Kebisingan
e. Getaran
f. Bahan berbahaya
g. Layanan darurat, seperti respon terhadap kode
h. Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan dan layanan

DIREKTUR UTAMA

ENDANG WIDYASWATI
NIP. 196402141990022001

Anda mungkin juga menyukai