Anda di halaman 1dari 6

KODE ETIK TENAGA PENDIDIK (GURU)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
ETIKA PROFESIONAL

Disusun Oleh : Kelompok 19


1. Ria Marta Manurung (21S15012)
2. Alfonso Manalu (21S16014)
3. Siska Yohana Lumban Tobing (21S16039)

Dosen Pengampu : Benedikta Siboro, M.Sc

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
2019

1
1.1 Pengertian Kode Etik Guru
Kode Etik merupakan norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-
guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
Kode etik guru berasal dari dua kata yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda
yang disetujui dengan maksud tertentu. Sedangkan Etik itu berasal dari bahasa
yunani yaitu “ethos” yang memiliki arti watak, adab, cara hidup. Guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya sebagai pengajar. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kode etik guru pada dasarnya tidak lain dari sejumlah nilai dan norma yang
mengatur dan mengarahkan tentang bagaimana seorang guru dapat
mengekspresikan diri dengan mempertegas kedudukan dan peranannya sekaligus
untuk melindungi profesinya
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau
aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam
standart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan
untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan". Dalam
Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini,
Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat
mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan
tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan,
bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam
melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari- hari.

1.2 Tujuan dan Fungsi Kode Etik Guru


1.2.1 Tujuan Kode Etik Guru
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak
luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau
remeh terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karenaitu setiap kode etik
suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan namabaik profesi terhadap dunia
luar. Dari segi ini, kode etik juga sering kalidisebut kode kehormatan
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

2
Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya
memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya. Kode
etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan
membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota
profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan mutu profesi
Mutu ataupun kualitas profesiolisme seseorang hanya mungkin dapat
dicapai jika adanya aturan-aturan keguruan yang jelas. Di dalam kode etik
guru digariskan mengenai tugas dan tanggung jawab apa saja yang mesti
diemban dan dilaksanakan. Dengan memahami visidan misi serta tugas-
tugas yang semestinya diemban dan dilaksanakan. Dengan memahami visi
dan misi serta tugas-tugas yang semestinya diemban maka seorang guru
pada akhirnya juga akan mangarah pada peningkatan mutu profesinya.
Seorang guru yang profesional dituntut untuk terus menerus memahami
dan meningkatkan mutu profesinya. Peningkatan mutu profesi dapat
dilakukan melalui pendidikan lanjutan, pendidikan kedinasan, diklat-
diklat, penataran dan lain sebagainyaUntuk meningkatkan mutu profesi
kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi
selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

1.2.2 Fungsi Kode Etik Guru


Kode etik dimaksud berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
hubungannya dengan peserta didik, orang tua atau wali siswa,sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuaidengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan. Fungsi kode etik guru lebih
menekankan pada pentingnya kode etik yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas professional sebagai anggota profesi dalam meminta
pertanggung jawaban.
1. Memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi
2. Terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
3. Mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat sehingga jasa profesi
guru dapat diakui dan digunakan dalam membantu memecahkan masalah
dan mengembangkan diri.
4. Agar setiap guru memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesi yang
dimilikinya
5. Agar setiap guru bisa terhindar dari adanya campur tangan dari pemerintah
serta sejumlah profesi lainnya.

3
1.3 Hak dan Kewajiban Guru
1.3.1 Hak Guru
Guru merupakan jabatan professional, maka setiap guru harus mengetahui
dengan benar hak dan kewajibannya selaku tenaga professional. Menurut Undang-
Undang Guru da Dosen Nomor 14 tahun 2015, pasal 14 ayat (1) menegaskan bahwa
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah Pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas.
8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi, dan/atau
11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

1.3.2 Kewajiban Guru


Kewajiban guru menurut UUGD NOmor 14/2005 Pasal 20 adalah sebagai
berikut sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelaminn, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk
persatuan dan kesatuan bangsa

4
1.4 Kode Etik Guru
Guru menyadari, bahwa Pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru
berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Rebuplik Indonesia terpanggil
untuk menunaikan karyanya dengan dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membina peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
Maksud dari rumusan ini, guru harus mengabdikan dirinya secara ikhlas
untuk menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya,baik jasmani
maupun rohani, baik fisik maupun mental agar menjadi insan pembangunan
yang menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan berbagai
aktivitasnya dengan mendasarkan pada sila-sila dalam Pancasila. Guru
harus membimbing anak didiknya ke arah hidup yang selaras, serasi dan
seimbang
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
Berkaitan dengan item ini, maka guru harus mampu mendesainprogram
pengajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap dirianak didik.
Yang lebih penting lagi guru harus menerapkankurikulumsecara benar,
sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak didk.
3. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah, maksudnya bagimana
guru itu dapat menciptakan kondisi-kondisi optimal, sehingga anak itu
marasa belajar, harus belajar, perlu dididik dan perlubimbingan usaha
menciptakan suasana kehidupan sekolah bagaimana dimaksud di atas, akan
menyangkut dua hal, yaitu:
a) Yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di kelas secara
langsung.
b) Menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas, yakni meliputi
sekolah secara keseluruhan.
4. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan
Maksudnya guru sebagai aparat departemen pendidikan dan kebudayaan
dan pelaksanaan langsung kurikulum dan proses belajar mengajar, harus
memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan
oleh pemerintah mengenai bagaimana manangani persoalan-persoalan
pendidikan. Dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan itu, diharapkan proses pendidikan berjalan lancar sehingga bisa
menopang pelaksanaan pembangunan bangsa secara integral.

5
5. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya
Dalam pertemuan itu dibicarakan berbagai program yangbermanfaat,
terutama bagaimana upaya meningkatkan mutu organisasitersebut.
Peningkatan mutu organisasi profesional itu, di samping untuk melindungi
kepentingan anggota (para guru) juga sebagai wadahkegiatan pembinaan
dan peningkatan mutu profesionalisme guru.

REFERENSI
https://ilmu-pendidikan.net/profesi-kependidikan/guru/hak-dan-kewajiban-
profesi-seorang-guru
https://inanesia.com/fungsi-dan-manfaat-kode-etik-guru/
Sardiman A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo
Persada:Jakarta

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1994.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

http://repository.uin-suska.ac.id/4440/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai