Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG SISTEM ABS

(ANTI LOCK BRAKE SYSTEM)

DISUSUN OLEH :

Immawan Dwi Santoso 17509134007

Sapto Aji 17509134032

TEKNIK OTOMOTIF – D3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Materi Perkuliahan Kemudi Rem
dan Suspensi.
Tugas ini merupakan salah satu meto diperkuliahan yang sangat bermanfaat untuk
mengetahui materi dalam perkuliahan. Dalam pembuatan tugas ini banyak pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, arahan serta motivasi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang mendukung
telebih pada dosen pengasuh mata kuliah Kemudi Rem dan Suspensi , Bapak Dr.Drs.
Tawardjono Usman M.Pd.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saya berharap kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan
tugas ini. Atas perhatiannya saya mengucapkan banyak terimakasih.

Yogyakarta, 8 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 1
C. Manfaat ............................................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Anti-Lock Brake System ..................................................................................................... 2
B. Kelebihan dan Kekurangan Sistem ABS............................................................................................... 3
C. Tipe Anti-lock Brake System ................................................................................................................ 4
D. Konstruksi Sistem ABS ........................................................................................................................ 6
E. Diagram Sistem Kerja ABS................................................................................................................. 11
F. Sistem Kerja ABS................................................................................................................................ 11
BAB III ........................................................................................................................................................ 16
PENUTUP ................................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ......................................................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini dilatar belakangi oleh tugas Kuliah untuk membahas
tentang Anti Lock Brake System (ABS) namun sebelum masuk kedalam pembahasan
tersebut kami akan mengulas tentang rem merupakan salah satu bagian kendaraan
yang sangat penting pada sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang
saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan
sesuai dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya
lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda
yang berputar. Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut:
1. Dapat bekerja dengan cepat.
2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama
dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh
masing-masing roda.
3. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4. Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman
Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan
jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah merupakan untuk bahan presentasi
serta penilaian, selain itu diharapkan makalah ini menjadi modal pembelajaran
mahasiswa.

C. Manfaat
Pembuatan makalah ini tentunya sangat bermanfaat bagi seluruh orang karena kita
tahu bahwa kendaraan transportasi sudah menjadi hal yang tak asing bagi kita,
diharapkan kita semua dapat memanfaatkan makalah ini sebagai dasar pengetahuan
tentang system rem yang merupakan satu dari sekian banyak komponen penting yang
harus diperhatikan dalam sebuah kendaraan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anti-Lock Brake System

Di era sekarang ini sudah banyak pesawat-pesawat atau teknologi ciptaan manusia
yang dibuat untuk membantu atau menunjang aspek kehidupan manusia. Khususnya
pada industri transportasi, yang menunjang mobilisasi kehidupan manusia untuk
mendapatkan waktu yang se-efisien mungkin dalam kehidupannya. Banyak sudah
teknologi-teknologi yang tercipta untuk membantu kehidupan umat manusia pada
kendaraan ringan. Mulai dari teknologi penghemat bahan bakar, sistem kemudi otomatis,
sistem pengaturan pengendaraan dinamik dan masih banyak yang lainnya lagi. Seperti
teknologi pencegah terkuncinya sistem pengereman pada kendaraan atau biasa disebut
Anti-lock Brake System.

Teknologi Anti-lock Brake System dirancang untuk mencegah terjadinya


penguncian roda pada saat pengereman yang cukup kuat dalam kondisi jalan yang
berbeda-beda antara permukaan roda satu dengan yang lainnya. Permukaan jalan yang
tidak rata saat dilakukan pengereman, roda yang selip cendrung akan terkunci akibat
sistem pengereman yang berbeda dalam memberikan gaya pengereman, sehingga akan
mengakibatkan kendaraan berputar atau tidak stabil dan hal ini cukup berbahaya bagi
keselamatan penumpangnya. Pada Pembahasan kali ini tidak akan menjabarkan secara
terperinci dan jelas, lebihnya pemahaman dan pengayaan sistem-sistem pengetahuan
dasar pada kendaraan minimal harus diketahui terlebih dahulu.

Sistem kontrol ABS (Anti-lock Brake System) merupakan sistem pengontrolan


tekanan fluida rem yang berasal dari master silinder untuk diteruskan ke silinder roda /
caliper rem agar tidak terjadi penguncian gesekan antara cakeram dan pad yang ditekan
oleh silinder roda / caliper rem selama pengereman sedang difungsikan, sehingga
kendaraan pun dapat dikontrol dengan baik dan cepat / dapat terhenti. Dengan input
masukan sinyal wheel sensor yang ada pada roda kendaraan sehingga komputer dapat
memproses perbedaan putaran antara masing-masing roda untuk memberikan tekanan
yang sesuai agar tidak terjadi penguncian roda kendaraan saat dilakukan pengereman.

Sejarah singkat mengenai ABS


1) 1952 ABS untuk kapal terbang oleh Dunlop
2) 1969 Rear-wheel-only ABS oleh Ford & Kelsey Hayes
3) 1971 Four-wheel ABS oleh Chrysler & Bendix
4) 1978 Produksi massal Bosch ABS Systems dengan Mercedes Benz
5) 1984 Sistem terpadu ABS oleh ITT-Teves

2
6) Sejak awal tahun 1990 ABS mulai ditawarkan ke mobil ukuran kecil dan
menengah karena biaya sudah murah dan untuk menambah efisiensi

Kekurangan sistem rem biasa

1. Jika roda depan terkunci mobil tidak mungkin bias dikendalikan.


2. Jika roda belakang yang terkunci mobil akan tidak stabil dan dapat tergelincir
kesatu sisi.

Tujuan sistem ABS


1. Menghindari penguncian atau blokir roda pada saat dilakukan pengereman
mendadak
2. Menghindari penguncian atau blokir roda pada saat dilakukan pengereman
mendadak
3. Menjamin kestabilan dan pengendalian kendaraan pada kondisi jalan betapapun
kejadiannya
4. Memanfaatkan secara luar biasa kemampuan pengereman pada roda-roda dan
jalan, demi kestabilan dan pengemudian pada jarak pengereman yang relatif
dekat
5. Beradaptasi secara cepat untuk mengubah pengereman terhadap kondisi jalan,
seperti jalan kering maupun es yang licin.
6. Tetap Stabil dan terkendali sewaktu kendaraan menikung

B. Kelebihan dan Kekurangan Sistem ABS


Kelebihan sistem ABS
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya penguncian roda
(wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan jalan.
Hasil saat pengeraman adalah:
1. Mobil tetap stabil (Vehicle Stability)
2. Arah kemudi stabil (Steerability)
3. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,
bersalju)
4. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan)

Kekurangan sistem ABS


1) Harga lebih mahal

3
2) Konstruksi rumit
3) Lebih cepat rusak
4) Perbaikan mahal
5) Tidak bias digunakan untuk slalom

Sudut pandang pengereman

Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda-roda yang mengalami
selip akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar . namun dengan
sistem ABS mobil akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti .

C. Tipe Anti-lock Brake System


Anti-lock Brake System memiliki beberapa tipe, diantaranya:

1. Rem ABS dengan 4 Sensor 4 dan Channel ( Independent Control )

4
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving) yang
memakai X-brake lines. Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4
hydraulic controlchannel dan masing-masing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini
mempunyai tingkat keamanan dan jarak pemberhentian yang lebih pendek di berbagai
macam kondisi jalan. Namun apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara
kanan dan kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi
kendaraan sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah, kebanyakan mobil
yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS memasukkan satu select low logic pada
roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai macam kondisi jalan.

2. Rem ABS dengan 4 Sensor dan 3 Channel ( Roda depan : Independent, Roda
belakang : Select low )

Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FR (Front engine Rear driving) yang
memakai H-brake lines. Kebanyakan berat kendaraan terpusat di roda depan dan berat
titik tengah kendaraan saat direm juga berpindah ke depan hampir 70%, gaya
pengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya adalah kebanyakan tenaga
pengereman dibangkitkan oleh roda depan, sehingga agar ABS bisa efektif, maka
diperlukan pengaturan tersendiri ( independent control) pada roda depan. Namun
demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga sangat penting
untuk memastikan kendaraan aman saat dilakukan pengereman. Karena itulah apabila
saat ABS roda belakang bekerja di permukaan jalan yang licin, maka independent
control pada roda belakang mengatur agar gaya pengereman roda-roda belakang tidak
merata sehingga mobil mengalami yawing. Untuk menhindari gerakan yawing ini dan
untuk menjaga agar mobil tetap aman saat ABS bekerja di berbagai kondisi jalan,
maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang
mengalami Lock-Up. Konsep pengaturan ini dikenal dengan ‘Select-low control’.

3. Rem ABS dengan 3 Sensor dan 3 Channel ( Roda depan: Independent, Roda
belakang : Select Control )

5
Mobil yang dilengkapi dengan H-brake line sistem mempunyai sistem kontrol
ABS jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang.
Roda belakang dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line
sistem, diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda
belakang dikarenakan masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang
berbeda.

4. Rem ABS dengan 1 Sensor dan 1 Channel ( Roda belakang : Select Low Control
)

Dipakai untuk mobil yang dilengkapi dengan H-brake line sistem, hanya untuk
mengontrol tekanan roda belakang. Pada rear differential dipasang satu wheel speed
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda. Cara kerjanya adalah saat
dilakukan pengereman mendadak roda depan akan terkunci, sehingga kestabilan
kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang mempunyai
daya gesek rendah (low) juga akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan membantu
untuk penghentian lurus.

D. Konstruksi Sistem ABS

6
Komponen sistem control ABS:

1. Master selinder

Master selinder berfungsi :


a. Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan pengemudi.

7
b. Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan.

2. Unit control tekanan hidraulis (aktuator)


Disebut juga modulator hidraulis berfungsi untuk mengubah perintah unit control
electronic (ECU). Kebebasan pengemudi menggunakanya untuk mengontrol tekanan
pada rem roda melalui katup dan selenoid. Modulator Hidraulis ini sebagai penghubung
hidraulis antara silinder master dan silinder roda. Karena tempatnya ada dibagian motor
sehingga penghubung hidraulis kesilinder master dan silinder roda dapat tetap pendek.

Unit control hidraulis mempunyai komponen utama, yaitu:


a. Reservoir Fluida
Fluida pada reservoar juga digunakan untuk sistem rem secara
keseluruhan. Selain itu untuk unit control hidraulis dan pompa yang
dipergunakan untuk mengatur tekanan fluida pada sistem rem.
b. Motor Listrik dan Pompa Pengembali
Motor dan pompa bekerja secara bersama-sama menyediakan tekanan
hidraulis tinggi untuk accumulator dan mengembalikan fluida ke reservoar.
Bekerjanya pompa pengendali ini berdasarkan besarnya arus yang dibangkitkan
oleh sensor kecepatan. Pompa bekerja pada sensor kecepatan kecepatan roda ke
unit control electronik sebesar 5A.
c. Accumulator
Berfungsi untuk menyimpan tekanan hidraulis pada sistem ABS untuk
menghindari bila terjadi pengurangan tekanan.
d. Selenoid dan Katup
Dioperasikan oleh unit control electronik yang berfungsi untuk mengontrol
tekanan hidraulis pada rem roda

8
e. Katup Penutup dan Piston Control serta kelengkapan
Katup Penutup dan Piston Control serta kelengkapan, berfungsi untuk
mengontrol tekanan hidraulis dari silinder master ke silinder roda.

3. ABS control module

ABS control module berfungsi :


a. Mendapat informasi dari sensor putaran.
b. Menghitung tekanan ideal pada roda.
c. Mengirimkan perintah pengatur ke unit control tekanan rem
d. ABS control module selalu memeriksa fungsi diri secara otomatis
e. Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran dengan
lampu control pengemudi.

4. Wheel Speed Sensor

Berfungsi mendeteksi kecepatan putaran masing-masing roda melalui sensor dan


roda gigi (rotor) yang terpasang ada roda sebagai sumber input sistem. Sehingga
didapat masukan putaran masing-masing roda jika terdapat slip atau perbedaan putaran
antara masing-masing roda, dari inputan ini ECU akan memberikan sinyal masukan
untuk control modul hidrolik yang selanjutnya akan dikirimkan tekanan fluida (tinggi-

9
rendahnya tekanan) pada masing-masing jalur sistem pengereman untuk mencegah
terjadinya slip.

5. Wheel Cylinder

Selinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu rem. Selinder roda
dihubungkan dengan Unit Control Hidraulis ( Hidrolic Unit).

6. Lampu control

Lampu control berfungsi sebagai indicator ABS, bila terjadi kerusakan pada sisitem
rem ABS. lampu indicator akan menyala.

7. Sensor putran aksel belakang

Sensor putran aksel belakang berfungsi menghitung putran roda secara induktif dan
mengirim signal ke ABS control module.

10
E. Diagram Sistem Kerja ABS

Beberapa fungsi komponen hidrolik:

1. Solenoid Valve, mengatur tekanan minyak rem di caliper dengan mengatur posisi
anchor.
2. Pompa, menurunkan tekanan minyak rem caliper dengan mengalirkan minyak
rem ke accumulator.
3. Accumulator, mensuplai minyak rem tekanan tinggi ke caliper bila diperlukan.
4. Resevoir Tank, tempat penyimpanan minyak rem sementara untuk menurunkan
minyak rem dalam caliper secara perlahan.
5. Feeling Valve, mencegah tekanan accumulator berbalik ke master silinder
sehingga rem tidak menyentak.
6. By Pass Check Valve, sebagai jalur kembali minyak rem dari caliper ke master
silinder saat rem dilepas.
7. Relief Valve, sebagai pecegah kelebihan tekanan dari accumulator yang dapat
menyebabkan rem menyentak.

F. Sistem Kerja ABS

1. Rem Bekerja Normal (ABS Tidak Berfungsi)

Karena sistem masukan yang berupa putaran rotor dan sensor tidak membaca
terjadinya slip antara putaran masing-masing roda, sehingga control otomatis ABS
tidak bekerja. Sistem pengereman pada proses kerja ini hanya berkerja seperti
kendaraan yang tidak menggunakan ABS. Tekanan dari Master silinder diteruskan
langsung menuju caliper rem.

11
2. Rem Bekerja (Tekanan Tetap / Roda Mulai Slip)

Sistem rem sudah mulai mengalami slip pada masing-masing roda, akan tetapi
perbedaan putaran antara masing-masing roda tidak memberikan masukan yang
cukup besar. Pengaturan fluida rem ini terjadi oleh pengaturan solenoid karena
tekanan yang tetap pada keempat roda akibat penurunan tekanan oleh roda yang mulai
selip tidak cukup besar. Aliran fluida rem dapat dilihat gambar diatas.

3. ABS Bekerja (Tekanan Menurun / Roda Slip Secara Cepat)

12
Putaran-putaran roda yang terjadi saat pengereman ini berbeda-beda, sehingga
mengakibatkan roda-roda mengalami selip. Karena terjadinya putaran slip ini
mengakibatkan tekanan yang dari master silinder akan membalik tidak dapat menuju
caliper dan kembali ke by-pass check valve. Putaran yang berbeda tersebut dibaca
oleh wheel speed sensor dan memberikan masukan ke modul ECU untuk memproses
pemberian tekanan akibat perbedaan putaran. ECU yang telah menerima respon dari
wheel speed sensor akan mengaktifkan motor dan pompa, sehingga tekanan akan
disuplai kembali kedalam sistem rem. Akan tetapi pemberian tekanan ini tidak
sepenuhnya tinggi tetapi putaran pompa diatur oleh ecu unuk berkerja secara
fluktuatif agar roda-roda kendaraan tidak terjadi penguncian. Aliran fluida data dilihat
pada gambar.

4. ABS Bekerja (Tekanan Meningkat / Roda Slip Sesaat)

13
ABS bekerja tekanan meningkat dan roda selip sesaat. Proses kerja ini terusan
dari proses kerja ABS Tekanan Menurun dan Roda Slip Secara Cepat. Setelah
perbedaan putaran dibaca oleh wheel speed sensor mendekati keseimbangan sensor
memberikan input ke ECU dan selanjutnya ECU memberhentikan atau memutus
aliran listrik ke motor dan pompa sehingga tekanan tinggi hanya disuplai oleh
accumulator tanpa pompa dari ABS. Aliran dapat dilihat gambar diatas.

5. Rem Dilepas

Setelah wheel sensor membaca tidak ada lagi perbedaan putaran antara
masing-masing roda, maka selanjutnya sistem ABS tidak berfungsi. Saat pedal rem
dilepas, tekanan fluida rem dari caliper rem akan kembali lagi menuju master rem /
reservoir tank. Aliran dapat dilihat pada gambar.

Kerusakan yang Mungkin Terjadi


Apabila terjadi kerusakan pada salah satu bagian pada ABS, ABS control unit
akan mencari problem kerusakan tersebut dengan sendirinya. Jika problem tersebut
terdeteksi, lampu peringatan panel instrument (dashboard) akan menyala sehingga

14
pengemudi akan mengetahuinya. Dalam keadaan tersebut, sistem pengereman akan
bekerja secara manual atau konvensional.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
ABS (Anti-Lock Brake System) merupakan sebuah system kendaraan dalam
hal pengereman yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat
pengereman. Tujuannya adalah memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan
kontrol pengendalian pada saat pengereman mendadak dan digunakan untuk
memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan pengemudi menginjak
pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan selip dan lepas kendali
seperti bila kita melakukan pengereman pada kendaraan non ABS (Anti-Lock Brake
System ).
Cara kerjanya adalah pada kendaraan terdapat electronic unit, speed sensor
dan hydraulic valve pada brake circuit. Electronic unit memonitor kecepatan dari roda
pada saat pengereman,jika berbeda maka rem akan me’release’, dan selanjutnya
mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita melakukan pengereman sedikit-
sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS tersebut bisa melakukan
pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’ sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan
teknologi ini berguna untuk mencegah ban terkunci.

B. Saran
Diharapkan makalah ini jangan hanyan dijadikan sumber utama, tetapi juga
sebaiknya dikolaborasikan dengan makalah-makalah terkait. Apabila pembaca dalam
memahami mendapatkan kata-kata atau hal yang kurang benar dapat diklarifikasikan
kepada pembuat.

16
Daftar Pustaka

https://afriastinasophy.wordpress.com/2011/05/07/abs-anti-lock-breaking-system/
https://automotivexist.blogspot.com/2016/12/jenis-rem-abs-anti-locking-brake-
system.html
http://herusantoso46.blogspot.com/
https://desetyawan.wordpress.com/2016/11/30/sistem-kontrol-otomatis-abs-anti-lock-
brake-system-pada-kendaraan/
https://www.scribd.com/doc/276220554/sistem-rem-ABS
http://intersport.id/automotive/cara-kerja-rem-abs
https://www.academia.edu/35216693/Makalah_Anti_Lock_Braking_System_On_Motor_
Vehicle_sistem_pengereman_ABS_
https://www.scribd.com/doc/196301450/Makalah-Casis-Sistem-Rem-ABS
https://dokumen.tips/documents/makalah-casis-sistem-rem-abs.html
https://ariakhabunhasan354.wordpress.com/2013/10/07/makalah-abs-antolock-breaking-
system/
http://automotivexist.blogspot.co.id/2016/01/fungsi-abs-anti-lock-braking-system.html

17

Anda mungkin juga menyukai