A. Latar Belakang
Lansia merupakan kelompok berisko tinggi yang merupakan bagian atau
indikator strategi pembangunan kesehatan tahun 2015 – 2019, indikator
meningkatnya derajat kesehatan yaitu dengan meningkatnya angka harapan
hidup, artinya dengan meningkatnya lansia di Indonesia maka status angka
harapan hidup meningkat. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia yang
dikeluarkan Kemenkes pada tahun 2016 jumlah penduduk lansia di indonesia
mencapai 22,5 juta jiwa. Tetapi kendala yang dihadapi angka harapan hidup
meningkat tidak disertai dengan status kesehatan yang meningkat, ini terbukti
dari hasil Riskesdas 2018 angka kejadian penyakit meningkat.
B. Instrumen
1. Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ) merupakan salah
satu pengujian sederhana yang telah dipergunakan secara luas untuk mengkaji
status mental. Pengujian ini terdiri dari 10 pertanyaan yang berkenaan dengan
orientasi, riwayat pribadi, ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang dan
penghitungan.
Pada umumnya setelah seseorang memasuki masa lansia, maka ia
mengalami penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif meliputi proses
belajar, persepsi, pemehaman, pengertian, perhatian dan lain-lain. Hal ini
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat.
Kemampuan kognitif berubah secara bermakna bersamaan dengan
lajunya proses penuaan, tetapi perubahan tersebut tidak seragam. Sekitar 50%
dari seluruh populasi lansia menunjukkan penurunan kognitif sedangkan
sisanya tetap memiliki kemampuan kognitif sama seperti usia muda.
Penurunan kognitif tidak hanya terjadi pada individu yang mengalami
penyakit yang berpengaruh terhadap proses penurunan kognitif tersebut,
namun juga terjadi pada individu lansia yang sehat. Pada beberapa individu,
proses penurunan fungsi kognitif tersebut dapat berlanjut sedemikian hingga
terjadi gangguan kognitif atau demensia (Pramanta dkk., 2002).
2. Mini Mental State Examination (MMSE)
a. Definisi
Mini Menta State Exam (MMSE) merupakan alat pengkajian status
mentallansia untuk mengetahui keadaan umum tingkat lansia yang
menandakan lansiadalam keadaan sadar penuh terhadap kondisi dan
keadaan lansia terkait dengan proses penuaan yang dialaminya.
Mini Mental Stage Examination (MMSE) adalah pemeriksaan yang
dilakukan petugas medis untuk menilai status mental pasien. MMSE mer
upakan penilaianyang sederhana dan sangat banyak digunakan untuk
menilai status mental pasien.
MMSE dilakukan untuk menilai bagaimana orientasi waktu dan te
mpat,!engujian Memori jangka pendek dan jangka panjang, berhitung,
Kemampuan bahasa, dan Kemampuan Konstruksional. MMSE sering
digunakan untuk menilai penurunan status mental pada lansia seiring
bertambahnya umur pasien tersebut.
Mini Mental State Examination(MMSE) adalah salah satu
alat yang palingumum untuk pemeriksaan penurunan kognitif pada
dewasa tua dan lanjut usia.
MMSE dikembangkan untuk membedakan antara lanjut usia
dengan
atautanpa gangguan neuropsikiatri awal dalam proses penyakit. Dengan
mengetahui lebih awal gangguan neuropsikiatri orang tersebut maka dapa
tmeningkatkan waktu pengobatan farmakologis dan non farmakologis
untuk menunda terjadinya gangguan neuropsikiatri tersebut terutama
gangguan kognitif. Hal ini juga digunakan selama masa tindakan pada
pasien yang menderita gangguan kognitif untuk menilai perkembangan
penyakit.
MMSE mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menilai lima
bidang fungsi kognitif (orientasi, memori langsung, perhatian, konsentrasi,
daya ingat dan bahasa) dan beberapa komponen ini telah diteliti ulang dan
menunjukan bahwa pada demensia memang terdapat beberapa gangguan
tersebut.
b. Tujuan
1) Mengidentifikasi status mental lansia
2) Merumuskan permasalahan mental yang dialami lansia
3) Menentukan tindakan selanjutnya pada lansia
c. Indikasi
1) Gangguan kognitif akibat penyakit neurodegenerative
2) Demensia
3) alzeimer
d. Manfaat
1) Klinis
Memberikan informasi pada kalangan medis tentang hubungan usia
dengan skor MMSE pada lansia
2) Akademis
Sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan hubungan usia dengan skor MMSE pada lansia
3) Masyarakat
Tentang fungsi informasi pada masyarakat mengenai pentingnya
mengenal tentang fungsi kognitif dengan faktor resiko hipertensi dan
bagaimana cara deteksi dini, sehingga tidak jatuh dalam kondisi
demensia.
e. Hal yang harus diperhatikan
1) Penilaian disesuaikan dengan penilaian fungsi intelektual pada
pengkajian status kognitif dengan SPMQ (Short Portable Mental Stetus
Questinnaire)
2) Penilaian penhkajian status mental dengan pendekatan MMSE dapat
digunakan untuk mengidentifikasi fungsi kognitif dan mental lansia.