PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan latar belakang diatas dan data yang didapat dari RSUD Tidar
kota Magelang bahwa tahun 2015 angka kejadian pneumonia termasuk penyakit
10 besar terbanyak di rumah sakit tersebut maka mendorong untuk dilakukan
penelitian evaluasi penggunaan antibiotik pada balita penderita pneumonia di
instalasi rawat inap RSUD Tidar kota Magelang tahun 2016. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan kerasionalan
pengobatan dan ketepatan pemilihan obat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pneumonia
a. Definisi
klasifikasi penyakit pneumonia dibedakan untuk golongan umur < 2 bulan dan
umur 2 bulan sampai 5 tahun, adalah sebagai berikut:
b. Pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, ada
napas cepat :
c. Batuk bukan pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam, tidak ada napas cepat :
(Kemenkes RI, )
Anak dengan pneumonia akan lebih sulit bernapas jika mengalami demam
tinggi (> 38,5ºC) , sehingga perlu diterapi dengan paracetamol tiap 6 jam selama 3
hari dengan dosis yang sesuai, sampai demamnya reda. Demam itu sendiri bukan
indikasi untuk pemberian antibiotik, kecuali pada bayi yang berumur kurang dari
2 bulan. Bayi yang berumur kurang dari 2 bulan jika menderita demam maka
harus dirujuk, jangan diberikan paracetamol untuk mengatasi demamnya
(Kemenkes RI, 2010).
b. Patofisiologi
gangguan pada sel polymorphonuclease (PMN), cairan edema, fibrin, eritrosit dan
terdapat kuman di paru-paru bagian alveoli (Rahajoe et al, 2008).
c. Etiologi
Staphylococcus aureus
Mycobacterium tubercolosis
Streptococcus pneumonia
Haemophillus influenza
Legionella pneumonia
A fluenza tipe A, B, C
d
e
r
o
v
(Syamsudin dan Keban, 2013)
i
n
a
I
n
d. Diagnosis
1. Gambaran klinis
Gejala pneumonia yang timbul adalah batuk, wheezing, pilek, sakit kepala,
demam, myalgia (pada anak), nyeri abdomen dan malaise (Suriadi, 2006).
Gambaran klinis ditandai dengan suhu tubuh tinggi melebihi 40ºC, demam, sesak