Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faktor yang harus diperhatikan dalam mendirikan suatu pabrik adalah
adanya peluang pasar/market share. Salah satu kebutuhan pokok masyarakat
dunia adalah gula. Besarnya peran gula dalam dunia mendorong munculnya
gula-gula alternative sebagai bahan pemanis buatan. Berdasarkan proses
produksi dikenal suatu jenis yaitu sintesis dan natural. Pemanis sintesis
dihasilkan dari proses kimia, contohnya gula siklamat, aspartam, alimat, dan
sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari
tanaman dan buah secara enzimatis, contohny asukrosa, glukosa, fruktosa,
sorbitol, manitol, danisomalt. Sorbitol yang dikenal juga sebagai glusitol,
adalah suatu gula alkohol yang dimetabolisme lambat di dalam tubuh. Sorbitol
diperoleh dari reduksi glukosa, mengubah gugus aldehid menjadi gugus
hidroksil, sehingga dinamakan gula alcohol [1] .
Sorbitol sendiriadalahgulaalkohol yang berbentuk cairan putih dan
terasa manis, biasa juga dikenal sebagai D-Sorbitol, L-Glucitol, Cholaxine, dan
Sorbit. Sorbitol termasuk gula rendah kalori yang hanya memiliki 2/3 dari kalori
gula sehingga biasa digunakan sebagai pemanis buatan pada produk-produk
seperti pemanis untuk penderita diabetes, pemanis obat sirup, permen bebas
gula dan lain-lain.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia ditopang oleh
besarnya konsumsi masyarakat Asia. Masyarakat akan tetap mengkonsumsi
kebutuhan sehari – hari seperti pasta gigi, vitamin C, sereal, permen, dan lain–
lain karena merupakan kebutuhan dasar, sedangkan sorbitol merupakan bahan
baku pembuatan kebutuhan sehari-hari tersebut.Semakin tinggi tingkat
konsumsi masyarakat maka akan berdampak pada peningkatan permintaan
produk sorbitol dan turunan lainnya [4]. Melihat dari besarnya pasar yang bisa
dicakup oleh sorbitol dan juga adanya sorbitol yang diimpor dari luar negeri.
Sehingga pabrik sorbitol masih memiliki prospek yang bagus baik dalam negeri
maupun luar negeri maka perlu didirikannya pabrik sorbitol di Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan sorbitol dalam negeri dan luar negeri.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana kondisi operasi yang terjadi pada proses hidrogenasi?
2. Bahan baku apa yang digunakan serta produk yang dihasilkan dari proses
tersebut?
3. Bagaimana mekanisme reaksi bahan baku untuk menjadi sebuah produk?
4. Apa saja alat yang digunakan dan bagaimana prinsip kerja alat tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa saja bahan baku yang dihasilkan.
b. Untuk mengetahui proses hidrogenasi dan mekanisme reaksinya.
c. Untuk mengetahui rangkaian alat yang digunakan di pabrik dengan
proses hidrogenasi.
2. Manfaat
a. Bagi mahasiswa, meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan logis
dalam menerapkan konsep ilmu kimia.
b. Menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
c. Memahami proses dan mekanisme reaksi dari suatu pabrik.
d. Menambah referensi mengenai pabrik dengan proses hidrogenasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hidrogenasi
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik. Reaksi
ini terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap
dari molekul yang tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh.
Proses hidrogenasi merupakan salah satu proses yang penting dan banyak
digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik. Proses ini
umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
Hidrogenasi juga terbagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Hidrogenasi transfer
2. Hidrogenasi minyak
3. Hidrogenasi etena

B. Sorbitol
Sorbitol merupakan kelompok heksional secara alami dengan rumus
molekul C6H14O6 atau C6H8(OH)6. Sorbitol dan manitol adalah satu-satunya
polyols yang dapat ditemukan secara alami dalam jumlah yang cukup. Sorbitol
telah banyak digunakan lebih dari 50 tahun dalam makanan dan produk-produk
sejenis. Sorbitol ditemukan pada tahun 1872 di pegunungan berry oleh Joseph
Boosingault seorang ahli kimia dari Perancis.
Sorbitol merupakan gula alkohol dan banyak digunakan oleh berbagai
industri kimia seperti industri makanan, kosmetik, pasta gigi, tembakau, dan
industri tekstil sebagai humektan (pelembab) dan pelembut (Ullmann's, 2003).
Sorbitol merupakan gula rendah kalori sehingga berguna bagi orang-orang
penderita diabetes dan untuk keperluan diet khusus, dan selain itu Sorbitol
sering digunakan sebagai pemanis obat berbentuk sirup (Kirk & Othmer, 1987).
Sorbitol banyak digunakan dalam kehidupan manusia, sorbitol diproduksi
dalam bentuk padat dan cairan. Adapun kegunaan sorbitol sebagai berikut:
1. Industri makanan
2. Kosmetik
3. Farmasi
4. Medis
5. Teknis
BAB III
URAIAN PROSES

A. Bahan Baku dan Produk


Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan sorbitol adalah
sirup glukosa, sedangkan bahan baku penunjang yang digunakan yaitu gas
hidrogen dan karbon aktif dengan katalis Raney Nikel. Produk utama yang
diinginkan berupa sorbitol dan produk samping yang terbentuk adalah maltitol.
Sifat-sifat fisik dan kimia bahan baku serta produk dapat dilihat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1 Spesifikasi bahan baku dan produk

Produk Sorbitol yang dihasilkan dapat beredar dipasaran apabila sudah


memenuhi standar produk Sorbitol yaitu SNI 06-4258-2010. Berikut standar
produk Sorbitol yang dapat dilihat pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2 Standarproduk Sorbitol (SNI 06-4258-2010)


Metode Analisa
Parameter Spesifikasi
ASTM
Fasa Cair Visual
pH 5-7 D-1172
Kenampakan Tidak berwarna dan tidak berbau Visual
Kemurnian Sorbitol (%) 70 D-4492
Kandungan Air (%) Max. 30 D-6304
Kandungan Maltitol (%) Max. 50 D-1125
Densitas (g/mL) 1,470 D-1298
Sumber : Badan Standar Nasional Indnesia, 2010

B. Uraian Proses
1. Pengolahan Awal (Pre Treatment)

Glukosa diperoleh dari PT. Suba Indah dalam bentuk sirup dengan
kemurnian sebesar 50%, kandungan air 46,97%, maltosa 3%, dan dekstrin
0,03%. Bahan baku sirup glukosa di simpan pada tangki penyimpanan
bahan baku glukosa (T-01) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm (PT. Suba
Indah, 2017). Dari tangki penyimpanan glukosa (T-01) dialirkan
menggunakan pompa (P-01) untuk menaikkan tekanan sirup dari 1 atm
menjadi 70 atm sesuai dengan input dalam reaktor (R-01). Kenaikan
tekanan dibarengi dengan kenaikan suhu, namun suhu keluaran dari pompa
(P-01) belum sesuai dengan input reaktor (R-01) sehingga selanjutnya sirup
glukosa dialirkan menuju heat-exchanger (HE-01) untuk menaikkan suhu
sirup glukosa dari suhu 32,23oC menjadi suhu 130oC sesuai dengan input
reaktor (R-01). Sedangkan hidrogen (H2) diperoleh dari PT. Samator Gas
Industri.

Gas H2 disimpan di dalam tangki penyimpanan gas H2 (T-02)


dengan kemurnian 99,99% pada tekanan 20 atm dan suhu 35℃ (PT.
Samator Gas Industri, 2017). Kemudian gas H2 dialirkan menuju kompresor
(C-01) untuk menaikkan tekanan menjadi 70 atm. Kenaikan tekanan
dibarengi dengan kenaikan suhu, oleh karena itu digunakan heat-exchanger
(HE02) untuk menurunkan suhu hydrogen dari 215,2oC menjadi 130℃
sehingga sesuai dengan suhu input reaktor (R-01). Kedua bahan baku
tersebut tidak membutuhkan proses pre-treatment terhadap pengotornya
karena pengototrnya tidak berbahaya, tidak korosif, dan tidak akan merusak
katalis. Sehingga proses pre-treatment yang dilakukan hanya untuk
mengubah kondisi bahan baku menjadi kondisi operasi yaitu sebesar 130oC
dan 70 atm (Chao &Huibers, 1980).

2. Proses Inti / Utama

Unit ini merupakan unit yang paling menentukan dari keseluruhan


proses produksi dimana terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H2
menghasilkan produk utama Sorbitol dan produk samping maltitol. Reaksi
ini dinamakan reaksi hidrogenasi katalitik karena dalam proses yang terjadi
di reaktorini, menggunakan bantuan katalis. Katalis yang digunakan
menggunakan katalis jenis heterogen yaitu Raney Nikel dalam bentuk
padatan dengan ukuran 3,175 mm. Proses pembuatan Sorbitol ini dilakukan
secara kontinyu dengan menggunakan reaktor fixed bed reactor single bed
catalyst. Keadaan reaktor (R-01) adalah adiabatic dengan kondisi operasi
suhu umpan masuk sebasar 130 ℃ dan tekanan sebesar 70 atm (Chao
&Huibers, 1980).

Larutan sirup glukosa dan H2 diumpankan kedalam reactor melalui


atas reactor melewati tumpukan katalis raney nickel untuk dapat
terbentuknya Sorbitol sehingga reaksi utama yang terjadi dapat dilihat
sebagai berikut :

Raney Nikel
C6H12O6(aq) + H2(g)  C6H14O6(aq)
Glukosa murni Hidrogen Sorbitol

Reaksi berlebih pada reaksi utama adalah hidrogen dengan


perbandingan mol rasio antara glukosa murni dengan gas H2 adalah 1 : 1200
dan konversi terhadap glukosa sebesar 98% (Chao & Huibers, 1980).

Reaksi ini bersifat eksotermis karena tiap mol glukosa yang


membentuk sorbitol mrnghasilkan panas sebesar 58,5 kJ/mol (kJ/mol).
Meskipun reaksi ini bersifat eksotermis, tetapi di dalam reaktor tidak
diperlukan pendingin ataupun pemanas karena panas yang di hasilkan hanya
dalam jumlah kecil, oleh karena itu dalam perancangan pabrik sorbitol ini
reaktor dibuat dalam keadaan adiabatik. Reaksi ini bekerja pada keadaan
fasa cair dan produk samping yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Raney Nikel
C12H22O11(aq) + H2(g)  C12H24O11(aq)
Maltosa Hidrogen Malitol

Produk samping yang terbentuk adalah maltitol dengan tingkat


konversi maltosa sebesar 99% dari 3% maltosa (Chao & Huibers, 1980).
Produk samping terjadi karena terdapatnya maltosa di dalam sirup
glukosa. Produk-produk yang keluar dari reaktor (R-01) adalah hidrogen
dan produk sorbitol (glukosa, air, dekstrin, maltosa, maltitol, sorbitol) yang
keluar dari bagian bawah reaktor betemperatur 131,7℃ dan bertekanan 70
atm. Kenaikan temperatur aliran keluar reaktor terjadi karena reaksi
merupakan reaksi eksotermis (Dechamp et al., 1995).

3. Pemurnian Produk

Proses ini bertujuan untuk memurnikan dan memekatkan produk


Sorbitol yang telah terbentuk di dalam reaktor (R-01). Sirup produk yang
keluar dari reaktor masih mengandung gas H2 sehingga perlu dipisahkan
dengan menggunakan flash-drum (FD-01). Kondisi operasi keluar reaktor
yaitu 131,7℃ dan 70 atm oleh karena itu sebelum masuk flash-drum, produk
yang keluar dari reaktor dialirkan menuju heat-exchanger (HE-03) untuk
menurunkan suhunya menjadi 35℃ dan setelah itu masuk ke pressure
reducing valve (VR-01) untuk menurunkan tekanannya menjadi 1 atm dan
suhunya menjadi 33,47℃. Dialirkan menuju pressure reducing valve agar
produk ter-flash sehingga gas H2 akan terpisah dibagian atas flash-drum
sedangkan sirup produk Sorbitol akan keluar di bagian bawah flash-drum.
Gas H2 keluar dari atas flash-drum dengan suhu 30℃ dan tekanan 1 atm,
kemudian di recycle untuk dicampur dengan H2 make-up sehingga tidak
perlu menggunakan H2 fresh dalam jumlah yang besar dan lebih
menguntungkan dari segi ekonomis. Produk Sorbitol keluar dibagian
bawah flash-drum dengan suhu 30℃ dan pada tekanan 1 atm. Dari flash-
drum, sirup produk Sorbitol dialirkan menggunakan pompa (P-02) untuk
diumpankan menuju mixer (M-01). Di dalam mixer, produk sorbitol
dicampur dengan karbon aktif dari tangki penampung karbon aktif (T-03)
menggunakan screw conveyor (SC-01) untuk menghilangkan bau dan
warna yang terkandung dalam sirup Sorbitol. Karbon aktif yang
ditambahkan sebesar 10% dari sirup produk (Chao & Huibers, 1980).

Karbon aktif yang digunakan berbentuk serbuk dengan ukuran 125


mesh. Hal ini dikarenakan karbon aktif yang berupa serbuk dapat
memaksimalkan proses penyerapan. Proses pengadukan terjadi selama 10
menit dikarenakan selama waktu tersebut karbon aktif sudah mampu
menyerap warna produk sorbitol (Chao & Huibers, 1980).

Setelah keluar di mixer dengan suhu 30℃ dan pada tekanan 1 atm,
kemudian sirup produk dialirkan menuju filter press (FP-01) dengan
menggunakan pompa centrifugal jenis slurry (P-03) sebagai alat transportasi
untuk memisahkan karbon aktif yang digunakan dengan sirup Sorbitol yang
telah jernih. Untuk memekatkan produk dengan kemurnian 70%, maka sirup
produk sorbitol yang keluar dari filter press dengan suhu 30℃ pada tekanan
1 atm diumpankan menuju evaporator (EV-01) menggunakan pompa (P-
04). Air yang memiliki titik didih lebih rendah dari produk sirup sorbitol
akan menguap, sehingga diperoleh hasil bawah yang berupa produk sirup
sorbitol dengan kemurnian 70%. Produk hasil keluaran dari evaporator
masih dalam suhu operasi sebesar 105℃ pada tekanan 1 atm. Oleh karena
itu, produk harus didinginkan menggunakan heat-exchanger (HE-04)
hingga suhu 30℃ dengan menggunakan pompa (P-05) untuk
mengalirkannya. Produk yang telah dingin, kemudian disimpan di dalam
tangki Sorbitol (T-04).
BAB IV
SPESIFIKASI ALAT

Spesifikasi untuk masing-masing alat yang digunakan disajikan pada table


4.1 sampai 4.10. Berikut adalah daftar tabel spesifikasi yang di desain :

a. Spesifikasi Tangki Penyimpanan

b. Spesifikasi Flash Drum

c. Spesifikasi Filter Press

d. Spesifikasi Evaporator

e. Spesifikasi Peralatan Penukar Panas

f. Spesifikasi Pompa dan Compressor

g. Spesifikasi Mixer

h. Spesifikasi Conveyor

i. Spesifikasi Valve

j. Spesifikasi Reaktor
a. Spesifikasi Tangki Penyimpanan

Tabel 4.1 Spesifikasi Tangki Penyimpanan

b. Spesifikasi Flash Drum


Tabel 4.2 Spesifikasi Flash Drum

c. Spesifikasi Filter Press


Tabel 4.3 Spesifikasi Filter Press
d. Spesifikasi Evaporator

Tabel 4.4 Spesifikasi Evaporator

e. Spesifikasi Peralatan Penukar Panas


Tabel 4.5 Spesifikasi Peralatan Penukar Panas
f. Spesifikasi Pompa dan Compressor
Tabel 4.6 Spesifikasi Pompa dan Compressor

g. Spesifikasi Mixer
Tabel 4.7. Spesifikasi Mixer

h. Spesifikasi Conveyor

Tabel 4.8 Spesifikasi Conveyor


i. Spesifikasi Valve

Tabel 4.9 Spesifikasi Valve

j. Spesifikasi Reaktor

Tabel 4.10 Spesifikasi Reaktor


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik. Reaksi
ini terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan
rangkap dari molekul yang tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk
yang jenuh.
2. Sorbitol merupakan kelompok heksional secara alami dengan rumus
molekul C6H14O6 atau C6H8(OH)6.
3. Bahan baku utama yang digunakan sirup glukosa, sedangkan bahan baku
penunjang yang digunakan yaitu gas hidrogen dan karbon aktif dengan
katalis Raney Nikel.
4. Produk yang dihasilkan adalah sorbitol dengan menggunakan proses
hidrogenasi,
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu butuh
penyempurnaan dari berbagai pihak yang dapat dilakukan oleh para peneliti
dan mahasiswa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai