PERANG DIPONEGORO
Dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Pelajaran IPS
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
1. WILDA NURAWALIA
2. OKCA DANIAR RENTINA
3. UZMA AMALIA
4. DEA SALSASABILLA
5. INE PUJI P.
KELAS: VIII.B
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................. 8
B. Saran ...................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Pangeran Diponegoro?
2. Apa saja yang menyebabkan meletusnya perang Diponegoro?
3. Bagaimana jalannya perang Diponegoro?
4. Bagaimana akhir perang Diponegoro?
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui siapa pangeran Diponegoro.
2. Mengetahui sebab-sebab meletusnya perang Diponegoro.
3. Mengetahui jalannya perang Diponegoro.
4. Mengetahui akhir perang Diponegoro.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memenuhi kebutuhan orang Belanda dan para bangsawan yang
menjadi kaki tangan belanda. Hal tersebut membuat Pangeran
Diponegoro menjadi tidak tahan melihat situasi tersebut. Selain itu,
Belanda pada masa itu ikut campur dalam urusan pemerintah istana,
seperti penobatan Sultan Yogyakarta. Setelah Sultan
Hamengkubuwono IV wafat, Belanda mengangkat putra mahkota,
yaitu Jarot sebagai Sultan Yogyakarta, Padahal usianya pada saat itu
baru tiga tahun. Sultan hanya dijadikan sebagi simbol pemerintahan
saja. Selanjutnya dalam pemerintahan istana Yogyakarta diatur oleh
Residen Smissert.
4
perang. Mereka pergi menyelamatkan diri menuju ke barat hingga ke
Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, lalu meneruskan kearah selatan
sampai ke Goa Selarong. Goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor,
Guwosari Pajangan Bantul ini, kemudian dijadikan sebagai basis
pasukan.
5
gerilya, yakni dengan cara berpencar, berpindah tempat lalu
menyerang selagi musuh lengah. Setrategi ini sangat merepotkan
tentara Belanda. Belum lagi Pangeran Diponegoro mendapat
dukungan rakyat. Awlanya sendiri peperangan banyak terjadi di
daerah barat kraton Yogyakarta seperti Kulonprogo, Bagelen, dan
Lowano (Perbatasan Purworejo-Magelang). Perlawanan lalu berlanjut
kedaerah lain: Gunung kidul, Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitar
Semarang.
6
(sistem Benteng) atas perintah Jendral De Kock, dengan siasat ini,
Tentara Belanda mendirikan benteng di setiap daerah-daerah yang
dikuasainya dan diantara benteng-benteng itu dibuat jalan raya.
Akibatnya, pasukan Diponegoro mengalami kesulitan karena
hubungan antar pasukan dan rakyat menjadi sulit. Rakyat dihasut dan
di adu domba dengan politik Devide et empera. Kekeutan pasukan
Diponegoro pun semakin lemah karena banyak pemimpin yang gugur,
tertangkap, atau menyerah.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37379085/MAKALAH_PERANG_DIPONEG
ORO_KATA_PENGANTAR