Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU

TUBUH ANAK DEMAM USIA 1 - 3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO


SEMARANG

Sri Hartini *), Putri Pandu Pertiwi **)


*) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang

Abstrak

Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika
suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Peningkatan suhu mengakibatkan
demam dan merupakan salah satu manifestasi paling umum penyakit pada anak. Kompres
adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kompres air hangat terhadap penurunan
suhu tubuh pada anak demam. Metode penelitain ini menggunkan pre-post design.
Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 responden Berdasarkan
analisis dari 36 responden yang diberikan kompres air hangat, rata – rata penurunan suhu
tubuh sebesar 1,3°C. Hasil uji Paired T-test tmenunjukan nilai p= 0,000 (p<0,05), sehingga
dapat disimpulkan bahwa kompres air hangat efektif terhadap penurunan suhu tubuh pada
anak demam usia 1-3 tahun di SMC RS Telogorejo Semarang

Kata Kunci : Demam, Kompres Air Hangat

Abstract

Fever is a natural body process to fight against the infections strike the body when the body
temperature is increasing more than normal (>37,5°C). The body temperature increase causes
fever and it is one form of the disease general manifestation at children. This research is
intended of the effectiveness of warm water compress toward the body temperature declining
of 1-3 year old children with high fever. The research method of this study is pre-post design.
There are 36 respondents as the samples of this study, The average body temperature
decrease is 1,3°C. The result of Paired T-test is indicating that p= 0,000 (p<0,05), thus it can
be conclude that warm water compress effective toward the body temperature declining of 1-
3 year old children with high fever at Mijen Community Health Center of Semarang.

Keywords : Fever, Warm Water Compress,

PENDAHULUAN dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan


perkembangan. Pertumbuhan (growth)
Tumbuh kembang anak merupakan proses bersifat kuantitatif dan perkembangan
berkesinambungan yang terjadi sejak (development) bersifat kuantitatif dan
konsepsi dan terus berlangsung sampai kualitatif (Soetjiningsih & Ranuh, 2013,
dewasa. Tumbuh kembang sebenarnya hlm.2).
mencakup peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan anak yang mengalami demam berdasarkan
antara produksi dan pengeluaran panas kebiasaan dan bersifat turun temurun.
dari tubuh, yang diukur dalam unit panas
yang disebut derajat. Ada dua jenis suhu Tujuan penelitian ini melakukan penelitian
tubuh yaitu suhu inti dan suhu permukaan. tentang efektifitas kompres air hangat
Suhu inti merupakan suhu tubuh jaringan terhadap penurunan suhu tubuh anak
bagian dalam seperti rongga abdomen dan demam usia 1-3 tahun .
suhu permukaan merupakan suhu pada
kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Tubuh METODE PENELITIAN
akan terus menerus menghasilkan panas
sebagai produk hasil metabolisme. Panas Penelitian ini menggunakan teknik
akan keluar dari tubuh melalui proses rancangan Pretest - Post Test Design,
radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi dimana rancangan ini tidak memakai
(Kozier, 2010, hlm. 663). kelompok kontrol, kemudian dilakukan pre
test pada kelompok tersebut, di ikuti
Demam merupakan salah satu sebab yang dengan intervensi pada masing dan
sering membuat orang tua segera diakhiri dengan melakukan post test pada
membawa anaknya berobat. Sebenarnya kelompok setelah beberapa waktu
panas bukan penyakit melainkan gejala pemberian intervensi (Notoatmodjo, 2012,
suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk hlm.58).
melawan infeksi atau penyakit, yang bisa
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Populasi studi ini meliputi semua klien
Ketika melawan penyakit/ infeksi yang anak usia 1 - 3 tahun yang mengalami
masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah demam di SMC RS Telogorejo Semarang
panas ke kulit tubuh. Demam adalah tahun 2014 sebanyak 831 anak.
proses alami tubuh untuk melawan infeksi Berdasarkan data tersebut rata - rata
yang masuk ke dalam tubuh. Demam perbulan anak yang mengalami demam
terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya pada bulan Maret 2015 sebanyak 69 anak.
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, Banyaknya sampel yang digunakan dalam
jamu atau parasit), penyakit autoimun, penelitian ini adalah 36 responden.
keganasan , ataupun obat – obatan
(Surinah, 2009, hlm. 214). Data yang diperoleh lansung dari pasien
dengan menggunakan lembar observasi
Kompres adalah salah satu metode fisik yang telah disediakan sebagai alat
untuk menurunkan suhu tubuh anak yang pengumpulan data. Lembar ini meliputi
mengalami demam. Pemberian kompres kode responden, umur, jenis kelamin, suhu
hangat pada daerah pembuluh darah besar sebelum dilakukan kompres, dan suhu
merupakan upaya memberikan rangsangan sesudah dilakukan kompres. Data sekunder
pada area preoptik hipotalamus agar dalam penelitian ini adalah nama , umur,
menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat alamat. Terapi yang akan diberikan yang
yang dibawa oleh darah ini menuju diperoleh dari data anak yang rawat jalan
hipotalamus akan merangsang area di SMC RS Telogorejo.
preoptik mengakibatkan pengeluaran
sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan Analisis univariat ini akan
menyebabkan terjadinya pengeluarn panas mendiskripsikan tentang jenis kelamin,
tubuh yang lebih banyak melalui dua suhu tubuh sebelum dan sesudah kompres.
mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah Pada penelitian ini analiis bivariat
perifer dan berkeringat (Potter & Perry, digunakan untuk menguji efektifitas
2005, hlm. 758). Sebagian besar tindakan kompres air hangat. Pengukuran dilakukan
penatalaksanaan demam dengan kompres untuk melihat penurunan suhu tubuh
yang dilakukan oleh orang tua terhadap sebelum dan sesudah pemberian kompres
air hangat. Pengukuran tersebut dilakukan Berdasarkan hasil penelitian dapat
uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji diketahui bahwa rata – rata suhu tubuh
kenormalan data karena sampel <50 sebelum diberikan kompres air hangat
responden maka menggunakan uji yaitu 38.65 , standar deviasi 0.45, nilai
Shapiro-Wilk. Penelitian ini di dapatkan maximum 39.5, nilai minimum 37.9,
nilai probabilitas > 0,05 maka data sedangkan rata – rata suhu tubuh sesudah
berdistribusi normal. Di lanjutkan uji diberikan kompres air hangat yaitu 37.25,
bivariat dengan uji Paired t test di standar deviasi 0.53, nilai maximum 38.2,
dapatkan hasil bahwa kompres air hangat nilai minimum 36.10.
efektif dalam menurunkan suhu tubuh
anak demam dengan p value 0,000, 3. Uji Bivariat
sedangkan kompres ekstrak daun kembnag
Uji normalitas data pada kompres air
hangat dengan hasil uji Shapiro Wilk
HASIL DAN PEMBAHASAN didapatkan nilai p= 0,45 dan p= 401, dapat
di simpulkan data berditribusi normal
1. Jenis Kelamin karena (p >0,05) sehingga dilanjutkan
dengan uji paired t-test.
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin dapat Pada penelitian ini, sebelum dilakukan
dirangkum dalam table berikut ini : kompres air hangat rata – rata suhu tubuh
anak mencapai 38,65°C, standar deviasi
Tabel 5.1 0,45, nilai maximum 39,5, nilai minimum
Distribusi frekuensi responden 37,9. Setelah dilakukan kompres hangat,
berdasarkan jenis kelamin di didapatkan hasil yang baik yaitu adanya
PuskemasMijen Semarang bulan Maret – penurunan suhu tubuh rata–rata suhu tubuh
April 2015 (n=36) menjadi 37,27 °C, standar deviasi 0,53,
nilai maximum 38,2, nilai minimum 36,10.
Jenis Suhu sesudah diberikan kompres air
Presentase
Kelamin Frekuensi hangat yang menunujukan suhu normal
Laki – Laki 23 63.9 dengan rata – rata suhu 36,1°C, 37,1°C,
Perempuan 13 36.1 37,2°C, 37,3°C, 37,4°C dan suhu yang
36 100.0 masih diatas normal dengan rata- rata suhu
Jumlah 36,7°C, 36,8°C, 37,8°C, 37,9°C, 38°C,
38,2°C dengan hasil p value 0,001, ini
menunjukan ada penurunan suhu tubuh
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui
setelah intervensi.
bahwa sebagian besar jenis kelamin anak
demam di SMC RS Telogorejo Semarang
Penelitian yang dilakukan ini, peneliti
adalah laki – laki yaitu sebanyak 23 anak
memberikan kompres di area dahi karena
(63,9%).
dahi merupakan daerah yang cukup luas
dilakukannya kompres sehingga
2. Suhu tubuh sebelum dan sesudah
penguapan suhu panas pada tubuh lebih
pemberian kompres air hangat
cepat terjadi. Turunnya suhu tubuh di
permukaan tubuh ini terjadi karena panas
Distribusi frekuensi responden
tubuh digunakan untuk menguapnya air
berdasarkan suhu tubuh responden anak
pada kain kompres (Yohmi, 2008, dalam
sebelum dan sesudah pemberian kompres
hadi, 2012, ¶140. Kompres merupakan
air hangat:
pemberian suatu zat dengan suhu rendah
pada tubuh tertentu bertujuan untuk
melakukan penyembuhan atau kehilangan panas terus menerus dengan
menurunkan suhu tubuh (Elly, et.all., kecepatan 12-16 kalori per jam (Dwi,
2011, hlm. 109). 2011, hlm. 199). Ketika suhu tubuh
meningkat, evaporasi menyebabkan
Hasil penelitian ini didukung oleh kehilangan panas yang lebih besar
penelitian Fatmawati Mohamad (2012) (Barbara & Kozier, 2010, hlm. 664).
tentang perbedaan efektivitas kompres
hangat dalam menurunkan demam pada Sistem pengaturan suhu tubuh terdiri atas
pasien thypoid abdominalis di RSUD Prof. tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. pada kulit dan bagian tubuh lainya,
Penelitian tersebut mendapatkan hasil integrator di dalam hipotalamus, dan
p<0,05 yang menunjukan tindakan efektor system yang mengatur produksi
kompres air hangat efektif dalam panas dan kehilangan panas. Reseptor
menurunkan demam pada anak dengan sensori yang paling sering banyak terdapat
penurunan mencapai 1°C. Penelitian pada kulit. Manfaat dari kompres hangat
Ramadani (2014) tentang perbandingan tidak hanya untuk menurunkan suhu tubuh
efektifitas kompres hangat dan kompres namun salah satunya juga dapat
plester dalam menurunkan suhu tubuh memberikan rasa sangat hangat, nyaman
pada bayi usia 0-1 tahun yang mengalami dan tenang pada klien (Asmadi, 2006, hlm.
demam di Puskesmas Bergas Semarang 159). Sinyal hangat yang dibawa oleh
menunjukan rata-rata penurunan kompres darah ini menuju hipotalamus akan
air hangat sebesar 1,06°C, sedangkan merangsang area preoptik mengakibatkan
kompres plester sebesar 0,64°C. Hal ini pengeluaran sinyal oleh system efektor.
menunjukan kompres air hangat lebih Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya
efektif dibandingkan kompres plester. pengeluaran panas tubuh yang lebih
Hasil uji Independent t test menunjukan banyak melalui dua mekanisme yaitu
ada perbedaan suhu tubuh pada bayi usia dilatasi pembuluh darah perifer dan
0-1 tahun yang mengalami demam setelah berkeringat (Potter & Perry, 2005, hlm.
diberikan kompres air hangat dan kompres 758).
plester dengan hasil (p value 0,000)
Hal ini menunjukan bahwa kompres air
Kompres hangat dapat menurunkan suhu hangat dapat digunakan untuk menurunkan
tubuh anak demam karena tubuh dapat suhu tubuh pada anak demam karena
melepaskan panas melalui empat cara sinyal hangat akan menyebabkan
yaitu radiasi, konduksi, konveksi dan vasodilatasi pembuluh darah dan
evaporasi. Secara umum tubuh akan terjadinya pengeluaran panas tubuh yang
melepaskan panas melalui proses konduksi lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu
yaitu perpindahan panas akibat paparan dilatasi pembuluh darah perifer dan
lansung kulit dengan benda-benda yang berkeringat.
ada disekitar tubuh. Biasanya proses
kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil , sedangkan SIMPULAN
evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat
memfasilitasi perpindahan panas tubuh. 1. Jumlah responden yang berjenis
Setiap satu gram air yang mengalami kelamin laki – laki lebih banyak yaitu
evaporasi akan menyebabkan kehilangan 23 anak daripada responden perempuan
panas tubuh sebesar 0,58 kilo kalori. Pada yaitu 13 anak.
kondisi individu tidak berkeringat, 2. Rerata suhu tubuh sebelum diberikan
mekanisme evaporasi berlangsung sekitar perlakuan kompres air hangat adalah
450-600 ml. Hal ini menyebabkan 38,65 °C. Setelah dilakukan perlakuan
kompres air hangat rerata suhu tubuh Surinah. (2009). Buku Pintar Merawat
menjadi 37,27 °C. Efektifitas suhu Bayi 0-12 bulan. Jakarta: PT
tubuh pada anak demam sebelum dan Pramedia Pustaka Utama
sesudah di berikan kompres air hangat Aguspairi. (2011). Pengaruh Ekstrak Daun
di SMC RS Telogorejo Semarang. Kembang Sepatu Untuk
3. Berdasarkan uji paired t-test didapatkan Menurunkan
signifikansi 0,0001 < 0,05 sehingga SuhuAnakDemam.http://jurnal.un
dapat disimpulakn kompres air hangat bari.ac.id/images/stories/Vol.11%
efektif terhadap penurunan demam pada 20No.2%20Juli%202011/aguspair
anak usia 1-3 tahun i%20stikes.pdf, diperoleh tanggal
22 November 2014 jam 16.15
SARAN WIB
Notoadmojo, S . (2012). Metodelogi
1. Bagi pelayanan kesehatan Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Hasil penelitian ini menjadi bahan PT. Renika Cipta
masukan bagi perawat untuk dijadikan Purwanti, Sri., dan Winarsih, N. A. (2008).
sebagai penatalaksanaan keperawatan Pengaruh kompres hangat
dalam menangani anak demam di terhadap suhu tubuh pada pasien
Puskesmas atau Rumah Sakit maupun anak hipertermia diruang rawat
pelayanan kesehatan lainnya. inap RSUD dr. Moewardi
2. Bagi pendidikan kesehatan Surakarta.
Dari hasil penelitian ini sebagai bahan Elly, et. All. (2010). Penuntun Pratikum
masukan ilmiah dan refrensi untuk Keterampilan Kritis I Untuk
diskusi dalam meningkatkan ilmu Mahasiswa D-3 Keperawatan.
pengetahuan mengenai kompres hangat Jakarta: Salemba Medika.
dalam menurunkan suhu tubuh anak Asmadi. (2006). Teknik Prosedural
demam. Keperawatan Konsep dan
3. Bagi peneliti selanjutnya Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Peneliti selanjutnya yang melakukan Jakarta : Salemba Medika
penelitian ini diharapkan dapat Indah, Karina. (2013). Perbedaan
memperhatikan range usia anak, luas efektifitas Kompres Air Hangat
permukaan tubuh dan suhu ruangan. dan Kompres Air Suhu Biasa
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
DAFTAR PUSTAKA Pada Anak Demam di RSUD
Tugurejo Semarang.
Soetjiningsih dan Ranuh Gde. (2013). Sodikin, M.Kes. (2012). Prinsip Perawatan
Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Demam Pada Anak. Yogyakarta :
Jakarta: EGC Pustaka Pelajar.
Kozier, Barbara, dkk. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 7, Volume 1. Jakarta: EGC.

Potter, P. A, Perry, A.G. (2005). Buku ajar


fundamental keperawatan :
konsep, proses, dan praktik . Edisi
4. Volume 2. Alih Bahasa :
Renata Komalasari, dkk. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai