Makalah Qur'An
Makalah Qur'An
Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui dan maha melihat hamba-
menyelesaikan tugas makalah Ulumul Qur’an ini. Adapun maksud dan tujuan kami disini
yaitu menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami. Makalah ini
Makalah ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para pembacanya.
Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak kekurangan,
kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih
baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan
makalah ini.
Penulisan
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an turun tidak dalam suatu ruang dan waktu yang hampa nila,melainkan
didalam masyarakat yang sarat dengan berbagai nilai budaya dan religius.Dikawasan-
kawasan timur tengah ketika itu sudah ada 3 kekuatan yang cukup berpengaruh yaitu romawi
keras seperti kerajaan himyar pada abad ke-6. Sistem-sistem social kemasyarakatan dan
yang menjadi kawasan penyangga ketika itu berada dibawah pengaruh imperium
besar,Byzantium dan Persia.Disebelah utara agak kebarat ada gas an yang berada dibawah
pengaruh Byzantium.Sementara sebelah utara agak ke timur ada hira yang berada dipengaruh
Persia. Daerah-daerah penyangga ini membuat hijaz dan thaif dibagian selatan yang dikenal
juga sebagai basis perjuangan nabi,tidak terdapat pengaruh politik secara langsung dari kedua
imperium tersebut. Kehadiran islam dikawasan ini bias dilihat sebagai kelanjutan tradisi
berjasa dalam melakukan proses peragian (fermentasion proses). Islam tidak dirasakan
sebagai sesuatu yang terlalu asing dinegeri arab,karena monoteisme yang merupakan inti
ajarannya telah dikenal luas diwilayah jajahan-jajahan imperium romawi timur (Byzantium).
Al-Qur’an turun dalam kurun waktu 23 tahun yang dapat dibagi kepada dua fase,yaitu
ayat-ayat yang turun dimekah sebelum hijrah (makkiah) dan ayat-ayat yang turun sesudah
nabi hijrah kemadinah (madaniah). Semua ini membuktikan adanya hubungan dialektis
dengan ruang dan waktu ketika ia diturunkan. Dengan demikian studi tentang al-quran tidak
bias dilepaskan dari konteks kesejaraannya,yang meliputi nilai-nilai sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan nilai-nilai religius yang hidup ketika itu sebagai kitab suci yang menghadapi
3
masyarakat dengan kebudayaan dan peradaban terus berkembang dan maju,didalamnya
pedoma,motivasi dan etika dalam rekayasa masyarakat dan rekayasa teknik. Rekayasa
masyarakat adalah penciptaan tatanan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi objektif
setiap komunitas masyarakat dengan tetap bersendi kepada prinsip-prinsip umum yang
tertentu dan pada gilirannya suasana ketentraman dibawah ridha tuhan,atau menurut istilah
Ungkapan ulumul Quran berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata ulum dan Al-
Qur’an. Kata ulum merupakan bentuk jamak dari kata ilmu. Ilmu yang dimaksud disini
fiqih,dan ulama bahasa adalah kalam allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya,Muhammad
diturunkan secara mutawatir. Ulumul Qur’an adalah ilmu (pembahasan) yang berkaitan
dengan al-Qur’an.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Para ulama telah berbeda pendapat di dalam menjelaskan kata al Qur’an dari
sisi: derivasi (isytiqaq), cara melafalkan (apakah memakai hamzah atau tidak), dan
apakah dia merupakan kata sifat atau kata jadian. Para ulama yang mengatakan
bahwa cara melafalkannya menggunakan hamzah pun telah terpecah menjadi dua
pendapat :
sebagaimana kata rujhan dan ghufran. Kata jadian ini kemudian dijadikan
sebagai nama bagi firman allah yang dituurunkan kepada Nabi kita
merujuk firman Allah pada Q.S Al- Qiyamah [75] ayat 17-18:
Qur’an” merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar”al-qar”yang artinya
menghimpun. Kata sifat ini kemudian dijadikan nama bagi firman Allah yang
surat,ayat, kisah, perintah, dan larangan. Atau karena ini menghimpun kitab
5
Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan kata “Al-Qur’an” dengan tidak
b. Al-Farra’ menjelaskan bahwa kata “Al- Qur’an” diambil dari kata dasar
menguatkan, dan terdapat kemiripan antara satu ayat dan ayat-ayat lainnya.
Pendapat lain bahwa Al-Qur’an sudah merupakan sebuah nama personal (al-‘alam asy-
syakhsyi), bukan merupakan derivasi, bagi kitab yang telah diturunkan kepada Muhammad
SAW. Para ulama telah menjelaskan bahwa penamaan itu menunjukan bahwa Al-Qur’an
telah menghimpun intisari kitab-kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu yang ada.
keraguan.
yakni penuh kepastian dan keyakinan, yang di tulis pada mushaf mulai
Menurut Kalangan Pakar Ushul Fiqih, Fiqih, dan Bahasa Arab : Kalam
6
nya mengandung mukjizat, membacanya bernilai ibadah, yang diturunkan
secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-
Al-Qur’an sebagai wahyu ilahi disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
proses yang disebut inzal, yaitu proses perwujudan Al-Qur’an(Izhhar Al-Qur’am) dengan
cara Allah mengajarkan kepada malaikat Jibril kemudian Jibril menyampaikannya kepada
Nabi Muhammad.
Terdapat beberpa pendapat mengenai proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
Bentuk lahir al-Qur’an berbahasa arab, karena itu kedudukan bahasa arab menjadi penting.
Bahasa arab dimuliakan bukan karena ia sebagai bahasa kultural atau bahsa ilmiah, sebab
dalam hal ini bahsa persia juga memegang peranan penting tetapi tidak sama posisinya
selama kurang lebih 23 tahun. Al-Quran mulai diturunkan ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalwat seorang diri di gua Hira pada malam senin tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari
7
Masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi kedalam dua periode. Periode pertama disebut
periode Makkiyah, yaitu masa ayat-ayat yang turun ketika Nabi Muhammad masih bermukim
di Mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, persisnya sejak 17 Ramadhan tahun 41 dari
kelahiran Nabi sampai permulaan Rabi’ul awal tahun 54 dari kelahiran Nabi. Periode ke dua
disebut periode Madaniyah, yaitu masa ayat-ayat yang turun setelah Nabi hijah ke Madinah,
yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari persisnya dari permulaan Rabi’ul awal tahun 54 dari
kelahiran Nabi sampai 9 zulhijah tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 Hijriyah.
menandakan bahwa Al-Qur’an mempunyai hubungan dialektis dengan situasi dan tempat ia
diturunkan. Tentu saja Al-Qur’an bukan hanya memberi petunjuk bagi masyarakat tempat ia
diturunkan, tetapi juga untuk masyarakat sepanjang masa dan ditempat mana pun. Karena
1. Untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad saw. Mengingat watak keras masyarakat
hati Nabi. Tidak sedikit ayat yang secara langsung meminta Nabi untuk bersabar
Ahqaf/46:35.
2. Sebagai mu’jizat. Mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi Nabi dari kaum
hal-hal gaib, Nabi merasa terbantu dengan turunnya ayat yang menjelaskan
pertanyaan tersebut. Hal ini juga diakui dalam Q.s al- Furqon/25:33
8
3. Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman al- Qur’an. Sekiranya al-Qur’an turun
arab secara serentak amat sulit. Dengan proses dan pentahapan, lambat laun
5. Sebagai bukti bahwa al-Qur’an adalah bukan rekayasa nabi Muhammad atau manusia
biasa. Sekalipun rangkaian ayat-ayat-nya turun selama 23 tahun, tetapi kandungan nya
Diantara factor yang mendorong penulisan al-Quran pada masa Nabi adalah:
sahabatnya,
bertolak dari hapalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang
mereka lupa atau sebagian dari mereka sudah wafat. Adapun tulisan akan
tetap terpelihara walaupun pada masa Nabi, al-Quran tidak ditulis ditempat
tertentu.
2) Shihab M.Quraish, Sejarah & Ulum Al-Qur’an, pustaka firdaus, Jakarta, 1999. Hlm.18-21.
9
Uraian diatas memperlihatkan bahwa karakteristik penulisan al-Quran pada
masa Nabi adalah bahwa al-Quran ditulis tidak pada satu tempat melainkan
Pada dasarnya seluruh al-Quran sudah ditulis pada waktu Nabi masih
ada. Hanya saja pada saat itu surat-surat dan ay at-ayatnya ditulis
dalam satu mushaf adalah Abu-Bakar as-siddiq oleh karena itu, Abu-
Rasulullah pernah memerintahkan nya hanya saja, saat itu tulisan al-
yang sebagian nya direkrut dari Syiriah sebagian lagi dari Irak.
10
Az-zarqani mengemukakan pedoman pelaksanaan tugas yang diemban oleh Zaid bin T sabit
sebagai berikut:
a. Tidak menulisa sesuatu dalam mushaf , kecuali telah diyakini bahwa itu adalah ayat al-
Quran yang dibaca nabi pada pemeriksaan Jibril dan tilawah –nya tidak mansukh.
b. Untuk menjamin ketujuh huruf turunnya al-Qur’an , tulisan mushaf bebas dari titik dan
syakal.
c. Lafazh yang tidak dibaca dengan bermacam-macam bacaan ditulis dengan bentuk unik,
sedangkan lafazh yang dibaca dengan lebih satu qira’at ditulis dengan Rasm yang berbeda
d. Berkaitan dengan terjadinya perbedaan mengenai bahasa, ditetapkan bahasa Quraisy yang
C. PROSES PENGHAFALAN
Kedatangan wahyu merupakan sesuatu yang dirindukan Nabi. Oleh karena itu, begitu wahyu
dating, Nabi langsung menghafal dan memahaminya. Dengan demikian, Nabi adalah ornag
yang paling pertama menghafal Al-Qur’an. Tindakan Nabi itu sekaligus suri teladan yang
diikuti para sahabat nya. Imam Al-Bukhari mencatat sekitar 7 orang sahabat Nabi yang
terkenal dengan hafalan Al-Qur’annya. Mereka adalah ‘Abdullah bin Mas’ud, Salim bin
Mi’qal (maula’-nya Abu Hudzaifah), Mu’adz bin Jabal, Ubai bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu
tidak rasional dan tidak realistis, mengingat selain ke tujuh sahabat itu, tercatat pula sahabat-
3) Anwar Rosihon, Ulum Al-Qur’an, pustaka setia, Bandung, 2007. Hlm. 38-45.
11
sahabat lain yang juga ikut menghafalkan Al-Qur’an termasuk ketika Nabi masih ada.
Bahkan, ada dikalangan sahabat wanita yang juga tercatat sebagai penghafal Al-Qur’an,
seperti ‘Aisyah, Hafshah, Ummu Salah, dan Ummu Waraqah. Untuk menjawab persoalan ini,
Syahbah menjelaskan bahwa pembatasan ke tujuh sahabat di atas tidak secara otomatis
menunjukkan bahwa tidak ada sahabat lain yang tercatat sebagai penghafal Al-Qur’an.
Khusus mengenai riwayat Anas, Syahbah menegaskan bahwa pembatasan itu tidak bersifat
mutlak, kecuali Anas menjumpai setiap sahabat dan menanyakan perihal hafalan Al-
Ada pula yang menjelaskan bahwa pembatasan di atas menunjukkan bahwa ke tujuh
sahabat itu menghafalkan seluruh Al-Qur’an dan membacakannya di hadapan Nabi. Jadi,
sanadnya langsung kepada Nabi, sedangkan para penghafal selain ke tujuh sahabat itu tidak
D. PEMELIHARAAN AL-QUR’AN
Al-Qur’an Al-Karim turun kepada nabi yang Ummi (tidak bisa baca tulis). Karena itu
perhatian Nabi hanyalah dituangkan untuk sekedar menghafal dan menghayati, agar ia dapat
dengan berita terang agar mereka dapat menghafalkannya serta menerapkannya. Yang jelas
bahwa Nabi adalah seorang yang Ummi dan diutus oleh Allah SWT dikalangan orang-orang
Dengan kondisi bangsa arab yang Ummi, Nabi memerintahkan kuttab untuk
4) Anwar Rosihon, Ulum Al-Qur’an, pustaka setia, Bandung, 2007. Hlm. 37-38.
12
dan demi memelihara kemurnian Al-Qur’an. Maka Nabi mengutus para sahabat untuk
menulis ayat-ayat Al-Qur’an walaupun pada saat itu tidak tersedia kertas, namun para sahabat
menulis ayat-ayat Al-Qur’an pada pelepah-pelepah kurma, kepingan batu, kulit/daun kayu,
tulang binatang, dan sebagainya. Setelah penulisan, wahyu itu disimpan di rumah Rasullulah
SAW.
Pada masa Rasullulah SAW, upaya memelihara dan mengumpulkan Al-Qur’an dilakukan
a. Penghafalan
Setiap kali Rasul menerima wahyu, beliau sendiri langsung menghafalkannya, setelah itu
turun terlihat sangat antusias, bahkan terkesan sangat tergesa-gesa. Indikasi ini dapat
dipahami dari teguran Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW agar tidak tergesa-gesa
sahabat, Rasullulah SAW menganjurkan agar Al-Qur’an yang sudah di hafal itu di baca
dalam shalat, sehingga hafalan mereka terpelihara. Selain itu, Rasul juga sangat
menganjurkan membaca Al-Qur’an diluar shalat. Hal ini terlihat dari sabda beliau yang
menyatakan bahwa pahala bacaan Al-Qur’an dihitung berdasarkan huruf yang diucapkannya.
5) https://almanhaj.or.id/2198-penulisan-al-quran-dan-pengumpulannya.html
13
b. Penulisan
Selain melalui penghafalan, upaya pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi juga dilakukan
dengan cara penulisan. Setiap Rosul menerima wahyu beliau membacakannya kepada
sahabat, serta mendiktekannya kepada para juru tulis wahyu untuk menuliskannya. Setelah
penulisan wahyu disimpan dirumah Nabi, selain itu ada juga para penulis wahyu menulis
wahyu untuk disimpan dirumah mereka masing-masing. Hal ini mereka lakukan untuk
menjaga terpeliharanya hafalan mereka dari kemungkinan adanya ayat-ayat yang terlupakan.
Sebagaimana diketahui, masyarakat Arab yang hidup ada masa itu dikenal sebagai
masyarakat yang Ummi (tidak bisa baca dan tulis), namun tidak berarti semuanyaUmmi.
Begitu pula dengan alat-alat tulis yang ada, sungguh tidak ada kertas yang dapat dijadikan
sarana, namun dengan perantara seadanya dengan pengganti kertas, yang berupa tulang-
tulang unta, kulit kambing, pelepah kurma, batu dan lain-lain tidak mengurangi antusias para
Ketika Rasulullah SAW wafat, Al-Qur’an telah ditulis seluruhnya pada tulang-tulang,
pelepah kurma, batu tipis, permukaan batu besar, kulit binatang dan juga telah dihafalkan
Allah SWT kepada beliau dengan Al-Qur’an yang dihafal oleh para hafiz, surat demi surat,
ayat demi ayat. Maka Al-Qur’an yang telah dihafal oleh para hafiz itu merupakan duplikat
Al-Qur’an yang telah dihafal oleh Rosul. Namun timbullah perasaan khawatir, suatu saat para
hafiz pasti akan meninggal, sedangkan orang-orang yang menukil dari mereka tidak
mempunyai catatan yang lengkap pada saat iti, maka Allah SWT membangkitkan umat
14
muslim untuk menjaga Al-Qur’an, karena para qori Al-Qur’an banyak yang gugur pada
perang Yammah, maka dari itu Umar Ibn Khatab melaporkan kepada Khalifah Abu Bakar
tentang kekhawatirannya akan gugurnya para qari ditempat lainnya, sehingga kaum muslimin
Mula mula Abu Bakar ragu akan permintaan Umar untuk menulis Al-Qur’an, kemudian
beliau memutuskan untuk menerima saran Umar, karena setelah dipertimbangkan, ternyata
ada segi keselamatan terpeliharanya Al-Qur’an dan Allah SWT melapangkan dada beliau
untuk suatu pekerjaan yang sangat mulia itu. Kemudian mengutus seseorang untuk datang
kepada Zait Ibn Tsabit dan menyerahkan urusan ini kepedanya, sekaligus minta kepadanya
Dalam penyalinan kembali Al-Qur’an, Abu Bakar menetabkan pedoman sebagai berikut :
1. Penulisan berdasarkan pada sumber tulisan Al-Qur’an yang pernah ditulis pada masa
Hal ini menunjukan ketelitian beliau dalam menuliskan Al-Qur’an sehingga Ia tidak
menerima ayat yang akan dituliskannya sehingga disaksikan oleh dua orang saksi. Pekerjaan
ini dapat di selesaikan dalam waktu satu tahun yaitu pada tahun ke-13 dibawah penguasaan
Setelah Abu Bakar wafat Shuhuf-shuhuf itu dipegang oleh Umar. Menurut suatu riwayat
Umar menyuruh menyalin Al-Qur’an dari shuhuf-shuhuf itu pada suatu shahifah(lembaran).
Namun seteleh Umar wafat shuhuf-shuhuf Al-Qur’an itu, di simpan oleh Hafsah tidak oleh
15
1. Hafsah adalah istri Rasullulah SAW dan anaknya Khalifah.
Pada masa kekhalifahan Usman, terjadi perbedaan-perbedaan dalam bacaan, terdapat dalam
salinan-salinan Al-Qur’an yang ada pada masa Usman diberbagai wilayah. Perselisihan
sebagiannya direkrut daru syiria dan sebagian lagi dari Irak. Perselisihan ini cukup serius
hingga menyebabkan pimpinan tentara muslim Hudhayf, melaporkan kepada khalifah Usman
dan mendesaknya agar mengambil langkah guba mengakhiri perbedaan bacaan tersebut.
Maka timbulah usaha dari para sahabat untuk meninjau kembali shuhuf-shuhuf yang
telah ditulis oleh Zaid bin Thasit. Maka Usman meminta kepada Hafsah supaya memberikan
shuhuf-shuhuf yang ada padanya untuk disalin beberapa mushaf. Sesudah shuhuf-shuhuf itu
diterima, beliaupun menyuruh Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash,
Abdurahman bin Harist bin Hisyam menyalin shuhuf-shuhuf itu ke mushaf. Pedoman yang
diberikan kepada pedoman badan tersebut, apabila terjadi perselisihan qiraat antara Zaid bin
Tsabit beliau ini bukan orang Quraisy hendaknya ditulis qiraat yang quraisy.6)
6) https://wiwinazizahblog.wordpress.com/2016/11/05/sejarah-turunnya-al-quran-dan-
pemeliharaannya/
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
tepatnya pada malam Lailatul Qadr. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
selama kurang lebih 22 tahun,yaitu kurang lebih sekitar 12 tahun di Mekkah dan sekitar 9
tahun di Madinah. Terdapat perbedaan pendapat oleh para ulama mengenai asal muasal yang
menjadi kata dasar dari Al-Qur’an baik dari segi derivasi maupun pelafalan. Cara
pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW yaitu dengan penghafalan dan
B. SARAN
Makalah yang telah tersusun ini masih terdapat banyak kekurangan atau dapat
dikatakan jauh dari kata sempurna, tetapi kami sebagai tim penyusun makalah telah menjadi
tugas kami,sepenuhnya mengucapkan syukur. Kami selaku tim penyusun makalah ini
mengharapkan agar makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat untuk diri kami sendiri
dan orang lain, tidak lupa kami mengharapkan partispasi dari teman- teman pembaca agar
menyalurkan aspirasinya baik berbentuk saran ataupun kritikan yang membangun yang dapat
memberi kami sebagai tim penyusun motivasi agar menjadi lebih baik lagi di hari yang
mendatang.
17
DAFTAR PUSTAKA
18