Anda di halaman 1dari 6

Pada awalnya, konferensi Asia – Afrika diadakan dengan

berbagai macam pertemuan-pertemuan. Didasari oleh pemikiran


Perdana Mentri Indonesia pada saat itu, mr. Ali Sastroamidjojo
yang menyatakan bahwa perlunya sebuah kerjasama antara
Negara-negara Asia-Afrika untuk menciptakan perdamaian dunia.
Hal tersebut ia sampaikan di depan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia pada tanggal 23 Agustus 1953. Tepat 6 hari
setelah Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang baru
berusia 8 tahun. Pada saat itu, momentum untuk
mempertahankan kemerdekaan menjadi tujuan yang paling
utama dengan adanya pernyataan perang dingin (perang
memberikan pengaruh) antara dua Negara adidaya, Amerika
Serikat dan Uni Soviet.

Dan selama seminggu, pada tanggal 25 April sampai 2 Mei


1954, diadakan pertemuan-pertemuan untuk mengadakan
kerjasama antar Negara-negara asia-afrika. Pertemuan tersebut
dihadiri oleh perwakilan 4 negara, yaitu India, Pakistan, Myanmar
(Burma dahulunya), dan Indonesia.

Pasca perang dunia ke-2 banyak negara-negara di kawasan


asia dan afrika masih dijajah oleh penjajahnya. Contoh : Malaysia
dan Singapura masih dijajah oleh Inggris, Kongo masih dijajah
Belgia, dan masih banyak lagi. Di daerah jajahan masih hidup
dalam kekurangan, miskin, tidak berpendidikan, dan diliputi
peraseen rendah diri. Sebagai pemlik sah bumi, alam negerinya
sendiri, mereka tidak dapat memanfaaatkan kekayaan tersebut
karena mereka dijajah. Selain itu bangsa-bangsa asia yang sudah
merdeka masih belum mendapat kesadaran untuk bersatu.
Misalnya, China bersengketa dengan taiwan untuk
memperebutkan pulau Quemoi. Ditambah lagi PBB tidak mampu
menyelesaikan persengketaan antara bangsa-bangsa yang
bersengketa. Sementara itu dunia sedang diliputi oleh adanya
persengketaan antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet beserta
sekutu-sekutunya mengenai perkembangan persenjatan modern.
Hal-hal itulah yang menjadi latar belakang penyebab berdirinya
Konferensi Asia Afrika.

Dasar-dasar terbentuknya konferensi asia afrika.


Dasar-dasar penyabab konferensi asia afrika :
1.letak benua asia dan afrika yang berdekatan dan mampunyai
kesamaan geografis.
2.kedua benua memiliki kesamaan yang kuat bukan hanya faktor
keturunan, akan tetapi juga faktor agama dan sejarah.
3.kedua benua juga memiliki kesamaan nasib, yaitu sama-sama
dijajah oleh negara-negara eropa.
4.setelah merdeka kedua beua juga memiliki persoalan yang
harus dihadapi bersama.
Sebelum diadakan konferensi asia afrika pemuda asia
mengadakan ”Kongres Liga Internasional Anti Penjajahan dan
Penindasan” di Brussel (Belgia) pada tanggal 15 Januari 1927.
Selain itu para peuda arab berkumpul di Bludan untuk
membentuk Pan-Arabisme pada tanggal 18 september 1937.
pada tanggal 2 april 1947 Sri Pandhit Jawaharlal Nehru
mengadakan Konferensi Hubungan Antar Asia di New Delhi.

Konferensi pendahuluan :

a. Konferensi kolombo.
Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Langka pada tanggal 28
April sampai sengan 2 Mei 1954. Tujuannya adalah membahas
masalah Vietnam dalam
menghadapi Konferensi Jenewa pada tahun 1954. Kemudian
berkembang
gagasan baru, setelah Indonesia melontarkan pentingnya
menyelenggarakan
KAA. Meskipun diwarnai sikap yang agak ragu-ragu, konferensi
berhasil
memutuskan hal-hal sebagai berikut:
--Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan perancis.
--Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Marroko.
--Menyetujui dilaksanakannya KAA dan memilih Indonesia
sebagai tuan rumah.

b. Konferensi Bogor (Pancanegara)


Sesuai hasil putusan Konferensi Kolombo, Indonesia kemudian
melakukan pendekatan diplomatik kepada 18 negara Asia dan
Afrika. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tanggapan
negara-negara tersebut terhadap ide penyelenggaraan KAA.
Ternyata, negara-negara yang dihubungi
menyambut baik dan menyetujui Indonesia sebagai tuan
rumahnya. Sebagai tindak lanjut, Indonesia mengadakan
Konferensi Bogor pada 28-29 Desember 1954 dengan
mengundang peserta Konferensi Kolombo.

Konferensi Bogor dihadiri tokoh-tokoh penting, yaitu:


* Mr. Ali Sastroamidjojo (PM Indonesia),
* Pandit Jawaharlal Nehru (PM India),
*Mohammad Ali (PM Pakistan),
* U Nu (PM Birma/Myanmar), dan
* Sir John Kotelawala (PM Sri Langka).
Konferensi tersebut membicarakan persiapan-persiapan terakhir
pelaksanaan KAA. Kesepakatan yang dihasilkan dalam
Konferensi Bogor adalah sebagai berikut:
* KAA akan diselenggarakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
* KAA akan diikuti oleh 30 negara sebagai peserta.
* Menetapkan rancangan agenda KAA.
* Merumuskan tujuan-tujuan pokok KAA.

Konferensi Asia Afrika.


Konferensi tersebut mengundang 30 negara . Namun , ada satu
Negara tidak hadir yaitu Federasi Afrika Tengah ( Rhodesia dan
Nyasa yang mengalami pergolakan politik karna perbedaan dan
perlakuan hak – hak karena perbedaan warna kulit ( semacam
APERTHEID di Afrika Selatan ) .
KAA dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955 dan
dibuka oleh Presiden Soekarno. Setelah Presiden Soekarno
mengakhiri pidatonya, para peserta secara aklamasi menyetujui
pimpinan rapat sebagai berikut:
• Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjojo
• Sekretaris Jenderal : Ruslan Abdulgani
• Ketua Komite Politik : Mr. Ali Sastroamidjojo
• Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roeseno
• Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muhammad Yamin.

Negara-Negara Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa


KAA 1 di Bandung :
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak
21. Sudan
22. Laos
23. Libanon
24. Liberia
25. Thailand
26. Ghana
27. Nepal
28. Yordania
29. Jepang

Sepuluh (10) inti sari / isi yang terkandung dalam Bandung


Declaration / Dasasila Bandung :

1. Menghormati hak-hak dasar manusia seperti yang tercantum


pada Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa.
3. Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui
persamaan semua ras dan bangsa di dunia.
4. Tidak ikut campur dan intervensi persoalan negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri
baik sendiri maupun kolektif sesuai dengan piagam pbb.
6. Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam
bertindak untuk kepentingan suatu negara besar.
7. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap
integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8. Mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan
internasional secara jalan damai dengan persetujuan PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10. Menghormati hukum dan juga kewajiban internasional.
Hasil KAA :
1) Kerjasama di bidang ekonomi,
2) Kerjasama di bidang kebudayaan,
3) Hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri,
4) Masalah segenap rakyat terjajah, serta
5) Masalah perdamaian dan kerjasama dunia.

Anda mungkin juga menyukai