Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN BATIH DAN KASIR SEBAGAI

PESTISIDA BASKUTIH
Karya Tulis Ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Adinda Nur Halisyah
01
XI MIPA 6

SMA NEGERI 1 JAKENAN


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Ilmiah : “Pemanfaatan Batih Dan Kasir Sebagai Pestisida Baskutih”
2. Penulis :
a. Nama : Adinda Nur Halisyah
b. NIS : 8932
c. Sekolah : SMA N 1 Jakenan
d. No. Telp/Hp : 081326917823
e. Email : adindanurhalisyah17@gmail.com

3. Guru Pembimbing :
a. Nama : Muidatus Sa’adah, S.Pd.
b. Sekolah : SMA N 1 Jakenan
c. No. Telp/Hp : 085641812250
d. Email : muidatussaadah@gmail.com

Telah Disetujui pada


Hari : Kamis
Tanggal : 21 Februari 2019

Guru Pembimbing Penulis

Muidatus Sa'adah, S.Pd. Adinda Nur Halisyah


NIP. - NIS. 8932

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Batih Dan Kasir Sebagai
Pestisida Baskutih” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

a. Bu Muidatus Sa’adah, S.Pd. selaku guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia sekaligus sebagai guru pembimbing yang telah memberikan motivasi,
bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
b. Kedua orang tua dan seluruh keluarga atas perhatian dan dukungannya serta doa
yang selalu diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini selesai tepat pada waktunya.
c. Teman-teman kelas XI-MIPA 6 serta semua pihak yang telah membantu dalam
penelitian.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari
bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala kritik dan saran yang membangun agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.

Jakenan, 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara berkembang jadi tidak heran jika kita mudah menemukan
berbagai permasalahan di Indonesia yang sulit diatasi seperti permasalahan kesehatan,
ekonomi, pertanian, dan lain-lain. Ditambah lagi Indonesia adalah negara agraris yang
sebagian besar penduduknya sebagai petani, permasalahan di bidang pertanian nampaknya
menjadi PR bagi pemerintah. Mulai dari masalah irigasi, harga bibit dan harga hasil
pertanian, bahkan hama pertanian.
Masalah hama pertanian ini sangat meresahkan petani, terutama hama kutu putih.
Hama ini umumnya meningkat bila didukung oleh faktor lingkungan seperti iklim kemarau
yang sedikit curah hujanya. Dan parahnya hama ini bisa terbang serta pindah ke tanaman
lainnya dengan cepat, ditambah dengan kemampuannya bertelur yang cukup tinggi.
Hama kutu putih atau bahasa kerennya mealy bug atau Paracoccus marginatus
merupakan salah satu hama yang kerap menyerang tanaman, baik tanaman sayuran
maupun tanaman hias. Hama jenis serangga ini mengeluarkan sejenis zat putih yang
berlilin, berkapas putih yang menutupi keseluruhan badan lembut yang berwarna merah
muda, menyebabkannya kelihatan seperti debu putih. Sang kutu menyerang tanaman
dengan cara menghisap sari dari tanaman, yang mengakibatkan tanaman menjadi layu, dan
itu juga sebabnya daun muda tanaman hias semuanya mengkerut. Selain itu kutu putih ini
juga mengeluarkan cairan manis seperti madu yang dapat mengundang semut.
(https://m.facebook.com/permalink)
Sementara itu, bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman dari genus Allium
yang umbinya banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan pengobatan herbal.
Mempunyai sejarah penggunaan oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun, terutama
tumbuh di Asia Tengah, dan sudah lama menjadi bahan makanan di daerah sekitar Laut
Tengah, serta bumbu umum di Asia, Afrika, dan Eropa. Dikenal di dalam catatan Mesir
kuno, digunakan baik sebagai campuran masakan maupun pengobatan. Umbi dari tanaman
bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang
mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alilin
yang membuat bawang putih mentah terasa getir. (https://mitalom.com) Selain dapat
digunakan sebagai pengobatan alternatif pada manusia, bawang putih berfungsi sebagai
penolak kehadiran serangga dan membasmi hama pegangu tanaman. Seperti siput, kutu
putih, semut, kumbang, ulat, dan rayap. (https://www.academia.edu)
Sedangkan kapur sirih, meski disebut dengan kapur sirih, sesungguhnya jenis kapur
yang satu ini tidak berasal dari tanaman sirih. Kata “sirih” melekat sebab kapur tersebut
sering digunakan sebegai pelengkap daun sirih dan pinang dalam budaya mengunyah sirih.
Pada hakekatnya, sama seperti jenis kapur lainnya, kapur sirih juga berasal dari bebatuan
jenis gamping yang diperoleh dari gunung kapur. Meski demikian, jenis batu kapur sirih
tidak sama dengan kapur bahan bangunan. Kapur sirih merupakan jenis yang aman untuk
dikonsumsi. (https://m.facebook.com)
Orang dulu menggunakan kapur sirih untuk menyirih. Disamping itu ternyata kapur
sirih memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Seperti meluruskan rambut, perawatan gigi,
mengurangi bau, memutihkan, mengurangi kerutan, dan menyembuhkan sakit
tenggorokan. Selain bagi tubuh, kapur sirih dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami.
Seperti membasmi hama semut dan kutu putih. (https://hasanzainuddin.wordpress.com)
Selama ini orang-orang menggunakan pestisida sintetis untuk membasmi hama. Hal
ini memang efektif karena kutu putih akan mati. Tetapi pestisida sintetis memiliki
kelemahan yaitu termasuk insektisida buatan mengandung bahan kimia yang berbahaya.
Selain itu tingginya biaya pestisida, dan penggunaan pestisida yang kurang tepat dapat
mengakibatkan keracunan bagi manusia dan ekosistem di lingkungan menjadi tidak stabil.
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif pestisida yang masih rendah.
Seperti masih banyak orang yang menyemprotkan pestisida tanpa memakai pelindung,
bahkan, wadah bekas penggunaan pestisida sering dibuang sembarangan. Pemakaian
pestisida seringkali berlebihan hingga melampaui batas yang disarankan dengan alasan,
dosis yang rendah sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama. Oleh sebab itu, perlu
adanya solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi terbaik adalah dengan
membuat alternatif lain pembasmi kutu putih menggunakan bahan insektisida alami
misalnya dari bawang putih dan kapur sirih. Selain berbahan dasar alami, keunggulan
lainnya adalah tidak membahayakan kesehatan. Sehingga tidak akan ada efek samping
yang berbahaya bagi kesehatan kita.
Atas dasar tersebut, penulis mencoba untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang
menggunakan bahan-bahan alami untuk dijadikan pestisida. Pestisida ini diharapkan bisa
membasmi kutu putih mati bahkan sampai tidak ada lagi. Selain itu, bahan yang digunakan
banyak ditemukan disekitar kita dan ramah lingkungan. Karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pemanfaatan Batih Dan Kasir Sebagai Pestisida Baskutih” ini diharapkan bisa
dimanfaatkan sebagai alternatif pembasmi kutu putih oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari karya tulis ilimiah ini adalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan pemanfaatan Batih dan Kasir sebagai Pestiida Baskutih ?
b. Mengapa Batih dan Kasir dapat dimanfaatkan sebagai Pestisida Baskutih?
c. Bagaimana cara pembuatan Pestisida Baskutih dari Batih dan Kasir?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian dari pemanfaatan Batih dan Kasir sebagai Pestisida
Baskutih.
b. Untuk mengetahui alasan-alasan mengapa Batih dan Kasir dapat dimanfaatkan
sebagai Pestisida Baskutih.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat Pestisida Baskutih dari Batih dan Kasir.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Dapat menggali ilmu mengenai batih dan kasir sebagai pestisida pembasmi kutu putih.
b. Dapat menambah wawasan mengenai manfaat dan kandungan pada batih dan kasir
yang belum banyak diketahui oleh masyarakat.
c. Dapat memberikan informasi tentang cara pembuatan pestisida pembasmi kutu putih
dari batih dan kasir, sehingga para pembaca diharapkan mampu membuatnya sendiri.

BAB II
LANDASAN TEORI

Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah disusun rapi
serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini akan
menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. (www.academia.edu)
Berikut adalah landasan teori yang menjadi landasan berpijak bagi penulis untuk melakukan
penelitian ini adalah :
2.1 Pemanfaatan
Pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an.
Pengertian manfaat menurut KBBI adalah guna, faedah. Sedangkan kata pemanfaatan itu
sendiri menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Menurut Prof. Dr.
J.S. Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengatakan bahwa : pemanfaatan
adalah hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. (www.definisi-
pengertian.com)
Definisi lain dari manfaat dikeluarkan oleh, Dennis Mc Quail dan Sven Windahl,
yakni, manfaat merupakan harapan sama artinya dengan explore (penghadapan semata-
mata menunjukan suatu kegiatan menerima). Selain itu, Dennis juga mengatakan ada dua
hal yang mendorong munculnya suatu pemanfaatan, yaitu : 1). Adanya oposisi terhadap
pandangan deterministis tentang efek media massa. 2). Adanya keinginan untuk lepas dari
debat yang berkepanjangan tentang selera media massa. (www.definisi-pengertian.com)
2.2 Batih
Batih merupakan akronim atau kependekan dari kata bawang putih. Bawang itu
sendiri menurut KBBI adalah tanaman umbi lapis yang dapat digunakan sebagai bumbu
penyedap makanan. Sedangkan menurut wikipedia, bawang merupakan istilah umum bagi
sekelompok tumbuhan penting bagi manusia yang termasuk dalam genus Allium. Umbi,
daun atau bunga bawang dimanfaatkan sebagai sayuran atau sebagai rempah-rempah,
tergantung bagaimana kita memandangnya (https://id.m.wikipedia)
Dan, Putih itu sendiri menurut KBBI adalah mengandung atau memperlihatkan
warna yang serupa warna kapas. Sedangkan menurut wikipedia, putih merupakan
representasi kehadiran seluruh warna dasar dalam keadaan maksimum dengan proporsi
sama besar. (https://id.m.wikipedia)
Sedangkan, Bawang Putih itu sendiri menurut wikipedia merupakan nama tanaman
dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan (https://id.m.wikipedia).
Sedangkan menurut KBBI bawang putih adalah terna tegak,tinggi 30-60 cm, umbinya
terdiri atas batang dengan umbi-umbian kecil atau siung yang dibungkus oleh sisik-sisik
kering, digunakan sebagai campuran bumbu masak dan penyedap berbagai masakan. Jadi,
dapat disimpulkan bawang putih adalah tanaman umbi lapis berwarna putih, baunya sangat
tajam, rasanya pedas, dan digunakan sebagai campuran bumbu masakan.
Klasifikasi tanaman bawang putih :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium Sativum
2.3 Kasir
Kasir merupakan akronim dari kata kapur sirih. Pengertian kapur itu sendiri menurut
KBBI adalah bahan serbuk yang putih warnanya, diperoleh dari batu putih (sisa-sisa
organisme laut) yang dibakar, digunakan sebagai campuran makan sirih, pemutih dinding,
bahan obat-obatan, dan sebagainya. Sedangkan menurut wikipedia, kapur adalah sebua
benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen, membentuk bebatuan yang terdiri dari
mineral kalsium. (https://id.m.wikipedia)
Dan pengertian sirih itu sendiri menurut KBBI adalah tumbuhan yang merambat di
pohon lain, daunnya berasa agak pedas, biasa dikunyah bersama dengan pinang, kapur,
gambir sebagai makanan yang mencandu, penguat gigi, dan sebagainya. Sedangkan
menurut wikipedia sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau
bersandar pada batang pohon lain. (https://id.m.wikipedia) Tetapi meski disebut dengan
kapur sirih, sesungguhnya jenis kapur yang satu ini tidak berasal dari tanaman sirih,
melainkan kapur yang halus dan lembut untuk ramuan makan sirih.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kapur sirih itu merupakan bahan serbuk yang putih
warnanya, diperoleh dari batu putih (sisa-sisa organisme laut) yang dibakar yang hanya
digunakan untuk hal-hal tertentu karena sifatnya yang abnormal dan bersangkutan dengan
alam.
2.4 Pestisida
Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa
inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud hama bagi
petani sangat luas yaitu tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan
oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus,
burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Menurut peraturan Pemerintah No. 7
tahun 1973 (yang dikutip oleh Djojosumarto, 2008, hlm. 2) pestisida adalah semua zat
kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : a).
Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman
atau hasil-hasil pertanian. b). Memberantas rerumputan. c). Mematikan daun dan mencegah
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. d).
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.
e). Memberantas dan mencegah hama-hama air. f). Memberikan atau mencegah binatang-
binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
g). Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah
dan air. (https://titinsidqhya.wordpress.com)
2.5 Baskutih
Baskutih merupkan akronim dari Pembasmi Kutu Putih. Pembasmi itu sendiri berasal
dari kata dasar basmi. Pembasmi adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki
ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Pembasmi memiliki arti dalam
kelas nomina atau kata benda sehingga pembasmi dapat menyatakan nama dari seseorang,
tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Sementara itu, kutu putih berasal dari kata kutu dan putih. Kutu sendiri menurut
KBBI adalah serangga parasit tidak bersayap yang mengisap darah binatang atau manusia.
Sedangkan menurut wikipedia kutu merupakan serangga yang tidak bersayap dan
berukuran kecil. (https://id.m.wikipedia)
Putih itu sendiri menurut KBBI adalah mengandung atau memperlihatkan warna
yang serupa warna kapas. Sedangkan menurut wikipedia, putih merupakan representasi
kehadiran seluruh warna dasar dalam keadaan maksimum dengan proporsi sama besar.
(https://id.m.wikipedia)
Jadi dapat disimpulkan kutu putih adalah salah satu dari beberapa spesies kutu kebul
yang merupakan hama pertanian penting saat ini. Sebuah tinjauan pada tahun 2011
menyimpulkan bahwa kutu putih sebenarnya adalah kompleks spesies yang mengandung
setidaknya 24 spesies morfologis yang tidak dapat dibedakan.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini meliputi :

3.1 Metode Penelitian

a. Percobaan / Eksperimen
Penulis melakukan percobaan atau eksperimen ini di rumah. Dalam melakukan
penelitian ini, penulis melakukan sebuah percobaan yaitu membuat pestisida pembasmi
kutu putih yang berbahan dasar bawang putih dan kapur sirih.
b. Studi Pustaka
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode studi pustaka
untuk mencari sumber-sumber yang relevan sebagai referensi dalam mendukung data
yang sudah ada. Sumber-sumber tersebut berasal dari internet dan buku. Studi pustaka
dilakukan di perpustakaan “Widya Utama” SMA N 1 Jakenan.
c. Observasi / Pengamatan
Penulis mengamati secara langsung proses pembuatan pestisida pembasmi kutu putih
yang berbahan dasar bawang putih dan kapur sirih.
d. Wawancara
Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru pembimbing.
Wawancara dilakukan dengan Ibu Tika Diandani, S.Pd. selaku guru mata pelajaran
Biologi di SMA N 1 Jakenan guna mengetahui informasi-informasi atau data-data
mengenai kandungan-kandungan yang ada pada bawang putih dan kapur sirih.
e. Dokumentasi
Metode yang terakhir adalah dokumentasi. Dokumentasi ini dilakukan untuk
mendokumentasikan hasil penelitian dengan cara memfoto hasil observasi maupun
wawancara yang telah dilakukan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu yang dilakukan penulis untuk melakukan proses penelitian ini adalah
sebagai berikut.

a. Tempat penelitian : di
b. Tanggal penelitian : 11-25 Maret 2019
c. Waktu penelitian : pukul 08.00-selesai.

3.3 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir yang digunakan penulis meliputi :
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Pemanfaatan Batih dan Kasir sebagai Pestisida Baskutih


Batih merupakan akronim dari kata bawang putih. Bawang itu sendiri menurut
KBBI adalah tanaman umbi lapis yang dapat digunakan sebagai bumbu penyedap
makanan. Sementara pengertian putih menurut KBBI adalah mengandung atau
memperlihatkan warna yang serupa warna kapas. Jadi, bawang putih adalah tanaman umbi
lapis berwarna putih, baunya sangat tajam, rasanya pedas, dan digunakan sebagai
campuran bumbu masakan.

4.2 Alasan-Alasan mengapa Dasi dapat dimanfaatkan sebagai Purami.

4.3 Mengetahui bagaimana cara-cara pembuatan Purami dari Dasi

Adapun alat dan bahan yang harus dipersiapkan dalam proses pembuatan Purami adalah
sebagai berikut.

1. Bawang putih 15 siung


2. Kapur sirih (dalam bentuk bubuk 2 sedok makan)
3. Baskom
4. Botol
5. Sendok
6. Air secukupnya
7. Cobek
8. Saringan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK
Halisyah, Adinda Nur. 2019. Pemanfaatan Batih Dan Kasir Sebagai Pestiida Baskutih.. Karya
Tulis Ilmiah. SMA Negeri 1 Jakenan, Pembimbing : Muidatus Sa’adah, S.Pd.

Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis yang dinilai praktis oleh banyak orang,
ternyata dapat membawa dampak negatif bagi benda-benda disekitarnya. Pemakaian pestisida
seringkali berlebihan hingga melampaui batas yang disarankan dengan alasan, dosis yang
rendah sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama. Selain itu, benda-benda di sekitar kita
masih belum dimaksimalkan pemanfaatannya sebagai obat yang ramah lingkungan dan praktis.

Bawang putih (Allium Sativum) merupakan tanaman yang telah lama dikenal dan
mengandung banyak senyawa kimia yang bermanfaat bagi manusia. Dalam bidang kesehatan
manfaat bawang putih telah banyak diteliti seperti sebagai pencegahan dan pengobatan
penyakit. Bawang putih juga memiliki manfaat sebagai antifungi, antiparasit dan antibakteri.
Selain itu bawang putih mengandung senyawa yang berpotensi sebagai pestisida nabati,
misalnya Allicin, Allicin dibentuk ketika sebutir bawang mentah dipotong, dihancurkan dan
dikunyah yang bersifat antibiotik. Pada saat itu enzim allinase dilepaskan dan mengkatalise
pembentukan asam sulfenik dari cysteine sulfoxide. Asam sulfenik ini secara spontan saling
bereaksi dan membentuk senyawa yang tidak stabil yaitu thiosulfinate yang dikenal sebagai
allicin. Allicin dan turunannya dapat berfungsi sebagai larvasida. Pestisida nabati yang dibuat
dari ekstrak bawang putih tidak hanya dapat mengurangi populasi hama juga dapat mencegah
atau mengurangi penyakit yang dapat ditimbulkan oleh hama atau serangga lain, serta dapat
mengurangi efek dari penggunaan pestisida kimia.

Kata kunci: Bawang putih dan kapur sirih sebagai pestisida


pembasmi kutu putih

Anda mungkin juga menyukai