Pendahuluan
Perencanaan dalam upaya akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya
bertujuan mengorganisasikan tenaga, tatanan yang telah dimiliki, waktu dan sumber daya
lain serta memilih metoda yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik. Salah satu upaya
ini antara lain adalah perluasan jangkauan pelayanan kebidanan dasar dan pelayanan ibu
hamil berisiko tinggi obstetri.
Jangkauan pelayanan kebidanan dasar berupa kegiatan pelayanan antenatal dan pertolongan
persalinan normal oleh tenaga kesehatan/bidan yang memiliki ketrampilan untuk
melakukan pertolongan persalinan melalui pendekatan pelayanan aktif yang intensif dengan
cara mendekatkan pelayanan sedekat mungkin kepada ibu hamil/bersalin.
Jangkauan pelayanan ibu hamil berisiko tinggi obstetri berupa upaya untuk melakukan
rujukan agar ibu dapat melakukan persalinan di rumah sakit Dati II yang memiliki
kemampuan untuk melakukan pertolongan persalinan dengan risiko.
Pada pendekatan pelayanan ibu bersalin yang baik terutama untuk mencegah terjadinya
komplikasi kehamilan ataupun persalinan, upaya pencegahan (preventif) merupakan upaya
terbaik dibandingkan dengan upaya kuratif. Sehingga pada paket dasar ini upaya preventif
dilakukan dengan melakukan antenatal skrining, penanganan kala I, kala II serta manajemen
aktif kala III, pengawasan kala IV dan penanganan Bayi Baru Lahir yang baik dan benar,
merupakan suatu hal yang penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu bersalin.
Perdarahan pada kehamilan dan persalinan menjadi penyebab utama kematian ibu di dunia
yang merupakan bagian dari 500,000 kematian ibu setiap tahun dan 99% dari kematian ini
terutama terjadi di negara berkembang. Oleh karena itu perdarahan pada kehamilan dan
pasca persalinan menjadi komplikasi paling penting yang perlu mendapatkan perhatian dan
dilakukan upaya pencegahan secara khusus. Dengan demikian upaya untuk menurunkan
angka kematian ibu juga tidak dapat dipisahkan dari deteksi dini perdarahan dalam
kehamilan dan Manajemen Aktif Kala III yang dilakukan menurunkan risiko perdarahan
pasca persalinan.
Persalinan patologis dengan berbagai komplikasinya sering juga diawali dari persalinan yang
diperkirakan akan berjalan secara normal. Oleh karena itu sikap untuk tetap mewaspadai
persalinan normal dengan memperhatikan setiap penyimpangan yang mungkin terjadi
selama persalinan, merupakan salah satu upaya untuk menghindari timbulnya komplikasi
PERDARAHAN
< 20 > 20
MINGGU MINGGU < 24 JAM > 24 JAM
persalinan.
Severe bleeding is the single most important cause of maternal death worldwide. More
than half of all maternal deaths occur within 24 hours of delivery, mostly from
excessive bleeding. Every pregnant woman may face life- threatening blood loss at the
time of delivery; women with anaemia are particularly vulnerable since they may not
2. Pemberian uterotonika
Uterotonika diberikan untuk menghasilkan kontraksi yang adekuat. Ada dua jenis
uterotonika yang dapat dipakai yaitu Oksitosin dan Ergometrin. Uterotonika yang dianjurkan
adalah Oksitosin 10 IU secara intramuskuler.
OKSITOSIN ERGOMETRIN
Hormon dengan target organ miometrium, Hormon ini menghasilkan kontraksi yang
bekerja secara spesifik dan efektif dalam sifatnya tetanik atau spastik. Dapat
menimbulkan kontraksi uterus. Pemberian diberikan secara oral, intramuskuler (im)
secara intramuskuler memerlukan waktu 2-3 atau intravena (iv). Pemberian intravena
menit untuk menghasilkan kontraksi uterus memberikan reaksi dalam 45 detik,
yang cukup baik. sedangkan pemberian intra-muskuler
menimbulkan efek memadai setelah 6-7
menit. Masa kerja ergometrin 2 - 4 jam
Keuntungan Keuntungan
Bekerja secara cepat dan menghasilkan Sediaannya cukup banyak dan dapat
kontraksi yang adekuat diberikan melalui berbagai cara
Efek sampingnya minimal karena bekerja (tergantung indikasi penggunaan)
secara spesifik Harga relatif murah, masa kerja cukup
lama
Kerugian Kerugian
Harus dikombinasikan dengan Ergometrin Efek samping merugikan, mis.
agar segera menghasilkan kontraksi uterus peningkatan tekanan darah (penggunaan
yang kuat dan dapat bertahan lama pada kasus hipertensi/kelainan jantung
(Oksitosin cepat dimetabolisme oleh hati, harus berhati-hati), pusing atau sefalgia,
waktu paruhnya 2 menit) mual/muntah dan dapat menurunkan
Harganya lebih mahal dari Ergometrin produksi ASI.
Lama kerja oksitosin eksogen, tergantung Dapat menimbulkan lingkaran konstriksi
dari reaksi hipofise untuk menghasilkan atau jepitan pada OUI meningkatkan
PENGELOLAAN PASCA-TINDAKAN
• Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut jantung, pernapasan) setiap 30 menit
selama 6 jam berikutnya atau sampai pasien stabil.
• Palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi dengan baik
• Periksa lokhia
• Teruskan infus cairan IV
Apabila tindakan yang dilakukan pada kasus perdarahan postpartum tidak berhasil untuk
menimbulkan kontraksi uterus yang adekuat sehingga menghentikan perdarahan yang
terjadi, maka rujukan akan menjadi alternatif terakhir.
Dalam melakukan rujukan perlu dipertimbangkan beberapa prinsip rujukan
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal:
o Komunikasi awal harus sudah dilakukan sebelum dan selama proses rujukan
dilaksanakan.
o Rujukan harus dilakukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas dan
kemampuan untuk melakukan tindakan yang lebih baik bagi kondisi pasien.
o Rujukan hanya dilakukan setelah upaya stabilisasi pasien sesuai dengan prosedur baku
nasional (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal) dan upaya
stabilisasi ini harus tetap dilakukan selama proses rujukan berlangsung.
Kepustakaan
1. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi POGI, Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal, Jakarta 2009
2. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi POGI, Pelatihan Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Emergensi Dasar, Jakarta 2009
3. Yayasan Bina Pustaka, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta 2008
4. Yayasan Bina Pustaka, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta 2008
5. WHO, UNFPA, UNICEF, World Bank. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth.
WHO/RHR/00.7, 2000.
6. Elbourne DR, Prendiville WJ, Carroli G, Wood J, McDonald S. Prophylactic use of oxytocin in the
third stage of labour. In: The Cochran Library, Issue 3, 2003. Oxford. Update Software.
7. Prendiville WJ, Elbourne D, McDonald S. Active vs. expectant management in the third stage of
labour. In: The Cochrane Library, Issue 3, 2003. Oxford: Update Software.
8. Joy SD, Sanchez -Ramos L, Kaunitz AM. Misoprostol use during the third stage of labor. Int J
Gynecol Obstet 2003;82:143-152.