TINJAUAN PUSTAKA
II-1
II-2
Busa
Pada beberapa bahan yang kental seperti susu skim, selama proses
penguapan akan menimbulkan busa, yang akan menyebabkan sebagian
cairan terbawa dalam aliran uap.
Tekanan dan suhu
Titik didih larutan berhubungan dengan tekanan pada sistem. Semakin
besar tekanan operasi pada evaporator menyebabkan titik didih larutan
semakin tinggi.
Pembentukan endapan dan bahan konstruksi
Beberapa larutan membentuk endapan yang disebabkan karena
dekomposisi produk atau kelarutannya menurun, sehingga menyebabkan
penurunan koefisien perpindahan panas. Bahan konstruksi untuk
evaporator perlu diperhatikan unutuk meminimalkan korosi. Maka dari itu
harus sering dibersihkan.
perpindahan panas yang lebih tinggi dan waktu tinggal produk lebih
cepat.
Falling film Evaporator
Pada umumnya tidak terlalu memiliki perbedaan suhu yang terlalu
besar, biasanya digunakan untuk pemisahan komponen yang sensitif
terhadap panas, membutuhkan pressure drop yang rendah diperlukan
perbedaan suhu sebagai driving force yang rendah juga. Dimana
sistemnya cairan masuk pada bagian atas tube dan mengalir ke
bawah pada dindingnya sebagai film yang tipis. Pemisahan larutan
dan uap umumnya terjadi di bagian bawah, sehingga ini adalah
alasan falling film evaporator ini digunakan secara luas untuk
mengentalkan material yang sensitif.
Forced Circulation Evaporator
Dikembangkan untuk memproses cairan dimana cairan tersebut
mudah terjadi kerak atau mengkristal. Cairan disirkulasi dengan laju
yang cepat pada heat.
c. Plate Type Evaporator
Plate Evaporator dikembangkan sebagai alternatif dari sistem turbular.
Pada plate evaporator diperoleh permukaan perpindahan panas yang lebar
sehingga bisa di peroleh kapasitas yang tinggi, serta diperoleh waktu
tinggal yang rendah.
Pada distributor ini umpan masuk pada bagian (a) dan mengalir secara
overflow ke bagian (b) dan kemudian overflow dari bagian ini akan
membasahi dinding tube dengan membentuk film (Gambar. 2.3)
umpan
Weir
(b)
(a 30 mm 42 mm
2. Plugflow Distributor
Pada distributor jenis plugflow, aliran mengalir melalui lubang-lubang
kecil dan membentuk film di sepanjang tube.(Gambar. 2.4)
plugflow distributor
3,17 mm
2 baris
15,87 mm
9 lubang
15,87 mm 1 mm
40
o
Fluida yang mengikuti hukum Newton untuk viskositas, yaitu pada aliran
konstan dan grafik hubungan antara shear stress dan shear rate linier.
Fluida non-Newtonian
Yaitu fluida yang sifat alirannya tidak dapat dideskripsikan dengan satu
nilai viskositas yang konstan. Pada grafik hubungan antara shear stress
dan shear rate tidak linier. Ada beberapa model untuk fluida non-
model power law. Bila n>1 maka fluida disebut dilatant dalam hal ini
viskositas fluida naik dengan kenaikan stress. Sedangkan n<1, fluida
disebut pseudoplastik, dalam hal ini viskositas turun dengan kenaikan
stress. Grafik fluida Newtonian dan non-Newtonian dapat dilihat pada
gambar 2.5 dibawah ini :
Bingham Plastic
Pseudoplastic Fluid
s,
es Dilatant Fluid
Str
r
ea
Sh
Newtonian Fluid
q = U A ∆T (1)
Dimana :
q : jumlah panas yang berpindah dalam evaporator (W atau btu/h)
U : koefisien perpindahan panas overall (W/m2 K atau btu/h.ft3.oF)
A : luas penampang perpindahan panas (m2 atau ft2)
ΔT : beda suhu antara steam jenuh dan cairan yang mendidih dalam
evaporator (K atau oC atau oF
Dari steam yang masuk dan kondensat yang keluar (isotermal), ini berarti
panas yang dipakai untuk penguapan hanya diambil dari panas laten(panas
pengembunan) dari steam tersebut yang berarti :
λ = Hs – hs (2)
disini suhu uap keluar dan suhu produk serta suhu liquid dalam evaporator adalah
sama, karean uap (V) dan liquid (L) berada dalam kesetimbangan. Neraca massa
untuk proses diatas (dianggap steady state) dapat dituiskan :
F= L+V (4)
F.xF = L xL (5)
Dengan menganggap tidak ada panas yang hilang karena radiasi dan konveksi,
maka persamaan (7) dapat ditulis :
Pada persamaan-persamaan diatas, panas laten steam (λ) pada suhu steam
jenuh Ts mudah di dapat dari tabel. Tetapi entalpi dari feed dan produk sulit dicari
karena memang sering datanya tidak tersedia. Untuk itu maka kadang-kadang
perlu dilakukan aproksimasi untuk dapat menyelesaikan perhitungan diatas
(Geankoplis, 1997).