Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan sangat menyukai makanan

jajanan (street food). Konsumsi street food diperkirakan akan terus meningkat,

mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan

sendiri. Keunggulan street food adalah murah dan mudah didapat, serta cita

rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang, termasuk anak-anak

Sekolah Dasar. Street food merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan

anak Sekolah Dasar (Winarno, 1997).

Menurut World Health Organization (WHO), street food didefinisikan sebagai

makanan dan minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang di kaki

lima dan di tempat-tempat keramaian umum yang langsung dimakan atau

dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Mudjajanto, 2007).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) nomor:

942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan

jajanan, makanan jajanan didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang

diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai

makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,

rumah makan/restoran, dan hotel (Aprilia, 2011).

1
2

Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, Street food haruslah aman dari berbagai

pencemaran bahan-bahan berbahaya, salah satunya adalah pencemaran dari

mikroba. Salah satu mikroba yang biasa mencemari air adalah bakteri Escherichia

coli (Supraptini, 2012).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492 /MENKES/PER/IV/ 2010

dalam air minum tidak boleh terdeteksi bakteri Escherichia coli. Demikian juga

menurut WHO, di dalam minuman tidak boleh terdeteksi bakteri E. coli setiap 100

ml-nya (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok pada

penjual makanan SD di 40 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Depok pada Mei 2012,

mendapatkan 60% jajanan minuman anak Sekolah Dasar tercemar bakteri air.

Demikian juga dari penelitian Pemerintah kota Jakarta Barat terhadap jajanan

sekolah di lingkungan SD dan sederajat di Jakarta Barat, mendapatkan dari 92

sampel jajanan, 46% di antaranya positif mengandung bakteri E. coli (BPOM,

2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anna Hasanahwati Ilham (2014)

terhadap es batu pada jajanan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kemiling

Bandar lampung tahun 2012, mendapatkan 27% diantaranya positif mengandung

bakteri E. coli.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tetrartik melakukan penelitian

dengan judul: Uji Bakteriologis Jajanan Minuman yang Beredar di Beberapa

SD di Bandar Lampung Dengan Metode MPN


3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana uji bakteriologis jajanan

minuman yang beredar di beberapa SD di Bandar Lampung dengan metode

MPN?”.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada uji bakteriologis jajanan minuman yang beredar di

beberapa SD di Bandar Lampung dengan metode MPN.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui uji bakteriologis jajanan minuman yang beredar di beberapa

SD di Bandar Lampung dengan metode MPN.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Mengembangkan ilmu yang diperoleh dari institusi dalam penerapannya di

masyarakat.

2. Menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang uji bakteriologi

(identifikasi Escherichia coli) pada jajanan minuman yang beredar di beberapa

SD di Bandar Lampung dengan metode MPN.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Dapat memperoleh informasi tentang tingkat cemaran coliform pada minuman

teh siap saji sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen

sebelum mengkonsumsi jajanan minuman yang beredar.


4

2. Memberikan evaluasi bagi para produsen untuk lebih meningkatkan

kebersihan. Selain itu juga sebagai sumbangan ilmu untuk penelitian lebih

lanjut di kemudian hari.

1.6 Hipotesa

Hasil penelitian Yani (2014) tentang Uji Bakteriologis Jajanan Minuman di

Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur disimpulkan bahwa jajanan

minuman yang beredar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur

terdekteksi keberadaan bakteri Escherichia coli. Berdasarkan hasil analisis yang

telah dilakukan terhadap kualitas jajanan minuman dijual oleh pedagang yang

berada di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Timur tidak layak untuk

dikonsumsi.

Hasil penelitian Puspitasari (2013) tentang Kualitas Jajanan Siswa di Sekolah

Dasar, dari hasil penelitian ini didapatkan informasi mengenai adanya cemaran

bakteri Escherichia coli pada keenam sampel makanan dan minuman yang di

ambil di sekolah dasar. Selain itu, pada keenam sampel terdapat cemaran bakteri

Coliform dan bakteri yang tumbuh pada media NA sebagai media umum..

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha: Terdapat cemaran bakteri coliform pada jajanan minuman yang beredar di

beberapa SD di Bandar Lampung dengan metode MPN.

Ho: Tidak terdapat cemaran bakteri coliform pada jajanan minuman yang

beredar di beberapa SD di Bandar Lampung dengan metode MPN.

Anda mungkin juga menyukai